Anda di halaman 1dari 42

INTERNAL TRAINING

FALTERING GROWTH

HN SCIENCE COMMUNICATION AMN


SEPTEMBER 2019
Pengertian Tumbuh Kembang

Pertumbuhan
Perubahan volume, jumlah, ukuran atau dimensi pada sel dan organ tubuh
yang dapat diukur dengan antropometri (PB/TB, BB, LILA, lingkar kepala dll)

Perkembangan
Meningkatnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh, yang merupakan hasil
dari proses maturisasi (kemampuan motorik, kemampuan berfikir,
kemampuan bersosialisasi, pubertas)
PENILAIAN PERTUMBUHAN

= TREN atau kecenderungan

• Yang dinilai adalah ARAH GARIS pertumbuhan

• Tidak dapat dinilai dengan satu kali pengukuran

• Tidak memandang posisi pada grafik pertumbuhan

• Tidak dapat digunakan untuk menentukan status gizi

• Status gizi ditentukan berdasarkan BB/TB


Indikator Pertumbuhan

Indikator Kegunaan
BB/U Menilai tren pertumbuhan, sangat baik untuk mengidentifikasi gagal tumbuh

TB/U Menilai perawakan tubuh, sangat baik untuk menentukan malnutrisi kronis
BB/TB Menilai status gizi, sangat baik untuk menentukan malnutrisi akut

IMT/U Menilai penumpukan lemak, sangat baik untuk menentukan obesitas


LILA Sangat baik untuk digunakan sebagai skrining awal status gizi
Batasan: <11,5 cm gizi buruk
11,5 - 12,5 gizi kurang
> 12,5 gizi baik
Indikator Pertumbuhan
Z-score
TB/U BB/U BB/TB BMI/U

Di atas +3 Obese (kegemukan) Obese


(kegemukan)
Di atas +2 Overweight Overweight
(BB lebih) (BB lebih)
Di atas +1 Possible risk of Possible risk of
overweight (Berisiko overweight
BB lebih) (Berisiko
BB lebih)
Median (nol)

Di bawah -1

Di bawah -2 Perawakan pendek BB kurang Gizi kurang Gizi kurang


(stunting) (underweight) (wasting)

Di bawah -3 Perawakan sangat BB sangat kurang Gizi buruk Gizi buruk


pendek (severe (severe
(severe stunting) underweight) wasting/SAM)
Indikator Pertumbuhan
Z-score
TB/U BB/U BB/TB BMI/U

Di atas +3 Obese (kegemukan) Obese


(kegemukan)
Di atas +2 Overweight Overweight
(BB lebih) (BB lebih)
Di atas +1 Possible risk of Possible risk of
overweight (Berisiko overweight
BB lebih) (Berisiko
BB lebih)
Median (nol)

Di bawah -1

Di bawah -2 Perawakan pendek BB kurang Gizi kurang Gizi kurang


(stunting) (underweight) (wasting)

Di bawah -3 Perawakan sangat BB sangat kurang Gizi buruk Gizi buruk


pendek (severe (severe
(severe stunting) underweight) wasting/SAM)
GAGAL Tumbuh (Failure To Thrive)
• Bukan suatu diagnosis
• Kondisi seorang anak tidak mencapai potensi pertumbuhan sesuai
dengan usia dan jenis kelamin
• Banyak kriteria, di antaranya: untuk anak usia < 2 tahun (berdasarkan
grafik WHO atau CDC)
 BB < persentil 3, lebih dari satu kali pengukuran (CDC)
 < 80% BB/U (WHO)
 Penurunan BB memotong 2 garis persentil mayor (CDC)
 Penambahan BB < persentil 5
• Paling mudah : lihat tren BB/U, sehingga dapat dilakukan intervensi
secepatnya
Early Detection of Weight Faltering
Early Detection of Weight Faltering

Which percentile as cut off?


Penilaian tren pertumbuhan dengan KMS
Penilaian tren pertumbuhan dengan KMS

TIDAK BAIK,
menurun
Pertumbuhan BAIK, TIDAK BAIK,
sejajar dengan mendatar
garis pada grafik

Pertumbuhan TIDAK BAIK,


BB naik tetapi menjauhi garis pada
grafik
Failure To
Penyakit Malnutrisi
Thrive

1 3
2
Peningkatan Peningkatan
Intake tidak
kehilangan kebutuhan
adekuat
zat gizi zat gizi

cystic fibrosis, diare masalah menyusui, Jantung (CHD), penyakit paru


kronik menelan, Cerebral palsy kronis, infeksi kronis

1) Stratton et al 2003; 2) Marchand et al 2006; 3) Cole S, 2011


Klasifikasi Failure to Thrive
• FTT terjadi karena berbagai alasan, kebanyakan kasus disebabkan asupan nutrisi tidak mencukupi
• FTT diklasifikasikan menjadi organik dan non organic; berdasarkan ada dan tidak adanya penyakit yang
mendasarinya yang dapat memicu gangguan pertumbuhan, tetapi sebagian besar kasus kombinasi
keduanya
Klasifikasi Failure to Thrive
• FTT terjadi karena berbagai alasan, kebanyakan kasus disebabkan asupan nutrisi tidak mencukupi
• FTT diklasifikasikan menjadi organik dan non organic; berdasarkan ada dan tidak adanya penyakit yang
mendasarinya yang dapat memicu gangguan pertumbuhan, tetapi sebagian besar kasus kombinasi
keduanya

