Index
Index
FRAKTUR KLAVIKULA
DISUSUN OLEH
PEMBIMBING
19
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
FRAKTUR KLAVIKULA
Disusun oleh :
Heru Dimas Prakoso
NIM 03013092
Telah diterima dan disetujui oleh Dr. Herman Ghofara, Sp.OT, selaku dokter pembimbing
Departemen Ilmu Bedah RS AL dr. Mintohardjo
...................................
Dr. Herman Ghofara, Sp.OT
2
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan............................................................................................... 2
Daftar isi…………………………………………………………………………. 3
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………....... 4
Bab II Laporan kasus………………………………………….………………..... 5
2.1 Identitas Pasien..................................................................................... 5
2.2 Anamnesis............................................................................................. 5
2.3 Pemeriksaan Fisik.............................................................................. 6
2.4 Pemeriksaan Penunjang....................................................................... 9
2.5 Resume................................................................................................ 10
2.6 Diagnosa Kerja.................................................................................... 11
2.7 Penatalaksanaan................................................................................... 11
2.9 Prognosis.............................................................................................. 12
2.10 Follow Up Post OP.............................................................................. 12
Bab III Tinjauan pustaka…………………………………………………………. 14
3.1 Definisi …………………………………………………………….... 14
3.2 Anatomi ……………………………………………………………..... 14
3.3 Epidemiologi ……………………………………………………….... 19
3.4 Etiologi ..............................…………………………………………... 19
3.5 Klasifikasi ………………………………………………………......... 20
3.6 Patofisiologi ………………………………………………………….. 22
3.7 Diagnosis ……………………………………………………………. 22
3.8 Tatalaksana ………………………………………………………….. 23
3.9 Komplikasi ………………………………………………………….. 25
3.10 Prognosis ……………………………………………………………. 25
Bab IV Kesimpulan……………………………………………………………… 26
Daftar Pustaka …………………………………………………………………… 27
3
BAB I
PENDAHULUAN
Fraktur adalah hilangnya kontuinitas tulang, tulang rawan sendi dan tulang rawan
epifisis yang bersifat total maupun parsial dan biasanya disertai dengan cedera di jaringan
sekitarnya.1 Tulang merupakan alat penopang dan sebagai pelindung pada tubuh. Tanpa tulang
tubuh tidak akan tegak berdiri. Fungsi tulang dapat diklasifikasikan sebagai aspek mekanikal
maupun aspek fisiologikal. Dari aspek mekanikal, tulang membina rangka tubuh badan dan
memberikan sokongan yang kokoh terhadap tubuh. Sedangkan dari dari aspek fisiologikal
tulang melindungi organ-organ dalam seperti jantung, paru-paru dan lainnya. Tulang juga
menghasilkan sel darah merah, sel darah putih dan plasma. Selain itu tulang sebagai tempat
penyimpanan kalsium, fosfat, dan garam magnesium. Namun karena tulang bersifat relatif
rapuh, pada keadaan tertentu tulang dapat mengalami patah, sehingga menyebabkan gangguan
fungsi tulang terutama pada pergerakan.2
Clavicula merupakan salah satu tulang yang sering mengalami fraktur apabila terjadi
cedera pada bahu karena letaknya yang superfisial. Pada tulang ini bisa terjadi banyak proses
patologik sama seperti pada tulang yang lainnya yaitu bisa terdapat kelainan congenital, trauma
(fraktur), inflamasi, neoplasia, kelainan metabolik tulang dan yang lainnya. Fraktur clavicula
bisa disebabkan oleh benturan ataupun kompresi yang berkekuatan rendah sampai yang
berkekuatan tinggi yang bisa menyebabkan terjadinya fraktur tertutup ataupun multiple trauma.1
Clavicula adalah tulang yang paling pertama mengalami pertumbuhan pada masa fetus,
terbentuk melalui 2 pusat osifikasi atau pertulangan primer yaitu medial dan lateral clavicula,
dimana terjadi saat minggu ke-5 dan ke-6 masa intrauterin. Kemudian osifikasi sekunder pada
epifise medial clavicula berlangsung pada usia 18 tahun sampai 20 tahun. Dan epifise terakhir
bersatu pada usia 25 tahun sampai 26 tahun.1
4
BAB II
LAPORAN KASUS
2.2 Anamnesis
Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 14 Juni 2017 pada pukul 13.00 WIB di bangsal
Salawati RSAL Mintohardjo.
