1
4. 17-OH progesteron : suatu hormon steroid yang berasal dari kolesterol dan di
hasilkan dalam proses produksi hormon kortisol.[13]
2
b. Prader grade I sampai V [6]
3
Defesiensi enzim aromatase plasenta juga dapat menyebabkan virilisasi pada janin
dan pada ibu, karena enzim aromatase berfungsi untuk mengubah testosteron menjadi
estradiol pada unit fetoplasenta dan defisiensi enzim ini sehingga meningkat kadar
testosteron pada plasenta dan janin.[7]
4. Apa dampak yang di timbulkan dari perkawinan sedarah ?
Incest berasal dari kata bahsa latin Cestus yang berarti murni. Incest adalah
hubungan badan atau hubungan seksual yang terjadi antara dua orang yang
mempunyai ikatan pertalian darah atau istilah genetiknya In Breeding.Istilah Incest
juga dianggap suatu hubungan melalui jalur pernikahan antara sesama anggota
keluarga/pernikahan sedarah dimana secara hukum atau adat istiadat itu dilarang.[4]
Incest secara keilmuan sangat tidak dianjurkan karena dapat berdampak
negatif terhadap kesehatan akibat adanya gen resesif yang dapat diturunkan dari ayah
dan ibu yang merupakan pembawa gen tersebut. Penyakit yang merupakan dampak
dari incest antara lain: Skizoprenia, Leukodystrophine, Idiot, Kecacatan kelahiran,
Hemophilia.[3]
5. Tahap-tahap perkembangan dan pertumbuhan seksual sekunder pada anak ?
1) Pertumbuhan rambut kemaluan pada pria dan wanita : [4]
a. Wanita
Tahap I – rambut Vellos berkembang di daerah pubis, tidak melebihi
dinding anterior. Tidak ada rambut seksual. Usia kurang dari 11 tahun.
Tahap II – rambut berbulu halus yang jarang, panjang, berpigmen, lurus
atau hanya sedikit keriting, muncul. Rambut ini muncul di sepanjang labia.
Tahap ini sulit dikuantitasikan jika difoto hitam putih apalagi jika remaja
tersebut berambut pirang. Usia 11-11,5 tahun.
Tahap III – jauh lebih gelap, kasar, dan rambut seksual yang keriting
muncul. Rambut sekarang telah menyebar dengan jarang meliputi area
persimpangan pubis. Usia 12 tahun.
Tahap IV – Distribusi rambut sudah seperti pada orang dewasa dalam
namun mengalami jumlah totalnya masih lebih sedikit. Belum ada yang
menyebar sampai permukaan medial paha. Usia13 tahun
Tahap V – Jumlah dan jenisnya sudah seperti orang dewasa serta tersebar
membentuk segitiga terbalik. Ada penyebaran di medial paja, tetapi tidak
4
ada yang tumbuh lebih atas dari dasar segitiga terbalik tersebut. Usia 14-15
tahun.
b. Pria
Tahap I (preadolescent) – rambut Vellos muncul pada pubes. Belum ada
rambut kemaluan sensitif androgen pada tahap ini. Usia <11 tahun.
Tahap II – Ada perkembangan rambut berbulu halus tipis dan panjang dan
panjang serta berpigmen, yang hanya sedikit keriting atau lurus. Rambut
utamanya tampak pada pangkal penis. Tahap ini mungkin sulit dievaluasi
pada foto, terutama jika subyek berambut terang. Usia 12 tahun.
Tahap III – Rambut kemaluan jauh lebih gelap, kasar, dan keriting.
Distribusinya sekarang tersebar di persimpangan pubes. Pada tahap ini,
rambut dapat dikenali dengan mudah pada foto hitam dan putih. Usia 13
tahun.
Tahap IV – Distribusi rambut sekarang sudah seperti orang dewasa
meskipun jumlahnya masih kurang dibanding orang dewasa. Belum ada
penyebaran ke permukaan medial paha. Usia 14 tahun.
