disusun oleh:
Kelompok 1 Kelas A-1 Angkatan 2015
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami semua, dan semoga shalawat serta salam selalu
tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di Yaumul
Qiyamah nanti. Kami ucapkan terimakasih terhadap semua pihak yang telah membantu
kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini menjelaskan tentang “Asuhan Keperawatan dan Tumbuh Kembang
Anak (DDST) dengan Kelainan Kongenital Sistem Muskuloskeletal”. Penulis
mengharapkan bahwa calon perawat dapat mengimplementasikan dengan tepat di waktu
yang akan datang.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami ucapkan kepada :
1. Ibu Ilya Krisnana, S.Kep.,Ns., M.Kep. selaku dosen pembimbing dalam
pembuatan makalah ini.
2. Dan teman–teman yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Sebagai penulis kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dari penampilan
dan penyajian makalah ini. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca, kami berharap makalah yang kami susun dapat
bermanfaat bagi setiap pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB 4 PENUTUP .............................................................................................. 31
4.1 Kesimpulan.................................................................................................... 31
4.2 Saran ..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 32
4
Bab 1
Pendahuluan
5
Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Polidaktili
2.1.1 Definisi
Polidaktili adalah terjadinya duplikasi jari-jari tangan dan kaki melebihi dari
biasanya (Muttaqin, 2008). Kelainan dapat terjadi mulai dari duplikasi yang berupa
jaringan lunak sampai duplikasi yang di sertai dengan metacarpal dan phalang
sendiri. Polidaktili adalah suatu kelainan yang diwariskan oleh gen autosomal
dominan P yang di maksud dengan sifat autosomal ialah sifat keturunan yang
ditentukan oleh gen pada autosom. Gen ini ada yang dominan dan ada pula yang
resesif. Oleh karena laki-laki dan perempuan mempunyai autosom yang sama,
maka sifat keturunan yang ditentukan oleh gen autosomal dapat dijumpai pada laki-
laki maupun perempuan. Sehingga orang bisa mempunyai tambahan jari pada
kedua tangan atau kakinya.
2.1.2 Etiologi
6
dapat pula diwarisi oleh bayi yang bersangkutan sebagai unsur dominan
("dominant traits") atau kadang-kadang sebagai unsur resesif. Penyelidikan
daIam hal ini sering sukar, tetapi adanya kelainan kongenital yang sama dalam
satu keturunan dapat membantu langkah-langkah selanjutya.
2. Faktor Teratogenik : Teratogenik (teratogenesis) Teratogenik adalah perubahan
formasi dari sel, jaringan, dan organ yang dihasilkan dari perubahan fisiologi
dan biokimia. Apabila teratogen diberikan setelah terbentuknya sel jaringan,
sistem fisiologis dan sistem biokimia, maka efek teratogenik tidak akan terjadi.
Teratogenesis merupakan pembentukan cacat bawaan. Malformasi (kelainan
bentuk) janin disebut terata, sedangkan zat kimia yang menimbulkan terata
disebut zat teratogen atau teratogenik.
a. Faktor teratogenik fisik : Bahan tertogenik fisik adalah bahan yang bersifat
teratogen dari unsur-unsur fisik misalnya Radiasi nuklir, sinar gamma dan
sinar X (sinar rontgen). Bila ibu terkena radiasi nuklir (misal pada tragedi
chernobil) atau terpajan dengan agen fisik tersebut, maka janin akan lahir
dengan berbagai kecacatan fisik.
b. Faktor teratogenik kimia : Bahan teratogenik kimia adalah bahan yang
berupa senyawa senyawa kimia yang bila masuk dalam tubuh ibu pada saat
saat kritis pembentukan organ tubuh janin dapat menyebabkan gangguan
pada proses tersebut. Kebanyakan bahan teratogenik adalah bahan kimia.
Bahkan obat-obatan yang digunakan untuk mengobati beberapa penyakit
tertentu juga memiliki efek teratogenik.
c. Faktor teratogenik biologis : Agen teratogenik biologis adalah agen yang
paling umum dikenal oleh ibu hamil. Istilah TORCH atau toksoplasma,
rubella, cytomegalo virus dan herpes merupakan agen teratogenik biologis
yang umum dihadapi oleh ibu hamil dalam masyarakat. Infeksi TORCH
dapat menimbulkan berbagai kecacatan lahir dan bahkan abortus sampai
kematian janin. Selain itu, beberapa infeksi virus dan bakteri lain seperti
penyakit sifilis/raja singa juga dapat memberikan efek teratogenik
2.1.3 Patofisiologi
7
Polidaktili adalah suatu kelainan yang diwariskan oleh gen autosomal dominan
P, sehingga orang mempunyai tambahan jari pada satu atau dua tangan dan atau pada
kakinya. Yang umum dijumpai ialah terdapatnya jari tambahan padasatu atau kedua
tangan. Tempatnya jari tambahan itu berbeda beda, ada yang terdapat di dekat ibu
jari dan ada pula yang terdapat di dekat hari kelingking.
