Anda di halaman 1dari 5

Tinjauan Pustaka

Gantung diri (Hanging)


Abdul Karim Lubis, Guntur Bumi Nasution, Mistar Ritonga
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Abstrak
Mati tergantung sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan bunuh diri dengan cara ini sering dilakukan, karena
dapat dilakukan dimana dan kapan saja dengan seutas tali, kain, dasi atau bahan apa saja yang dapat melilit leher.
Kematiaan pada gantung diri umumnya disebabkan oleh asfiksia. Tanda- tanda asfiksia yang paling sering ditemukan pada
kasus gantung diri adalah sianosis, kongesti, oedem, bintik bintik perdarahan.
Kata kunci : gantung diri; asfiksia

Abstract
Dead by hanging is very common in the community. This form of suicide is often encountered since it can be done anywhere
or anytime and it requires only a piece of rope, a neck tie, or anything that can strangle the neck. Dead is hanging is often
caused by asphyxia The most common by encountered sign of asphyxia in the victims are cyanosis, congestion, oedema,
petechial haemoorrhage.
Keywords: hanging; asphyxia

PENDAHULUAN
Mati tergantung sangat akrab dalam kehidupan sehari- Klasifikasi
hari. Tindakan bunuh diri dengan cara ini sering dilakukan, Berdasarkan kekuatan konstriksi, hanging dapat dibagi 2
karena dapat dilakukan dimana dan kapan saja dengan yaitu:
seutas tali, kain, dasi atau bahan apa saja yang dapat melilit 1. Tergantung total (complete hanging), jika kedua kaki
leher. Demikian pula pada pembunuhan atau hukuman mati tidak menyentuh tanah dan sepenuhnya dipengaruhi
dengan cara penggantungan yang sudah digunakan sejak oleh berat badan korban.
zaman dahulu.1 2. Setengah tergantung (partial), jika kedua kaki menyentuh
Pada kasus hanging alat penjerat sifatnya pasif, tanah dan tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh berat badan
sedangkan berat badan sifatnya aktif sehingga terjadi korban, misalnya pada korban yang tergantung dengan posisi
konstriksi pada leher. berlutut partial hanging hampir selamanya karena bunuh
Keadaan tersebut berbeda dengan penjeratan, dimana diri.1,3,4,6
yang aktif (kekuatan yang menyebabkan konstriksi leher), Istilah ini digunakan jika berat badan tubuh tidak
adalah terletak pada alat penjeratnya. sepenuhnya menjadi kekuatan daya jerat tali, misalnya pada
Kematian karena penggantungan pada umumnya bunuh korban yang tergantung dengan posisi berlutut. Pada kasus
diri, pembunuhan dengan cara mengantung atau tersebut berat badan tubuh tidak seluruhnya menjadi gaya
menggantung mayat untuk membuat keadaan seakan- akan berat sehingga disebut penggantungan parsial.
korban gantung diri jarang dijumpai. Kematian dengan
penggantungan dapat dijumpai pada kasus hukum gantung. 2 Gejala :
Pada kebanyakan kasus korban yang meninggal. Gejalanya
DEFINISI yang penting sehubungan dengan penggantungan adalah:
Hanging adalah suatu keadaan dimana terjadi konstriksi 1. Kehilangan tenaga dan perasaan subyektif.
dari leher oleh alat penjerat yang ditimbulkan oleh berat 2. Perasaan melihat kilatan cahaya.
badan seluruh atau sebagian oleh pengaruh gaya tarik berat 3. Kehilangan kesadaran,bisa disertai dengan kejang- kejang.
badan sendiri.1-9 4. Keadaan tersebut disertai dengan terhentinya
fungsi jantung dan pernafasan. 4 , 7 Berdasarkan
Gaya berat minimal alat yang dapat menyebabkan titik gantung, hanging dapat dibagi 2 yaitu :
pembendungan leher 1. Tipikal (typical hanging) titik gantung berada tepat di atas
a. Vena jugularis 2 kg. pertengahan tulang oksipital. Dalam hal ini terjadi pene-kanan
b. Arteri carotis 2.5-10 kg. arteri dan saluran nafas secara maksimum di daerah leher.
c. Trakhea 15 kg. 2. Atipikal, titik gantung berada di semua tempat selain dari
d. Arteri Vertebral 8.2-30 kg.3,5,6,9 pada pertengahan tulang oksipital. Contohnya saat peng-