Tahap V – Penyebaran dan jumlah rambut sudah seperti orang dewasa dan
berbentuk segitiga terbalik. Ada yang bisa menyebar ke permukaan
medial paha.Usia 15-16 tahun.
Tahap VI – Rambut mulai tumbuh ke arah perut
5
Tahap V: Payudara wanita dewasa telah berkembang. Papila dapat
membesar sedikit di atas kontur payudara sebagai akibat dari resesi
aerolae.
Masa pubertas pria bermula dengan mulai bertambah besarnya testis, rata-
rata pada umur 11,5 tahun dengan rentang antara 9,5-13,5 tahun. Pengukuran
testis dilakukan dengan orkidometer Prader, suatu rentetan ukuran testis yang
diberi angka 1 sampai 25.Pada bayi ukurannya 1, pada awal pubertas 4, dan
pada umumnya di atas 10. Ukuran testis 4 sudah bisa dianggap masuk masa
pubertas.[4]
6
6. Apa fungsi dari pemeriksaan karyotyping dan 17-OH Progesterone ?
1) Fungsi Kariotipe : [4]
a. Menentukan apakah kromosom orang dewasa memiliki kelainan yang dapat
diteruskan kepada anak
b. Menentukan cacat kromosom untuk mencegah wanita dari yang menyebabkan
keguguran
c. Menentukan apakah cacat kromosom hadir dalam janin. Pemeriksaan ini juga
dapat dilakukan untuk menentukan apakah masalah kromosom mungkin telah
menyebabkan janin menjadi gagal
d. Menentukan penyebab bayi lahir cacat
e. Membantu menentukan pengobatan yang tepat untuk beberapa jenis kanker
f. Mengidentifikasi jenis kelamin seseorang dengan menentukan adanya
kromosom Y. Hal ini dapat dilakukan bila jenis kelamin bayi yang baru lahir
tidak jelas.
2) Pemeriksaan 17-OH Progesteron mengukur kadar 17-OH Progesteron dalam
darah untuk mendeteksi dan/atau mengevaluasi congenital adrenal hyperplasia
(CAH), yaitu kondisi penurunan kortisol dan aldosteron, serta peningkatan
hormon seks laki-laki (androgen) yang diturunkan. Pemeriksaan ini umumnya
dilakukan sebagai bagian dari skrining pada bayi yang memiliki ketidakjelasan
jenis kelamin (ambigu alat kelamin); ketika perempuan muda mengalami
7
pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh secara berlebihan (hirsutisme) atau
gejala lain yang berkaitan dengan peningkatan hormon seks laki-laki (virilisme);
ketika anak laki-laki mengalami perkembangan seksual secara dini; atau
dilakukan secara berkala untuk memantau pengobatan CAH. [4]
STEP 4. SKEMA
Pemeriksaan Klasik
Karyotyping
Tata Laksana Farmako dan
Non – Farmako
Pemeriksaan Non – Klasik
Hormonal
11
masalah tekanan darah, jerawat, dan mudah terkena infeksi. Pada wanita biasanya
tumbuh rambut pada wajah, dan susah hamil.[1]
4. Patofisiologi Congenital Adrenal Hiperplasia (CAH)
CAH merupakan sekelompok kelainan yang diturunkan secara autosomal resesif
akibat adanya mutasi pada gen tersering CYP 21 dan menyebabkan defisiensi satu dari
lima enzim yang dibutuhkan dalam proses sintesis hormon kortisol dan aldosteron dari
kolesterol pada korteks adrenal (steroidogenesis) sehingga menyebabkan perubahan
berupa produksi hormon steroid sex (testosteron) menjadi berlebihan yang kemudian
akan merubah perkembangan karakteristik sexual wanita dengan kariotipe 46,XX
menjadi ke arah laki-laki (maskulinisasi).[11]
Lebih dari 90% kasus CAH disebabkan karena defisiensi enzim 21-OH.5 Ketika
defisiensi dari enzim 21-OH ini terjadi, maka progesteron dan 17-hidroksiprogesteron
