Anda di halaman 1dari 10

PERENCANAAN PELABUHAN

ALUR PELAYARAN PELABUHAN BELAWAN MEDAN

Disusun Oleh :

1. Ido Damar Persada (4215210049)

2. Trias Utami Putri W (4215210100)

Dosen :
Ir. Suwandi Saputro, MSc

PRODI SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASILA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pertumbuhan ekonomi dunia, perdagangan melalui pelayaran terus berkembang.
Hampir 90% barang perdagangan di dunia dikirim melalui pengangkutan jalur laut. Hal ini
karena biaya pengangkutan moda transportasi laut ini lebih murah dan semakin kompetitif.
Kondisi ini semakin mendorong tumbuhnya industri maritim di seluruh dunia dan berakibat
pada kompetisi secara global. (Sumardi)
Industri pelayaran internasional bertanggung jawab dalam pengangkutan perdagangan
dunia dan mempunyai peran yang sangat penting dalam ekonomi global. Perdagangan antar
benua, transportasi massal bahan baku dan impor atau ekspor makanan dan barang tidak
mungkin terjadi tanpa pengiriman melalui laut. Dengan biaya rendah dan efisien, transportasi
maritim memungkinkan perubahan besar terhadap produksi industri di dunia terutama di Asia.
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi penurunan ekonomi di beberapa negara besar di dunia,
namun ekonomi dunia diperkirakan akan terus tumbuh .
Kota Medan secara geografis terletak di antara 2 27'-2 47' Lintang Utara dan 98 35'-98 44'
Bujur Timur. Posisi Kota Medan ada di bagian Utara Propinsi Sumatera Utara dengan topografi
miring ke arah Utara dan berada pada ketinggian tempat 2,5-37,5 m di atas permukaan laut.
Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2 secara administratif terdiri dari 21 Kecamatan
dan 151 Kelurahan dengan jumlah penduduk 1.899.327 jiwa.
Pelabuhan laut berperan penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di suatu
wilayah. Pelabuhan laut yang menjadi andalan Kota Medan adalah Pelabuhan Belawan yang
berjarak 26 km dari pusat kota. Pelabuhan ini tidak hanya berperan penting bagi perekonomian
Kota Medan, namun juga bagi Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Termasuk jenis apakah tipe dermaga yang ada di Pelabuhan Belawan?
2. Bagaiamanakah alur pelayaran di Pelabuhan Belawan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui bagaimana alur pelayaran pelabuhan belawan di Selat Malaka.
2. Untuk mengetahui tipe dermaga apakah yang diterapkan di Pelabuhan Belawan.
BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1 Pelabuhan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan yang
dimaksud dengan pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat
barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

2.2 Alur Pelayaran


Alur pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas
hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari
oleh kapal di laut, sungai atau danau. Alur pelayaran dicantumkan dalam peta laut dan buku
petunjuk-pelayaran serta diumumkan oleh instansi yang berwenang. Alur pelayaran digunakan
untuk mengarahkan kapal masuk ke kolam pelabuhan, oleh karena itu harus melalui suatu
perairan yang tenang terhadap gelombang dan arus yang tidak terlalu kuat.
Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang akan digunakan untuk
mengarahkan kapal yang akan masuk kekolam pelabuhan. Alur pelayaran dan kolam pelabuhan
harus cukup tenang terhadap pengaruh gelombang dan arus. Perencanaan alur pelayaran dan
kolam pelabuhan ditentukan oleh kapal besar yang akan masuk kepelabuhan dan kondisi
metereologi dan oseanografi.
Dalam perjalanan masuk kepelabuhan melalui alur pelayaran, kapal mengurangi kecepatan
sampai kemudian berhenti di dermaga. Secara umum ada bebberapa daerah yang dilewati
selama perjalanan tersebut yaitu :
1. Daerah tempat kapal melempar sauh diluar pelabuhan
2. Daerah pendekatan diluar alur masuk
3. Alur masuk diluar pelabuhan dan kemudian didalam daerah terlindung
4. Saluran menuju kedermaga, apabila pelabuhan berada didalam daerah daratan
5. Kolam putar
Berdasarkan Undang-Undang Pelayaran No. 17 Tahun 2008, Pemerintah mempunyai
kewajiban untuk:
1. menetapkan alur-pelayaran;
2. menetapkan sistem rute;
3. menetapkan tata cara berlalu lintas; dan
4. menetapkan daerah labuh kapal sesuai dengan kepentingannya.