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 104


Abdul Karim Lubis, dkk

gantungan korban terjatuh dari ana tangga yang sedang comunis dileher dan ini akan menimbulkan anemia
dinaikinya.1,3,4,6,11,12 pada otak dan tekanan pada nervus laringeus
hingga akan menimbulkan shock.1-7
Simpul.
Ada 2 jenis simpul yaitu: 2. Kongesti vena (pembendungan vena)
1. Simpul hidup (running noose). Akibat lilitan tali pengikat pada leher terjadi penekanan
2. Simpul mati (satu atau lebih). vena jugularis secara complete sehingga timbul
pembendungan darah vena di otak sampai menimbulkan
Pemeriksaan jenis dan panjang bahan yang dipakai, serta perdarahan di otak.1,7
jenis simpul dapat membantu menentukan cara kematian. 3. Iskemik cerebral, karena sumbatan pada arteri carotis dan
Pada waktu membebas lilitan dari leher korban, tidak arteri vertebralis. Tertekannya arteri karotis di leher akan
boleh membuka simpul, tetapi lilitan dipotong diluar simpul, menyebabkan terhentinya aliran darah ke otak.1,3,4,6,7
karena bentuk simpul bisa membantu penentuan kematian 4. Syok vagal, karena tekanan pada sinus carotis menyebab-
secara medikolegal.1,12 kan jantung berhenti berdenyut.Terjadi akibat penekanan
pada nervus vagus dan sinus karotis yang menyebabkan
Alat yang biasa digunakan vaso vagal inhibisi sehingga terjadi cardiac arrest.1-7
Banyak variasi dari jenis penjeratan tergantung pada jenis 5. Fraktur atau dislokasi tulang vertebra servikalis II-III. Ini
tali yang digunakan seperti: wayar, tali gitar, tali celana piyama, didapati pada hukuman gantung (judicial hanging),
tali pinggang, kalung, selendang, dasi, stoking, dan sejumlah hentakan yang tiba-tiba pada ketinggian 1-2 meter oleh BB
alat- alat lain bisa digunakan tergantung kemampuannya. (berat badan) korban dapat menyebabkan fraktur dan
Pada orang tahanan berbagai jenis alat- alat yang bisa dislokasi vertebra servikalis bagian atas yang menekan
digunakan untuk membunuh diri sendiri seperti: tali sepatu, atau merobek spinal cord hingga menyebabkan kematian
sprai sering digunakan di sel tahanan.4,5,12 tiba- tiba.1,2

Penanganan korban yang digantung selagi hidup Periode fatal


1. Korban diturunkan. Pada judicial hanging kematian berlangsung sangat cepat
2. Ikatan pada leher dipotong dan jeratan dilonggarkan karena fraktur di vertebra servikalis yang mengakibatkan
3. Berikan bantuan pernafasan untuk waktu yang cukup lama. perdarahan di medulla oblongata. Sering didapati jantung
4. Lidah ditarik keluar, lubang hidung dibersihkan jika masih berdenyut untuk beberapa saat kemudian.
banyak mengandung sekresi cairan. Bila kematian karena penutupan arteri juga berlangsung
5. Berikan oksigen, lebih baik lagi kalau disertai CO2 5%. cepat karena iskemik otak, sedangkan kematian berlangsung
6. Jika korban mengalami kegagalan jantung kongestif, lebih lambat pada penyumbatan vena. Bila yang tersumbat
pertolongan melalui vena seksi mungkin akan adalah saluran pernafasan, maka kematian bnisa berlangsung
membantu untuk mengatasi kegagalanjantung tersebut di bawah 5 menit.1,6,7
7. Berikan obat- obat yang perlu (misalnya coramine)
Gejala sisa: Hemilplegia, amnesia, demensia,bronkitis.7 Tanda post mortem
Tanda post mortem sangat berhubungan dengan
Mekanisme kematian penyebab kematian atau tekanan di leher. Kalau kematian
Walaupun sebab kematian mati gantung adalah karena terutama akibat sumbatan pada saluran pernafasan maka
asfiksia, tetapi sering disertai sebab yang lain yaitu tekanan dijumpai tanda- tanda asfiksia, respiratory distress,sianosis
pada pembuluh darah (arteri carotis maupun vena dileher dan fase akhir konvulsi lebih menonjol.
dan refleks inhibisi vagal. Yang paling sering adalah Bila kematian karena tekanan pembuluh darah vena, maka
campuran asfiksia dengan sumbatan pada pembuluh darah. sering didapati tanda- tanda perbendungan dan perdarahan
Dengan demikian sebab kematian bisa terjadi karena: 1. (petechie) di konjuntiva bulbi, okuli dan di otak bahkan sampai
Asfiksia karena tersumbatnya saluran pernafasan. ke kulit muka. Bila tekanan lebih besar sehingga dapat menutup
Mekanisme terjadinya asfiksia: arteri, maka tanda- tanda kekurangan darah di otak lebih
menonjol (iskemi otak), yang menyebabkan gangguan pada
a. Bila pengikatan tali di atas kartilago tiroid maka basis sentra respirasi, dan berakibat gagal nafas.
lidah akan ditolak ke atas dan ke belekang terhadap Tekanan pada sinus karotis menyebabkan jantung tiba-
posterior faring, hingga saluran nafas tertutup dan tiba berhenti dengan tanda- tanda post mortem yang
akhirnya terjadi asfiksia. minimal. Tanda- tanda di atas jarang berdiri sendiri, tetapi
b. Bila pengikatan di bawah kartilago tiroid maka secara umumnya akan didapati tanda-tanda gabungan.1-12
langsung akan menekan laring dan menimbulkan
tanda- tanda asfiksia lebih jelas. Pemeriksaan jenazah
c. Konstriksi umum dari jaringan akan menimbulkan Pemeriksaan luar
penutupan complete atau partial dari arteri carotis

105 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 45 • No. 2 • Agustus 2012


Gantung diri (Hanging)