akan terakumulasi, sedangkan jumlah 11-deoksikortikosteron (DOC) dan 11-
deoksikortisol akan menurun. Oleh karena jumlah 11-DOC dan 11-deoksikortisol
sedikit, hal ini menyebabkan produksi akhir dari dua prekursor hormon tersebut, yaitu
aldosteron dan kortiol juga menurun. Selain itu, karena adanya akumulasi dari
progesteron dan 17-hidroksiprogesteron akibat jalur pembentukan aldosteron dan
kortisol yang terblok, maka akan semakin banyaklah hormon-hormon tersebut diubah ke
jalur lain untuk menjadi androstenedion. Pada akhirnya androstenedion ini akan diubah
oleh enzim 17β-HSD menjadi testosteron (androgen). Hal ini menyebabkan produksi
testosteron di perifer menjadi berlebih.[11]
Hipofisis mengatur proses steroidogenesis di adrenal melalui adrenocorticotropic
hormone (ACTH). ACTH menstimulasi sintesis steroid dengan meningkatkan substrat
utama dalam jalur steroidogenesis di adrenal.[11]
12
Kebanyakan CAH yang memiliki defek pada suatu enzim yang memblok sintesis
kortisol akan mengganggu kontrol umpan-balik sekresi ACTH melalui kortisol. Sekresi
ACTH kemudian menjadi berlebihan yang selanjutnya akan memicu terjadinya
hiperplasia adrenocortical. Hal ini menyebabkan stimulasi sintesis produk-produk dari
adrenal berlebihan, dan dengan adanya defisiensi salah satu enzim dari jalur
steroidogenesis akan menyebabkan akumulasi dari molekul prekursor jalur tersebut.
Prekursor-prekursor tersebut akan teralihkan ke jalur lain yaitu jalur androgen, sehingga
menyebabkan level androgen menjadi tinggi. [11]
5. Penegakan Diagnosis Congenital Adrenal Hiperplasia (CAH)
1. Anamnesis [5,8]
a. Keluhan Utama (sacred seven)
b. Riwayat Keluarga (penyakit, genetik)
c. Riwayat Prenatal
d. Riwayat Postnatal
e. Riwayat adanya gangguan reproduksi; oligomenore atau amenore di usia dini
f. Riwayat pubertas prekoks; berkembangnya seks sekunder pada anak di usia dini
2. Pemeriksaan Fisik [5,8]
a. Bayi perempuan yang lahir mengalami virilisasi prenatal dan genitalia
eksternanya
ambigu, atau yang menjadi tervirilisasi di saat postnatal pada anak
lakilakimaupunperempuan, atau yang mengalami pubertas prekoks ataupun
adrenarche.
b. Laki-laki yang mengalami virilisasi di masa kanak-kanak, misalkan
pubertaspseudoprekoks.
13
c. Bayi laki-laki atau perempuan dengan insufisiensi adrenal dengan atau tanpa
krisisakibat kehilangan garam di empat minggu pertama kehidupan.
d. Terdapat adanya prader stage antara stage 1 – 5
e. Hiperpigmentasi di daerah genitalia dan papilla mammae
f. Rambut pubis dan axilla tumbuh dini
3. Pemeriksaan Penunjang [5,8]
a. Pemeriksaan Laboratorium
Didapatkan penurunan hormon cortisol dan aldosteron, peningkatan kadar 17-
hydorxyprogesterone. Pada CAH yang dikarenakan defisiensi enzim 21-OH akan
didapatkan hiponatremi, hiperkalemi, asidosis metabolik, dan hipogilkemia.
b. Pemeriksaan Karyotyping
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menguji memastikan kromosom seks pasien
curiga ambiguus genitalia, apakah XX (wanita) atau XY (laki-laki).
c. Bone Age Study
Bertujuan untuk memeriksa maturitas biological tulang dari seorang individu
apakah pertumbuhannya sesuai dengan usia atau tidak. Biasanya hasil
dibandingkan dengan usia kronologis guna mendiagnosa penyakit dengan hasil
tall/short stature in children.
