Anda di halaman 1dari 12

Tokyo Skytree

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tokyo Skytree

東京スカイツリー

Tokyo Skytree pada Desember 2012

Informasi umum

Status Selesai

Jenis Menara siaran, rumah makan, dan menara observasi

Lokasi Sumida, Tokyo, Jepang

35°42′36,5″LU139°48′39″BTKoordinat: 35°42
Koordinat
′36,5″LU 139°48′39″BT

Mulai 14 Juli 2008

dibangun

Selesai 29 Februari 2012


Dibuka 22 Mei 2012

Biaya ¥40 miliar (AS$440 juta)[1]

Pemilik Tobu Tower Skytree Co., Ltd.

Tinggi

Antenna spire 6.340 m (20.801 ft)

Atap 4.950 m (16.240 ft)

Lantai teratas 4.500 m (14.764 ft)

Informasi teknis

Lift 13

Desain dan konstruksi

Arsitek Nikken Sekkei

Pengembang Tobu Railway

Kontraktor Obayashi Corp.

utama

Situs web

www.tokyo-skytree.jp/english/

Tokyo Skytree (東京スカイツリー Tōkyō Sukai Tsurī , Pohon Langit Tokyo), sebelumnya
?

disebut New Tokyo Tower (新東京タワー , Menara Tokyo Baru) adalah menara siaran,
?

observasi, dan rumah makan di Sumida, Tokyo, Jepang. Menara ini telah menjadi struktur
tertinggi di Jepang sejak tahun 2010,[2] dan mencapai ketinggian akhir 634 m pada bulan Maret
2011, sekaligus menjadikannya sebagai menara tertinggi di dunia, melampaui Menara
Canton di Guangzhou,[3][4] dan merupakan struktur tertinggi nomor dua di dunia setelah Burj
Khalifa (829,84 m).
Pembangunan menara ini dipimpin oleh Tobu Railway dibantu oleh konsorsium enam stasiun
penyiaran terestrial yang dikepalai oleh NHK. Menara ini berada di tengah-tengah proyek
pengembangan kawasan di antara Stasiun Tokyo Skytree dan Stasiun Oshiage, sekitar 7 km
timur laut Stasiun Tokyo. Salah satu dari fungsi utama menara ini untuk merelai sinyal siaran
radio dan televisi. Fasilitas yang ada sekarang ini di Menara Tokyo (tinggi 333 m) tidak cukup
tinggi untuk menyiarkan televisi terrestrial digital karena dikelilingi oleh banyak bangunan-
bangunan tinggi. Proyek pembangunan menara ini selesai pada 29 Februari 2012, dan dibuka
untuk umum pada 22 Mei 2012.[5]

Tahap pembangunan[sunting | sunting sumber]



Lampu sorot menunjukkan rencana tinggi menara 610 m (6 Oktober 2007)

Persiapan lahan, 12 April 2008

14 Juli 2009 (76 m)

19 September 2009 (153 m)

14 November 2009 (205 m)


22 Desember 2009 (245 m)

30 Maret 2010 (338 m)

10 Juli 2010 (398 m)

Tes iluminasi, dari 18.30-21.10, 13 Oktober 2010 (488 m)

3 November 2010 (497 m)


Iluminasi Natal, matahari terbenam 25 Desember 2010 (539 m)

23 Januari 2011 (559 m)

Tokyo Sky Tree telah mencapai ketinggian penuh seperti rencana, 19 Maret 2011

4 Agustus 2011

Iluminasi Natal dan Tahun Baru 23, 24, dan 31 Desember 2011
"TIMBULNYA SUATU KARYA ARSITEKTUR"

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR ARSITEKTUR


DOSEN PEMBIMBING : Ir. Broto W. Sulistyo, MT

Disusun Oleh :
FEBRI AYU IRAWATI 04.2016.1.03015
WINDA APRILLIYANTI 04.2016.1.03038

