Anda di halaman 1dari 6

ProceedingPESAT(Psikologi,

Ekonomi,
Sastra,Arsitektur& Sipil) Vol.4 Oktober2011
Universitas
Gunadarma
- Depok18- 19Oktober2011 ISSN:1858-2559

ANALISA PEMBANGUNAN TEROWONGAN AIR SEBAGAI


BANGUNAN PENGELAK WADUK JA TIGEDE,
SUMEDANG, JAW A BARAT -
Asri Wulan1 Ql1
wtM
Bety Prastiwi2

1.2Fakultas: Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma


Jl. Margonda Raya 100, Depok 16424
1asri@Staffgunadarma.ac.id
2prastiwi _tiwi90@yahoo.com

Abstrak

Potensi sumber daya air yang besar dan melimpah, namun terbuang percuma dan belum
termanfaatkan dengan baik untuk peningkatan daya mampu bangsa dalam merevitalisasi
sumber daya air yang ada membuat pemikiran untuk memanfaatkannya, tak terkecuali pada
Wi/ayah Sungai (WS) Cimanuk-Cisanggarung, Sukabumi. Guna mengembangkan potensi
sumber daya air Wi/ayah Sungai (WS) Cimanuk-Cisanggarung yang memiliki fluktuasi debit
yang tercatat sangat besar yaitu Qmak = 1.004 m31detikdan Qmin = 4 m31detikdengan rasio =
251, maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat berinisiatij untuk membangun Waduk Jatigede yang
terletak di Desa Cijeunjing Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang Jawa Barat, dengan luas
areal 1.460 km2 dan jumlah tampungan air sebesar 1,979 mi/yar m3. Salah satu konstruksi
utama dari pembangunan waduk ini adalah terowongan (tunnel). Terowongan yang dibangun
pada lokasi waduk ini adalah terowongan pengelak (diversion tunnel) yang terletak di bawah
bangunan pelimpah (spillway) serta berfungsi untuk mengalirkan air yang melimpas dari waduk
dan jatuh ke dalam spillway. Metode perencanaan menggunakan rumusan empiris hidrolika.
Tahapan dalam konstruksi terowongan pengelak ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu galian
terowongan dengan drilling, charging,blasting, pemasangan penyangga temporerlawal, dan
konstruksi penyangga perman en. Tipe penampang terowongan untuk bagian dalam adalah
circular, dan bagian luar berbentuk tapal kuda, lapisan beton bertulang, dan panjang
terowongan yaitu 546,221 meter.

Kata Kunci : potensi sumber daya air, waduk Jatigede, terowongan pengelak, tahapan
konstruksi.

PENDAHULUAN duk Jatigede dilakukan pene-Iusuran banjir


dengan periode ulang 100 tahun (Q = 100
Terowongan adalah sebuah tembusan tahun). Keeepatan aliran pada terowongan
di bawah permukaan tanah atau gunung. dalam kondisi aliran bebas dan aliran tertekan
Terowongan umumnya tertutup di seluruh ditentukan berdasarkan debit air yang harus
sisi keeuali di kedua ujungnya yang terbuka dialirkan. Sedangkan tinggi muka air pada
pada lingkungan luar. Beberapa ahli teknik bagian hulu dan besamya debit yang dialir-
sipil mendefinisikan terowongan sebagai kan ditentukan dengan pene-Iusuran banjir.
sebuah tembusan di bawah permukaan yang Bangunan pengelak pada Waduk Jatigede
memiliki panjailg minimal 0.1 mil, dan yang terdiri dari saluran conduit sepanjang 136.20
lebih pendek dari itu lebih pantas disebut meter dan terowongan sepanjang 593.30
underpass. Penentuan ukuran dari tero- meter. Diameter conduit dibuat sarna dengan
wongan pengelak sangat erat hubungannya diameter terowong, yaitu 10 meter. Tujuan
dengan penentuan tinggi cofferdam. Makin dibangunnya waduk ini adalah meningkatkan
keeil bangunan pengelak maka diperlukan produksi padi dengan memanfaatkan semak-
cofferdam yang lebih tinggi. Untuk menen- simal mungkin jaringan irigasi yang telah
tukan ukuran terowongan pengelak dan tinggi ada (sistem jaringan irigasi rentang) di se-
cofferdam pada Review Detailed Design Wa- kitar Cirebon dan Indramayu (Ciayu) dengan