6. Tata Laksana Congenital Adrenal Hiperplasia (CAH)
Tujuan dari pengobatan HAK ( Hiperplasia Adrenal Kongenital) adalah sebagai berikut :
[1]
Hal ini dapat dilakukan dengan menggantikan hormon yang kurang. Terapi
dibutuhkan seumur hidup dan bergantung pada pengawasan medis yang ketat, penilaian
yang teratur, serta penyesuaian dosis yang tepat. [2]
Kortisol dapat digantikan dengan pemberian steroid sintetis yang disebut
hidrokortison. Steroid sintetik yang lain yaitu prednisolone atau deksametason
digunakan pada remaja atau dewasa, dimana frekuensi untuk pemberian obat dapat
dikurangi. Prednisolon dan deksametason biasanya bukan merupakan pilihan utama pada
14
anak yang sedang tumbuh karena obat-obat tersebut memiliki durasi aksi kerja yang
lebih lama dibandingkan dengan hidrokortison dan terkadang mnegganggu proses
pertumbuhan yang normal. Obat-obat ini relative murah dan tersedia dalam bentuk
tablet. Hidrokortison juga tersedia dalam bentuk injeksi.[2]
Dosis hidrokortison harus disesuaikan dengan kebutuhan masingmasing anak dan
biasanya diberikan tiga kali perhari. Pada individu yang sehat, kadar kortisol tubuh
meningkat saat keadaan stress seperti saat terkena infeksi, terluka, atau saat proses
operasi/pembedahan. Oleh karena itu, hidrokortison ekstra perlu diberikan kepada pasien
HAK yang berada dalam keadaan stress. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya.[2]
Hipotensi (rendahnya tekanan darah) atau hipoglikemia (rendahnya kadar gula
darah). Dokter anda akan menyarankan perubahan dosis yang dibutuhkan pada keadaan
tertentu. Pada anak dengan HAK tipe kehilangan garam akibat rendahnya kadar
aldosterone, maka penggantian kortisol dan aldosterone sangatlah dibutuhkan. Hormon
sintetis fldrokortison yang menyerupai aldosterone diberikan untuk mencegah hilangnya
garam bersama dengan urin. Fludrokortison tersedia dalam bentuk tablet dan diberikan
sekali atau dua kali dalam sehari. Pada tahun pertama kehidupan, seorang anak dengah
HAK serta kehilangan garam mungkin membutuhkan suplemen garam, dan biasanya
ditambahkan pada makanan. Setelah usia satu tahun, kombinasi dari fldrokortison dan
garam makanan biasanya cukup untuk menjaga keseimbangan garam pada tubuh.[2]
7. Komplikasi Congenital Adrenal Hiperplasia (CAH)
Bayi, anak anak atau orang dewasa dengan CAH klasik bisa mengalami “krisis
adrenal” yang mengancam jiwa yang berarti kelenjar adrenal mereka tidak memproduksi
cukup kortisol. Krisis adrenal dapat menghasilkan tingkat natrium yang signifikan
rendah dalam darah, diare, muntah, dehidrasi dan syok. Orang yang mengalami krisis
adrenal memerlukan perawatan segera. Komplikasi jangka panjang meliputi: [12]
- Risiko krisis adrenal yang sedang berlangsung
- Infertilitas