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 0
BAB I 2
PENDAHULUAN 2
1.1 LATAR BELAKANG 2
1.2 TUJUAN 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
2.1 GAMBARAN OBYEK PENGAMATAN 3
2.1.1 Sekilas Tokyo Sky Tree 4
2.1.2 Tahap Pembangunan 4
2.1.3 Fitur Unggulan atau Daya Tarik 8
2.2 ANALISIS 8
BAB III 10
PENUTUP 10
3.1 KESIMPULAN 10
DAFTAR PUSTAKA 11

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pada semester ganjil ini materi yang disampaikan dalam mata kuliah pengantar arsitektur yaitu
mulai dari pengaruh kebudayaan terhadap perkembangan arsitektur kemudian peran, ruang
lingkup & pelaku dalam arsitektur, serta komunikasi arsitektur. Sebagian besar materi yang
disampaikan dalam perkuliahan merupakan dasar-dasar arsitektur yang sederhana dari sudut
pandang para pakar arsitektur di seluruh dunia. Dari sekian banyak teori mengenai ilmu pokok
arsitektur tersebut dapat kita ambil satu contoh yaitu teori Vitruvius. Teori Vitruvius menyatakan
semua yang dibangun harus memiliki prinsip kekokohan/kekuatan (firmitas), fungsi (utilitas) dan
keindahan (venustas). Kehadiran karya arsitektur dengan ruang, volume, struktur, ornament, dan
sejarahnya dibutuhkan sebagai sarana untuk penyampaian "pesan" tentang norma dan tata nilai
masyarakat. Untuk itulah dituntut kepekaan social yang tinggi dari para arsitek.
Tugas kali ini adalah mencari sebuah obyek pengamatan (bebas) yang memiliki nilai arsitektur
dan dianalisa menurut pengaruhnya kebutuhan dalam kehidupan manusia, pengaruh adanya
hubungan atau interaksi antar manusia, dan pengaruh kesadaran berbudaya. Makalah ini akan
membahas topic yang sudah ditentukan oleh Dosen Pengajar yaitu "TIMBULNYA SUATU KARYA
ARSITEKTUR", berdasarkan tema tersebut maka kami memutuskan untuk memilih "Tokyo Sky-
Tree Tower" sebagai obyek pengamatan yang akan kami analisa.
Tokyo, ibukota Negeri Sakura memang selalu menjadi tujuan wisata dari seluruh penjuru dunia.
Sebelumnya, Tokyo sudah memiliki beberapa spot andalannya yang terbukti menarik minat para
wisatawan, misalnya Kuil Asakusa, Senso-Ji Temple, Pasar Ikan Tsukiji, Odaiba Aqua City, Shibuya
Pedestrian Crossing, Museum Nasional Tokyo, Tokyo Disney Land, dan Tokyo Tower yang
memiliki ketinggi 333 meter.
TUJUAN
Tujuan menyusun makalah ini adalah dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan dosen
pengajar Pengantar Arsitektur kepada kami. Selain itu untuk memperdalam pengetahuan dan
wawasan kami mengenai arsitektur khususnya pada aspek pengaruh arsitektur terhadap
kebutuhan kehidupan manusia yang saling membutuhkan satu sama lain (social/komplementer).
BAB II
PEMBAHASAN
GAMBARAN OBYEK PENGAMATAN
Gambar 1. Tokyo Skytree pada tahun 2016 (flyingbaby-blog.com)Gambar 2. View Tokyo dari
ketinggian 350 meter (isigood.com)
Gambar 1. Tokyo Skytree pada tahun 2016 (flyingbaby-blog.com)
Gambar 2. View Tokyo dari ketinggian 350 meter (isigood.com)
Sekilas Tokyo Sky Tree
Saat ini, Jepang sudah memiliki tower tertinggi mereka, yaitu Tokyo Skytree (東京スカイツリー).
Tokyo Skytree adalah sebuah menara pemancar televise dan radio, menara observasi, dan
restoran yang terletak di distrik Sumida-ku, Tokyo, Jepang. Menara ini telah menjadi struktur
tertinggi di Jepang sejak tahun 2010, dan telah mencapai ketinggian akhir 634m pada bulan
Maret 2011, sekaligus menjadikannya sebagai menara tertinggi di dunia, melampaui Menara
Canton di Guangzhou, dan merupakan struktur tertinggi nomor dua di dunia setelah Burj Khalifa
(829,84 m). Tahun 2011, menara ini dinobatkan sebagai menara tertinggi (bukan bangunan
tertinggi) di dunia oleh Guiness World Records. Penobatannya hanya dalam kategori menara
