Anda di halaman 1dari 25

radiasi matahari

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bila berbicara mengenai Radiasi Matahari, terdapat satu bagian didalamnya yang

disebut Cahaya Tampak. Berbicara mengrnai pengukuran, pengukuran radiasi matahari

dengan cahaya tampak (penerangan) satu dengan lain saling membatasi diri (terpisah)

meskipun bersumbar sama. Ini disebabkan daerah panjang gelobang yang diamati berbeda.

Oleh karena radiasi matahari dan cahaya tampak bersumber sama. Sangat beralasan

bahwa bila radiasi matahari diketahui maka penerangan alami siang hari dapat pula diketahui.

Disadari atau tidak, pemanfatanRadiasi Matahari sangat luas dalam kebidupan sehari-hari.

Bila ditinjau dari pengelompokan energi, energi radiasi matahari termasuk kepada energi

terbarukan (renewable energy).

Radiasi Matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang

terjadi di matahari. Energi radiasi matahari berbentuk sinar dan gelombang elektromagnetik.

Spektrum radiasi matahari sendiri terdiri dari dua yaitu, sinar bergelombang pendek dan sinar

bergelombang panjang. Sinar yang termasuk gelombang pendek adalah sinar x, sinar gamma,

sinar ultra violet, sedangkan sinar gelombang panjang adalah sinar infra merah.

Jumlah total radiasi yang diterima di permukaan bumi tergantung 4 (empat) faktor.

Jarak matahari, Intensitas radiasi matahari, yaitu besar kecilnya sudut datang sinar matahari

pada permukaan bumi. Jumlah yang diterima berbanding lurus dengan sudut besarnya sudut

datang. Sinar dengan sudut datang yang miring kurang memberikan energi pada permukaan

bumi disebabkan karena energinya tersebar pada permukaan yang luas dan juga karena sinar

tersebut harus menempuh lapisan atmosphir yang lebih jauh ketimbang jika sinar dengan
sudut datang yang tegak lurus, Panjang hari (sun duration), yaitu jarak dan lamanya antara

matahari terbit dan matahari terbenam, Pengaruh atmosfer. Sinar yang melalui atmosfer

sebagian akan diadsorbsi oleh gas-gas, debu dan uap air, dipantulkan kembali, dipancarkan

dan sisanya diteruskan ke permukaan bumi.

Radiasi matahari merupakan salah satu komponen iklim yang cukup berpengaruh

dalam menentukan pertumbuhan tanaman ataupun keseluruhan aktivitas mahluk hidup yang

ada diatas permukaan bumi. Radiasi matahari membantu tanaman untuk melakukan

fotosintesis. Adapun radiasi yang digunakan untuk proses fotosintesis dikenal dengan sebutan

PAR (Photosynthetic Acid Radiation).

Cahaya matahari membantu tanaman untuk melakukan fotosintesis. Yang mana

fotosintesis adalah suatu proses pembentukan energi oleh tanaman tersebut. Besar kecilnya

radiasi matahari sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Hal ini dikarenakan proses

fotosintesis merupakn proses pembentukan makanan yang dapat digunakan untuk menunjang

pertumbuhan dan juga perkembangan tanaman.

B. Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui cara menentukan besaran / nilai radiasi matahari suatu wilayah

2. Mahasiswa mengetahui cara penggunaan alat pengukur radiasi matahari

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua menyatakan bahwa radiasi adalah

pemancaran dan perambatan gelombang yang membawa tenaga melalui ruang atau antara,

misal pemancaran dan perambatan gelombang elektromagnetik, gelombang bunyi;

gelombang lenting; penyinaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa radiasi bukan
hanya radiasi nuklir, tetapi juga radiasi lain seperti gelombang radio, gelombang televisi,

pancaran sinar matahari, dll. Banyak orang beranggapan bahwa radiasi hanya terkait dengan

reaktor nuklir atau bom nuklir.

Yang tidak banyak diketahui sesungguhnya adalah bahwa alam ini juga merupakan

pemancar radiasi, bahkan merupakan sumber radiasi satu-satunya bagi orang yang tidak

bekerja dengan reaktor nuklir, atau tidak terkena radiasi dari tindakan medis. Dalam hal

radiasi nuklir, ketidakstabilan atom atau inti atomlah yang menyebabkan terjadinya pancaran

radiasinya.

Radiasi yang dipancarkan alam dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu radiasi

kosmis, radiasi terestrial, dan radiasi internal. Radiasi kosmik beradal dari sumber radiasi

yang berada pada benda langit dalam tata surya dalam bentuk partikel berenergi tinggi (sinar

kosmis) dan sumber radiasi yang berasal dari unsur radioaktif di dalam kerak bumi yang

terbentuk sejak terjadinya bumi.Radiasi internal adalah radiasi yang diterima oleh manusia

dari dalam tubuh manusia sendiri, dalam hal ini sumber radiasi masuk ke dalam tubuh

manusia melalui makanan, minuman atau udara.