8
2.1.4 Web of Caution
Kerusakan embrio
Perubahan pembentukan
organ
9
2.1.5 Manifestasi Klinis
Ada beberapa pemeriksaan diagnostik yang di perlukan pada klien dengan kelainan
congenital meliputi:
2.1.7 Penatalaksanaan
a. Tindakan pembedahan untuk mengangkat jari tambahan biasanya dilakukan
untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul akibat jari tambahan tersebut.
Pengangkatan jari tambahan di jempol kaki merupakan prosedur tersering
karena implikasi kosmetik dan kenyamanan saat memakai sepatu. Hubungi
dokter bedah anda untuk melakukan prosedur pembedahan. Operasi
“pembuangan” jari yang berlebihan, terutama bila jari tersebut tidak
berkembang dan tidak berfungsi normal. Bila jari berlebihan hanya berupa
gumpalan daging, biasanya tidak mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak, tapi mungkin anak menjadi malu atau minder.
10
b. Pemeriksaan rontgen mungkin diperlukan untuk menentukan apakah jari
tambahan mengandung struktur tulang, dan untuk menentukan perubahan yang
dapat terjadi saat operasi.
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a) Identitas Klien
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan,
pekerjaan, kondisi tempat tinggal, dan status sosial ekonomi.
b) Keluhan Utama
Adanya jari-jari tambahan pada tangan atau kaki. Jari tambahan bisa
terdapat di jempol (paling sering) dan keempat jari lainnya.
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien lahir dengan kelainan yaitu adanya tambahan jari pada salah satu atau
kedua jari tangan atau kaki.
d) Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji riwayat pranatal – postnatal.
e) Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami kelainan yang sama.
f) Riwayat Alergi
Kaji apakah klien dan keluarga memiliki riwayat alergi.
g) Riwayat Penggunaan Obat
Kaji obat apa yang sudah dikonsumsi selama ini, obat apa yang sudah
diminum sebelum MRS.
2. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
Kaji tingkat kesadaran klien.
b) Tanda-tanda Vital
Kaji dan ukur tanda-tanda vital klien.
11
c) Pemeriksaan B1-B6
B1 (breathing)
Kaji frekuensi nafas dan tanyakan apakah ada sesak nafas. Klien
biasanya tidak ada keluhan
B2 (blood)
Kaji TD, suhu badan klien, dan apakah ada kelainan pada jantung.
B3 (brain)
Kaji fungsi serebral, fungsi saraf cranial, fungsi sensori serta fungsi
refleks.
B4 (bladder)
Kaji fungsi perkemihan klien, output dan input.
B5 (bowel)
Kaji apakah ada penurunan berat badan.
B6 (bone)
- Catat dan dokumentasikan nomor jari tangan atau kaki yang
mengalami gangguan, keterlibatan jaringan yang mengalami
penambahan, penyatuan, panjang setiap jari, dan tampilan dari
kuku.
- Lakukan pergerakan pasif untuk memeriksa adanya
penambahan tulang dengan penambahan jaringan lunak.
- Periksa dengan mempalpasi adanya polidaktili yang
tersembunyi.
B. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
1) Gangguan konsep diri berhubungan dengan anomali kongenital/perubahan
bentuk tubuh (kaki/tangan).
2) Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan.
3) Kurang pengetahuan berhubungan ketidaktahuan klien dan keluarga
mengenai penyakit atau pengobatan.
Pasca Operasi
1) Nyeri berhubungan dengan luka pascaoperasi.
12
2) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembedahan.
3) Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan.
C. Intervensi Keperawatan
Pre Operasi
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan anomali kongenital/perubahan
bentuk tubuh (kaki/tangan).
Domain 6. Persepsi
Kelas 3. Citra Tubuh
NOC NIC
Setelah diberikan asuhan a) Dorong individu mengekspresikan
keperawatan, diharapkan klien perasaan, khususnya mengenai
dapat menunjukkan harga diri dan bagaimana individu merasakan,
mengungkapkan penerimaan diri memikirkan atau memandang dirinya.
secara verbal dengan kriteria hasil: b) Dorong individu untuk bertanya
Mampu mengidentifikasi menegenai masalah,penanganan,
kekuatan personal perkembangan, prognosis kesehatan.
Mampu menyesuaikan diri c) Beri informasi yang dapat dipercaya
dengan fungsi tubuh dan perkuat informasi yang sudah
Body image positif diberikan
d) Hindari kritik negative
e) Beri privasi dan keamanan lingkungan
f) Dorong interaksi dengan teman sebaya
dan orang dewasa yang mendukung
g) Perjelas adanya kesalahan konsep
individu mengenai diri, perawatan atau
pemberi perawatan
13
Setelah klien diberikan asuhan a) Mendengarkan penyebab kecemasan
keperawatan, diharapkan klien klien dengan penuh perhatian
dapat menunjukkan penurunan b) Informasikan pasien /orang terdekat
perasaan cemas dengan kriteria tentang peran advokat perawat
hasil: intraoperasi.
