Anda di halaman 1dari 33

Bab 9 Biaya

Bab 9
Melengkapi buku
Teori Akuntansi: Perekayasaan
Pelaporan Keuangan
Biaya
oleh Suwardjono (BPFE, 2005)

Suwardjono Transi 1
Bab 9 Biaya

Tujuan Pembelajaran
Mencapai kemampuan dan kompetensi peserta untuk:

• Menjelaskan pengertian biaya.


• Menyebut dan menjelaskan karakteristik biaya.
• Menjelaskan landasan pikiran dan kriteria pengakuan
biaya.
• Menyebut dan menjelaskan basis asosiasi antara biaya
dan pendapatan.
• Menyebut dan menjelaskan saat pengakuan biaya.
• Menjelaskan masalah-masalah penandingan yang
berkaitan dengan: sediaan, fasilitas fisis, tanah, aset
takberwujud, dan sumber alam.
• Menyusun statemen laba-rugi dengan penyajian yang
layak.
Suwardjono Transi 2
Bab 9 Biaya

Masalah Teoretis tentang Biaya

• Biaya berkaitan erat dengan penelusuran kos


pada tahap pembebanan.

• Kos harus dipecah menjadi bagian yang belum


habis (unexpired) yang melekat pada aset dan
bagian yang dibebankan ke perioda sebagai
biaya (expired).

• Untuk mengukur laba yang tepat, pendapatan


harus ditandingkan dengan biaya yang secara
ekonomik telah menghasilkan pendapatan
tersebut.
Suwardjono Transi 3
Bab 9 Biaya

Makna yang terkandung dalam berbagai definisi:

1. Aliran keluar/penurunan aset


2. Operasi utama atau sentral
3. Kenaikan kewajiban
4. Penurunan ekuitas
5. Diukur atau dikaitkan dengan kos
6. Bukan berasal dari transaksi dengan
pemilik
7. Untuk menghasilkan pendapatan

Suwardjono Transi 4
Bab 9 Biaya

Aliran Fisis atau Moneter?

• FASB memaknai biaya sebagai kejadian fisis


karena tia terjadi akibat penyerahan barang
atau jasa.
• Kam (1990) memaknai biaya sebagai
kejadian moneter yaitu perubahan
(penurunan) nilai aset, kewajiban, dan ekuitas.
Biaya merupakan aliran moneter.
• Kam memasukkan perioda sebagai takaran
pengukuran biaya.

Suwardjono Transi 5
Bab 9 Biaya

Beberapa Istilah yang Berkaitan

1. Kos (cost)
2. Kos terhabiskan (expired cost)
3. Kos takterhabiskan (unexpired cost)
4. Pengeluaran (expenditure)
5. Pengeluaran kas (disebursement)
6. Beban (charges)
7. Kos barang terjual (cost of goods sold)

Baca lebih lanjut pembahasan dalam Lampiran 1.

Suwardjono Transi 6
Bab 9 Biaya

Biaya versus Rugi

• IAI/IASC tidak mendefinisi rugi (losses) sebagai


elemen yang terpisah dengan biaya (expenses).*

• Rugi dicakupi dalam satu definisi biaya


(expenses).

• FASB memisahkan biaya dan rugi sebagai


elemen yang berdiri sendiri.

*IAI menyebut expense sebagai beban.

Suwardjono Transi 7
Bab 9 Biaya

Makna yang terkandung dalam definisi Rugi:

1. Penurunan ekuitas bersih


2. Periferal atau insidental
3. Selain yang dicakupi biaya
4. Selain distribusi ke pemilik atau transaksi
yang berkaitan dengan pemilik

FASB perlu membedakan biaya dan rugi karena sumber


rugi berbeda dengan operasi utama.

Suwardjono Transi 8
Bab 9 Biaya

Karakteristik Sumber Rugi:

1. Periferal atau insidental


2. Transfer nontimbal-balik
3. Penahanan aset
4. Faktor lingkungan

Pembedaan lebih diarahkan untuk tujuan penyajian


daripada untuk membedakan makna biaya dan rugi.

Suwardjono Transi 9
Bab 9 Biaya

Pengakuan Biaya
Pencatatan jumlah rupiah biaya secara formal ke
dalam sistem pembukuan sehingga jumlah
tersebut terrefleksi dalam statemen keuangan.