Radiasi kosmis

Sinar kosmis yang berupa partikel akan bereaksi dengan atmosfir bumi menghasilkan

tritium, berilium dan carbon yang radioaktif. Tak seorangpun luput dari guyuran radiasi ini

meskipun jumlahnya berbeda-beda berdasarkan lokasi dan ketinggian. Karena medan magnet

bumi mempengaruhi radiasi ini, maka orang di kutub menerima lebih banyak daripada yang

ada di katulistiwa. Selain itu orang yang berada di lokasi yang lebih tinggi akan menerima

radiasi yang lebih besar karena semakin sedikit lapisan udara yang dapat bertindak sebagai

penahan radiasi. Jadi, orang yang berada di puncak gunung akan menerima radiasi yang lebih

banyak daripada yang di permukaan laut. Orang yang bepergian dengan pesawat terbang juga

menerima lebih banyak radiasi.


Radiasi terestrial

Bahan radioaktif utama yang ada dalam kerak bumi adalah Kalium-40, Rubidium-87,

unsur turunan dari Uranium-238 dan turunan Thorium-232. Besarnya radiasi dari kerak bumi

ini berbeda-beda karena konsentrasi unsur-unsur di tiap lokasi berbeda, tetapi biasanya tidak

terlalu berbeda jauh.

Radiasi internal

Manusia juga menerima pancaran radiasi dari dalam tubuhnya sendiri. Unsur

radioaktif ini kebanyakan berasal dari sumber kerak bumi yang masuk melalui udara yang

dihirup, air yang diminum ataupun makanan. Unsur yang meradiasi manusia dari dalam ini

kebanyakan berupa tritium, Carbon-14, Kalium-40, Timah Hitam (Pb-210) dan Polonium-

210. Radiasi internal ini umumnya merupakan 11% total radiasi yang diterima seseorang.

Penduduk di tempat paling utara di bumi menerima radiasi internal dari Polonium-210

kira-kira 35 kali nilai rata-rata dari daging kijang yang mereka makan. Penduduk di daerah

Australia Barat yang kaya dengan uranium menerima radiasi internal kira-kira 75 kali nilai

rata-rata dari daging domba, kangguru dan offal yang mereka konsumsi.

Komponen Radiasi Matahari

Radiasi matahari yang sampai dipermukaan bumi terdiri dari tiga komponen, yaitu

langsung, baur dan Global. Radiasi global merupakan gabungan langsung dan baur. Radiasi

langsung dapat pula dibagi dua bentuk yaitu radiasi langsung normal dan horizontal. Radiasi

langsung normal dan horizontal digunakan bila memperkirakan radiasi pada permukaan

datar, miring dan tegak. Permukaan miring meliputi lereng bukit/gunung (pertanian dan

perkebunan), plat penadah miring (pengeringan, rumah kaca, pemanas air surya, panel sel

surya, atap rumah dll.). Radisi pada permukaan tegak bangunan (dinding). Radiasi pada

permukaan datar di pertanian dan perikanan (penguapan di hamparan sawah, bentangan


kolam dan bendungan dll). Untuk memperkirakan radiasi pada permukaan miring dan tegak,

sudut kemiringan dan orientasi permukaan merupakan factor penentu.

Pemanfaatan

Pemanfaatan Radiasi matahari dalam hidup dan kehidupan sangat luas. Bila berbicara

mutu, maka itu berbicara mengenai Spektral radiasi matahari. Bila spektral radiasi matahari

buruk intensitas radiasi matahari berkurang dipermukaan bumi, mutu kehidupan di bumi

dipastikan turun.Pada radiasi matahari yang dimanfaatkan adalah energi panas, sedangkan

cahaya tampak adalah penerangan. Pemanfaatan radiasi matahari dan cahaya tampak yang

sangat dekat dengan hidup dan kehidupan adalah pada sistem bangunan (Danugondho dan

Aldy).Diantara sekian banyak kemanfaatan energi panas radiasi matahari baik berupa radiasi

langsung normal dan horizontal, radiasi baur, pantul maupun global, yang paling dekat

disekitar lingkungan tinggal diantaranya: pengeringan, penguapan dan penghematan energi

pada bangunan.

Pengeringan. Pengeringan hasil pertanian dan perikanan dengan radiasi matahari

telah dikenal sejak lama dalam kehidupan sehari-hari. Bila diketahui ketersediaan energi

radiasi (jumlah dan lama) maka dapat diperkirakan lama pengeringan dan ketebalan optimal

sesuatu bahan, bila tak mencukupi digunakan energi kovensional, jangan terbalik. Penetapan

penggunaan pengeringan dari radiasi matahari, menghemat pemakaian energi konfensional

(listrik atau BBM), istilah sekarang disebut hemat (efisiensi). Bila pengeringan menggunakan

plat penadah energi matahari, maka untuk mendapatkan energi panas yang optimal pada plat

penadah tersebut, permukaannya dimiringkan.

Penguapan. Penguapan akibat dari radiasi matahari adalah pada pembuatan garam.

Bila diketahui ketersediaan radiasi (jumlah dan lama) dapat ditentukan kedalaman air yang

optimal pada kolam garam sehingga diperoleh penguapan yang optimal. Pada kolam ikan,

ketersediaan radiasi menghangatkan air dan mengakibatkan penuapan. Aliran masukan air
dan kehangatan air pada kedalaman tertentu akan menghasilkan produksi kolam optimal.

Pada pengairan pertanian, bila diketahui ketersediaan radiasi matahari akan diperoleh laju

penguapan dan kebutuhan air untuk kedalaman tertentu. Perhitungan kedalaman air,

menghasilkan pembagian air merata, jangan terjadi air disuatu tempat melebih kedalaman

tertentu ditempat lain kekeringan. Hasil perhitungan ini akan diperoleh sistem pengairan yang

optimal. Pada bendungan, laju penguapan air akibat radiasi matahari diperlukan dalam

menentukan persediaan dan distribusi air dimusim kemarau. Dan lain-lain.