Klien mampu mengidentifikasi c) Identifikasi tingkat rasa takut yang
cara yang sehat dalam mengharuskan dilakukannya
berhadapan dengan mereka, penundaan prosedur pembedahan.
tampil santai, dapat d) Validasi sumber rasa takut. Sediakan
beristirahat / tidur cukup. informasi yang akurat dan faktual.
Klien melaporkan penurunan e) Diskusikan penundaan / penangguhan
rasa takut dan cemas pembedahan pembedahan dengan
berkurang ke tingkat yang dokter, anestesiologis, pasien dan
dapat diatasi. keluarga sesuai kebutuhan.
14
pernapasan dan kardiovaskuler dan
control rasa sakit.
Post Operasi
Nyeri Akut berhubungan dengan luka pascaoperasi
Domain 12. Kenyamanan
Kelas 1. Kenyamanan Fisik
NOC NIC
Setelah diberikan asuhan a) Kaji karakteristik, lokasi dan intensitas
keperawatan, diharapkan nyeri nyeri klien (skala 0-10).
klien berkurang bahkan hilang, b) Ajarkan teknik relaksasi seperti :
dengan kriteria hasil: imajinasi, musik yang lembut.
Klien melaporkan skala nyeri c) Berikan posisi yang nyaman.
berkurang d) Kolaborasi dengan medik pemberian
Klien mampu mengontrol analgetik.
nyeri, tahu penyebabnya, dan
dapat menggunakan teknik
non farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Ekspresi wajah klien
menunjukkan tidak nyeri
15
dipertahankan luka.
Perfusi jaringan baik d) Beri penguatan pada balutan awal /
Klien menunjukkan penggantian sesuai indikasi. Gunakan
pemahaman tentang proses teknik aseptik yang ketat.
perbaikan kulit e) Gunakan teknik aseptik saat merawat
Klien mampu melindungi kulit luka.
f) Perhatikan intake nutrisi klien.
16
2.2 Sindaktili
2.2.1 Definisi
Sindaktili merupakan kelainan bawaan yang paling sering ditemukan pada jari-jari
tangan, jari-jari tidak terpisah, dan bersatu dengan yang lain. Dapat terjadi
hubungan satu, dua, atau lebih jari-jari. Hubungan jari-jari dapat terjadi hanya
pada kulit dan jaringan lunak saja, tetapi dapat pula terjadi hubungan tulang
dengan tulang. (Muttaqin, 2008)
2.2.2 Etiologi
Beberapa faktor etiologi yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya sindaktili
antara lain:
a. Kelainan Genetik dan Kromosom : Kelainan genetik pada ayah atau ibu
kemungkinan besar akan berpengaruh atas sindaktili pada anaknya. Di antara
kelainan-kelainan ini ada yang mengikuti hukum Mendel biasa, tetapi dapat
pula diwarisi oleh bayi yang bersangkutan sebagai unsur dominan ("dominant
traits") atau kadang-kadang sebagai unsur resesif.
b. Faktor Mekanik : Tekanan mekanik pada janin selama kehidupan intrauterin
dapat menyebabkan kelainan bentuk organ tubuh hingga menimbulkan
deformitas organ tersebut. Faktor predisposisi dalam pertumbuhan organ itu
sendiri akan mempermudah terjadinya deformitas suatu organ.
c. Faktor Obat : Salah satu jenis obat yang telah diketahui dapat menimbulkan
kelainan kongenital ialah thalidomide yang dapat mengakibatkan terjadinya
fokomelia atau mikromelia. Beberapa jenis jamu-jamuan yang diminum
wanita hamil muda dengan tujuan yang kurang baik diduga erat pula
hubungannya dengan terjadinya kelainan kongenital, walaupun hal ini secara
laboratorik belum banyak diketahui secara pasti. Sebaiknya selama kehamilan,
khususnya trimester pertama, dihindari pemakaian obat-obatan yang tidak
perlu sama sekali, walaupun hal ini kadang-kadang sukar dihindari karena
calon ibu memang terpaksa harus minum obat. Hal ini misalnya pada
pemakaian trankuilaiser untuk penyakit tertentu, pemakaian sitostatik atau
prepaat hormon yang tidak dapat dihindarkan ; keadaan ini perlu
17
dipertimbangkan sebaik-baiknya sebelum kehamilan dan akibatnya terhadap
bayi.
d. Faktor Radiasi : Adanya riwayat radiasi yang cukup besar pada orang tua
dikhawatirkan akan dapat mengakibatkan mutasi pada gen yang mungkin
sekali dapat menyebabkan kelainan kongenital pada bayi yang dilahirkannya.
Radiasi untuk keperluan diagnostik atau terapeutis sebaiknya dihindarkan
dalam masa kehamilan, khususnya pada hamil muda.
e. Faktor Gizi : Kekurangan gizi berat dalam masa kehamilan dapat
menimbulkan kelainan kongenital.
f. Faktor-Faktor Lain : Masalah sosial, hipoksia, hipotermia, atau hipertermia
diduga dapat menjadi faktor penyebabnya. Seringkali penyebab kelainan
kongenitai tidak diketahui.
