Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) X

A. 1. Pokok Bahasan : Sistem reproduksi ayam jantan dan betina


A.2. Pertemuan minggu ke : 13 (2 jam)
B. Sub Pokok Bahasan :
1. Sistem reproduksi ayam j antan
2. Mekanisme spermatogenesis
3. Sistem reproduksi ayam betina
4. Ovarium dan oviduk

C. Tujuan:
Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat menjelaskan sistem reproduksi
ayam jantan dan terjadinya spermatogenesis. Mampu menjelaskan sistem
reproduksi ayam betina dan mampu menerangkan terjadinya folikel dan
bagian-bagiannya serta oviduk. Dapat menjelaskan fungsi oviduk, memberikan
gambaran anatomi repoduksi jantan dan betina serta fungsinya

D. Uraian Bahasan:
Sistem Reproduksi Ayam 1.
Sistem reproduksi ayam jantan
Alat reproduksi ayam jantan terbagi dalam 3 bagian utama yaitu: sepasang
testis, sepasang saluran deferens dan kloaka.

Alat reproduksi ayam jantan:


1. Kloaka
2. Sepasang testes
3. Sepasang saluran
deferens
4. Proctodeum
Alat tambahan:
1. Ginjal
2. Saluran urin

Universitas Gadjah Mada


Gambar 12. Alat reproduksi ayam jantan (Sumber: Say, 1987)
1. Testis
Testis terletak di rongga badan dekat tulang belakang melekat pada bagian
dorsal dari rongga abdomen dan dibatasi oleh ligamentum mesorchium dan
berdekatan dengan aorta dan vena cava, atau dibelakang paru-paru bagian depan
dari ginjal. Meskipun dekat dengan rongga udara tetapi temperatur testis selalu
41-43°C, karena spermatogenesis (pembuatan sperma) akan terjadi pada
temperatur tersebut. Testis berbentuk biji buah buncis dengan warna putih krem.
Testis terbungkus oleh dua lapisan tipis transparan, lapisan albugin yang lunak
(gambar 13). Bagian dalam dari testis terdiri dari tubuli seminiferi (85-95% dari
volume testis) dimana terjadi spermatogenesis. Jaringan intersitial yang terdiri dari
sel glanduler (sel Leydig) tempat disekresikan hormon steroid, androgen dan
testosteron. Besar testis tergantung dari umur, strain, musim dan pakan.

Gambar 13 . Penampang sebuah testis ayam (Sumber: Etches, 1996)


2. Saluran deferens
Saluran ini dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian atas yang merupakan
muara spenna dari testis. Sedangkan bagian bawah yang merupakan
perpanjangan dari saluran epididimis dinamakan saluran deferens. Saluran
deferens ini akhirnya bermuara di kloaka pada daerah proktodeum yang
bersebelahan dengan urodeum dan koprodeum. Di dalam saluran deferens ini
sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan sebelum diejakulasikan.
Pemasakan dan penyimpanan sperma terjadi pada 65% bagian distal saluran
deferens.

3. Alat kopulasi
Alat kopulasi pada ayam berupa papila (penis) yang mengalami

Universitas Gadjah Mada


rudimenter, kecuali pada itik berbentuk spiral dengan panjang 12-18 cm. Pada
papila ini juga diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma saat
terjadinya kopulasi.

B. Mekanisme Spermatogenesis
Spermatogenesis yaitu proses pembentukan sel sperma yang terjadi di
epitelium (tubuli) seminiferi di bawah kontrol hormon gonadotropin dari hipofisis
(pituitaria bagian depan). Tubuli seminiferi ini terdiri dari sel Sertoli dan sel
germinalis. Spermatogenesis terjadi dalam 3 fase yaitu spermatogonial, meiosis
dan spermiogenesis dan butuh waktu 13-14 hari