1. Keluhan Utama
Tabrakan antarmotor dan terjatuh dari motor sejak 3 jam SMRS.
2. Keluhan Tambahan
-
3. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
OS datang ke UGD RSAL Mintohardjo hari Selasa, 13 Juni 2017 dengan keluhan bahu
kiri sulit digerakkan karena sebelumnya terjatuh dari motor skutik akibat tabrakan 3 jam SMRS.
Tabrakan terjadi antara motor OS dengan motor tipe sport yang lebih besar. Saat kejadian OS
menggunakan helm. Setelah itu OS terjatuh ke sebelah kiri dengan posisi bagian tubuh sebelah
kiri membentur aspal terlebih dahulu. Setelah jatuh os sadar lalu os dapat bangun dan berdiri
untuk mendorong motornya menepi ke trotoar sambil dibantu orang-orang sekitar. Saat os
duduk lalu mencoba menggerakkan lengan atas kiri didapatkan rasa nyeri dan bunyi 'krek-krek'
pada daerah bahu kiri.
Os mengaku tidak ada mual muntah sejak jatuh, tidak ada benturan pada kepala, tidak
ada rasa pusing, tidak ada masalah dengan BAK, BAB.
5
4. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD):
OS mengaku riwayat diabetes melitus, asma, hipertensi, infeksi TB paru, alergi obat –
obatan dan makanan disangkal. Os tidak memiliki riwayat trauma ataupun operasi sebelumnya.
6. Riwayat Kebiasaan
OS mengaku mempunyai kebiasaan kebiasaan merokok 1 hari 1 bungkus. Os mengaku
sering minum air putih. OS tidak memiliki kebiasaan atau rutinitas yang mengharuskan
mengangkat beban berat. Os tidak minum alkohol. Os juga jarang olahraga.
7. Riwayat Pengobatan
OS mengaku sudah diberi obat antinyeri di UGD berupa pronalges supp.
Status generalis
1. Kulit
Warna : sawo matang, tidak pucat, tidak ikterik tidak sianosis tidak ada ruam,
tidak terdapat hipopigmentasi ataupun hiperpigmentasi
Lesi : tidak terdapat lesi primer seperti macula, papul dan pustul maupun
lesi sekunder seperti jaringan parut atau keloid pada bagian tubuh yang lain.
Turgor : baik
Suhu raba : hangat
6
2. Kepala
Tidak ada jejas luka, distribusi rambut merata
3. Mata
Bentuk : normal, kedudukan bola mata simetris, tidak eksoftalmus, tidak
endoftalmus
Palpebra : normal, tidak terdapat ptosis, lagoftalmus, oedema, perdarahan,
blefaritis, maupun xanthelasma
Gerakan : normal, tidak terdapat strabismus, nistagmus
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikterik
Pupil : bulat, didapatkan isokor, diameter 3 mm, reflex cahaya langsung
positif pada mata kanan dan kiri, reflex cahaya tidak langsung
positif pada mata kanan dan kiri
4. Telinga
Bentuk : normotia
Liang telinga : lapang
Serumen : tidak ditemukan serumen pada telinga kanan maupun
kiri
Nyeri tarik auricular : tidak ada nyeri tarik pada auricular kiri maupun kanan
Nyeri tekan tragus : tidak ada nyeri tekan pada tragus kanan maupun kiri
5. Hidung
Bagian luar : normal, tidak terdapat deformitas
Septum : terletak ditengah, simetris
Mukosa hidung : tidak hiperemis, konka nasalis eutrofi
Cavum nasi : tidak ada perdarahan
9. Thorax
Paru-paru
Inspeksi : simetris, tidak ada hemithorax yang tertinggal, tipe pernapasan
abdominothorakal, retraksi (-)
Palpasi : gerak simetris, vocal fremitus sama kuat pada kedua hemithorax
Perkusi : sonor pada kedua hemithorax, batas paru-hepar pada sela iga VI pada linea
midklavikularis dextra, dengan peranjakan 2 jari pemeriksa, batas paru-lambung
pada sela iga ke VIII pada linea axilatis anterior sinistra.
Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak terdengar ronkhi maupun wheezing pada
kedua lapang paru
Jantung
Inspeksi : tidak tampak thrill dan pulsasi ictus cordis
Palpasi : terdapat pulsasi ictus cordis pada ICS V, di linea midklavikularis sinistra
Perkusi :
8
10. Abdomen
Inspeksi : abdomen simetris, datar, tidak terdpat pelebaran vena
Palpasi : teraba supel, hepar dan lien tidak teraba, tidak terdapat nyeri tekan dan pada
pemeriksaan ballottement didapatkan hasil negative
Perkusi : timpani pada keempat kuadran abdomen.
Auskultasi : bising usus positif 2x/menit, normal
11. Extremitas : superior inferior
Sianosis -/- -/-
Akraldingin -/- -/-
Edema -/- -/-
Capilary refill time <2”/<2” <2”/<2”
12. Genitalia
Dalam batas normal
Hematokrit 43 % 42 – 48 %
9
Bleeding time 2’30 menit 1 – 3 menit
2.5 Resume
OS datang ke UGD RSAL Mintohardjo hari Selasa, 13 Juni 2017 dengan keluhan bahu kiri sulit
digerakkan karena sebelumnya terjatuh dari motor skutik akibat tabrakan 3 jam SMRS.
10
Tabrakan terjadi antara motor OS dengan motor tipe sport yang lebih besar. Saat kejadian OS
menggunakan helm. Setelah itu OS terjatuh ke sebelah kiri dengan posisi bagian tubuh sebelah
kiri membentur aspal terlebih dahulu. Setelah jatuh os sadar lalu os dapat bangun dan berdiri
untuk mendorong motornya menepi ke trotoar sambil dibantu orang-orang sekitar. Saat os
duduk lalu mencoba menggerakkan lengan atas kiri didapatkan rasa nyeri dan bunyi 'krek-krek'
pada daerah bahu kiri.
Os mengaku tidak ada mual muntah sejak jatuh, tidak ada benturan pada kepala, tidak ada rasa
pusing, tidak ada masalah dengan BAK, BAB. Riwayat DM, Ht, asma, batuk lama, keganasan
disangkal oleh os baik pada dirinya maupun dalam keluarganya. Os merokok dan jarang
olahraga. Pada pemeriksaan fisik status lokalis ditemukan tonjolan tulang clavicula, krepitasi,
nyeri tekan. Pemeriksaan lab didapatkan Leukositosis dan foto radiologi didapatkan fraktur
klavikula 1/3 mid sinistra.
Subjektif :
Pasien merasakan sedikit nyeri di daerah operasi, masih takut menggerakkan lengan kiri.
Objektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,8 C
Nadi : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
Status Lokalis Regio Klavikula Sinistra
- Inspeksi : terdapat tempat bekas operasi di klavikula sinistra yang
tertutup perban.
- Palpasi : Nyeri tekan (+) di daerah bekas op
Asessment
Close Fraktur Klavikula Midshaft Post ORIF
12
Pengobatan
- Ceftriaxone 2 x1 g
- Ketorolac 3 x 1 amp
- Ranitidin 2 x1
B. 16 Juni 2017
Subjektif :
Pasien masih merasakan sedikit nyeri di daerah operasi, sudah bisa menggerakkan
lengan secara terbatas.
Objektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,6o C
Nadi : 86 x/ menit
RR : 18 x/ menit
13
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Fraktur adalah hilangnya kontuinitas tulang, tulang rawan sendi dan tulang rawan epifisis
yang bersifat total maupun parsial. Untuk mengetahui mengapa dan bagaimana tulang
mengalami kepatahan, harus diketahui keadaan fisik tulang dan keadaaan trauma yang dapat
menyebabkan tulang patah.3 Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan
tekanan terutama tekanan membengkok, memutar dan tarikan. Fraktur klavikula adalah
kerusakan dari tulang klavikula (biasanya disebut dengan tulang selangka). Tulang tersebut
menghubungkan sternum ke bahu.
Fraktur klavikula dapat terjadi pada tiga tempat 3 :
3.2 Anatomi 4
Tulang klavikula merupakan tulang yang kecil dan tipis, lebih lebar pada sisi medial dan
terlihat jelas lebih tipis pada sepertiga lateral. Pada potongan axial, struktur tiga dimensi
tulang klavikula semakin jelas telihat. Tulang klavikula berbentuk seperti huruf S, pada
ujung sisi medial berbentuk cembung dan ujung sisi lateral berbentuk cekung. Pada proyeksi
axial, tulang klavikula baik sisi medial maupun lateral mempunyai permukaan yang datar,
dihubungkan oleh bagian tengah klavikula yang berbentuk seperti tabung dan tipis. Area
transisi pertengahan tulang klavikula menunjukkan struktur penghubung yang lemah.
Pertengahan klavikula, merupakan daerah yang paling sering terjadi
14
fraktur. Pada akhirnya, jika terlihat pada potongan sagital, luas daerah transisi
tulang klavikula dari anterior ke posterior dapat terlihat dengan jelas.4
Ligamen medial
Bulbus-bulbus pada ujung medial klavikula menyokong sendi sternoclavicular.
Terdapat beberapa lapis dari ligamen tersebut yang mendukung sendi tersebut, yang sangat
diperlukan secara anatomis apabila terjadi fraktur dan pergeseran tulang.
Ligamen kapsul
Penebalan yang spesifik pada sendi sternoclavicular menunjukkan suatu ligamen
kapsul. Penebalan ini terdapat pada sisi anterosuperior dan posterior dari kapsul. Ligamen-
ligamen ini mungkin merupakan persendian sternoclavicular yang paling kuat dan
yang menghambat pergeseran superior dari sisi medial klavikula, dan pergeseran inferior
pada sisi ujung lateral klavikula. Kapsul posterior ditetapkan sebagai struktur yang
paling penting dalam menahan pergeseran/translasi ke arah anterior maupun posterior
pada sendi sternoclavicular.
15
Gambar 3. Ligamen Sternoclaviular.
Ligamen interclavicula
Ligamen-ligamen yang kuat terbentang dari medial klavikula sampai sisi superior
sternum sampai kontralateral dari klavikula. Ligamen tersebut merenggang pada saat bahu
diangkat tetapi menghambat pergeseran yang menurun dari ujung lateral klavikula.
Ligamen costoclavicula
Ligamen costoclavicula merupakan ligamen yang kuat yang berjalan dari bagian
atas dari iga pertama dan bagian yang berdekatan dari sternum sampai bagian inferior dari
klavikula. Kadang-kadang, ligamen tersebut keluar dari bagian medial klavikula yang
menjadi tempat perlengketan fossa rhomboid. Untuk tujuan studi tentang anatomi, serat-
serat ligamen costoclavicular menstabilkan medial klavikula melawan rotasi keatas dan
kebawah.
16
Ligamen coracoclavicular
Ligamen trapezoid dan conoid merupakan ligamen yang tebal, dan kuat yang
berjalan dari dasar dari processus coracoid dari scapula sampai bagian inferior dari lateral
klavikula. Ligamen trapezoid menempel pada tonjolan tulang yang spesifik, sedangkan
ligamen conoid yang lebih medial berinsersi pada conoid tubercle. Ligamen-ligamen ini
memberikan fungsi yang penting sebagai suspensi dari korset bahu pada klavikula.4
Ligamen Acromioclavicular
Kapsul dari sendi acromioclavicular membentuk ligamen-ligamen
acromioclavicular. Pada bagian superior, dan pada bagian posterosuperior, ligamen
tersebut menahan pergeseran anteroposterior dari distal klavikula. Studi biomekanis yang
terbaru menyebutkan bahwa kapsul acromioclavicular menahan translasi anterior-
posterior.4
Anatomi otot
Beberapa otot yang penting mempunyai origo dan insersi di klavikula. Pada bagian
medial, terdapat origo dari pectoralis mayor dan sternohyoid. Sudut dari fraktur
klavikula yang paling penting, yaitu pada superomedial klavikula dengan origo pada
sternocleidomastoid. Pada fraktur pertengahan klavikula, origo tersebut di konversikan
kepada insersi, sternocleidomastoid menjadi elevator medial klavikula. 4
Pada permukaan bawah pertengahan klavikula merupakan titik insersi dari otot
subclavius. Pada bagian lateral, anterior klavikula merupakan tempat dari origo deltoid
bagian anterior dengan klavikula bagian posterosuperior juag menjadi insersi tambahan dari
otot trapezius. Otot lain yang penting yang berhubungan dengan anatomi klavikula yaitu
platysma.
Otot platysma berlokasi pada jaringan subcutan pada fascia cervical, platysma
mempunyai origo diatas deltoid dan pectoralis mayor dan menyilang pada permukaan
anterior superfisial klavikula sebelum berinsersi pada mandibula, kulit, dan otot mulut.1
Anatomi Neurovaskular
Dari segi sudut pandang untuk kepentingan bedah, anatomi neurovaskular dibagi
menjadi anterior dan posterior. Pada bagian anterior, struktur yang paling utama yaitu saraf
supraclavicular. Percabangan dari pleksus cervical, saraf tersebut berorigo sebagai trunkus
pada batas posterior dari sternocleidomastoid. Trunkus tersebut dibagi menjadi anterior,
17
pertengahan, dan saraf posterior yang melintasi permukaan superfisial dari bagian
dalam.4
18
klavikula sampai platysma. Jupiter dan Ring merekomendasikan lokasi dan preservasi
saraf supraclavicular selama pendekatan bedah pada pertengahan klavikula.
Tulang klavikula mempunyai fungsi yang penting sebagai tulang pelindung pleksus
brakhialis, vena jugular dan subclavia. Secara spesifik, permukaan superior dari
pertengahan klavikula membentuk batas inferior dari segitiga posterior leher. Isi dari
segitiga tersebut yang penting adalah pleksus brachialis dan arteri subclavia.4
3.3 Epidemiologi
Menurut data epidemiologi pada orang dewasa insiden fraktur klavikula sekitar 40
kasus dari 100.000 orang, dengan perbandingan laki-laki perempuan adalah 2 : 1. Fraktur
pada midclavicula yang paling sering terjadi yaitu sekitar 85% dari semua fraktur klavikula,
sementara fraktur bagian distal sekitar 10% dan bagian proximal sekitar 5%. 5
Sekitar 2% sampai 5% dari semua jenis fraktur merupakan fraktur klavikula. Menurut
American Academy of Orthopaedic Surgeon, frekuensi fraktur klavikula sekitar 1 kasus dari
1000 orang dalam satu tahun. Fraktur klavikula juga merupakan kasus trauma pada kasus
obstetrik dengan prevalensi 1 kasus dari 213 kasus kelahiran anak yang hidup.6
3.4 Etiologi
Fraktur klavikula dapat disebabkan oleh trauma langsung atau tidak langsung.
Mekanisme yang paling umum adalah yang trauma tidak langsung, yang melibatkan cedera
19
langsung ke bahu bagian lateral. Contoh mekanisme langsung seperti pukulan dari tongkat
hoki atau jatuh langsung ke klavikula. Atlet berisiko termasuk pemain hoki dan sepak bola
dan mereka yang berisiko terjatuh saat bermain sepatu roda, bermain ski, bersepeda, atau
berkuda. Pada orang-orang yang mengendarai sepeda motor, kecelakaan tunggal maupun
ganda yang menyebabkan mekanisme jatuh di bagian bahu dapat menyebabkan fraktur
klavikula.6
3.5 Klasifikasi
Fraktur klavikula dapat diklasifikasikan berdasarkan anatomi, termasuk lokasi
fraktur, pergeseran, angulasi, pola fraktur (greenstick, oblik, transverse) dan kominutif.
Klasifikasi berdasarkan Allman 7:
• Grup I : Fraktur pada pertengahan klavikula (80%). Merupakan tipe yang
paling sering terjadi baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
• Grup II : Fraktur pada sepertiga distal (15%).
• Grup III : Fraktur pada sepertiga proximal (5%). Pergeseran minimal terjadi
jika ligamen-ligamen costoclavicular tetap utuh.
Walaupun membantu dalam pembagian tempat trauma, sistem tersebut tidak membagi
berdasarkan pergeseran, kominutif, atau pemendekan, dimana semua variabel tersebut
sangat potensial dalam menentukan prognosa dan penanganan.
Neer membagi klasifikasi berdasarkan Allman tipe 2 menjadi tiga tipe7 :
20
B : Ligamen conoid robek, trapezoid tetap utuh.
* Tipe 3: Fraktur Intra artikular.
* Tipe 4: Ligamen-ligamen menempel pada periosteum dengan pergeseran
pada fragmen proximal.
* Tipe 5: Fraktur komunitif dengan ligamen-ligamen tetap menempel dengan
fragmen komunitif bagian inferior.
Grup III Fraktur sepertiga proksimal.
* Tipe1: Pergeseran minimal.
* Tipe 2: Pergeseran yang signifikan (ligament-ligamen ruptur).
* Tipe 3: Fraktur intraartikular. (anak-anak dan remaja)
* Tipe 4: Separasi dari epifisis
* Tipe 5: Kominutif
Gambar 5. Kelompok I
21
3.6 Patofisiologi
Posisi klavikula yang terletak subkutan memungkinkannya mudah patah, dengan
fraktur sering menjadi cedera yang terisolasi. Namun fraktur klavikula juga umum terjadi
pada cedera dengan energi impact yang tinggi atau trauma dengan luka multipel. Dalam
situasi ini, penting memeriksa pasien untuk cedera terkait lainnya, seperti fraktur tulang
rusuk, fraktur skapula, fraktur pembentuk bahu, kontusio paru, pneumotoraks, hemothorax,
dan cedera kepala tertutup.8
3.7 Diagnosis
A. Anamnesis
Pasien mungkin merasa sensasi retak pada saat menggerakkan ekstremitas, nyeri,
bengkak, dan kemungkinan kelainan pada klavikula dapat diamati. Fraktur klavikula
mungkin disebabkan oleh trauma langsung atau tidak langsung. Mekanisme yang paling
umum adalah yang tidak langsung dimana pasien jatuh dengan bahu lateral yang mengenai
benda lain lebih dahulu, menyebabkan gaya tekan melintasi klavikula. Contoh mekanisme
langsung akan menjadi pukulan langsung atau jatuh langsung ke klavikula.
22
B. Pemeriksaan fisik
Bahu mungkin tampak relatif memendek terhadap sisi yang berlawanan dan mungkin
dapat terkulai. Pembengkakan, ekimosis, dan nyeri tekan pada klavikula. Jika terdapat abrasi
di atas klavikula menunjukkan fraktur berasal dari mekanisme langsung. Krepitasi dari
fraktur dapat diperiksa dengan manipulasi lembut.
Pemeriksaan ekstremitas menyeluruh diperlukan, dan perhatian khusus harus diberikan
pada status neurovaskular. Identifikasi fungsi saraf distal terkait struktur pleksus brakialis dan
apabila terdapat penurunan pulsasi bagian distal dapat mengindikasikan adanya cedera arteri
subklavia. Stasis vena, perubahan warna, dan pembengkakan menunjukkan adanya luka vena
subklavia.
Kesulitan bernafas atau suara nafas yang berkurang di sisi yang terkena dapat
mengindikasikan adanya cedera paru, seperti pneumotoraks. Palpasi skapula dan tulang rusuk
dapat disimpulkan adanya luka yang bersamaan.
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang sesuai dalam fraktur klavikula sesuai dengan tingkat
keparahan trauma. Kecurigaan cedera vaskular, hitung darah lengkap (CBC) untuk
memeriksa kadar hemoglobin dan hematokrit. Jika cedera paru dicurigai atau diidentifikasi,
lakukan analisa gas darah (AGD) dan foto thorax PA saat expirasi.
3.8 Tatalaksana
A. Konservatif
Tatalaksana konservatif pada fraktur klavikula tersebut dapat dibagi menjadi 3 kategori
berikut 9:
a. Mengatasi rasa nyeri dengan pemberian acetaminofen atau NSAID.
b. Penyangga ekstemitas atas : Menggunakan arm sling atau mitela
c. Imobilisasi : Biasanya dengan mitela atau rasel verban menggunakan pola angka 8.
23
Gambar 8. Arm Sling
Perawatan ini biasanya diberikan hampir semua fraktur klavikula sepertiga tengah ,
kecuali yang fraktur mengalami dislokasi berat atau memendek. Gambar di bawah
menggambarkan tarikan dari otot pada bagian klavikula yang mengalami fraktur kategori
grup I.9
Keuntungan dari figure-of-eight brace adalah memberi pasien kemampuan untuk
menggunakan kedua tangan. Namun, literatur tidak menunjukkan perbedaan nyata dalam
hasil tatalaksana antara pasien yang menggunakan dengan figure-of-eight brace dengan arm
sling, jadi pilihan imobilisasi harus bergantung pada kenyamanan dan tuntutan fungsional
pasien. Waktu penyembuhan mungkin kurang dari 2 minggu untuk bayi, dengan kebanyakan
orang dewasa sembuh dalam 4-6 minggu. Imobilisasi harus dilanjutkan sampai radiografi
ulang menunjukkan pembentukan kalus dan penyembuhan pada lokasi fraktur.9
Kekakuan akibat imobilisasi biasanya tidak menjadi masalah setelah perawatan
nonoperatif fraktur klavikula. Jika pasien memerlukan rehabilitasi, gerakan harus mencakup
elevasi lengan ke depan dan rotasi eksternal. sebagai contoh buruh dapat kembali bekerja
seperti angkat beban namun beban ringan setelah 6 minggu dan bekerja seperti biasa setelah
12 minggu. Atlit dapat kembali melakukan latihan olahraga setelah 3 bulan.9
Dengan hasil baik yang diperoleh dengan perawatan nonoperative dari fraktur
midclavicula yang tidak memiliki komplikasi, terapi semacam itu, dengan menggunakan
figur of-eight brace atau arm sling dianjurkan. Perawatan operatif paling sesuai untuk fraktur
dengan komplikasi.9
B. Pembedahan
Beberapa metode pembedahan yang dapat dilakukan untuk fraktur sepertiga medial
klavikula, yaitu:
Fiksasi intramedula10
Fiksasi intramedula memerlukan sayatan kecil di atas lokasi fraktur. Insisi mengarah
tajam ke klavikula tanpa melucuti periosteum. Pin Steinman kemudian ditempatkan dalam
24
mode retrograde melewati lokasi fraktur. Disarankan agar pin Steinman diikatkan pada
fragmen proksimal untuk mencegah migrasi. Jika pin halus digunakan, tekuk ujung distal
untuk mencegah migrasi setelah melintasi area fraktur. Bone graft diperlukan pada kasus
fraktur kominutif dan / atau kehilangan fragmen tulang.