2.2.3 Patofisiologi
Pada ibu hamil yang mengkonsumsi obat mempunyai resiko bayi
mengalami malformasi jari-jari. Terdapat dua kategori obat yang
meningkatkan risiko tersebut yaitu antikonvulsan dan antiasmatik (Kallen,
2014) Sindaktili merupakan hasil kegagalan dari diferensiasi dan
diklasifikasikan oleh klasifikasi embriologi pada anomaly kongenital yang di
adopsi dari International Federation for Societies for Surgery of the Hand
(Hurley, 2011).
Secara embriologi jari-jari tumbuh dari kondensasi mesoderm dalam
dasar perkembangan upper limb. Selama kehamilan 5-6 minggu, terbentuk
pembelahan antar jari dan diteruskan kearah distal serta proksimal. Daerah
ectodermal meregulasi proses embriologi ini dalam kombinasi dengan faktor
pertumbuhan, protein morfogenik tulang, perubahan faktor pertumbuhan,
produksi gen. Terjadinya kegagalan pada proses ini dapat terjadi sindaktili
(Hurley, 2011).
Terdapat lima perbedaan fenotip pada sindaktili tangan, dengan
menyertakan kaki atau tidak. Pada semua tipe merupakan warisan ciri
pembawaan autosom dominan serta keseragaman dari tipe yang dikenali
dalam silsilah. Tipe denetik dari sindaktili akan berbeda dari sindaktili yang
18
berhubungan dengan congenital constricting bands, kondisi non-mendel
(Scanderbeg, 2005).
Jenis kelamin yang biasanya terkena sindaktili adalah laki-laki
daripada perempuan serta kulit putih lebih rentan terkena daripada kulit
hitam atau orang Asia (Hurley, 2011). Pada permasalahan keluarga tersebut,
sindaktili berhubungan dengan bermacam-macam anomaly dan sindrom
malformasi. Sindaktili biasanya terjadi pada acrocephalo (poly) syndactyly
syndrome yang berhubungan dengan kekhasan abnormal pada craniofasial.
Pada Apert Syndrome (acrocephalosyndactyly tipe I), multiple progresif
syostose meliputi phalax distal (biasanya pada jari ke-3 dan 4) dan akhir
proksimal pada metacarpal (ke-4 dan ke-5) pada kedua tangan. Perlekatan
osseus pada jari ke-2 sampai ke-4, kuku tunggal terdapat pada masa tulang
yang menonjol. Perlekatan karpal progresif sympalangism dank has dari
konfigurasi ibu jari tangan pendek dan meluas distal phalanx dengan deviasi
radial serta pendek, bentuk delta proximal phalanx (Scanderbeg, 2005)
Sindaktili kutaneus pada jari ke 2 hingga 5 dan jari jari kaki biasanya
ditemukan. Manifestasi pada kaki meliputi perlekatan progresif tarsal, toe
syphalangism, dan jari-jari kaki sangat pendek dengan deformitas varus
(Scanderbeg & Dallapiccola, 2005).
Tipe acrocephalosyndactyly pada tangan dan tulang tengkorak terjadi
perubahan ringan. Pada Saethre-Chotzen Syndrome (acrocephalosyndactyly
tipe III), sindaktili kutaneus parsial khasnya adalah pada jari tangan ke-2 dan
3 serta pada jari kaki ke-3 dan 4 dengan ibu jari normal (Scanderbeg, 2005).
Pada Pfeiffer syndrome (acrocephalosyndactyly tipe V) autosom resesif,
dimana terdapat banyak macam dari ekspresi fenotip dengan perubahan dari
ringan hingga berat mendekati yang dijmpai pada Apert syndrome
(Scanderbeg, 2005). Awal perkembangan janin. Selaput kaki normal 16
minggu kehamilan, apoptosis (kematian sel) berlangsung enzim
menghilangkan selaput. Proses ini tidak terjadi sepenuhnya antara semua jari
tangan/kaki sehingga selaput tersebut menetap. Sindaktili disebabkan oleh
gen homozigot (karier) melakukan perkawinan dengan sesamanya.
19
2.2.4 Web of Caution
Faktor Faktor Faktor Faktor Faktor Faktor Lain
Genetik & Obat Radiasi Gizi Mekanik
Kromosom
Faktor Janin
Obat dan Paparan Kekurang Tekanan sendiri dan
Dominan jamu yang radiasi saat an gizi mekanik Faktor
traits atau diminum saat awal / saat hamil saat lingkungan hidup
terkadang trimester selama intrauterin janin (sosial,
resesif pertama kehamilan hipoksia,
hipotermia /
Kelainan
hipertermia)
bentuk tubuh
Kelainan Kromosom dan gen
kegagalan metabolisme
dan ketidakseimbangan
Perkawinan gen homozigot
osmolalitas
SINDAKTILI
Tindakan Operasi
MK : Cemas akan
Ansietas dilakukan operasi Pre-operasi Post-operasi
21
pasien dengan brachysyndaktyly atau sindaktili komplikasi percabangan
dari saraf dan pembuluh darah mungkin terletak pada bagian distal atau
hanya pada satu sisi saja.