1. Awal dari Spermatogenesis dengan


pembelahan meiotik dari spermatosit
I menjadi spermatosit II (waktu 6 hari)
2. Pembelahan meiotik II(0,5 hari)
3. Spermatid bulat (2,5 hari)
4. Spermatid memanjang untuk
menjalani pemasakan selama (waktu
8 hari)

Gambar 14. Diagram Spermatogenesis (Sumber: Etches, 1996)


3. Sistem Reproduksi Ayam Betina.

1. Anatomi alat reproduksi ayam betina


Anatomi alat reproduksi ayam betina terdiri dari dua bagian utama yaitu
ovarium yang merapakan tempat sintesis hormon steroid sexuel, gametogenesis
dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (ovum). Bagian kedua adalah
oviduk yaitu tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur dan
pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan ayam pada khususnya
hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan pada bagian
kanan mengalami rudimenter.

a. Ovarium

Universitas Gadjah Mada


Ovarium pada unggas dinamakan pula dengan folikel. Bentuk dari ovarium
ini seperti buah anggur (gambar 15) dan terletak pada rongga perat berdekatan
dengan ginjal kiri dan bergantung pada ligamentum meso-ovarium. Besarnya
ovarium pada saat ayam menetas 0,3 g kemudian mencapai panjang 1,5 cm pada
ayam betina umur 12 minggu dan mempunyai berat 60 g pada tiga minggu
sebelum dewasa kelamin. Ovarium terbagi dalam dua bagian yaitu cortex pada
bagian luar dan medulla pada bagian dalam. Cortex ini mengandung folikel, pada
folikel (ovum) ini terdapat sel-sel telur. Jumlah sel telur ini dapat mencapai lebih
dari 12.000 buah namun yang mampu masak hanyalah beberapa buah saja (pada
ayam dara dapat mencapai jutaan buah).

Gambar 15. Ovarium unggas (Sumber: Etches, 1996)


Folikel ini akan masak pada 9-10 hari sebelum ovulasi. Karena pengamh
karoteiod pakan maupun karoteniod yang tersimpan di tubuh ayam yang tidak
homogen maka penimbunan materi penyusun folikel tersebut menjadikan lapisan
konsentris yang tidak seragam. Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni
(vitelogenesis) yang merupakan sintesa asam lemak di hati yang dikontrol oleh
hormon estrogen kemudian oleh darah diakumulasikan di ovarium sebagai folikel
atau ovum yang kemudian dinamakan yolk atau kuning telur. Dikenal dua fase
perkembangan yolk yaitu fase cepat antara 7-4 hari sebelum ovulasi dan fase
lambat pada 10-8 hari sebelum ovulasi serta pada 2-1 hari sebelum ovulasi. Akibat
prekembangan cepat tersebut maka akan terbentuk gambaran konsentris pada
kuning telur. Hal ini disebabkan perbedaan kadar xantopil dan karotenoid pada
pakan yang dibelah oleh latebra dimana latebra ini juga menghubungkan antara

Universitas Gadjah Mada


inti yolk dengan diskus germinalis.
Folikel dikelilingi oleh pembuluh darah kecuali pada bagian stigma. Apabila
ovum dirasa sudah masak maka stigma akan robek sehingga terjadi ovulasi.
Robeknya stigma ini dikontrol oleh hormon LH. Melalui pembuluh darah ini
ovarium mendapat suplai makanan dari aorta dorsalis. Material kimiawi yang
diangkut melalui sistem vaskularisasi ke dalam ovarium harus melalui beberapa
lapisan antara lain theca layer merupakan lapisan terluar yang bersifat permeabel
sehingga memungkinkan cairan plasma dapat menembus ke jaringan di
sekelilingnya. Lapisan kedua berupa lamina basalts yang berfungsi sebagai filter
yang menyaring komponen cairan plasma yang lebih besar. Lapisan ketiga
sebelum sampai pada oocyte adalah lapisan perivitettin yang berupa material
protein bersifat fibrous. Dalam membran plasma, oocyte kemudian berikatan
dengan sejumlah reseptor yang akan terbektuk endocitic sehingga terbentuklah
material penyusun kuning telur. Sebagian besar penyusun kuning telur adalah
material granuler berupa High Density Lipoprotein (HDL) dan lipovitellin. Senyawa
ini dengan ion kuat dan pH tinggi akan membentuk komplek fosfoprotein, fosvitin,
ion kalsium dan ion besi.