2.3 Tipe-tipe Dermaga


Ada 3 tipe dermaga yaitu :
1. Dermaga quay wall
Terdiri struktur yang sejajar pantai, berupa tembok yang berdiri di atas pantai,
konstruksi sheet pile baja/beton atau caisson beton. Biasanya di lokasi pantai tidak
landai yang sering disebut sebagai pelabuhan alam sehingga kedalaman yang diinginkan
tidak terlalu jauh dari garis pantai.

Gambar 1. Jenis Dermaga Quary Wall

2. Dermaga dolphin (trestle)


Tempat sandar kapal berupa dolphin di atas tiang pancang. Biasanya dilokasi
dengan pantai yang landai, diperlukan jembatan trestel sampai dengan kedalaman yang
dibutuhkan.

Gambar 2. Jenis Dermaga Dolphin


3. Dermaga sistem Jetty/Dermaga apung (pier)
Dapat berupa dermaga apung umumnya digunakan untuk kapal-kapal penumpang
pada dermaga angkutan sungai/danau yang tidak membutuhkan konstruksi yang kuat
untuk menahan muatan barang yang akan diangkut dengan kapal.

Gambar 3. Jenis Dermaga Pier


BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pelabuhan Belawan
Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan utama di Indonesia yang memiliki lokasi
yang sangat strategis karena hanya berjarak tempuh 13,5 km dari jalur pelayaran internasional
Selat Malaka (Gambar 1.1). Pelabuhan ini terletak di sebuah daratan semenanjung yang
merupakan muara pertemuan dua sungai yaitu Belawan dan Deli. Secara geografis posisinya
terletak pada 03° 47’ 20’’ LU dan 98° 42’ 08’’ BT, sehingga dengan demikian secara Kawasan
rative kewilayahan berada di dalam kawasan daerah Pemerintah Kota Medan. Seperti yang
tergambarkan pada Gambar 1.1, terlihat bagaimana Pelabuhan Belawan berada di salah satu
sisi Selat Malaka, sebuah perairan yang telah sejak sangat lama merupakan salah satu jalur lalu
lintas pelayaran niaga tersibuk di dunia. Statistik menunjukkan sebagaimana nanti
dikemukakan pada bagian lain laporan ini, pelabuhan-pelabuhan besar tetangganya yaitu Port
Klang dan Tanjung Pelepas di Malaysia serta Singapura telah lama memanfaatkan dan
menikmati peluang pertumbuhan kegiatan yang signifikan dari wilayah ini. Ini
mengindikasikan tersedianya peluang bagi Pelabuhan Belawan untuk mendapatkan peluang
yang sama.
Di sisi lain, Pelabuhan Belawan memerlukan pengembangan karena fasilitas yang tersedia
sekarang dalam banyak hal telah tidak memadai lagi bagi pintu keluar dan masuk komoditi dari
Sumatera bagian utara. Kebutuhan akan pengembangan ini telah lama dirasakan dan
ditunjukkan dalam berbagai studi seperti dari Sir Bruce White & Widya Pertiwi pada tahun
1985 dan Sir William Halcrow & Partner pada tahun 1996 (dibiayai oleh Asian Development
Bank). Dalam rangka ini Pelabuhan Belawan telah menyiapkan diri untuk mengembangkan
kemampuannya tetapi dampak krisis ekonomi dan moneter yang melanda negara-negara Asia
Tenggara dan Asia lainnya di akhir tahun 1990’an menyurutkan upaya untuk mewujudkannya.
Namun demikian, dengan keadaan ekonomi yang telah membaik, Pelabuhan Belawan memulai
kembali upaya-upayanya sejak pertengahan dasawarsa yang lalu. Diantara upaya yang telah
selesai dilakukan terdapat peningkatan kemampuan fasilitas bongkar curah kering dan fasilitas
muat curah kering. Sedangkan yang masih dalam proses pengembangan adalah relokasi
terminal penumpang, pembangunan tank storage dan instalasi muat minyak sawit (termasuk di
dalamnya pipanisasi dan dedicated berth). Demikian pula halnya rehabilitasi dermaga Ujung
Baru untuk dijadikan terminal multipurpose yang sedang dijalankan untuk mulai dapat
melayani kegiatan bongkarmuat pada tahun 2012. Sementara itu pengadaan peralatan bongkar
muatnya direncanakan akan rampung pada tahun 2013.
Dalam rangka ini Pelabuhan Belawan harus berkembang sebagaimana halnya dengan
pelabuhan-pelabuhan besar di negara tetangga. Artinya pelabuhan ini diharapkan akan
memainkan peran ekonomi yang lebih besar khususnya dalam memberikan pelayanan jasa
kepelabuhanan. Dalam konteks ini, Pelabuhan Belawan harus meningkatkan kemampuannya
dalam menangani kapal-kapal pada umumnya, termasuk untuk kapal petikemas yang berlayar
melalui Selat Malaka.