Kriteria:
• Konsumsi manfaat (consumption of benefits)
• Lenyapnya manfaat (loss or lack of benefits)

• Keterhabisan kos (cost expiration)

Suwardjono Transi 10
Bab 9 Biaya

Kaidah Pengakuan APB

1. Mengasosiasi sebab dan


akibat
2. Alokasi sistematik dan
rasional
3. Pembebanan arbitrer

Suwardjono Transi 11
Bab 9 Biaya

Konsep Penandingan

Untuk mendapatkan laba periodik yang


bermakna, pendapatan yang diakui untuk suatu
perioda harus ditandingkan (diasosiasi) dengan
biaya yang dianggap telah menghasilkan
pendapatan tersebut.

Suwardjono Transi 12
Bab 9 Biaya

Saat Pengakuan Biaya

1. Adanya hubungan dengan pendapatan


2. Diakui pada perioda yang sama dengan
perioda diakuinya pendapatan
3. Penandingan didasarkan pada kelayakan
ekonomik
4. Menandingkan tidak berarti
mengkompensasi

Suwardjono Transi 13
Bab 9 Biaya

Asosiasi Sebab dan Akibat


Penyerahan produk menimbulkan pendapatan
sehingga kos yang melekat pada produk yang
diserahkan merefleksi biaya.

Disebut juga penandingan langsung (direct


matching) atau penandingan produk (product
matching).

Asumsi/syarat:
• Semua komponen kos (produksi, pemasaran,
dan administratif) dapat dilekatkan pada
produk.
Suwardjono Transi 14
Bab 9 Biaya

Masalah Berkaitan dengan Penandingan Produk

• Identifikasi kos produk


• Produk usang atau musiman
• Barang rusak
• Identifikasi kos nonproduk (tersediaankan
atau tidak)
• Biaya antisipasian
• Imputasi pendapatan

Suwardjono Transi 15
Bab 9 Biaya

Alokasi Sistematik dan Rasional


Tidak selalu mudah untuk melekatkan semua
kegiatan ke produk. Alokasi sistematik
merupakan alternatif.

• Argumen:
Ada hubungan walaupun tidak langsung
• Sulit mencari asosiasi langsung secara fisis
• Penundaan kurang tepat
• Bila regular/normal, terjadi tepat-tanding secara
rupiah sehingga tidak mempengaruhi laba (lihat
Gambar 9.2)
• Secara teknis suatu kos harus dipecah/dialokasi
Suwardjono Transi 16
Bab 9 Biaya

Salah-tanding kegiatan, tepat-tanding rupiah

Produk

Nonproduk

Panel A
Tepat-tanding
kegiatan

Panel B
Salah-tanding
kegiatan

Salah-tanding kegiatan
Tepat-tanding jumlah rupiah

Suwardjono Transi 17
Bab 9 Biaya

Masalah Berkaitan dengan Alokasi Sistematis

• Penangguhan (alokasi antarperioda)


• Kos bergabung (joint cost) dan
bersama (common cost)
• Sarana pemerataan laba
• Pendekatan nonalokasi sebagai
alternatif

Suwardjono Transi 18
Bab 9 Biaya

Masalah Penangguhan Kos


Alokasi sistematik tidak hanya dilakukan
antarobjek tetapi juga antarperioda.

Pada prinsipnya, semua kos merupakan beban


tangguhan (deferred charges). P&L tidak
menganjurkan penggunaan beban tangguhan.

Diperlukan kriteria penangguhan yang jelas.

Gambar 6.8 melukiskan kriteria penangguhan.

Suwardjono Transi 19
Bab 9 Biaya

Kos Bergabung dan Kos Bersama


Kos bergabung
Kos kegiatan
Objek 1
Objek 1 Objek 1 dan 2 menikmati

Objek 2 • titik pisah kegiatan secara


gabungan dan
takterpisahkan sampai
Objek 2 titik pisah (split point).
Kos bersama
Kos kegiatan

Objek 1 Objek 1 Objek 1 dan 2 menikmati


kegiatan secara terpisah
dan independen serta
tidak ada titik pisah (split
Objek 2 Objek 2
point).

Kos bergabung dan kos bersama menuntut alokasi.

Suwardjono Transi 20
Bab 9 Biaya

Pendekatan Nonalokasi
Dikemukakan Arthur L Thomas (1987)

Syarat alokasi:

1. Ketertambahan (additivity)
2. Ketakraguan (ketakraguan)
3. Ketepertahankanan
(defensibility)

Hanya syarat 1 dan 2 dapat dipenuhi, sehingga alokasi tidak tidak dapat
didukung secara teoretis.