6. Selalu melakukan pemeriksaan radiografi untuk membantu identifikasi
anomaly lainnya, seperti bony synostosis, delta falang, atau
symphalangism.
2.2.7 Penatalaksanaan
Sindaktili selalu dilakukan intervensi bedah, biasanya prosedur ini dilakukan
pada usia 5-6 bulan. Tindakan yang dilakukan lebih awal terutama pada
kondisi sindaktili kompleks biasanya akan menghasilkan malrotasi dan
angulasi baru yang berkembang menjadi kondisi yang lebih kompleks.
Teknik intervensi bedah disesuaikan dengan klasifikasi dari sindaktili. Skin
graft atau Z plasty biasanya dilakukan pada prosedur sindaktili komplet dan
kompleks untuk mempercepat penyembuhan.
Z Plasty
Z plasty adalah suatu teknik yang paling luas dilakukan dalam bidang
pembedahan plastic. Dibandingkan membuat sebuah insisi lurus, yang dapat
berkontraksi dan membentuk jaringan parut yang buruk, dua flap jaringan
segitiga yang ditransposisikan dan dijahit dalam pola huruf Z akan
menghasilkan jaringan parut yang lebih baik. Z-plasty merupakan teknik
operasi plastik yang digunakan untuk memperbaiki fungsi normal dari luka
dan tampilan kosmetik.
Z plasty adalah tindakan operasi yang bertujuan untuk memperpanjang garis
luka, sehingga dapat mencegah terjadinya kontraktur terutama pada
persendian. Tindakan ini dilakukan dengan cara melakukan transposisi flap
sehingga didapatkan garis luka yang lebih panjang
a. Indikasi Z-plasty
Indikasi umum untuk Z-plasty yaitu untuk memperbaiki kontraktur bekas
luka linear yang melewati lipatan fleksor. Beberapa indikasi lain dari
teknik Z-plasty adalah :
22
1. Mencegah terjadinya kontraktur pada bekas luka linear, terutama jika
luka tersebut melewati daerah permukaan estetik atau permukaan
yang konkaf.
2. Mengubah panjang dan bekas luka (kontraktur akibat bekas luka
pada bibir,jari tangan, kelopak mata atau leher).
3. Mengubah vektor bekas luka (reposisi bekas luka sepanjang sulkus
nasolabial).
4. Reposisi jaringan (berguna pada defek trapdoor atau pin-cushion).
5. Menutup defek kutaneus
6. Transposisi jaringan sehat untuk menutupi fistula.
Penyembuhan luka biasanya terjadi dalam waktu satu minggu dan apabila
luka disertai edema,akan hilang dalam waktu 4-6 bulan. Pada Z-plasty akan
terjadi pemanjangan luka dan terbentuknya dua luka tambahan. Hal ini
merupakan konsekuensi dari prosedur penatalaksanaan Z-plasty.
2.2.8 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan pengumpulan data klien, baik subjektif ataupun
objektif melalui anamnesis riwayat penyakit, pengkajian psikososial,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik.Berikut merupakan
pengkajian pada klien dengan sindaktili :
a. Aktivitas : kelelahan umum
b. Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam,cemas, takut, menolak,
marah, gelisah, menangis.
c. Pengkajian Fisik : Priharjo (1996) mengatakan pengkajian tulang
diantaranya amatikenormalan susunan tulang dan kaji adanya deformitas,
lakukan palpasi untuk mengetahui adanya edema atau nyeri tekan, dan
amati keadaan tulang untuk mengetahui adanya pembengkakan. Skelet
tubuh di kaji mengenai adanya deformitas tulang damkesejajaran.
Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang dapat
dijumpai.Pemendekan ekstermitas, amputasi, dan bagian tubuh yang tidak
dalam kesejajarananatomis harus di catat. Angulasi abnormal pada tulang
panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menunjukkan adanya
23
fraktur tulang. Bisa teraba krepitus ( suara berderik ) pada titik gerakan
abnormal. Gerakan fragmen tulang harus diminimalkanuntuk mencegah
cedera lebih lanjut ( Smeltzer, 2002)
2. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
1. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan.
2. Kurang pengetahuan (kebutuhan untuk belajar) mengenai kondisi,
prognosis, dankebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang informasi.
3. Harga diri rendah berhubungan dengan kelainan kongingetal
Post Operasi
1. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan.
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tindakan pembedahan.
3. Resiko tinggi terhad ap infeksi berhubungan dengan tindakan
pembedahan.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan untuk belajar) mengenai kondisi,
prognosis, dankebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang informasi.