Gambar 16. Penampang melintang sebuah ovum


(Sumber: Bahr dan Johnson, 1991)

Senyawa senyawa ini membentuk vitelogenin yaitu prekursor protein yang


disentesis di dalam hati sebagai respon terhadap estradiol. Komponen vitellogenin
ini mudah larut dalam darah dalam bentuk komplek lipida kalsium dan besi. Oleh
adanya reseptor pada oocyte maka akan terbentuk material kuning telur. Proses

Universitas Gadjah Mada


pembentukan vitellogenin ini dinamakan vitellogenesis (viletogeni).
Penyusun utama kuning telur adalah air, lipoprotein, protein, mineral dan
pigment. Protein kuning telur diklasifikasikan menjadi dua katageri:
1. Livetin merupakan protein plasmatik yang terakumulasi pada kuning telur dan
disintesa di hati hampir 60% dari total kuning telur.
2. Phosvitin dan lipoprotein yang terdiri dari High Density Lipoprotein (HDL) dan

1. Sistem kapiler
2. Yolk
3. Sel granulose
4. Membrana vitelina
5. Dasar membrane
6. Seltheca

Gambar 17. Struktur kuning telur (Sumber: Etches, 1996)


Low Density Lipoprotein (LDL) yang disebut pula dengan granuler dimana
kedua-nya disintesa dalam hati. Pada ayam dewasa bertelur setiap hari disintesa
2,5 g protein/hari melalui hati. Sintesa ini dikontrol oleh hormon estrogen. Hasil
sintesa ini bersama-sama dengan ion kalsium, besi dan zinc membentuk molekul
komplek yang mudah larut kemudian masuk ke dalam kuning telur.

b. Oviduk
Secara anatomi alat reproduksi ayam (oviduk) terbagi ke dalam lima
bagian (dari anterior ke posterior). Panjang dan berat oviduk tergantung dari umur
(Tabel 5) dan kondisi fisiologis ayam.
Tabel 5. Pengaruh umur terhadap berat dan panjang oviduk
Status ayam Berat Oviduk (g) Panjang Oviduk (cm)
Petelur umur 4 minggu 1,10 9,69
Petelur umur 5 minggu 22,00 32,21
Peneluran pertama 77,20 67,74
Saat molting 4,20 16,92
Sumber: Nesheim etal. (1979)

Universitas Gadjah Mada


Pada saat dewasa kelamin panjang total oviduk 70 cm dan berat 40 g.
Panjang dan waktu dari telur berada di bagian-bagian tersebut seperti pada Tabel
5 diatas.

1. Infundibulum atau papilon, panjang dari bagian ini adalah 9 cm dan fungsi
utama dari mfundibulum ini hanyalah menangkap ovum yang masak. Bagian ini
sangat tipis dan mensekresikan sumber protein yang mengelilingi membran
vitelina. Kuning telur berada di bagian mi antara 15-30 menit. Perbatasan antara
infundibulum dan magnum yang dinamakan dengan sarang spermatozoa
merupakan terminal akhir dari lajulintas spermatozoa sebelum terjadi pembuahan.

2. Magnum, merupakan bagian yang terpanjang dari oviduk yaitu 33 cm dan


magnum tersususn dari glandula tubuler yang sangat sensibel dimana sintesa dan
sekresi putih telur terjadi di sini. Mukosa dari magnum tersususun dari sel gobelet.
Sel gobelet mensekresikan putih telur kental dan cair. Kuning telur berada di
magnum untuk dibungkus dengan putih telur selama 3,5 jam.
3. Isthmus yang mengsekresikan membran atau selaput telur. Panjang dari
saluran isthmus adalah 10 cm dan telur berada di sini antara 1 jam 15 menit
sampai 1,5 jam. Isthmus bagian depan yang berdekatan dengan magnum
berwarna putih sedangkan 4 cm terakhir dari isthmus mengandung banyak
pembuluh darah sehingga memberikan warna merah.