Wulan& Prastiwi,
AnalisaPembangunan
Terowongan... AT- 57
ProceedingPESAT(Psikologi,
Ekonomi,Sastra,Arsitektur& Sipil) Vol.4 Oktober2011
Universitas - Depok18- 19Oktober2011
Gunadarma ISSN:1858-2559

luas areal irigasiyaitu 90.000Ha, pola tanam Untuk menentukan kecepatan aliran dalam
padi-palawija, dan intensitas tanam 276%. terowongan pengelak digunakan rumus
Penyediaan 'air baku untuk wilayah Manning:
PANTURA Ciayu (Kawasan Balongan,
Kab.Cierebon, dan Kab.Indramayu) dengan v = .!.- R 2/3 S 1/2
n
kapasitas air 3.500 liter/detik.
Q=V.A
METODE PENELITIAN Dimana:
Q = debit yang mengalir pada
Dengan memperhitungkan kondisi to- kedalaman tertentu (m3/det)
pografi di lapangan, kemiringan conduit R =jari-jari hidrolis = AlP (m)
dipilih agak landai untuk mendapatkan aliran A = luas penampang basah (m2)
subkritis. Kondisi aliran dalam conduit P = keliling basah (m)
ditentukan oleh ratio dari kedalaman air pada D = diameter terowongan (m)
dasar conduit terhadap penampang conduit S = kemiringan terowongan
pada outletnya atau diameter ekivalen con- n = koefisien kekasaran Manning
duit. Bila ratio lebih kecil atau sama dengan Menurut Van Te Chow dalam buku "Open
1.2 kondisi aliran dianggap aliran bebas, bila Channel Hydraulics" halaman 135,
diantara 1.2 hingga 1.5 kondisi aliran
dianggap aliran campuran, dan bila nilainya didapatkan grafik hubungan antara .!..
do
lebih dari 1.5 kondisi aliran dianggap aliran
bertekanan, Profil air dan discharge rating dengan I-
pada kondisi n konstan.
curve ditunjukkan secara skematik pada Vo
Gambar 1. Dimana :
Aliran air yang melalui terowongan Y = tinggi muka air dari dasar
pengelak dibagi menjadi 2 macam, yaitu terowongan (m) = d
kondisi aliran bebas dan kondisi aliran do = diameterterowongan(m) = D
bertekanan. V = volume terowongan pada saat
tinggi muka air adalah Y (m3)
Kondisi AUran Bebas V0 = volume terowongan pada saat
IWL = IlL + h + (1 + fe).v2 /2g tinggi muka air D (m3)
v . Y d
Untuk - makSlmumharga - atau - =
Vo do D
Dimana :
IWL = permukaan air pada pangkal 0,8, sehingga V maksimum pada saat ~
do
conduit (El.m)
d
IlL = permukaan invert inlet (El.m) atau - =08
h = kedalaman air di dalam terowong D '
fe = koefisien kehilangan enersi akibat Rumus Manning untuk aliran bebas berlaku
pemasukan saat V = 0 hingga V = maksimum, sehingga
V = kecepatan didalam conduit
(m/detik). syarat aliran bebas adalah .!.. atau !!: ~
do D
0,8.

AT- 58 Wulan& Prastiwi,AnalisaPembangunan


Terowongan...
ProceedingPESAT(Psikologi,
Ekonomi,
Sastra,Arsitektur& Sipil) Vol.4 Oktober2011
Universitas
Gunadarma
- Depok18- 19Oktober2011 ISSN:1858-2559

L2 < HID ~1.5

1
wC'
, SA
~~ Be~~s ~~ ~~Pur:~, ~
HID>1.5

:I:
c

Alir~ 1l~I1e~.aniIP.
Gambar 1.Profil Air dalamConduit

Kondisi Aliran Bertekanan


Aliran Bertekanan terjadi apabila ratio Persamaan di atas dapat dijabarkan untuk
kedalaman air terhadap diameter conduit setiap jenis kehilangan :
lebih dari 1.5. Permukaan air pada pangkal H T = ht + he + hb + hf + hg + hr
conduit dihitung dengan persamaan berikut. Dimana :
IWL= OIL+D+hi hi = kehilangan akibat melewati
trashrack
hi = SUMf.v2 /2g he = kehilangan akibat melewati pintu
SUMf = 1+ fe+ jb+ ff.L masuk
hb = kehilanganakibatmelewati
8yarat yang harus dipenuhi untuk aliran tekan belokan
(pressure condition) adalah : hr = kehilangan akibat gesekan dengan
d H penampang
-D > 1,5 -D > 1,28 ; dengan 8 hg = kehilanganakibatmelewatipintu
atau katup
kemiringan kritis, maka pada uJung hr = kehilangankecepatanpada
terowongan terdapat ruang udara. keluaran
H > 1,28 hingga 1,58 ; dengan 8
D Jika : Q = a) v) = ax vx, a)2 V)2= a/ v/, dan
2 2 2 2
kemiringan kritis, maka sepanjang a) v) _ ax vx
terowongan banyak terdapat ruang udara.
2g 2g
H > 1,58 ; dengan 8 kemiringan kritis, V
2
a
2
v
2
D
maka sepanjang terowongan alirannya Maka: 2~= ( a~ J 2~
mempunyai sifat tekan (pressureflow).
Untuk kondisi aliran dalam sistem Karena tidak ada perubahan penampang,
maka persamaan dapat ditulis :
terowongan tertutup. persamaan Bernoulli
adalah sebagai berikut : v.2
HT =-L[Kt +Ke +Kb +Kr +K y ]
HT =hL +hr2 2g c
Dimana :
HT = total kehilangan tinggi 8ehingga: Q= a
hL = kehilangan tinggi energi komulatif KL
,~2gHT
dari sistem

Wu/an& Prastiwi,
Ana/isaPembangunan
Terowongan... AT- 59
ProceedingPESAT(Psikologi,
Ekonomi,
Sastra,Arsitektur& Sipil) Vol.4 Oktober2011
Universitas - Depok18- 19Oktober2011
Gunadarma ISSN:1858-2559

Kehilangan tinggi pada terowongan pengelak yang dibuat adalah penampang bulat (circu-
disebabkan oleh gaya geser permukaan se- lar) dengan penampang galian tapal kuda dan
panjang terow6ngan (kehilangan tinggi pri- lapisan beton bertulang. Kemiringan dasar
mer). Kehilangan lainnya (sekunder) diaki- saluran adalah 0,013585. Rencana debit air
batkan trashrack, penyempitan pada bagian yaitu untuk besamya debit air yang mengalir
pintu masuk, penyempitan, pelebaran pada masuk adalah (Qinflow) = 3.200 m3/detik se-
pemasangan pintu serta belokan. Kehilangan dangkan besar debit air yang keluar tero-
tinggi dapat diuraikan sebagai berikut : wongan (Qoutflow) adalah 1.882,71 m3/detik.
Kehilangan akibat melewati trashrack Panjang total saluran pengelak ini termasuk
V2 bagian inlet, conduit, dan tunnel adalah
ht = K --2!.- 727,72 m. Bagian inlet memiliki panjang
t 2g sebesar 91,70 meter. Letaknya berada di
dengan : stasiun 0+38.200 sampai 0+53.461. Tipe
Kt = koefisien kehilangantinggi akibat saluran bagian inlet ini adalah saluran terbuka
penangkap sampah (empiris) berbentuk trapesium dengan lebar dasar 10m
2
an an
dan menggunakan betan tipe G. Bagian
Kt =1,45-0,45--- conduit memiliki panjang lebih kecil
ag ( ag J dibandingkan dengan inlet, yaitu sebesar
an = luasan bersih pada trashrack 89,90 meter. Letak bagian ini berada pada
ag = luasan kotor pada trashrack stasiun 0+53.461 hingga 0+143.255. Bagian
Vn = kecepatan ketika melewati conduit ini memiliki penampang luar dan
trashrack dalam berbentuk persegi dengan lebar 2 x 4,2
Kehilangan akibat melewati entrance : m2, tinggi 10 meter, tebal dinding 2 meter,
V2 tebal lantai 2,5 meter dan menggunakan
he = Ke - dengan: beton tipe E. Bagian tunnel memiliki panjang
2g palig besar dibandingkan dengan bagian yang
Ke = koefisien kehilangantinggi akibat lain, yaitu 546,221 meter. Letak bagian ini
melewati pintu masuk berada pada stasiun 0+143,255 hingga
Kehilangan akibat gaya geser 0+689,476. Tipe penampang bagian dalam
Persamaan kehilangan akibat gaya geser adalah circular dan penampang bagian luar
dengan nilai dinyatakan dalam persamaan adalah tapal kuda. Beton yang digunakan
Darcy Weisbach, untuk bentuk terowongan adalah beton tipe E dengan mutu 30 MPa.
lingkaran adalah: Bagian tunnel ini terdiri dari U/S tunnel
(180,3 m) , plug section (39,28 m), D/S
hf =f.~.~ tunnel (304,97 m),dan outlet (21,67 m).
D 2g
Tahapan Konstruksi Terowongan
f = 124.5.n2
D1I3 Pengelak
Dimana : Secara garis besar, tahapan konstruksi
yang dilakukan pada pembangunan tero-
f = faktor kehilangan
wongan pengelak Waduk Jatigede, terbagi
D = diameter dalam penampang menjadi 3 tahapan, yaitu : (1) Konstruksi
melintang (m)
Galian Terowongan. Untuk konstruksi galian
n = koefisien kekasaran Manning
terowongan ini, terbagi menjadi beberapa
L = panjang (m)
tahapan pekerjaan yaitu : (a) Drilling, Char-
V = kecepatan (m/dt)
ging dan Blasting. Alat yang Dipakai :
g = percepatan grafitasi (9,8 m/dr)
Digunakan alat khusus yang bemama Jumbo
Drill. Charging Bahan Peledak (Explosive) :
BASIL DAN PEMBABASAN Pada setiap lubang secara manual dari
hydraulic boom dilengkapi dengan keranjang.
Peledakan (Blasting) : Dengan alat peledak
Pembangunan terowongan pengelak semacam dinamit yang dipasang pada sisi-sisi
Waduk Jatigede terletak di bawah bangunan
tertentu yang diperkirakan sebagai lubang
pelimpah (spillway). Bentuk terowongan terowongan,(b) memuatHasil PeledakanKe

AT - 60 Wulan& Prastiwi,AnalisaPembangunan
Terowongan...
ProceedingPESAT (Psikologi,
Ekonomi,Sastra,Arsitektur& Sipil) Vol.4 Oktober2011
Universitas
Gunadarma- Depok18- 19Oktober2011 ISSN:1858-2559