3. Intervensi Keperawatan
Pre Operasi
1. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan. Hasil Yang
Diharapkan :
a. Menunjukkan perasaan dan mengidentifikasi cara yang sehat dalam
berhadapan dengan mereka.
b. Tampil santai, dapat beristirahat / tidur cukup.
c. Melaporkan penurunan rasa takut dan cemas berkurang ke tingkat
yang dapat diatasi.
Intervensi :
24
b. Identifikasi tingkat rasa takut yang mengharuskan dilakukannya
penundaan prosedur pembedahan.R/ : Rasa takut yang berlebihan atau
terus menerus akan mengakibatkan reaksi stress yang berlebihan, resiko
potensial dari pembalikan reaksi terhadap prosedur / zat-zat anestesi.
c. Validasi sumber rasa takut. Sediakan informasi yang akurat dan faktual.
R/ : Mengidentifikasi rasa takut yang spesifik akan membantu pasien
untuk menghadapinyasecara realistis, misalnya kesalahan identifikasi /
operasi yang salah, kesalahan anggota tubuhyang di
operasi.penggambaran yang salah, dll.
d. Diskusikan penundaan / penangguhan pembedahan pembedahan dengan
dokter,anestesiologis, pasien dan keluarga sesuai kebutuhan.R/ :
Mungkin diperlukan jika rasa takut yang berlebihan tidak berkurang /
teratasi.
Intervensi:
25
c. Gunakan sumber-sumber bahan pengajaran, audiovisual sesuai keadaan.R/
: Bahan yang dibuat secara khusus akan dapat memenuhi kebutuhan pasien
untuk belajar.
d. Melaksanakan program pengajaran pra operasi individual : pembatasan
dan prosedur praoperasi / pasca operasi misalnya perubahan urinarius dan
usus, pertimbangan diet, tingkat / perubahan aktivitas, latihan pernapasan
dan kardiovaskuler dan control rasa sakit.R/ : Meningkatkan pemahaman /
kontrol pasien dan meungkinkan partisipasi dalam perawatan pasca
operasi
3. Harga diri rendah berhubungan dengan kelainan kongingetal Hasil yang
diharapkan
a. Mengungkapkan penerimaan diri
b. Komunikasi terbuka
c. Pemenuhan peran yang signifikan
d. Keinginan untuk melawan orang lain
Intervensi :
a. Pantau pernyataan pasien tentang penghargaan diri
b. Tentukan rasa percaya diri pasien dalam penilaian diri
c. Ajarkan keterampilan untuk bersukap positif melalui bermain peran,
conroh peran,diskusi, dan sebagainya
d. Berikan informasi tentang pentingnya konseling dan ketersediaan
sumber-sumber dikomunitas
26
Bab 3
Kasus:
Pada tanggal 3 September 2018, Ny. B datang untuk memeriksakan anaknya yang
berusia 11 tahun ke Rumah Sakit Airlangga. Ny. B mengatakan bahwa anaknya
memiliki kelainan jari tengah dan jari manis melekat menjadi satu sejak lahir. An. N
merasa malu dengan kondisi jarinya. Ny. B sangat mencemaskan kondisi masa depan
anaknya. Ny. B tidak paham tentang kondisi anaknya dan tidak tahu apa yang harus
dilakukannya. Ny. B ingin kondisi anaknya kembali normal dengan meminta dokter
untuk melakukan operasi agar memperbaiki kondisi jari tangan anaknya. Ayah dari Ny.
B juga mengalami kelainan seperti yang dialami An. N. Hasil pemeriksaan didapatkan
BB = 38 kg, TB = 142 cm TD = 120/70 mmHg, Nadi = 100x/mnt, Pernafasan = 20
x/mnt, Suhu = 36˚C.
3.2 Pengkajian
a. Data Demografi
Nama : An. N
Umur : 11 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Surabaya
b. Keluhan Utama
Klien memiliki kelainan jari tengah dan jari manis melekat menjadi satu sejak
lahir
c. Riwayat penyakit sekarang
Ny. B mengatakan bahwa anaknya memiliki kelainan jari tengah dan jari manis
melekat menjadi satu sejak lahir. An. N merasa malu dengan kondisi jarinya.
Ny. B sangat mencemaskan kondisi masa depan anaknya. Ny. B tidak paham
27
tentang kondisi anaknya dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Ny. B
ingin kondisi anaknya kembali normal dengan meminta dokter untuk
melakukan operasi agar memperbaiki kondisi jari tangan anaknya. Ayah dari
Ny. B juga mengalami kelainan seperti yang dialami An. N.
d. Riwayat penyakit terdahulu
An. N tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu
f. Pemeriksaan Fisik
28
S 36˚C.
Ny. B sangat
mencemaskan kondisi
Sindaktili
masa depan anaknya
Data Objektif :
Jari tengah dan manis
An. N dan Ny. B tampak
melekat menjadi satu
gelisah.