4. Uterus, disebut pula glandula kerabang telur yang panjangnya 10 cm, pada
bagian mi terjadi dua phenomena yaitu hidratasi putih telur atau plumping
kemudian terbentuk karabang telur. Warna dari kerabang telur yang terdisi dari sel
phorphirin akan terbentuk di bagian ini pada akhir dari mineralisasi kerabang telur.
Lama mineralisasi antara 20-21 j am.

Bagian alat reproduksi:


4. Ovarium
5. Infundibulum
6. Magnum
7. Isthmus
8. Uterus

Universitas Gadjah Mada


9. Kloaka
Alat tambahan:
1. Ginjal
2. Saluran urine
9. Oviduk rudimenter

Gambar 18. Alat reproduksi ayam betina (SumberSay, 1987)

5. Vagina, bagian ini hampir dikatakan tidak terdapat sekresi di dalam


pembentukan telur. Telur melewati vagina dengan cepat yaitu sekitar 3 menit,
kemudian telur dike-luarkan (oviposttiori) dan 30 menit setelah peneluran akan
terjadi kembali ovulasi.

6. Kloaka adalah bagian ujung luar dari oviduk tempat dikeluarkannya telur.
Total waktu yang diperlukan untuk pembentukan sebutir telur adalah 25-26
jam. Inilah salah satu penyebab mengapa ayam tidak mampu bertelur 2 lebih dari
satu butir/hari. Disamping itu saluran reproduksi ayam betina bersifat tunggal,
artinya hanya oviduk bagian kiri saja yang mampu berkembang. Padahal ketika
ada benda asing seperti yolk dan gumpalan darah menyebabkan tidak terjadinya
ovulasi. Proses pengeluaran telur ini diatur oleh hormon oksitosin dari pituitaria
bagian belakang (pituitaria pars posterior). Secara garis besar mekanisme
pembentukan telur dapat digambarkan pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Alat reproduksi ayam betina, fungsi dan lama waktu terbentuknya telur
ANATOMI REPRODUKSI FUNGSI WAKTU

OVARIUM Ukuran Bagian


(cm)
7 Folikel Penghasil garnet betina 150hari
Pembentukan kuning telur 10hari
OVIDUK 9 Infundibulum Menangkap ovum (yolk) 20 menit
Terjadinya fertilisasi

Universitas Gadjah Mada


33 Magnum Produksi putih telur kental 3 jam 30
bagian dalam menit

10 Isthmus Pembentukan 1 jam


kerabang tipis terjadinya 15 menit
10 Uterus plumping
Pembentukan 16-21 jam
kerabang telur

10 Vagina Pembentukan kulikula dan 15 menit


pewarnaan kerabang
10 Kloaka Peneluran (oviposisi) Sesaat

E. Pemahaman
1. Gambarkan anatomi saluran reproduksi betina dan terangkan fungsi
masing-masing bagian tersebut!
2. Dimana spermatogenesis terj adi dan bagaimana mekanismenya?
3. Dimana pemasakan sel sperma terjadi?
4. Gambarkan sistem reproduksi ayam betina dan apa masing-masing
fungsinya!
5. Bagaimana vitelogeni terjadi, terangkan!
6. Mengapa kuning telur (yolk) terlihat gambaran lingkaran warna
kuning konsentris?
7. Apa saja bahan penyusun kuning telur
8. Apa yang dinamakan saluran reproduksi primer dan sekunder?
9. Ceritakan proses terjadinya sebutir telur! apa saja yang
10. Mengapa ayam tidak mampu menghasilkan telur dua butir/hari?
11. Apa yang saudara ketahui tentang ovipisition dan hormon mempengaruhinya?

Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai