Anda di halaman 1dari 7

TUGAS FARMAKOKINETIKA

Model Kompartemen, Orde Reaksi


& Parameter Farmakokinetik

OLEH :

NURIA ACIS (F1F1 1O O26)

EKY PUTRI PRAMESHWARI (F1F1 10 046)

YUNITA DWI PRATIWI (F1F1 10 090)

SITI NURNITA SALEH (F1F1 1O 102)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2012
I. MODEL KOMPARTEMEN

Farmakokinetik secara definitif adalah ilmu yang mempelajari kinetika


absorbsi obat, distribusi, dan eliminasi (metabolisme dan ekskresi). Setelah obat
masuk ke dalam tubuh, molekul obat akan diabsorbsi dari gastrointestinal.
Kecepatan absorbsi dan eliminasi menentukan kadar obat dalam darah yang dicapai
oleh sirkulasi sistemik, organ, jaringan dan sel. Setelah diabsorbsi, obat akan
mengalami metabolisme di dalam hati, dikeluarkan dari hati ke empedu atau
mencapai sirkulasi sistemik.

Model farmakokinetika adalah suatu hubungan matemik yang


menggambarkan perubahan konsentrasi terhadap waktu dalam sistem yang
diperiksa. Dari model farmakokinetik dapat diperkirakan kadar obat dalam plasma,
jaringan, dan urin pada berbagai pengaturan dosis serta pengaturan dosis optimum
untuk setiap penderita secara individual. Memperkirakan kemingkinan akumulasi
obat dan / atau metabolit-metabolitnya, menghubungkan konsentrasi obat dengan
aktivitas farmakologi dan toksikologi serta menjelaskan interaksi obat.

Model kompartemen didasarkan atas anggapan linear, yang menggunakan


persamaan diferensial linear. Kompartemen model merupakan gambaran kinetik
yang mengkarakterisasi laju absorpsi, disposisi dan eliminasi dari suatu obat di
dalam tubuh. Sebagai bapak kompartemen adalah Teorell. Model kompartemen
terbagi atas :

a. Model Mammilary
Model Mammilary merupakan model kompartemen yang paling
umum digunakan dalam farmakokinetika yang terdiri atas satu atau lebih
kompartemen perifer yang dihubungkan ke suatu kompartemen sentral
yaitu mewakili plasma dan jaringan-jaringan yang perfusinya tinggi.
Menurut Mammilary, model kompartemen dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Kompartemen Satu Terbuka Intravaskular
Model kompartemen satu terbuka menganggap bahwa berbagai
perubahan kadar obat dalam plasma mencerminkan perubahan
yang sebanding dengan kadar obat dalam jaringan. Pada model ini,
obat hanya dapat memasuki darah dan mempunyai volume
distribusi kecil, atau juga dapat memasuki cairan ekstra sel atau
bahkan menembus sehingga menghasilkan volume distribusi yang
besar
2. Kompartemen Satu Terbuka Ekstravaskuler
Sebelum memasuki kompartemen sentral, obat harus mengalami
absorpsi. Pada model 1 kompartemen, obat menganggap tubuh sbg
ruang yg sama, dimana obat secara cepat terdistribusi ke semua
jaringan.
3. Kompartemen Dua Terbuka Intravaskular
Pada model ini, obat menganggap tubuh spt dua bagian yaitu
kompartemen sentral : organ-organ dimana perfusi darahnya
cepat.Mis. Hati & ginjal. Dan kompartemen perifer : organ-organ
yang perfusi darahnya lambat. Mis : otot & lemak.
4. Kompartemen Dua Terbuka Ekstravaskuler
Pada kompartemen dua terbuka ekstravaskuler, obat mengalami
proses absorpsi, distribusi dan eliminasi.
b. Model Caternary
Model Caternary terdiri atas kompartemen-kompartemen yang
bergabung satu dengan yang lain menjadi satu deretan kompartemen.
Model Caternary tidak dapat dipakai pada sebagian besar organ yang
fungsional dalam tubuh yang secara langsung berhubungan dengan
plasma, sehingga model ini digunakan tidak sesering model Mammilary.
c. Model Fisiologik (Model aliran)
Model fisiologik (model aliran) merupakan model farmakokinetik
yang didasarkan atas data anatomik dan fisiologik yang diketahui.
Perbedaan utama model ini dan model kompartemen lainnya yaitu :
1. Tidak dibutuhkan data yang tepat dalam model perfusi.
2. Aliran darah, ukuran jaringan dan perbandingan obat dalam jaringan
darah dapat berbeda sehubungan dengan kondisi patofisiologi tertentu.
3. Model farmakokinetika dengan dasar fisiologik dapat diterapkan pada
beberapa spesies dan dengan beberapa data obat pada manusia dapat
diekstrapolasikan.
II. ORDE REAKSI

Orde reaksi menunjukkan cara bagaimana konsentrasi obat atau pereaksi


mempengaruhi laju suatu reaksi kimia. Orde reaksi ditentukan oleh kemungkinan
suatu unit yang terjadi pada populasi tertentu. Dalam farmakokinetika hanya orde
reaksi 0 dan orde reaksi 1 yang penting.
a. Reaksi Orde Nol
Bila jumlah obat A berkurang dalam suatu jarak waktu yang tetap t,
maka laju hilangnya obat A dinyatakan sebagai :
dA/dt = - Ko
Ko adalah tetapan laju reaksi orde nol dan dinyatakan dalam satuan
massa/waktu (misal : mg/menit). Integrasi persamaan diatas menghasilkan
persamaan berikut
A = - Ko.t + Ao
Ao adalah jumlah obat A pada t = 0, maka dari persamaan tersebut
dapat dibuat suatu grafik hubungan antara A terhadap t yang
menghasilkan suatu garis lurus.
b. Reaksi Orde Satu
Bila jumlah obat A berkurang dengan laju uang sebanding dengan jumlah
obat A tersisa, maka laju hilangnya obat A dinyatakan sebagai :
dA/dt = -Ka
Ka adalah tetapan laju reaksi orde satu dan dinyatakan dalam satuan waktu
-1 (misal :jam-1). Integrasi dari persamaan diatas menghasilkan
persamaan sebagai berikut :
ln A = - Kt + ln Ao
Dapat pula dinyatakan sebagai berikut :
A = Ao . e – Kt . Bila ln = 2.3 log, maka persamaannya menjadi : Log A =
- Kt / 2,3 + log Ao, yang mana dari persamaan ini, grafik hubungan log A
terhadap t menghasilkan garis lurus.
III. PARAMETER FARMAKOKINETIKA

Parameter Farmakokinetika adalah besaran yang diturunkan secara matematis


dari model yang berdasarkan hasil pengukuran kadar obat utuh atau metabolitnya
dalam darah, urin, atau cairan hayati lainnya. Parameter farmakokinetika berfungsi
untuk memperoleh gambaran yang dapat dipergunakan dalam mengkaji kinetika
absorpsi, distribusi, dan eliminasi obat didalam tubuh.
Parameter farmakokinetika dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Parameter Primer
Parameter faramakokinetik primer adalah parameter farmakokinetik yang
harganya di pengaruhi oleh perubahan salah satu atau lebih ubahan fisiologi
yang terkait. Yang termasuk parameter ini yaitu :
1. Tetapan kecepatan absorbsi (Ka)
Tetapan kecepatan absorbsi menggambarkan kecepatan absorbsi,
yaitu masuknya obat ke dalam sirkulasi sistemik dari absorbsinya
(saluran cerna pada pemberian oral, jaringan otot pada pemberian
intramuskular).
2. Cl (Klirens)
Klirens adalah volume darah yang dibersihkan dari kandungan obat
persatuan waktu.
3. Volume distribusi (Vd)
Volume distribusi adalah volume yang menunjukkan distribusi obat.
Vd adalah volume perkiraan (apparent) obat terlarut dan terdistribusi
dalam tubuh. Semakin nilainya semakin luas distribusinya.
b. Parameter Sekunder
Parameter faramakokinetika sekunder adalah parameter farmakokinetik
yang harganya tergantung pada harga parameter farmakokinetik primer. Dan
yang termasuk yaitu :
1. Waktu paro eliminasi (t1/2)
Waktu paro adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah
jumlah obat di dalam tubuh menjadi seperdua selama eliminasi (atau
selama infus yang Konstan)
2. Tetapan kecepatan eliminasi (Kel)
Kecepatan eliminasi adalah fraksi obat yang ada pada suatu waktu
yang akan tereliminasi dalam satu satuan waktu. Tetapan kecepatan
eliminasi menunjukkan laju penurunan kadar obat setelah proses
kinetik mencapai keseimbangan.
c. Parameter Turunan
1. Waktu mencapai kadar puncak ( tmaks )
Nilai ini menunjukkan kapan kadar obat dalam sirkulasi sistemik
mencapai puncak.
2. Kadar puncak (Cp mak)
Kadar puncak adalah kadar tertinggi yang terukur dalam darah atau
serum atau plasma. Nilai ini merupakan hasil dari proses absorbsi,
distribusi dan eliminasi dengan pengertian bahwa pada saat kadar
mencapai puncak proses-proses tersebut berada dalam keadaan
seimbang.
3. Luas daerah di bawah kurva kadar obat dalam sirkulasi sistemik vs
waktu (AUC)
Nilai ini menggambarkan derajad absorbsi, yakni berapa banyak
obat diabsorbsi dari sejumlah dosis yang diberikan. Area dibawah
kurva konsentrasi obat-waktu (AUC) berguna sebagai ukuran dari
jumlah total obat yang utuh tidak berubah yang mencapai sirkulasi
sistemik.

Anda mungkin juga menyukai