Ansietas
29
Data Objektif : melekat menjadi satu
30
3.5 Implementasi
Tgl Diagnosa NOC NIC Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi Paraf
Keperawatan (SOAP)
03 Harga diri Setelah dilakukan Peningkatan Harga 09.00 1. Membantu pasien 14.00 S:
September rendah kronik tindakan Diri mengidentifikasi kondisi - Klien
2018 b.d koping keperawatan 2x24 1. Dukung pasien klien mengatakan
individu tidak jam diharapkan untuk bisa 09.15 Respon : Klien Kooperatif masih malu
efektif klien mampu mengidentifikasi 2. Melakukan pendekatan jika orang
mengidentifikasi kekuatan untuk bisa membantu klien lain melihat
kemampuan dan 2. Bantu pasien mengungkapkan perasaan tangannya
aspek positif yang untuk yang dirasa terhadap O:
dimiliki. mengidentifikasi 10.00 penyakitnya - Klien
Kriteria Hasil : respon positif Respon : Klien kooperatif terlihat
- Klien mampu dari orang lain menyem
menerima 3. Fasilitasi 3. Memberikan penjelasan bunyika
pujian dari lingkungan dan kepada orang tua tentang n
orang lain akitivitas- pentingnya dukungan dari tanganya
- Tingkat aktivitas yang orang tua untuk anaknya ketika
kepercayaan akan Respon : Keluarga klien perawat
31
diri klien meningkatkan kooperatif datang
meningkat harga diri A:
- Muncul 4. Intruksikan Masalah
keinginan kepada orang keperawatan
untuk tua mengenai belum teratasi
berinteraksi pentingnya P:
dengan orang minat dan Lanjutkan
lain dukungan intervensi 2,3,5
mereka dalam
mengembangka
n konsep diri
positif anak-
anak
5. Berikan hadiah
atau pujian
terkait dengan
kemajuan pasien
dalam mencapai
tujuan
03 Ansietas b.d Setelah dilakukan Pengurangan 09.00 1. Menjelaskan tentang 14.00 S:
32
September tindakan tindakan Kecemasan prosedur pembedahan Klien
2018 pembedahan keperawatan 1x24 1. Jelaskan semua yang akan dilakukan mengatakan rasa
jam diharapkan prosedur klien cemasnya
ansietas klien termasuk Respon : Klien sedikit
berkurang atau sensasi yang 09.10 kooperatif berkurang
hilang. akan dirasakan 2. Memberikan penjelasan O:
Kriteria Hasil : yang mungkin kepada orang tua untuk - Klien
1. Klien merasa akan dialami tetap mendampingi tampak
tenang selama prosedur anaknya sebelum dan tenang
2. Hasil TTV dilakukan sesudah proses - TTV Klien :
klien dalam 2. Dorong 09.30 pembedahan TD : 110/90
rentang keluarga untuk Respon : Klien x/menit
normal mendampingi kooperatif RR : 20
TD : 120/90 klien dengan 3. Mengajarkan teknik x/menit
mmHg cara yang tepat nafas dalam kepada N:
RR : 16- 3. Kaji tanda-tanda 09.40 klien 88x/menit
20x/menit verbal dan non Respon : Klien S : 36,5oC
S : 36,5 oC verbal kooperatif dan A:
N : 60 – kecemasan mengatakan bahwa Masalah teratasi
100x/menit 4. Kaji Tanda- klien merasa lebih P: -
33
3. Klien Tanda Vital 10.00 tenang
kooperatif Terapi Relaksasi 4. Membantu klien untuk
dalam 5. Ajarkan teknik mendapatkan posisi
pemberian relaksasi seperti yang nyaman
intervensi nafas dalam, Respon : Klien
dan pernafasan perut mengatakan merasa
pengobatan 6. Dorong klien lebih nyaman
untuk 5. Membantu klien untuk
mengambil mendnegarkan music
posisi yang melalui handphone
nyaman klien sambil menunggu
Terapi Musik akan dilakukan proses
7. Fasilitasi klien pembedahan
untuk Respon : Klien
mendengarkan mengatakan bahwa ia
music yang merasa lebih nyaman
disukai
8. Pastikan volume
dalam keadaan
tidak terlalu
34
keras
03 Defisiensi Setelah dilakukan Peningkatan 09.00 1. Menjelaskan prosedur 14.00 S:
September pengetahuan tindakan Kesadaran Kesehatan sebelum melakukan Klien
2018 b.d kurang keperawatan 1x24 1. Gunakan tindakan pada klien mengatakan
informasi jam diharapkan komunikasi yang 09.10 Respon : Klien kooperatif cemas
keluarga klien sesuai dan jelas 2. Memberikan berkurang dan
dapat mengetahui 2. Pertimbangkan informasi/konseling sedikit lebih
tentang proses pengalaman kepada klien dan keluarga paham tentang
penyakit klien/keluarga terkait penyakit yang penyakitnya dari
Kriteria Hasil : terkait sistem dialami klien sebelumnya
1. Mengetahui perawatan kesehatan 09.20 Respon : Klien dan O:
tanda dan termasuk promosi keluarga menyimak Ketika ditanya
gejala penyakit kesehatan, dengan baik dan sesekali mengenai
2. Mengetahui pencegahan bertanya penyakitnya
faktor-faktor penyakit, 3. Memberikan lingkungan klien terlihat
penyebab 3. Berikan informasi 09.40 yang aman dan nyaman lebih santai saat
penyakit penting secara pada klien menjawab,
3. Mengetahui tertulis maupun Respon : klien merasa namun masih
efek fisiologis lisan pada lebih nyaman sering bertanya
penyakit klien/keluarga 4. Menanyakan kondisi klien tentang
35
4. Dapat dengan bahasa Respon : Klien kooperatif penyakitnya
menentukan utamanya A:
strategi untuk 4. Berikan pendidikan Masalah belum
meminimalkan kesehatan satu per teratasi
perkembangan satu atau konseling P:
penyakit jika perlu Intervensi
5. Gunakan strategi dilanjutkan no
untuk meningkatkan 1,2,5,7
pemahaman klien
misal dengan
informasi paling
penting dahulu,
diulang-ulang,
mengajukan
pertanyaan pada
klien/keluarga,
menggunakan gaya
bercerita.