Bahan. Penetapan jenis, luas bahan, ketebalan untuk keperluan tertentu yang optimal

berdasarkan ketersediaan radiasi matahari (panas). Perhitungan ini akan terjadi efisiensi

penggunaan bahan.

Bangunan. Ketersediaan radiasi matahari pada bidang tegak lurus dan miring, untuk

keperluan konservasi energi (tataudara (AC) dan tatacahaya) dalam bangunan. Berikut terjadi

penghematan energi listrik.

Energi Listrik. Energi matahari dapat pula diubah menjadi energi listrik,

menggunakan sel surya (solar cel). Ketersediaan radiasi matahari dapat digunakan untuk

memperkirakan luas dan kemiringan yang optimal panel cel surya untuk mengasilkan energi

listrik. Panel cel surya sangat bermanfaat untuk daerah terpencil. berarti menghemat BBM.

Persoalan sekarang, adakah sel surya buatan para pakar Indonesia. Bila ada meskipun

efisiensi panel sel surya rendah tidak masalah, kerena dibuat sendiri. Bila dibuat sendiri,

dapat dikembangkan sehingga diperoleh efisiensi yang lebih baik setiap waktu.

Perkiraan radiasi matahari dipermukaan bumi untuk diubah kebentuk energi lain,

dapat digunakan model matematis (sederhana).


BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu

Pelaksanaan praktikum Agroklimatologi mengenai Radisin Matahari dilaksanakan di

Balai Penelitian Agro Techno Park (ATP) di daerah Glumbang kabupaten Muara Enim pada

tanggal 27 – 28 Maret 2011.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum tentang radisi surya adalah

sebagai berikut:

1. Anemometer

2. Tabel hasil pengamatan

C. Cara Kerja

Adapun cara kerja dari pengukuran angin menggunakan anemometer adalah sebagai

berikut:

1. Siapkan alat anemometer, kemudian bukalah penutupny

2. Atur posisi alat sedemikian rupa

3. Lihat pada nilai m/s, didalamnya terdapat tanda merah.

4. Lihat perubahan letak pada jarum atau tanda merah tersebut ketika alat digunakan

untuk mengukur angin

5. Kemudian catat besaran atau nilai angin pada tabel hasil pengamatan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

Adapun hasil dari pengamatan tentang kecepatan angin dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

No Jam / Waktu (WIB) Intensitas Radiasi (lux)

1 17. 00 2872 lux

2 17. 30 816 lux

3 18. 00 230 lux

4 06. 00 451 lux

5 06. 30 451 lux

6 07. 00 1369 x 10 lux

7 07. 30 429 x 100 lux

8 08. 00 437 x 100 lux

9 08. 30 917 x 100 lux

10 09. 00 3033 x 10 lux

11 09. 30 631 x 100 lux

12 10. 00 302 x 100 lux

13 10. 30 336 x 100 lux

14 11. 00 241 x 100 lux

15 11. 30 1079 x 100 lux

16 12.00 124, 8 x 100 lux

B. Pembahasan

Radiasi surya merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan mempengaruhi keadaan

unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi surya antar tempat di permukaan

bumi akan menciptakan pola angin yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi

curah hujan, suhu udara, kelembaban nisbi udara, dan lain-lain.


Pengendali iklim suatu wilayah berbeda dari pengendali iklim di bumi secara

menyeluruh. Pengendali iklim bumi yang dikenal sebagai komponen iklim terdiri dari

lingkungan atmosfer, hidrosfer, litester, kriosfer, dan biosfer. Dalam hal ini akan terjadi

hubungan interaksi dua arah di antara ke lima jenis lingkungan tersebut dengan unsur

iklim/cuaca. Kondisi iklim/cuaca akan mempengaruhi proses-proses fisika, kimia, biologi,

ekofisiologi, dan kesesuaian ekologi dari komponen lingkungan yang ada.

Intensitas radiasi matahari yaitu besar kecilnya sudut datang sinar matahari pada

permukaan bumi. Jumlah yang diterima berbanding lurus dengan sudut besarnya sudut

datang. Sinar dengan sudut datang yang miring kurang memberikan energi pada permukaan

bumi disebabkan karena energinya tersebar pada permukaan yang luas dan juga karena sinar

tersebut harus menempuh lapisan atmosphir yang lebih jauh ketimbang jika sinar dengan

sudut datang yang tegak lurus.

Radiasi matahari yang sampai dipermukaan bumi terdiri dari tiga komponen, yaitu

langsung, baur dan Global. Radiasi global merupakan gabungan langsung dan baur. Radiasi

langsung dapat pula dibagi dua bentuk yaitu radiasi langsung normal dan horizontal. Radiasi

langsung normal dan horizontal digunakan bila memperkirakan radiasi pada permukaan

datar, miring dan tegak. Permukaan miring meliputi lereng bukit/gunung (pertanian dan

perkebunan), plat penadah miring (pengeringan, rumah kaca, pemanas air surya, panel sel

surya, atap rumah dll.).

Radisi pada permukaan tegak bangunan (dinding). Radiasi pada permukaan datar di

pertanian dan perikanan (penguapan di hamparan sawah, bentangan kolam dan bendungan

dll). Untuk memperkirakan radiasi pada permukaan miring dan tegak, sudut kemiringan dan

orientasi permukaan merupakan factor penentu.