1. Tanda penjeratan pada leher. Hal ini sangat penting diper- 3. Jika korban lama tergantung, ukuran leher menjadi
hatikan oleh dokter, dan keadaannya bergantung kepada semakin panjang.
beberapa kondisi: 4. Tanda- tanda asfiksia.
Muka pucat atau bisa bengkak, mata menonjol keluar,
a. Tanda penjeratannya jelas dan dalam jika bahan perdarahan berupa ptekia tampak pada wajah dan
penggantung yangdigunakan kecil dan keras subkonjuntiva (Tardeou's spot pada conjuntiva bulbi dan
dibandingkan jika menggunakan bahan yang lembut palpebra).1-12
dan lebar seperti selendang, maka bekas jeratan 5. Lidah. Jika posisi tali di bawah cartilago thyroidea maka
tidak begitu jelas.1-7 lidah akan terlihat menjulur ke luar dan berwarna lebih
Letak ikatan pada leher penting untuk membedakan gelap akibat proses pengeringan.9
hanging dan strangulasi. 6. Air liur mengalir dari sudut bibir di bagian yang berlawanan
dengan tempat simpul tali. Keadaan ini merupakan tanda
Pada hanging : pasti penggantungan ante-mortem.1-3,6-12
i. 85% di atas cartilago thyroidea. 7. Lebam mayat
ii. 15% setinggi cartilago thyroidea. Bila korban lama diturunkan dari gantungan, lebam mayat
iii. 5% di bawah cartilago thyroidea.3 didapati dikaki dan tangan bagian bawah terutama di
ujungujung jari tangan dan kaki. Bila segera diturunkan
b. Bekas jeratan (ligature mark) berparit, bentuk oblik lebam mayat bisa didapati di bagian depan atau belakang
(miring) seperti ”V” terbalik pada bagaian depan tubuh sesuai dengan letak tubuh sesudah diturunkan.1,2,9,12
leher, dimulai pada leher bagian atas diantara 8. Posisi tangan biasanya dalam keadaan tergenggam.7
kartilago tiroid dengan dagu, lalu berjalan miring 9. Urin dan feses bisa keluar.1-3,6-12
sejajar dengan garis rahang bawah menuju belakang 10. Kadang penis tampak ereksi akibat terkumpulnya
telinga. Tanda ini semakin tidak jelas pada bagian darah.1,2,6,7,9
belakang. Kadangkadang disertai luka lecet dan
vesikel kecil di pinggir jeratan.1,3,6,7 Pemeriksaan dalam
c. Tanda penjeratan tersebut berwarna coklat gelap dan 1. Jaringan yang berada di bawah jeratan berwarna putih,
kulit tampak kering, keras dan berkilat. Pada perabaan, berkilat dan perabaan seperti perkamen karena
kulit terasa seperti perabaan kertas perkamen, disebut kekurangan darah, terutama jika mayat tergantung
tanda parchmentasi. Bila jeratan tali keras, mula- mula cukup lama. Pada jaringan di bawahnya mungkin tidak
akan menimbulkan warna pucat kemudian berubah terdapat cedera lainnya.
menjadi coklat seperti warna kertas perkamen. Pada 2. Platisma atau otot lain di sekitarnya mungkin memar
pinggir ikatan dijumpai daerah hiperemis dan ekimosis. atau ruptur pada beberapa keadaan. Kerusakan otot ini
Ini menunjukkan bahwa pengikatan terjadi sewaktu lebh banyak tejadi pada kasus penggantungan yang
korban masih hidup. Bila pengikatan degan bahan disertai dengan tindak kekerasan.1,3,6,7
yang lembut seperti selendang maka terlihat bekasnya 3. Lapisan dalam dan bagian tengah pembuluh darah
lebar dan tidak ada lekukan ikatan, biasanya miring mengalami laserasi ataupun ruptur. Resapan darah hanya
dan kontinu. Bila lama tergantung, di bagian atas terjadi di dalam dinding pembuluh darah. Pada arteri karotis
jeratan warna kulit lebih gelap karena adanya lebam komunis dijumpai garis berwarna merah (red line) pada
mayat 1-7 tunica intima.1,6
d. Pada tempat dimana terdapat simpul tali yaitu pada 4. Fraktur tulang hyoid sering terjadi. Fraktur ini biasanya
kulit di bagian bawah telinga, tampak daerah terdapat pada penggantungan yang korbannya dijatuhkan
segitiga pada kulit di bawah telinga, yaitu di bagian dengan tali pengantung yang panjang dimana tulang hyoid
yang tidak ada bekas jeratan. Kadang- kadang mengalami benturan dengan tulang vertebra. Adanya efusi
didapati juga bekas tekanan simpul di kulit. 1- 12 darah disekitar fraktur menunjukkan bahwa penggantu-
e. Pinggirannya berbatas tegas dan tidak terdapat ngannya ante- mortem.1,9
tandatanda abrasi di sekitarnya.9 5. Fraktur kartilago tiroid jarang terjadi.6,7
f. Jumlah tanda penjeratan 6. Fraktur 2 buah tulang vertebra servikalis bagian atas. Frak-
Pada keadaan lain bisa didapati leher dililiti beberapa tur ini sering terjadi pada korban hukuman gantung.1-11
kali secara horizontal baru kemudian digantung, dalam 7. Paru- paru mengalami oedem dan kongesti dan dijumpai
keadaan ini didapati beberapa bekas jeratan yang tanda Tardeou's spot dipermukaan paru, jantung dan otak.
lengkap, tetapi pada satu bagian tetap ada bagian
8. Pada jantung bilik kanan penuh dengan darah dan bilik
yang menunjukkan titik simpul. kiri kosong.1,3,4,6-12