Gambar 1.1 Posisi Pelabuhan Belawan di Selat Malaka


3.2 Alur Pelayaran
Pelabuhan Belawan memiliki alur pelayaran sepanjang 13,5 Km dengan lebar profil
mencapai 100 m dan kedalaman – 8 m LWS s.d – 10 m LWS. Data survey menunjukkan bahwa
laju pengendapan di perairan pelabuhan rata–rata 331.924 m 3 per bulan atau 11.064 m 3
perhari. Dengan demikian kondisi kedalaman alami muara Sungai Belawan ini tidak memenuhi
persyaratan navigasi pelayaran terutama untuk kapal dengan draft yang dalam. Alur yang
tersedia saat ini dibuat pada tahun 1921 dengan kemiringan sampai 1 : 5. Alur tersebut dibentuk
pada arah azimut 238°, 220°, 200,5°, dan 187° menuju Pelabuhan Belawan. Bentuk alur yang
sedikit melengkung ini adalah berorientasi pada kondisi kontur batimetri yang ada guna
mendapatkan kedalaman yang cukup dengan panjang alur yang relatif pendek. Alur dimaksud
dapat dilihat dari Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Alur Pelayaran Pelabuhan Belawan

3.3 Tipe Dermaga

Gambar 3.1 Dermaga pada Pelabuhan Belawan

Gambar di atas merupakan foto dermaga yang ada di Pelabuhan Belawan. Gambar
tersebut didapat dari citra satelit, maka sudah terlihat jelas dari gambar bahwa tipe dermaga di
Pelabuhan Belawan ini termasuk tipe quay wall karena dermaga langsung bersandar (berimpit)
dengan daratan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan utama di Indonesia yang memiliki lokasi


yang sangat strategis karena hanya berjarak tempuh 13,5 km dari jalur pelayaran
internasional Selat Malaka. Pelabuhan ini terletak di sebuah daratan semenanjung yang
merupakan muara pertemuan dua sungai yaitu Belawan dan Deli. Kewilayahannya berada
di dalam kawasan daerah Pemerintah Kota Medan.

Pelabuhan Belawan memiliki alur pelayaran sepanjang 13,5 Km dengan lebar profil
mencapai 100 m dan kedalaman – 8 m LWS s.d – 10 m LWS. Dengan demikian kondisi
kedalaman alami muara Sungai Belawan ini tidak memenuhi persyaratan navigasi
pelayaran terutama untuk kapal dengan draft yang dalam. Untuk Tipe Dermaga pada
Pelabuhan Belawan ini tergolong dalam tipe quay wall.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/285012658/Analisis-Tipe-Dermaga

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn415-2012lamp.pdf

http://www.gultomlawconsultants.com/definisi-pelabuhan-dan-jenis-jenisnya/

Anda mungkin juga menyukai