Pada radiasi matahari yang dimanfaatkan adalah energi panas, sedangkan cahaya

tampak adalah penerangan. Pemanfaatan radiasi matahari dan cahaya tampak yang sangat
dekat dengan hidup dan kehidupan adalah pada sistem bangunan (Danugondho dan

Aldy).Diantara sekian banyak kemanfaatan energi panas radiasi matahari baik berupa radiasi

langsung normal dan horizontal, radiasi baur, pantul maupun global, yang paling dekat

disekitar lingkungan tinggal diantaranya: pengeringan, penguapan dan penghematan energi

pada bangunan.

Dari hasil prkatikum atau pengamatan tentang radiasi matahari yang ada pada daerah

Agro Techno Park. Maka kita dapat mengetahui bahwasanya radiasi matahri pada siang hari

memiliki ingtensitas yang lebih besar bila dibandingkan pada saat pagi hari ataupun sore hari.

Pada pengamatan yang kita lakukan menggunakan alat luxmeter atau light meter. Alat

ini dipergunakan dengan cara menggunakan sebuah sensor penangkap radiasi cahaya

matahari. Sensor tersebut diarahkan pada sumber cahaya, sehingga akan terhitung secara

otomatis nilai atau besaran intensitas radiasi matahari yang tengah terpancar.

Radiasi adalah energi yang dipancarkan dalam bentuk sinar, gelombang, ataupun

partikel. Sumber bentuk radiasi ini dapat berupa cahaya, panas dan juga suara. Radiasi yang

dipancarkan matahari disebut dengan partikel foton. Partikel foton (radisi matahari) yang

dipancarkan kebumi dipengaruhi oleh besarnya suhu dari permukaan matahari.

Suhu permukaan matahari yaitu sebesar 6000˚K. Dengan nilai suhu sedemikian, maka

matahari dapat memancarkan radiasi sebesar 73,5 juta watt/m2. Selain suhu, ada faktor lain

yang juga memiliki pengaruh pada radiasi matahari yang dipancarkan ke bumi yaitu jarak

antara bumi dan matahari

Perkiraan ketersediaan radiasi matahari dapat dilakukan dengan berbagai cara, satu

diantaranya dengan model atmosfir. Model atmosfir pun banyak dirancang para pakar

(Hoesin), diantaranya Moon, Schuepp dan Rao dan Sesadri.

Pada paparan ini model yang dipakai adalah model Rao dan Sesadri. Model ini didasarkan

pada data langit biru bersih di daerah tropis (India) keadaan atmosfir teoritis dan radiasi
matahari normal (ICN). Keadaan baku tersebut atmosfir berisikan: 300 partikel debu, 2.5 mm

Ozone dan 15 mm uap air dengan tekanan 760 mmHg.Berdasarkan model atmosfir Rao dan

Sesadri dirumuskan model matematis ketersediaan radiasi matahari dalam beberapa

komponen (Hoesin).

Radiasi surya merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan mempengaruhi keadaan

unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi surya antar tempat di permukaan

bumi akan menciptakan pola angin yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi

curah hujan, suhu udara, kelembaban nisbi udara, dan lain-lain.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan maka kita dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Radiasi matahari pada siang hari lebih besar bila dibandingkan pada sore atau pagi

hari.

2. Alat pengukur radiasi yang digunakan yaitu lux meter atau light meter

3. Prinsip Kerja alat ini yaitu terdapat sensor yang digunakan untuk menagkap radiasi

matahari.

4. Radiasi cahaya matahari terbesar atau maksimum yaitu pada pukul 11. 30 dengan

nilai 1079 x 100 lux.

5. Radiasi cahaya matahari minimum pada pukul 18. 00 yaitu 230 lux

B. Saran
Dalam pengamatan radiasi matahari menggunakan lux meter atau light meter perlu

diperhatikan posisi sensor penangkap radiasi matahari. Apabila sensor tersebut tidak

menghadap matahari maka kita tidak dapat menentukan nilai radiasi matahari pada waktu

yang ditentukan.
INTENSITAS CAHAYA

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matahari merupakan pengatur iklim yang sangat penting dan sebagai sumber energy utama

di bumi yang menggerakkan udara dan arus laut. Energi matahari dipancarakan ke segala arah

dalambentuk gelombang elektromagnetik. Penyinaran matahari sangat tergantung dari kondisi

keawanaan. Jika di udara banyak terdapat awan, khususnya awan- awan yang mendatangkan hujan,

maka keberadaan awan akan menghalangi pancaran sinar matahari yang sampai ke bumi. Tetapi

sebaliknya jika di udara tidak ada awan langit tampak biru bersih dan pancaran energy matahari

yang kuat.

Intensitas cahaya merupakan pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang

terjadi di matahari, atau dapat dikatakan sumber utama untuk proses-proses fisika atmosfer yang

menentukan keadaan cuaca dan iklim di atmosfer bumi. Radiasi surya memegang peranan penting

dari berbagai sumber energy lain yang dimanfaatkan manusia. Cahaya bisa dikatakan sebagai suatu

bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Untuk mendukung teknik pencahayaan buatan yang

benar, tentu saja perlu diketahui seberapa besar intensitas cahaya yang dibutuhkan pada suatu

tempat. Maka, untuk mengetahui sebeapa besar intensitas cahaya tersebut dibuthkan suatu alat

ukur cahaya yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya cahaya dalam satuan lux. Ada

beberapa radiasi solar, yang terpenting: radiasi elektromagnetik (yg berhubungan dengan listrik dan

magnet).
Penyinaran matahari sampai ke permukaan bumi tidak hanya dipengaruhi oleh keawanan,

tetapi sudut yang dibentuk oleh matahari dan bumi, khususnya besarnya energy matahari yang

diterima bumi. Sudut yang dibentuk antara bumi dan matahari disebabkan adanya rotasi bumi.