2. Kedalaman dari bekas penjeratan juga menunjukkan


lamanya tubuh tergantung, berat badan korban (komplit
atau inkomplit) dan ketatnya jeratan.1-7

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 106


Abdul Karim Lubis, dkk

Perbedaan Aspek medikolegal


Tabel 1. Perbedaan mati gantung dan jeratan 1. Suicide
2. Homicide
Observasi Mati gantung Penjeratan 3. Accidental
Motif Tanda asfiksia Bunuh diri Kurang jelas Pembunuhan Jelas
Suicide hanging
Tanda jeratan di- Miring, tidak kontinu Horizontal
dan kontinu
Biasanya perbuatan bunuh diri dilakukan sama banyaknya
leher
oleh kedua jenis kelamin dan sepertinya tidak tergantung
Letak jeratan Antara dagu dan laring Dibawah tiroid umur, artinya dilakukan dari remaja sampai orang tua.
Bekas tali Keras, kering, coklat tua Lunak dan Pemeriksaan di TKP penting untuk menjelaskan bila ada luka
seperti kulit disamak kemerahan di tubuh korban. Bila tergantung dekat dinding mungkin ada
Lecet setentang tali Jarang dijumpai Umumnya ada tonjolan yang dapat melukai korban menjelang kematian.
Tanda perlawanan Tidak ada Sering ada Keadaan di TKP (tempat kejadian perkara) dimana korban
ditemukan biasanya tenang, dalam ruang atau tempat yang
Fraktur laring dan Jarang Sering
tersembunyi atau pada tempat yang sudah tidak dipergunakan.
Trachea
Posisi korban yang tergantung lebih mendekati lantai,
Fraktur os hyoid Sering Jarang berbeda dengan pembunuhan dimana jarak antara kaki
Dislokasi vertebra Ada pada judicial hanging Jarang dengan lantai cukup lebar. Pakaian korban rapi, sering
Perdarahan Sangat jarang Ada, bersama
didapatkan surat peninggalan pada saku, yang isinya adalah
pada saluran pernafasan buih dari mulut alasan mengapa ia melakukan tindakan nekat tersebut. Pada
dan hidung leher tidak jarang tidak jarang diberi alas sapu tangan atau kain
Air ludah Mengalir dari
salah satu sudut mulut Tidak ada sebelum alat penjerat dikalungkan ke lehernya. Jumlah lilitan
dapat hanya satu kali, semakin banyak lilitan dugaan bunuh diri
Jarang Sering
semakin besar. Simpul alat penjerat biasanya simpul simpul
Tardieu's spot Pucat Sianosis dan kongesti
hidup, letak alat penjerat terhadap leher berjalan serong, ini
Muka dapat diketahui dengan pengukuran letak alat penjerat
terhadap dagu, telinga kanan dan kiri serta batas rambut
Tabel 2. Perbedaan penggantungan bagian belakang. Letak simpul dapat di belakang atas kiri,
ante mortem dengan penggantungan post mortem belakang atas kanan, depan atas kiri dan depan atas kanan
atau tepat di garis pertengahan bagian depan.1,3,6