Dump Truck dan Dibuang Ke Disposal Area tar dengan alat khusus yang bemama Grout
(Mucking). Alat yang Dipakai : Digunakan Pump. Rockbolt ditekan kedalam lubang ter-
alat khusus yang bemama Wheel Loader dan sebut, kemudian diberi baji (wedge). (3)
Dump Truck, dan (c) Chopping (Batu Lepas Konstruksi Penyangga Permanen. Pada
Digaruk Dan Dibuang Ke Disposal Area). tahapan terakhir yaitu pekerjaan pemasangan
Alat yang Dipakai : Digunakan alat khusus
yang bemama Back Hoe dan Dump Truck.
penyangga permanen. Setelah pemasangan
usai, dilakukan pekerjaan pembetonan lapisan
~
(2) Pemasangan Penyangga Awal. (a) Wire terowongan dan pekerjaan penggroutingan
Mesh (Single Reinforcement Bars Buatan yang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu : (a)
Pabrik). Memasang wire mesh pada dinding Backfill grouting. Penggroutingan jenis ini
tunnel dengan terlebih dahulu dilakukan untuk menahan tanah dari keruntuhan di
Primary shotcrete. Alat yang dipakai bersifat dalam terowongan, (b) Consolidation grou-
manual tenaga manusia, tanpa alat atau mesin ting. Penggroutingan jenis ini untuk pema-
khusus, (b) Shotcrete. Adapun syarat penger- datan tanah di area badan terowongan, dan
jakan shotcrete adalah sebagai berikut : tebal (c) Curtain grouting. Penggroutingan jenis ini
-
shotcrete yaitu 10 cm, Alat yang dipakai sebagai pelapis badan terowongan.
adalah wet Type Sprayer, dan (c) Rockbolt. Secara garis besar, tahapan konstruksi
Alat untuk membuat lubang rockbolt yaitu terowongan pengelak, disajikan dalam bentuk
Two Boom Wheel Jumbo. Dipompakan mor- pada Gambar 2.

Pengeboran& RockMass Type 1 Pembetonan


pengisian Shotcrete10em lapisan
bahanpeledak RoekboltL = 3 m terowongan

Peledakan RockMass Type 2 Grouting


Shotcrete15 em Backfill
grouting
Rockbolt 1=6m Consolidation
Pembuanga SteelRib
nmaterial grouting
ledakan Curtaingrouting

Pembersihan
dinding& atap

Gambar 2. Tahapan Konstruksi Terowongan Pengelak

Wulan& Prastiwi,AnalisaPembangunan
Terowongan... AT- 61
ProceedingPESAT(Psikologi,
Ekonomi,Sastra,Arsitektur& Sipil) Vol.4 Oktober2011
Universitas
Gunadarma
- Depok18- 19Oktober2011 ISSN:1858-2559

SIMPULAN ini dapat bersifat terbuka maupun tertutup.


Maksudnya adalah, jika dalam bentuk saluran
Kegagala'n dalam pemasangan pe- terbuka, maka sistem drainase ini dapat
nyanggah dalam badan terowongan dapat berupa bulang air seperti selokan di sisi
menimbulkan beberapa dampak, diantaranya pinggir badan terowongan dan bersifat
adalah kerusakan bentuk badan terowongan tertutup bila sistem ini menggunakan selang
yang tidak sesuai rencana pada saat peng- ataupun pipa.
groutingan, kelongsoran tanah, bahkan kese-
lamatan nyawa pekerja. Semakin dalam DAFTAR PUSTAKA
(jauh) lubang terowongan yang tergali di
dalam tanah, maka kadar oksigen semakin Anomim, Wikipedia - Terowongan,
menipis. Oleh karena itu diperlukan sistem www.wikipedia.org, Juni 2011.
sirkulasi (ventilasi) yang baik untuk menya- Departemen Pekerjaan Umum.
lurkan udara (oksigen) untuk para pekerja di Pembangunan Waduk Jatigede, Maret 2011.
dalam terowongan dengan menggunakan pipa Kementerian Pekerjaan Umum. Waduk
khusus yang diletakan di bagian atas lubang. Jatigede akan Alirkan 3500 liter/Detik
Sistem drainase diperlukan untuk mencegah Air Baku untuk Air Minum Ciayu,
terjadinya penimbunan endapan maupun air Maret 2011.
tanah hasil pengeboran di dalam terowongan. Te Chow Van. 1959. Open Channel
Sehingga mobilisasi alat maupun pekerja Hydraulics. Jakarta.
dapat berjalan dengan lancar. Sistem drainase

AT - 62
Wulan& Prastiw;,
AnalisaPembangunan
Terowongan...

Anda mungkin juga menyukai