Suwardjono Transi 21
Bab 9 Biaya

Sanggahan Terhadap Argumen Thomas

1. Objektivitas akuntansi bersifat relatif


2. Kelayakan ekonomik cukup menjadi basis
alokasi
3. Alternatif terhadap penandingan sebab-
akibat
4. Adanya berbagai metoda akan
mendorong penyajian yang paling
menggambarkan realitas perusahaan
5. Metoda alokasi tetap valid bila tidak
dapat dibuktikan sebaliknya (prinsip
ketersalahan)
Suwardjono Transi 22
Bab 9 Biaya

Pembebanan Arbitrer

• Basis sebab-akibat atau alokasi


sistematik tidak dapat ditentukan
• Penangguhan tidak layak
• Alasan kepraktisan
• Tidak harus merupakan rugi

Suwardjono Transi 23
Bab 9 Biaya

Penandingan dan Penyajian Biaya

Produk Pendapata Produk


Bahan
n
Baku
kos kos kos
Biaya
kos kos
TK langsung product matching
kos kos
kos

Overhead Pemasara Pemasara


n Biaya n
kos kos kos
period matching

Adm./Umum Adm./Umum
Biaya
kos kos
period matching
Lain-lain Lain-lain
Biaya
Kos baru
kos kos
arbitrary matching

Suwardjono Transi 24
Bab 9 Biaya

Masalah Penandingan Pos-Pos Tertentu

• Sediaan (aliran kos mana yang paling


tepat?)
• Fasilitas fisis (apakah makna
depresiasi?)
• Tanah (haruskah didepresiasi?)
• Sumber alam (apa basis deplesi?)
• Aset takberwujud (bagaimana
diamortisasi?)

Suwardjono Transi 25
Bab 9 Biaya

Metoda Asosiasi Sediaan

1. Identifikasi khusus
2. Masuk pertama keluar pertama (MPKP)
3. Rata-rata berbobot
4. Sediaan normal
5. Masuk terakhir keluar pertama (MTKP)

Metoda asosiasi mempunyai implikasi terhadap laba.

Metoda MPKP adalah paling logis dalam merefleksi aliran


fisis yang sesungguhnya atau paling sesuai dengan
realitas kegiatan pada umumnya (lihat halaman 430).

Suwardjono Transi 26
Bab 9 Biaya

Metoda MTKP

• Menandingkan pendapatan sekarang


dengan kos sekarang
• Mengurangi laba dalam kondisi harga
menaik
• Di AS, diperbolehkan untuk kepentingan
pajak
• Mengundang kritik (tidak sejalan dengan
aliran fisis)
• Mempunyai beberapa variasi

Suwardjono Transi 27
Bab 9 Biaya

Asosiasi Fasilitas Fisis


Variasi istilah:
• Aset tetap (fixed assets)
• Aset tetap berwujud (fixed tangible
assets)
• Aset berwujud (tangible assets)
• Aset operasi (operating assets)
• Aset berumur panjang (long-lived assets)
• Aset jangka panjang (long-term assets)
• Tanah, bangunan, dan perlengkapan
(property plant, and equipment)
• Fasilitas fisis (plant assets), digunakan dalam buku
ini
Suwardjono Transi 28
Bab 9 Biaya

Depresiasi

• Bagian dari kos fasilitas fisis yang dianggap


telah diserap manfaatnya menjadi biaya
perioda.
• Hasil pertimbangan/kebijaksanaan
(judgment).
• Alokasi kos secara sistematik dan rasional.
• Secara konseptual tidak berbeda dengan pos
biaya lainnya.

Suwardjono Transi 29
Bab 9 Biaya

Makna Depresiasi Lain

• Akumulasi dana
• Pemulihan investasi
• Proses penilaian (penurunan nilai ekonomik)

Suwardjono Transi 30
Bab 9 Biaya

Tanah

• Sebagai tempat (site) usaha dan hak milik


permanen, fungsi tanah bersifat permanen
sehingga tidak didepresiasi.
• Tanah bukan hak milik permanen dapat
didepresiasi.
• Bagian kos tanah yang merepresentasi
manfaat produktif dapat didepresiasi.
• Akuntansi tanah diatur dalam PSAK No. 47.

Suwardjono Transi 31
Bab 9 Biaya

Aset Takberwujud
• Dari segi asosiasi dengan pendapatan, sama
seperti fasilitas fisis.
• Kos aset takberwujud harus dialokasi secara
sistematis sepanjang umur yuridis/ekonomik.
• Umur ekonomik lebih unggul/layak untuk meng-
amortisasi aset takberwujud daripada umur
yuridis.
• Goodwill: melekat pada perusahaan secara
keseluruhan atau melekat pada atribut spesifik?
• Kos organisasi: permanen atau perlu
didepresiasi? Suwardjono Transi 32
Bab 9 Biaya

PR

Kebiasaan jelek sulit ditinggalkan.

Suwardjono Transi 33

Anda mungkin juga menyukai