bukan dari segi arsitektur ataupun bangunan tertinggi yang sampai saat ini masih dipegang Burj
Khalifa di Dubai.
Menara ini dibangun untuk menggantikan menara sebelumnya, "Tokyo Tower" yang kurang
tinggi untuk mencakup siaran televisi digital terestrial dan merupakan tower siaran tertinggi di
dunia sekarang ini. Karena jaringan televisi Jepang akan beralih sepenuhnya menggunakan
transmisi digital pada awal tahun 2012, sehingga Tokyo Sky Tree akan mengambil alih siaran
televisi dari Tokyo Tower, yang telah melayani para pemirsa di Jepang selama 52 tahun.
Tokyo Sky Tree sengaja dibangun dengan ketinggian 634 meter agar mudah diingat oleh warga
Jepang, karena angka 6 (mu / む・っつ), 3 (sa / さ), 4 (shi / し) berarti "Musashi".
Tahap Pembangunan
Pembangunan Tokyo Sky Tree dicanangkan oleh Tobu Railway dibantu oleh konsorsium enam
stasiun penyiaran terestrial yang dikepalai oleh NHK pada tanggal 14 July 2008. Menara ini
berada di tengah-tengah proyek pengembangan kawasan di antara Stasiun Tokyo Skytree dan
Stasiun Oshiage, sekitar 7 km timur laut Stasiun Tokyo. Salah satu dari fungsi utama menara ini
untuk merelai sinyal siaran radio dan televisi. Fasilitas yang ada sekarang ini di Menara Tokyo
(tinggi 333 m) tidak cukup tinggi untuk menyiarkan televisi terrestrial digital karena dikelilingi
oleh banyak bangunan-bangunan tinggi di sekitar. Proyek pembangunan menara ini selesai pada
29 Februari 2012, dan dibuka untuk umum pada 22 Mei 2012.
Pembangunan Tokyo Sky-Tree terus berlanjut meskipun gempa bumi dahsyat mengguncang
Tokyo pada saat proyeknya sedang berlangsung. Menara ini sanggup menahan gempa sekuat
8,9 SR pada 11 Maret tahun 2011 lalu. Gempa yang disusul oleh tsunami maha dahsyat itu
rupanya tidak menyebabkan kerusakan struktur pada Sky Tree ataupun menyebabkan cedera
pada 500 orang yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi pada hari itu. Padahal di sisi lain, antena
di atas Tokyo Tower (333 meter) bengkok akibat gempa. Menara yang pembangunannya
menggunakan desain rangka baja anti-seismik dan menerapkan teknologi anti-gempa pada
pondasinya itu memang patut dicontoh oleh proyek-proyek bangunan tinggi di seluruh dunia.
Struktur menara terdiri dari dua bagian yang dibangun secara independen, bagian luar dengan
rangka baja dan tiang inti di bagian dalam. Tiang inti berfungsi untuk menstabilkan struktur
utama untuk mengurangi goyangan pada waktu angin kencang dan gempa bumi. Pagoda lima
tingkat, salah satu dari struktur tradisional Jepang, juga distabilkan dengan tiang inti
(shinbashira). Mekanisme peredam ini dinamakan pengendali vibrasi seperti sistem Pagoda lima
tingkat. Untuk pondasi, desainnya harus bisa memikul beban yang besar dikarenakan
rampingnya menarik, beserta tegangan tariknya. Maka, pondasi tiang dengan bentuk nodular-
wall digunakan untuk memperbesar friction resistance. Tiang-tiang ini membentuk formasi pins
of spiked shoes. Masing-masing tiang tersambung dalam arah radial.
Core cylinder kolom menara dari konstruksi beton bertulang diisolasi dari frame baja yang
menyelimutinya. Bagian atas core kolom difungsikan sebagai berat penyeimbang. Sistem ini
dikenal dengan nama added mass control mechanism. Filosofi kolom tengah ini diambil dari
sistem struktur pagoda (menara Budha berlantai lima) yang sejarahnya tidak pernah runtuh
walaupun diguncang gempa dahsyat. Pagoda bertahan dari gempa karena kolom Shinbashira,
kolom tengah. Untuk Skytree, kolom tengah berupa silinder shell dari beton bertulang, yang juga
berfungsi sebagai tangga. Sistem kolom Shinbashira Seishin bisa mereduksi respon geser akibat
gempa sebesar 40%.