Penangkisan dan penyerapan radiasi bisa terjadi di segala lapisan atmosfir, yang paling sering lapisan

bawah di mana massa atmosfir lebih terkonsentrasi. Radiasi yang tidak tertangkis maupun terserap

oleh atmosfir, sampai ke permukaan bumi. Karena bumi sangat padat, maka radiasi ini bukan

ditangkis, melainkan dikembalikan satu arah ke atmosfir (proses ini biasa disebut refleksi - walaupun

sebenarnya sama saja dengan tangkisan). Es dan salju merefleksi hampir kebanyakan dari radiasi

solar yang sampai ke permukaan bumi, sedangkan laut, merefleksi sangat sedikit. Radiasi yang

sampai ke permukaan bumi yang tidak direfleksi, akan diserap oleh bumi. Di lautan, penyerapan ini

sampai pada puluhan meter dari permukaan laut, sedangkan di daratan, hanya pada level yang lebih

tipis. Seperti halnya yang terjadi pada atmosfir, penyerapan radiasi di permukaan bumi

menyebabkan naiknya temperatur permukaan tersebut.

B. Tujuan

Untuk mengetahui tata letak penempatan peralatan lux meter, mengenal cara pengamatan

alat–alat meteorologi pertanian. Untuk mengetahui prinsip penggunaan alat anemometer secara

detail dan benar sehingga kesalahan dalam penggunaan dapat diminimalisirkan seminim mungkin.

Untuk mengetahui fungsi- fungsi alat tersebut dan untuk mengetahui jenis- jenis alat yang digunakan

untuk mengukur intensitas cahaya .

II. TINJAUAN PUSTAKA

Intensitas cahaya merupakan pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang

terjadi di matahari, atau dapat dikatakan sumber utama untuk proses-proses fisika atmosfer yang
menentukan keadaan cuaca dan iklim di atmosfer bumi. Radiasi surya memegang peranan penting

dari berbagaai sumber energy lain yang dimanfaatkan manusia. Cahaya bisa dikatakan sebagai suatu

bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Untuk mendukung teknik pencahayaan buatan yang

benar, tentu saja perlu diketahui seberapa besar intensitas cahaya yang dibutuhkan pada suatu

tempat. Maka, untuk mengetahui sebeapa besar intensitas cahaya tersebut dibuthkan suatu alat

ukur cahaya yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya cahaya dalam satuan lux. Ada

beberapa radiasi solar, yang terpenting: radiasi elektromagnetik (yg berhubungan dengan listrik dan

magnet). (Hoesin, Haslizen,1983)

Matahari merupakan pengatur iklim yang sangat penting dan sebgai sumber energy utama

di bumi yang menggerakkan udara dan arus laut. Energi matahari dipancarakan ke segala arah

dalambentuk gelombang elektromagnetik. Penyinaran matahari sangat tergantung dari kondisi

keawanaan. Jika di udara banyak terdapat awan, khususnya awan- awan yang mendatangkan hujan,

maka keberadaan awan akan menghalangi pancaran sinar matahari yang sampai ke bumi. Tetapi

sebaliknya jika di udara tidak ada awan langit tampak biru bersih dan pancaran energy matahari

yang kuat. ( Sahala Hutabarat, 1999)

Penyinaran matahari sampai ke permukaan bumi tidak hanya dipengaruhi oleh keawanan,

tetapi sudut yang dibentuk oleh matahari dan bumi, khususnya besarnya energy matahari yang

diterima bumi. Sudut yang dibentuk antara bumi dan matahari disebabkan adanya rotasi bumi.

Penangkisan dan penyerapan radiasi bisa terjadi di segala lapisan atmosfir, yang paling sering lapisan

bawah di mana massa atmosfir lebih terkonsentrasi. Radiasi yang tidak tertangkis maupun terserap

oleh atmosfir, sampai ke permukaan bumi. Karena bumi sangat padat, maka radiasi ini bukan

ditangkis, melainkan dikembalikan satu arah ke atmosfir (proses ini biasa disebut refleksi - walaupun

sebenarnya sama saja dengan tangkisan). Es dan salju merefleksi hampir kebanyakan dari radiasi

solar yang sampai ke permukaan bumi, sedangkan laut, merefleksi sangat sedikit. Radiasi yang

sampai ke permukaan bumi yang tidak direfleksi, akan diserap oleh bumi. Di lautan, penyerapan ini
sampai pada puluhan meter dari permukaan laut, sedangkan di daratan, hanya pada level yang lebih

tipis. Seperti halnya yang terjadi pada atmosfir, penyerapan radiasi di permukaan bumi

menyebabkan naiknya temperatur permukaan tersebut. ( Susanto, 1995)

Radiasi matahari yang diterima oleh bumi kita (energi matahari) akan diterima dengan cara

sebagai berikut, diserap oleh aerosol dan awan di atmosfer bumi yang akhirnya menjadi panas.

