MGX) Dapat Memperbaiki Gejala Dry Eye dan Fungsi Kelenjar Meibomian pada Pasien
dengan Refractory Dry Eye: Analisis Retrospektif
Tujuan: Untuk menilai perubahan dari fungsi kelenjar meibomian dan gejala dry eye pada pasien
dengan refractory dry eye yang diterapi dengan terapi kombinasi Intense Pulsed Light (IPL) dan
Meibomian Gland Expression (MGX).
Metode: Rekam medis dari 81 pasien dengan dry eye yang diobati dengan serial IPL / MGX yang
diteliti dengan menggunakan analisis retrospektif. Semua pasien di follow-up minimal 6 bulan
setelah perawatan IPL / MGX pertama. Pasien biasanya menerima 1 sampai 4 kali perawatan IPL
dengan jarak waktu 4 sampai 6 minggu. Setiap follow up dilakukan IPL dan juga MGX. 35 data
memiliki data lengkap untuk dimasukkan ke dalam analisis. Kemudian ditinjau secara demografi,
riwayat penyakit mata, Standard Patient Evaluation of Dryness 2 (SPEED2), pemeriksaan slit-lamp,
dan Meibomian Gland Evaluations (MGE) pada pertama kunjungan dan pada setiap kunjungan
sebelum perawatan IPL / MGX.
Hasil: Uji t berpasangan menunjukkan penurunan yang signifikan (P, 0,0001) pada SPEED2
dengan terapi IPL / MGX. Dari 35 pasien, 8 (23%) mengalami penurunan ≥50% dalam skor
SPEED2, 23 (66%) mengalami penurunan 1% hingga 49% pada SPEED2, 1 (3%) tidak mengalami
perubahan dalam SPEED2, dan 3 (9) %) mengalami peningkatan SPEED2. Uji t berpasangan
menunjukkan perbaikan yang signifikan pada MGE pada mata kiri tetapi tidak pada mata kanan
(OD P = 0,163 dan OS P = 0,0002). Tiga belas pasien (37%) mengalami perbaikan MGE secara
bilateral. Delapan pasien (23%) mengalami penurunan MGE secara bilateral atau penurunan 1 mata
tanpa perubahan pada mata yang lain.
Kesimpulan: Analisis retrospektif ini menunjukkan bahwa kombinasi IPL dan MGX dapat secara
signifikan memperbaiki gejala dry eye (pada 89% pasien) dan fungsi kelenjar meibom (pada 77%
pasien setidaknya pada 1 mata).
Dry eye merupakan suatu penyakit mata yang pada umunya menyebabkan ocular discomfort
dan penunurunan dari tajam penglihatan. Dua kategori dari dry eye, evaporative dry eye dan
aqueous deficient dry eye. Kedua kondisi ini dapat melibatkan patologi dari kelenjar meibom,
kelenjar lakrimal, kelopak mata, tear film, dan surface cells. Meibomian gland dysfunction (MGD)
merupakan penyebab utama dari kategori “evaporative dry eye” dan juga berkontribusi terhadap
kategori dry eye yang “aqueous deficient dry eye”.
Kelenjar Meibom merupakan kelenjar sebasea termodifikasi yang terletak di sepanjang
kelopak mata atas dan bawah. Dua puluh hingga 40 kelenjar terletak di sepanjang kelopak mata dan
mensekresikan meibum, komponen lipid dari air mata. MGD didefinisikan oleh International
Workshop on Meibomian Gland Dysfunction sebagai “ kelainan abnormal dan difus dari kelenjar
meibom, umumnya ditandai dengan obstruksi duktus terminal dan / atau perubahan secara kualitatif
/ kuantitatif dalam sekresi kelenjar. ”Pasien mungkin mengalami gejala iritasi mata dan secara klinis
seperti ocular surface disease dan peradangan yang diakibatkan karena perubahan pada tear film.
MGD merupakan penyakit mata yang umum dijumpai oleh ophthalmologists. Dampak dari
dry eye pada kualitas hidup sebanding dengan efek dari moderate/severe angina atau pada pasien
dengan perawatan dialisis. Tujuan terapi MGD adalah untuk memberikan perbaikan gejala jangka
panjang pada pasien dengan meningkatkan kualitas meibum, meningkatkan aliran meibum,
meningkatkan stabilitas dari tear film, dan mengurangi peradangan. Terapi yang umum digunakan
termasuk preservative-free drops, suplementasi asam lemak omega-3, siklosporin topikal, serum air
mata, azitromisin topikal, doksisiklin oral, moisture chambers, intraductal probing, lid margin
exfoliation, automated thermal pulsation, kompres hangat, dan lain-lain. Meskipun berbagai pilihan
pengobatan tersedia, pasien sering tidak mengalami perbaikan gejala yang complete atau jangka
panjang.