Gambar 4.Persiapan lahan, 12 April 2008Gambar 3.Lampu sorot menunjukkan rencana tinggi
menara 610 m (6 Oktober 2007)
Gambar 4.
Persiapan lahan, 12 April 2008
Gambar 3.
Lampu sorot menunjukkan rencana tinggi menara 610 m (6 Oktober 2007)

Gambar 5.14 Juli 2009 (76 m)Gambar 6.19 September 2009 (153 m)Gambar 7.14 November 2009
(205 m)
Gambar 5.
14 Juli 2009 (76 m)
Gambar 6.
19 September 2009 (153 m)
Gambar 7.
14 November 2009 (205 m)

Gambar 8.22 Desember 2009 (245 m)


Gambar 8.
22 Desember 2009 (245 m)
Gambar 10.10 Juli 2010 (398 m)Gambar 9.30 Maret 2010 (338 m)
Gambar 10.
10 Juli 2010 (398 m)
Gambar 9.
30 Maret 2010 (338 m)
Gambar 11.Tes iluminasi, dari 18.30-21.10, 13 Oktober 2010 (488 m)Gambar 12.3 November 2010
(497 m)
Gambar 11.
Tes iluminasi, dari 18.30-21.10, 13 Oktober 2010 (488 m)
Gambar 12.
3 November 2010 (497 m)