- Masalah seksual
8. Prognosis Congenital Adrenal Hiperplasia (CAH)
Banyak anak anak CAH dapat berhasil mengelola kondisi dengan tetap pada obat
pengganti hormon mereka. mereka tumbuh hingga menjalani kehidupan dalam kesehatan
yang buruk dan dengan harapan hidup normal.[12]
9. Peran Dokter Keluarga Congenital Adrenal Hiperplasia (CAH) [1]
a. Memberikan dukungan psikologis kepada anak dan orang tua
15
b. Memberikan informasi terkait kondisi, prognosis, dan pengetahuan tentang HAK
c. Memberikan edukasi mengenai perkembangan pubertas, seksualitas dan
kemungkinan potensi fertilitas dimasa mendatang
d. Menjalin komunikasi yang terbuka dengan penderita dan keluarganya dan adanya
pasrtisipasi dari keluarga dalam setiap pengambilan keputusan
10. Agama Islam dan Kemuhammadiyahan Pernikahan Sedarah serta ASI
ض ْعنَ ُك ْم َوأَخ َٰوت ُ ُك ْمَ ت َوأ ُ َّمهٰ ت ُ ُك ُم الّٰ ِّت ْي أ َ ْر ِّ ت َعلَ ْي ُك ْم أ ُ َّمهٰ ت ُ ُك ْم َو َب ٰنت ُ ُك ْم َوأَخ َٰوت ُ ُك ْم َو َع ّٰمت ُ ُك ْم َو ٰخ ٰلت ُ ُك ْم َو َب ٰنتُ ْاْلَخِّ َو َب ٰنتُ ْاْل ُ ْخ ْ ُح ِّر َم
سائِّ ُك ُم الّٰتِّ ْي دَخ َْلت ُ ْم بِّ ِّه َّۖ َّن فَإِّ ْن لَّ ْم ت َ ُك ْونُ ْوا دَخ َْلت ُ ْم بِّ ِّه َّن
َ ِّسائِّ ُك ْم َو َربَائِّبُ ُك ُم الّٰتِّ ْي فِّ ْي ُح ُج ْو ِّر ُك ْم ِّم ْن نَ ِّضا َع ِّة َوأ ُ َّمهٰ تُ ن َ الر
َّ َِّمن
ّٰللاَ كَانَ َغفُ ْو ًرا ّٰ ف إِّ َّن َ ْص ََلبِّ ُك ْۙ ْم َوأ َ ْن تَجْ َمعُ ْوا بَيْنَ ْاْل ُ ْختَي ِّْن إِّ ََّّل َما قَد
َ َۗ َسل ْ َ فَ ََل ُجنَا َح َعلَ ْي ُك َّۖ ْم َو َح ََلئِّ ُل أ َ ْبنَائِّ ُك ُم الَّ ِّذيْنَ ِّم ْن أ
٢٣ َّر ِّح ْي ًما
16
DAFTAR PUSTAKA
6. Levine LS, White PC. Congenital Adrenal Hyperplasia and Related Disorders. In :
Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB. Nelson textbook of pediatric. 17th ed.
Philadelphia, Pennsylvania : WB Saunders Co, 2004; 1909-16
7. Levine LS, Oberfield S. Congenital Adrenal Hyperplasia. In : Radovick S,
MacGilivray MH. Pediatric Endocrinology. Totowa, New Jersey : Humana Press Inc,
2003; 227-47.
8. Merke DP, Chrousos GP, Eisenhofer G, Weise M, Keil MF, et al.
AdrenomedullaryDysplasia and Hypofunction in patients with Classic 21-
HydroxylaseDeficiency. NEng j Med 2000; 343:1362-8
9. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 2007. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta: InfoMedika
10. Tortora, J Gerrard et all. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. Asia: Willey
11. Williams S. 2008. Gender confirming surgery in females with congenital adrenal
hyperplasia (CAH). Welsh Paediatrics Society.
12. Speiser PW, White PC. Congenital Adrenal Hyperplasia (Review). N Eng J med
2003;349:776-78
13. Dorland, W.A. Newman, 2002 Kamus Kedokteran Dorland Ahli Bahasa Huriwati
Hartanto,dkk., edisi 2, EGC, Jakarta.
17