Radiasi yang terserap ini menyebabkan naiknya temperatur gas-gas dan aerosol-aerosol. aerosol=

kumpulan cairan kecil atau partikel-partikel solid yang menyebar dalam suatu gas, seperti uap air di

atmosfir, debu-debu angkasa, etc. Dan diitangkis oleh atmosfer (oleh gas2 dan aerosol-aerosol),

dalam hal ini radiasi ditangkis dan disebarkan ke segala penjuru. Sebagian radiasi menuju kembali ke

angkasa, sebagian sampai ke permukaan bumi.( Marbun, 2000)

Adapun peranan intensitas cahaya terhadap tumbuhan dan organisme berklorofil tidak

diragukan bahwa tumbuhan dan organisme memegang peran utama dalam menjadikan bumi

sebagai tempat yang dapat dihuni. Tumbuhan membersihkan udara untuk kita, menjaga suhu bumi

tetap konstan, dan menjaga keseimbangan proporsi gas-gas di atmosfer. Oksigen yang kita

hirup di udara dihasilkan oleh tumbuhan. Bagian penting dari makanan kita juga disediakan oleh

tumbuhan. Setiap tahun, seluruh tumbuhan di muka bumi dapat menghasilkan zat-zat atau bahan-

bahan sebanyak 200 miliar ton. Berbeda dari sel manusia dan hewan, sel tumbuhan dan organisme

berklorofil dapat memanfaatkan langsung energi matahari. Tumbuhan dan organisme berklorofil

mengubah energi matahari menjadi energi kimia dan menyimpannya sebagai nutrisi dengan cara

yang sangat khusus. Proses ini disebut "fotosintesis". Fotosintesis merupakan proses biologi yang

dilakukan tanaman dan organisme berklorofil untuk menunjang proses hidupnya yakni dengan

memproduksi gula (karbohidrat) pada tumbuhan hijau dengan bantuan energi sinar matahari, yang

melalui sel-sel yang ber-respirasi, energi tersebut akan dikonversi menjadi energi ATP sehingga

dapat digunakan bagi pertumbuhannya. Reaksi umum dari proses fotosintesis adalah :

6 H2O + 6 CO2 C6H12O6 + 6 O2


Cahaya Proses fotosintesis adalah reaksi yang hanya akan terjadi dengan keberadaan sinar

matahari, baik kualitas maupun kuantitasnya. Hasil dari fotosintesis seperti yang sudah tersebut di

atas adalah C6H12O6 atau dengan sebutan umum yaitu gula (karbohidrat).(Hari Suseno, 1976).

Peranan intensitas cahaya terhadap keberlangsungan ekosistem. Karbohidrat merupakan

jenis molekul yang paling banyak ditemukan di alam. Karbohidrat terbentuk pada proses fotosintesis

sehingga merupakan senyawa perantara awal dalam penyatuan karbon dioksida, hidrogen, oksigen,

dan energi matahari kedalam bentuk hayati. Pengubahan energi matahari menjadi energi kimia

dalam reaksi biomolekul menjadikan karbohidrat sebagai sumber utama energi metabolit untuk

organisme hidup. Dari karbohidrat hasil fotosintesis dalam tanaman inilah yang merupakan dasar

dari perkembangan kehidupan makhluk hidup dalam suatu ekosistem.

Intensitas Cahaya Matahari merupakan sumber utama energi bagi kehidupan, tanpa adanya

cahaya matahari kehidupan tidak akan ada lagi pertumbuhan tanaman ternyata pengaruh cahaya

selain ditentukan oleh kualitasnya ternyata ditentukan intensitasnya ,cahaya berpengaruh nyata

terhadap sifat morfologi tanaman. Tanaman yang mendapatkan cahaya matahari dengan intensitas

yang tinggi menyebabkan lilit batang tumbuh lebih cepat, susunan pembuluh kayu lebih sempurna,

internodianya lebih pendek, daun lebih tebal, tetapi ukurannya lebih kecil dibanding dengan

tanaman yang terlindung.

Energi cahaya matahari yang digunakan oleh tanaman dalam proses fotosintesis berkisar

antar 0,5 – 2,0 % dari jumlah total energi yang tersedia. Sehingga hasil fotosintesis berkurang apabila

intensitas cahaya kurang dari batas optimum yang dibutuhkan oleh tanaman, yang tergantung pada

jenis tanaman (Leopold & Kriedemann, 1975) hal ini juga berlaku terhadap jenis-jenis anggrek.

Pemberian naungan pada tanaman baik secara alami & buatan, akan berarti mengurangi intensitas

cahaya yang diterima oleh tanaman tersebut, hal ini akan mempengruhi pertumbuhan maupun hasil

tanaman . Tanaman yang kurang


mendapatkan cahaya matahari akan mempunyai akar yang pendek, cahaya matahari penuh

menghasilkan akar lebih panjang dan lebih bercabang.

Radiasi matahari untuk pengeringan produk pertanian. Energi surya dapat dimanfaatkan ke

dalam dua bentuk yaitu pemanfaatan secara termal dan pemanfaatan untuk listrik. Pada bidang

pertanian pemanfaatan energi surya termal biasa digunakan pada proses pengeringan bahan

pertanian. Cahaya Matahari Sebagai Sumber Energi. Matahari merupakan sumber utama energi

bagi kehidupan. Energi cahaya matahari masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen. Oleh

produsen, energi cahaya matahari diubah menjadi energi kima Energi kimia mengalir dari produsen

ke konsumen dari berbagai tingkat trofik melalui jalur rantai makanan.