Gambar 13.Matahari terbenam 25 Desember 2010 (539 m)Gambar 14.23 Januari 2011 (559
m)Gambar 15.Tokyo Sky Tree telah mencapai ketinggian penuh seperti rencana, 19 Maret 2011
Gambar 13.
Matahari terbenam 25 Desember 2010 (539 m)
Gambar 14.
23 Januari 2011 (559 m)
Gambar 15.
Tokyo Sky Tree telah mencapai ketinggian penuh seperti rencana, 19 Maret 2011
Fitur Unggulan atau Daya Tarik
Menara ini memiliki elevator yang dinamai TEMBO Shuttle. Sebagai elevator tercepat di Jepang
yang mampu membawa 40 penumpang ke lantai 340 dalam waktu sekitar 50 detik. Elevator
dapat mencapai kecepatan maksimum 600 meter per menit.
Tempat tertinggi yang dapat dicapai para wisatawan adalah titik Sorakara di area Tembo Galleria
lantai 445 dan 450. Sorakara merupakan ruang berukuran 451,2 meter dengan dinding penuh
cermin yang langsung mengundang sensasi seperti melayang mengitari kota Tokyo dari udara.
Sedangkan di bagian tengah tempat observasinya dinamakan Tembo Deck yang terletak di Lantai
350, 345, dan 340.
Tokyo Skytree memiliki sebuah kota di dalam menara yang dinamai Tokyo Skytree Town yang
dihubungkan dengan Stasiun Tokyo Skytree dan Stasiun Oshiage. Kompleks kota ini memiliki
akuarium, planetarium, kompleks perkantoran dan kompleks perbelanjaan yang dibangun
dengan gaya suasana Edo.
ANALISIS
Pengaruh Kebutuhan dalam Kehidupan
Tokyo Sky Tree adalah sebuah fenomena yang mampu menunjukkan keunggulan teknologi
konstruksi Jepang. Pada dasarnya tujuan pembangunan menara ini adalah membuat pemancar
siaran televisi agar dapat terdistribusi secara nasional ke seluruh Jepang. Bukan hanya menarik
secara rancangan namun hal yang mengagumkan adalah kehebatan mereka yang berani
mendirikan konstruksi pencakar langit di atas tanah yang rawan gempa bumi. Bagi Jepang,
keberadaan menara Tokyo Sky Tree bukan sekedar menara komunikasi biasa. Ia adalah simbol
akan unggulnya teknologi Jepang, khususnya di bidang konstruksi di wilayah rawan bencana.
Tokyo Sky Tree membuktikan teknologi arsitektur Jepang yang maju. Selain menjadi symbol dan
memiliki fungsi sebagai pemancar menara ini dirancang sebagai sarana rekreasi dan destinasi
wisata yang amat keren.
Pengaruh Adanya Hubungan Antar Manusia (Sosial)
Demografis dan struktur tanah Negara Jepang yang labil dan rawan bencana, membuat warga
Negara tersebut selalu siaga terhadap setiap bencana yang sewaktu-waktu akan datang. Dengan
teknologi konstruksi yang maju, Jepang dapat membangun gedung-gedung tinggi yang anti
gempa, membangun shelter-shelter untuk darurat bencana, dan lainnya. Tokyo Sky-Tree adalah
salah satu bukti dari adanya keterikatan social dalam masyarakat jepang pada umumnya (dalam
konteks pembangunan mascot yang menjadi kebanggaan).
Interaksi social yang terjadi Tokyo Sky Tree setelah diresmikan adalah pengunjung dapat
berekreasi bersama keluarga dan saudara, saling berbagi cerita sambil menikmati pemandangan
kota Tokyo.
Pengaruh Kesadaran Ke'manusia'annya yang sering disebut Kesadaran Berbudaya Yang Menjadi
Salah Satu Faktor Keunggulan Bangsa Jepang
Bangsa Jepang yang dikenal dengan budaya kerja yang tinggi, Etos kerja yang baik ini
menimbulkan suatu dampak kemajuan teknologi dan penguasaan teknologi, serta
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara jepang itu sendiri. Mereka memiliki budaya kerja
yang dikenal dengan 5S, yaitu Seiri (ringkas), Seiton (rapih), Seisou (resik), Seiketsu (rawat) dan
shitsuke (rajin) maksudnya adalah yang terasa berat menjadi ringan, yang susah menjadi mudah,
yang kotor menjadi bersih, yang tidak biasa menjadi biasa, sesuatu yang lama menjadi cepat,
yang kelihatan ruwet menjadi sederhana. Karena itu mereka menjadi unggul.
Keunggulan budaya kerja ini menghasilkan sebuah produk teknologi yang dapat merubah wajah
dunia dan revolusi ekonomi Jepang yang menjadi maju. Tak terkecuali dalam bidang teknologi
konstruksi bangunan. Tercatat pembangunan Tokyo Sky Tree ini dapat diselesaikan dalam waktu
3 tahun 7 bulan saja.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tokyo Sky Tree adalah menara kebanggan Negara Jepang yang menjadi symbol atau identitas
yang diakui dunia. Dalam hal pengaruhnya terhadap kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
jepang Tokyo Sky Tree pada dasarnya hanya digunakan sebagai pemancar siaran televise namun
dikembangkan menjadi obyek wisata sekaligus.
Tokyo Sky Tree merupakan menara tertinggi di dunia (menurut Guiness World Records) bukan
bangunan tertinggi. Jika berbicara mengenai ketinggian gedung, banyak sekali perdebatan dan
kebingungan dari berbagai kalangan dalam menentukan kriteria dan definisinya. Karena
bangunan-bangunan tinggi yang dibangun oleh manusia kebanyakan dari struktur menara
pemancar radio atau televisi, yang rata-rata memiliki ketinggian sekitar 600 meter.

DAFTAR PUSTAKA

Website :
https://en.wikipedia.org/wiki/Tokyo_Skytree
http://www.isigood.com/wawasan/mengintip-wajah-tokyo-dari-atas-tokyo-sky-tree-menara-
tertinggi-di-jepang/
http://lanospace.com/architecture-in-the-pacific-century/

Anda mungkin juga menyukai