02 Harga diri Setelah dilakukan Peningkatan Harga 09.00 1. Membantu pasien 14.00 S:
September rendah kronik tindakan Diri mengidentifikasi kondisi - Klien
36
2018 b.d koping keperawatan 2x24 1. Dukung pasien klien saat setelah mengatakan
individu tidak jam diharapkan untuk bisa 09.15 dilakukan pembedahan ia senang
efektif klien mampu mengidentifikasi Respon : Klien Kooperatif dan lebih
mengidentifikasi kekuatan 2. Membantu klien percaya diri
kemampuan dan 2. Bantu pasien mengungkapkan perasaan setelah
aspek positif yang untuk yang dirasa terhadap dilakukan
dimiliki. mengidentifikasi 09.30 penyakit setelah dilakukan pembedahan
Kriteria Hasil : respon positif pembedahan O:
- Klien mampu dari orang lain Respon : Klien kooperatif - Klien
menerima 3. Fasilitasi terlihat
pujian dari lingkungan dan 3. Meberikan pujian atas senang
orang lain akitivitas- kemajuan kondisi pasien dan tidak
- Tingkat aktivitas yang saat ini malu
kepercayaan akan Respon : Klien kooperatif lagi
diri klien meningkatkan dan terlihat lebih senang A:
meningkat harga diri Masalah teratasi
- Muncul 4. Intruksikan P: -
keinginan kepada orang
untuk tua mengenai
berinteraksi pentingnya
37
dengan orang minat dan
lain dukungan
mereka dalam
mengembangka
n konsep diri
positif anak-
anak
5. Berikan hadiah
atau pujian
terkait dengan
kemajuan pasien
dalam mencapai
tujuan
38
Bab 4
Penutup
4.1 Kesimpulan
Penyakit keturunan adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan genetik yang
diturunkan dari orang tua ke anaknya. Namun, tidak semua kelainan genetik
diturunkan oleh keluarganya. Bisa jadi tercetus oleh faktor lingkungan seperti
polutan, pola makan yangsalah, zat-zat toksik, dan lain-lain. Polidaktili dan
sindaktili merupakan contoh kelainan genetik yang dibawa sejak bayi. Polidaktili
adalah terjadinya duplikasi jari-jari tangan dan kaki melebihi dari biasanya
(Muttaqin, 2008). Sedangkan sindaktili adalah kelainan bawaan yang paling sering
ditemukan pada jari-jari tangan, jari-jari tidak terpisah, dan bersatu dengan yang
lain. Dapat terjadi hubungan satu, dua, atau lebih jari-jari. Hubungan jari-jari dapat
terjadi hanya pada kulit dan jaringan lunak saja, tetapi dapat pula terjadi hubungan
tulang dengan tulang. (Muttaqin, 2008)
4.2 Saran
Kasus kelahiran dengan polidaktili dan sindaktili hendaknya menjadi perhatian
bagi seluruh orang tua supaya kelainan tersebut segera ditanggulangi. Pasalnya,
kelainan tersebut bisa saja menganggu tumbuh kembang anak yang bersangkutan.
Selain itu, selama masa kehamilan, ibu sebaiknya menjaga pola makan dan
aktivitas serta kegiatan lain yang bisa membahayakan kondisi janin. Supaya insiden
kelahiran kongenital ini bisa di minamilisir.
39
Daftar Pustaka
Noor Helmi, Zairin. 2000. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Salemba medika :
Jakarta.
Blok biomedis 2009: genetika dasar. Dr. Zaenuri Sabta Nugraha. Kedokteran UI
Doyle, James R 2006, Orthopaedic surgery essentials : Hand & wrist , Lippincot Williams
Gruendenmann, B.J., 2008, Buku ajar keperawatan perioperatif, Volume 2. Penerbit Buku
Hudgins, Louanne, et al 2014. Sign and symptoms of genetic condition,. Oxford, USA.
Williams, Philadelphia.
40