No. Penggantungan ante-mortem Penggantungan post-mortem


1 Tanda-tanda penggantungan ante-mortem bervariasi, Tanda-tanda post-mortem menunjukkan kematian yang bukan disebabkan
tergantung dari cara kematian korban. penggantungan.
2 Tanda jejas jeratan: miring, berupa lingkaran terputus Tanda jejas jeratan: biasanya berbentuk lingkaran utuh (continuous), agak
(non- continuous) dan letaknya pada leer bagian atas. sirkuler dan letaknya pada bagian leher tidak begitu tinggi.
3 Simpul tali biasanya tunggal, terdapat pada sisi leher Simpul tali biasanya lebih dari satu, diikatkan dengan kuat dan diletakkan
pada bagian depan leher.
4 Ekimosis, tampak jelas pada salah satu sisi dari jejas Ekimosis pada salah satu sisi jejas penjeratan tidak ada atau tidak jelas.
penjeratan. Lebam mayat tampak di atas jejas jerat dan Lebam mayat terdapat pada bagian tubuh yang menggantung sesuai dengan
pada tungkai bawah. posisi mayat setelah meninggal.
5 Pada kulit ditempat jejas penjeratan teraba seperti Tanda parchmentisasi tidak ada atau tidak begitu jelas.
perabaan kertas perkamen, yaitu tanda parchmentisasi.
6 Sianosis pada wajah, bibir, telinga,dll sangat jelas terlihat Sianosis pada bagian bawah wajah, bibir, telinga, dll tergantung dari
terutama jika kematian karena asfiksia. penyebab kematian.
7 Wajah, membengkak dan mata mengalami kongesti dan Tanda- tanda pada wajah dan mata tidak terdapat, kecuali jika penyebab
agak menonjol, disertai dengan gambaran pembuluh darah kematian adalah pencekikan (strangulasi) atau sufokasi.
vena yang jelas pada bagian kening dan dahi.
8 Lidah bisa terjulur atau tida sama sekali. Lidah tidak terjulur kecuali pada kasus kematian akibat pencekikan.
9 Penis. Ereksi penis disertai dengan keluarnya cairan sperma Penis. Ereksi penis dan cairan sperma tidak ada. Pengeluaran faeses juga
sering terjadi pada korban pria. Demikian juga sering tidak ada.
ditemukannya keluar faeses.
10 Air liur, ditemukan menetes dari sudut mulut, dengan arah Air liur, tidak ditemukan yang menetes pada kasus selain kasus
yang vertikal menuju dada. Hal ini merupakan pertanda pasti penggantungan.
penggantungan ante mortem

107 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 45 • No. 2 • Agustus 2012


Gantung diri (Hanging)