Meibomian gland expression (MGX) pertama kali dikembangkan oleh Gifford pada tahun
1921 sebagai metode efektif untuk merehabilitasi kelenjar meibom dan memperbaiki gejala dari dry
eye. Margin kelopak mata dikompresi secara paksa untuk mengekspresikan isi kelenjar. Korb dan
Greine mendeskripsikan perubahan dari ketebalan lipid layer dan gejala pada 10 pasien dengan
MGD yang diobati dengan MGX. Ekspresi yang kuat menyakitkan bagi pasien, dan beberapa
pasien tidak dapat mentoleransi rasa sakit yang terjadi.
Intense pulsed light (IPL) telah lama digunakan di bidang dermatologi untuk mengobati
acne rosacea, acne vulgaris, hiperpigmentasi, essential telangiektasis, unwated hair, dan
photodamage skin. IPL adalah sumber cahaya yang berintensitas tinggi yang terdiri dari visible light
dalam rentang panjang gelombang 515 hingga 1200 nm. Cahayanya polikromatik dan incoherent.
Kebanyakan pasien dengan dry eye yang menjalani terapi IPL menggunakan terapi ini sebagai
upaya terakhir setelah mencoba beberapa terapi lainnya. Mereka sering mengalami severe MGD
dan kelenjer yang sudah tidak terlihat. Mekanisme spesifik dari terapi IPL dalam memperbaiki
gejala dry eye belum diketahui secara pasti. Diketahui bahwa oksihemoglobin dalam pembuluh
darah yang terletak di permukaan kulit menyerap cahaya yang dipancarkan dari lampu flash.
Penyerapan menghasilkan panas yang mengkoagulasi sel darah merah, yang mengarah ke trombosis
pembuluh darah. Mengingat mekanisme dari IPL ini, pasien dengan ocular rosacea okular dan
associated lid margin telangiectasias merupakan pilihan yang terbaik untuk pengobatannya.
Perawatan diberi jarak 4 hingga 6 minggu secara terpisah, dan pasien biasanya menerima 1 sampai
4 kali perawatan tanpa batasan yang ditetapkan pada jumlah perawatan.
Ada sekitar 40 pusat yang melakukan IPL secara nasional; namun, panduan khusus untuk
memilih terapi IPL yang ideal belum dipublikasikan. Dua studi peer-review telah dilaporkan hingga
saat ini mengenai kemanjuran kombinasi terapi IPL / MGX untuk mengobati MGD, yaitu Dr
Rolando Toyos, dokter mata yang memperkenalkan IPL pada pasien dengan dry eye, telah
dijelaskan, Dalam tinjauan retrospektif 3 tahun dari 91 catatan pasien, Toyos et al menemukan
peningkatan yang signifikan secara statistik dalam waktu perbaikan tear film breakup time (P,
0,001). Physician-judged menilai adanya perbaikan dalam kelenjar meibum dan lid margins sekitar
94% dan 98% pada semua pasien. Delapan puluh tujuh persen pasien menunjukkan perbaikan
dalam tanda-tanda klinis, dan 93% mengalami perbaikan subyektif dari evaporative dre eye. Tiga
belas persen pasien mengalami efek samping. Vora dan Gupta melakukan tinjauan retrospektif dari
37 catatan pasien dan menemukan penurunan signifikan secara statistik dalam skor edema dari lid
margin, facial telangiektasia, dan vaskularisasi lid margin dan peningkatan skor kualitas meibum (P,
0,001). Mereka juga menemukan peningkatan yang signifikan dalam oil flow score dan tear film
breakup time skor (P, 0,001) dan penurunan yang signifikan dalam ocular surface disease index
scoring (P, 0,001). Satu percobaan prospektif telah dilakukan pada efektivitas IPL (tanpa MGX)
untuk mengobati MGD. Dalam penelitian mereka, Craig et al melaporkan bahwa IPL sendiri efektif
dalam perubahan pada lipid layer dan symptoms pasien. Fungsi kelenjar diukur secara tidak
langsung menggunakan lipid layer grading.