3.9 Komplikasi
Komplikasi pada fraktur klavikula yang dapat terjadi 12 :
Infeksi
Berdarah
Masalah dengan penyembuhan luka
Rasa sakit
Kerusakan pembuluh darah atau syaraf
Reaksi terhadap anestesi
Cedera paru
Pasien yang merokok atau menggunakan produk tembakau, menderita diabetes, atau
lanjut usia berisiko tinggi mengalami komplikasi selama dan setelah operasi. Mereka juga
cenderung memiliki masalah dengan penyembuhan luka dan tulang.
3.10 Prognosis
Apabila fraktur klavikula kelompok I memiliki prognosis baik jika di tatalaksana
dengan tepat seperti menggunakan ransel verband dan operasi ORIF jika dibutuhkan agar
penyembuhan fraktur dapat baik dan tidak terjadi nonunion maupun malunion.
25
BAB IV
KESIMPULAN
Fraktur klavikula merupakan salah satu fraktur yang sering terjadi di masyarakat.
Salah satu sebab dari fraktur klavikula adalah kecelakaan lalu lintas. Dengan pertolongan
yang cepat untuk mencari unit pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, fraktur klavikula
dapat ditangani dengan baik.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Clavicular fractures in adults. DeLee J, Drez D, eds. DeLee and Drez's Orthopaedic
Sports Medicine: Principles and Practice. 2nd ed. Philadelphia, Pa: Saunders; 2003.
958-68.
2. Kim W, McKee MD. Management of acute clavicle fractures. Orthop Clin North Am.
2008 Oct. 39(4):491-505, vii
3. Brinker MR. Review of Orthopaedic Trauma 2nd Edition. Philadelphia: Lippincott
William & Wilkins. 2013. p265
4. Sjmsuhidajat R, Jong WD. Sistem muskuloskeletal. In: Buku ajar ilmu bedah. 2nd ed.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004, p. 841.
5. Jeray KJ. Acute midshaft clavicular fracture. J Am Acad Orthop Surg. 2007 Apr.
15(4):239-48.
6. Khan LA, Bradnock TJ, Scott C, Robinson CM. Fractures of the clavicle. J Bone
Joint Surg Am. 2009 Feb. 91(2):447-60.
7. Brinker MR. Review of Orthopaedic Trauma 2nd Edition. Philadelphia: Lippincott
William & Wilkins. 2013. p267-71
8. Simon RR, Koenigsknecht SJ. Clavicle fractures. Emergency Orthopedics: The
Extremities. 5th ed. McGraw-Hill; 2007.
9. Lenza M, Belloti JC, Andriolo RB, Gomes Dos Santos JB, Faloppa F. Conservative
interventions for treating middle third clavicle fractures in adolescents and
adults. Cochrane Database Syst Rev. 2009 Apr 15. CD007121.
10. Mueller M, Rangger C, Striepens N, Burger C. Minimally invasive intramedullary
nailing of midshaft clavicular fractures using titanium elastic nails. J Trauma. 2008
Jun. 64(6):1528-34.
11. Formaini N, Taylor BC, Backes J, Bramwell TJ. Superior versus anteroinferior
plating of clavicle fractures. Orthopedics. 2013 Jul. 36(7):e898-904.
12. Robinson CM, Court-Brown CM, McQueen MM, et al. Estima- ting the risk of
nonunion following nonoperative treatment of a clavicular fracture. J Bone Joint Surg
Am. 2004;86:1359–1365.
27