Energy sinar matahari yang dipancarkan ke bumi salah satunya digunakan untuk

memanaskan atmosfer. Pemanasan atmosfer ini memerlukan proses- proses sebagai berikut:

1. Pemanasan langsung melalui absorpsi

Di dalam atmosfer terkandung uap air, debu, asam arang, dan zat asam. Adanya zat- azat

tersebut berfungsi menyerap sebagian panas sinar matahari. Jadi, sebelum sampai di permukaan

bumi, panas sinar matahari sudah diserap oleh zat- zat tersebut.

2. Pemanasan Tidak Langsung

Ternyata panas matahari setelah melewati atmosfer, kemudian diserap oleh bumi.

Akibatnya bumi menjadi panas. Karena itu, permukaan bumi merupakansumber panas atmosfer,

terutama pada lapisan udara yang paling bawah.

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari jum’at, tanggal 27 mei 2011, pukul 17.00 wib – 18.00

wib, dan pada hari sabtu, tanggal 28 mei 2011, pukul 06.00 wib -12.00 wib di Agro Techno Park 1

daerah Gelumbang Sumatera Selatan.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah pengamatan intensitas cahaya adalah lux

meter, tabel pengamatan dan alat-alat tulis.

C. Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Kemudian buka sensor yang terdapat dalam luxmeter dan setelah lux meter menunjukkan angka,

maka tekan tombol range maka kita akan mendapatkan data mengenai intensitas cahaya pada saat

itu

3. Jika luxmeter tidak menunjukkan angka pada saat kondisi awal maka kita atur perbesarannya

mulai dari 10x sampai 100 x pembesaran.kemudian catat hasil pada tabel pengamatan.

3. Pengamatan dilakukan secara berkala, setelah pengamatan awal dilakukan pengamtan

selanjutnya dilakukan setelah 30 menit pengamatan pertama.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN`

A. Hasil

Jam Intensitas Radiasi Surya


17.00 2872 lux

17.30 816 lux

18.00 2,30

06.00 451 lux

06.30 3006 lux

07.00 1369 x 10 lux

07.30 429 x 100 lux

08.00 437 x 100 lux

08.30 917 x 100 lux

09.00 2033 x 10 lux

09.30 631 x 100 lux

10.00 302 x 100 lux

10.30 366 x 100 lux

11.00 241 x 100 lux

11.30 1079 x 100 lux

12.00 1124 x 100 lux

B. Pembahasan
Kami dari kelompok IV mengambil sampel pengamatan intensitas radiasi surya pada pukul

06.00 wib, dan pukul 10.00 wib, dan diperoleh hasilnya sebagai berikut 451 lux dan 302 x 100 lux.

Sedangkan secara keselurahan data intensitas radiasi surya yang tertinggi terdapat pada

pengamatan pukul 12.00 wib dengan intensitas radiasi yang didapat 1124 x 100 lux.

Pada saat pengukuran dengan menggunakan luxmeter hendaknya sensor yang terdapat

dalam luxmeter tidak terlalu didekatkan dengan sumber cahaya lain selain matahari karena dapat

menggangu dan dapat menimbulkan kesalahan pada saat pengamatan karena jika sensor tersebut

terkena sinar dari sumber lain maka alat tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik.

Luxmeter digunakan sebagai salah satu alat untuk melakukan penelitian ( research ) bidang

ilmu yang memerlukan informasi intensitas cahaya yang lebih akurat. Luxmeter yang ada saat ini

masih terbatas kemampuannyakarena belum dilengkapi dengan memori penyimpanan data yang

dapat disimpansetiap saat. Memori ini sangat bermanfaat pada saat luxmeter digunakan untuk

penelitian dengan dengan jumlah data yang banyak dan waktu yang lama serta akurat.

Selain menggunakan luxmeter intensitas cahaya surya dapat juga diukur dengan

menggunakan alat Campbell stokes, gun bellani, aktinograf dan lain sebgainya. Intensitas radiasi

surya akan meningkat pada saat siang hari karena cahaya yang di pantulkan berkekuatan besar dan

jumlahnya yang banyak.

Penyinaran matahari sampai ke permukaan bumi tidak hanya dipengaruhi oleh keawanan,

tetapi sudut yang dibentuk oleh matahari dan bumi, khususnya besarnya energy matahari yang

diterima bumi. Sudut yang dibentuk antara bumi dan matahari disebabkan adanya rotasi bumi.

Penangkisan dan penyerapan radiasi bisa terjadi di segala lapisan atmosfir, yang paling sering lapisan

bawah di mana massa atmosfir lebih terkonsentrasi.

Radiasi yang tidak tertangkis maupun terserap oleh atmosfir, sampai ke permukaan bumi.

Karena bumi sangat padat, maka radiasi ini bukan ditangkis, melainkan dikembalikan satu arah ke
atmosfir (proses ini biasa disebut refleksi - walaupun sebenarnya sama saja dengan tangkisan). Es

dan salju merefleksi hampir kebanyakan dari radiasi solar yang sampai ke permukaan bumi,

sedangkan laut, merefleksi sangat sedikit.