Homicidal hanging Pada ”auto-erotic hanging”, tidak jarang dijumpai


Pembunuhan dengan metode menggantung korbannya gambar dan benda- benda yang termasuk porno, kondom
relatif jarang dijumpai, cara ini baru dapat dilakukan bila dan korban umumnya pria yang tidak jarang memakai
korbannya anak- anak atau orang dewasa yang kondisinya pakaian wanita.1-6 KESIMPULAN
lemah, baik lemah atau menderita penyakit, di bawah 1. Gantung diri (hanging) adalah suatu keadaan dimana
pengaruh obat bius, alkohol atau korban sedang tidur. terjadi konstriksi dari leher oleh alat penjerat yang
Pembunuhan dengan cara penggantungan sulit untuk ditimbulkan oleh berat badan seluruh atau sebagian.
dilakukan oleh seorang pelaku. 2. Pada kasus hanging alat penjerat sifatnya pasif,
Selain tanda-tanda asfiksia dapat ditemukan luka- luka sedangkan berat badan sifatnya aktif sehingga terjadi
pada tubuh korban, situasi TKP yang tidak beraturan dan konstriksi pada leher.
adanya tanda- tanda perlawanan (kecuali korbannya anak 3. Jumlah lilitan dapat hanya satu kali, semakin banyak
kecil, kekerasan biasanya tidak ada). lilitan dugaan bunuh diri semakin besar.
Agar pembunuhan dapat berlangsung, tubuh pelaku harus 4. Makin jauh jarak antara kaki korban dengan lantai makin
lebih kuat dari korban. Alat penjeratan yang dipergunakan kuat dugaan pembunuhan; makin dekat jarak antara
biasanya sudah dipersiapkan oleh pelaku (dibawa dari rumah) simpul dengan tiang tumpuan untuk menggantung,
atau dapat pula benda yang ada disekitar korban. makin kuat dugaan bahwa kasus yang dihadapi adalah
Dalam melaksanakan niatnya sering kali leher korban kasus pembunuhan.
mendapat trauma sehingga tampak luka- luka di daerah
tersebut, dan tidak jarang tampak adanya luka lecet tekan DAFTAR PUSTAKA
berbentuk bulan sait yang berasal dari tangan pelaku; memar 1. Amir A. Rangkaian ilmu kedokteran forensik. 2nd ed.
hebat dapat ditemukan pada jaringan otot dan alat-alat di Medan: Percetakan Ramadhan; 2007. p. 129-33.
dalam leher, tulang lidah dan rawan gondok dapat patah. 2. Idries MA. Pedoman ilmu kedokteran forensik. 1st ed.
Pembunuhan dengan mempergunakan lasso merupakan Binarupa Aksara; 1997. p. 202-7.
contoh yang baik untuk kasus ”homicidal hanging”, yaitu setelah 3. Shkrum JM, Ramsay AD. Forensic pathology of trauma.
lasso tadi menjerat leher, korban segera dikerek ke atas. Makin New Jersey: Humana Press Totowa; 2007. p. 70-3.
jauh jarak antara kaki korban dengan lantai makin kuat 4. Knight B. Forensic pathology. 2nd ed. New York: Oxford
pembunuhan., makin dekat jarak antara simpul dengan tiang University Press Inc.; 1996. p. 379-89.
tumpuan untuk menggantung makin kuat dugaan bahwa kasus 5. DiMaio J, Vincent, DiMaio D. Forensic pathology. 2nd ed.
yang dihadapi adalah kasus pembunuhan.1-6 CRC Press LLC; 2001. p. 247-56.
6. Franklin CA. Modi's textbook of medical jurisprudence
Accidental hanging and toxicology. 21th ed. Bombay: N.M. Tripathi Private
Kecelakaan karena mati gantung sangat jarang, biasanya Limited; 1988. p. 188- 95.
berhubungan dengan pekerjaan yang sering mempergunakan 7. Chada PV. Catatan kuliah ilmu forensik dan toksikologi.
tali atau pada anak-anak. 5th ed. Jakarta: Penerbit Widya Medika; 1995. p. 105-11.
Penggantungan yang tidak sengaja ini dapat dalam dua 8. Budiato A, Widiatmika W, Sudiono S, Winardi T. Ilmu
kelompok: yang terjadi sesewaktu bermain atau bekerja dan kedokteran forensic. 1st ed. Jakarta; 1997. p. 61-4.
sewaktu melampiaskan nafsu seksual yang menyimpang 9. Dahlan S. Ilmu kedokteran forensik. 3rd ed. Semarang:
”auto-erotic hanging”. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro; 2002. p. 110-16.
Mati tergantung sewaktu bermain umumnya pada anak- 10. Shahrom AW. Toksikologi forensik. Kuala Lumpur:
anak dan tidak membutuhkan penyidikan yang sulit oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan
karena biasanya kasusnya sangat jelas: tersangkut pada Malaysia; 1993. p. 239-48.
batang pohon yang bercagak. 11. Gani MH. Ilmu kedokteran forensik. Padang: Fakultas
Kematian yang terjadi sewaktu pelapiasan nafsu seksual kedokteran Universitas Andalas; 2002. p. 80-3.
yang menyimpang memerlukan pemeriksaan yang teliti dalam 12. Prakoso D, Murtika KI. Dasar-dasar ilmu kedokteran
hal mempelajari dan menguraikan tali-tali yang dipakai, yang kehakiman. 2nd ed. Penerbit Rineka Cipta; 1992. p. 206-
sering kali diikatkan pada banyak tempat, ikatan pada daerah 9.
genitalia, lengan, tungkai, leher dan mulut; kematian terjadi
karena ikatannya terlalu keras, atau hentakkannya terlalu kuat
sehingga leher terjerat.

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 108

Anda mungkin juga menyukai