Radiasi yang sampai ke permukaan bumi yang tidak direfleksi, akan diserap oleh bumi. Di

lautan, penyerapan ini sampai pada puluhan meter dari permukaan laut, sedangkan di daratan,

hanya pada level yang lebih tipis. Seperti halnya yang terjadi pada atmosfir, penyerapan radiasi di

permukaan bumi menyebabkan naiknya temperatur permukaan tersebut. Energy sinar matahari

yang dipancarkan ke bumi salah satunya digunakan untuk memanaskan atmosfer

Alat pengukur lama penyinaran adalah solarimeter. Sedang pengukur intensitas penyinaran

adalah bimetal actinograf. Sedangkan di laboratorium hanya terdapat sebuah actinograf yaitu

Actinograf dwi logam/bimetal Actinograf. Prinsip kerja alat ini adalah perbedaan muai antara

lempeng logam hitam dan lempeng logam putih. Pada actinograf cara pengukuran dilakukan dengan

mengukur luasan yang tercatat di dalam kertas grafik dengan bantuan planimeter, yang kemudian

dikonversi ke dalam satuan intensitas matahari dengan mengalikan terhadap konstanta actinograf.

Actinograph bimetal alat ini untuk mendapatkan ukuran radiasi penyinaran total dengan mencatat

perbedaan temperatur antara jalur bimetalik berselubung hitam yang menyerap radiasi sinar

matahari dan dua lajur bimetalik yang sama dicat putih yang memantulkan radiasi sinar matahari.

Perbedaan temperatur adalah fungsi radiasi matahari total yang diterima dan alat ini hanya

baik untuk mendapatkan total harian. Memasang bimetal actinograf dengan cara diletakkan di atas

tonggak yang terbuat dari beton yang kokoh atau kayu dan diletakkan pada tempat terbuka.

Matahari merupakan pengatur iklim yang sangat penting dan sebagai sumber energy utama

di bumi yang menggerakkan udara dan arus laut. Energi matahari dipancarakan ke segala arah

dalambentuk gelombang elektromagnetik. Penyinaran matahari sangat tergantung dari kondisi

keawanaan. Jika di udara banyak terdapat awan, khususnya awan- awan yang mendatangkan hujan,
maka keberadaan awan akan menghalangi pancaran sinar matahari yang sampai ke bumi. Tetapi

sebaliknya jika di udara tidak ada awan langit tampak biru bersih dan pancaran energy matahari

yang kuat.

Radiasi matahari yang diterima oleh bumi kita (energi matahari) akan diterima dengan cara

sebagai berikut, diserap oleh aerosol dan awan di atmosfer bumi yang akhirnya menjadi panas.

Radiasi yang terserap ini menyebabkan naiknya temperatur gas-gas dan aerosol-aerosol. aerosol=

kumpulan cairan kecil atau partikel-partikel solid yang menyebar dalam suatu gas, seperti uap air di

atmosfir, debu-debu angkasa, etc. Dan diitangkis oleh atmosfer (oleh gas2 dan aerosol-aerosol),

dalam hal ini radiasi ditangkis dan disebarkan ke segala penjuru. Sebagian radiasi menuju kembali ke

angkasa, sebagian sampai ke permukaan bumi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Intensitas cahaya merupakan pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang terjadi

di matahari, atau dapat dikatakan sumber utama untuk proses-proses fisika atmosfer yang

menentukan keadaan cuaca dan iklim di atmosfer bumi.

2. Radiasi surya memegang peranan penting dari berbagai sumber energy lain yang dimanfaatkan

manusia

3. Luxmeter digunakan sebagai salah satu alat untuk melakukan penelitian ( research ) bidang ilmu

yang memerlukan informasi intensitas cahaya yang lebih akurat.


4. Penyinaran matahari sampai ke permukaan bumi tidak hanya dipengaruhi oleh keawanan, tetapi

sudut yang dibentuk oleh matahari dan bumi, khususnya besarnya energy matahari yang diterima

bumi.

5. Penyinaran matahari sangat tergantung dari kondisi keawanaan. Jika di udara banyak terdapat

awan, khususnya awan- awan yang mendatangkan hujan, maka keberadaan awan akan menghalangi

pancaran sinar matahari yang sampai ke bumi.

6. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengamatan dan pengambilan data meteorologi antara

lain cara pengamatan, waktu pengamatan, dan tata letak penempatan alat dalam stasiun sehingga

dapat mewakili kondisi fisik lingkungan.

7. Radiasi matahari yang diterima oleh bumi kita (energi matahari) akan diterima dengan cara

sebagai berikut, diserap oleh aerosol dan awan di atmosfer bumi yang akhirnya menjadi panas.

B. Saran

Pada saat pengukuran dengan menggunakan luxmeter hendaknya sensor yang terdapat

dalam luxmeter tidak terlalu didekatkan dengan sumber cahaya lain selain matahari karena dapat

menggangu dan dapat menimbulkan kesalahan pada saat pengamatan karena jika sensor tersebut

terkena sinar dari sumber lain maka alat tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik.

Sebaiknya pada praktikum kali ini, para praktikan harus benar-benar objektif dalam

pengolahan data agar hasil yang diperoleh tidak salah. Selain itu, dalam praktikum ini haruslah ada

koordinasi antar kelompok agar informasi yang ada pada masing-masing kelompok karena data yang

diperoleh memiliki hubungan antar data dari masing-masing kelompok

Anda mungkin juga menyukai