But mainly
POVERTY !
Malnutrition Rates in Different Diseases
Penyakit Angka Malnutrisi Reference

Congenital Heart Disease 57% Benzecry et al 2008; Cao et al 2013;


(>80% moderate to high risk)

Cardiac Disease (various) 18-64% Joosten and Hulst 2008

Cancer 6-50% Ward et al 2009; Pawellek et al 2008; Reilly


et al 1999; den Broeder et al 2000

Renal Disease 53-64% Dogan et al 2005; Sylvestre et al 2007;


Pereira et al 2000.

Cerebral palsy >50% Soylu et al 2008; Sullivan et al 2000;


Troughton and Hill 2001.

Respiratory 38% Cao et al 2013


Prevalensi Malnutrisi (BUKAN FTT)
pada Balita di Indonesia
Prevalensi Malnutrisi (BUKAN FTT)
pada Balita di Indonesia
Stunting and severely wasted
is the END of the FTT journey
Wasted (gizi Severely wasted
kurang) (gizi buruk)

Weight
faltering/FTT

Stunted,
Gizi kurang/ baik
Stunting and severely wasted
is the END of the FTT journey
Wasted (gizi Severely wasted
kurang) (gizi buruk)

Weight
faltering/FTT

Stunted,
Gizi kurang/ baik
Prevent weight
faltering to prevent
stunting
Konsekuensi
Jangka Pendek :
Tekanan pada orang tua/anak

Jangka Panjang :
Terkait dengan lambatnya pertumbuhan, perkembangan saraf, defisiensi
tingkah laku dan kognitif1,2

Pada usia 8 tahun anak yang mengalami gagal tumbuh ketika bayi,
akan menjadi 6 cm lebih pendek dan 6 kg lebih ringan dibanding mereka
yang tumbuh normal ketika bayi3

“Nutrisi optimal adalah satu dari komponen dasar bagi bayi untuk mencapai potensi
pertumbuhan yang penuh dan perkembangan saraf“4

1) Olsen et al 2007 2) Corbett & Drewett 2004; 3) Black M et al 2007; 4) Tuthill D 2007
Konsekuensi pada Perkembangan Otak
Konsekuensi pada Perkembangan Otak

DAMPAK MALNUTRISI SELAMA 1000 HARI


PERTAMA KEHIDUPAN BERSIFAT
TIDAK DAPAT KEMBALI
Paediatric Screening Tools
 TIDAK ADA universal screening tool untuk anak
 Mayoritas screening tolls dikembangkan untuk anak-anak yang dirawat di rumah sakit, khususnya yang
berisiko malnutrisi
 Penelitian di berbagai negara melaporkan angka malnutrisi pada anak yang dirawat di RS antara 6%
dan 51%.
 Penyakit kronis yang mendasari dan kondisi nutrisi yang buruk adalah faktor risiko utama anak yang
dirawat di rumah sakit dan terkait dengan kondisi klinis yang buruk.
Paediatric Screening Tools

High Risk dan Medium Risk


akan ditindaklanjuti dengan asuhan nutrisi
pediatrik

Hulst et al. Dutch national survey to test the STRONGkids nutritional screening tool for hospitalized children. Clin Nutr; 2010: 106-111
Asuhan Nutrisi Pediatrik
1. Pengkajian meliputi antropometri, pola makan, laborat, dan
pemeriksaan klinis.
2. Dibagi 2:
• Kondisi sakit kritis
• Kondisi tidak sakit kritis
3. Ada 2 rute:
• Oral (melalui oral)
• Enteral  gastrostomy, jejunostomy, nasogastric, nasoduodenal,
nasojejunal
• Parenteral  pembuluh darah vena perifer/central
4. Jenis sediaan makanan ada 3, yaitu:
• Polimerik (terbuat dari makronutrien intak yang ditujukan untuk
fungsi gastrointestinal yang normal, terbagi menjadi formula standar
dan formula makanan padat kalori)
• Oligomerik (elemental), biasanya terbuat dari glukosa polimer,
protein terhidrolisat, MCT
• Modular, terbuat dari makronutrien tunggal
5. Pemantauan dan evaluasi meliputi pemantauan terhadap
akseptabilitas dan toleransi (reaksi simpang makanan)
Bagaimana penentuan rute?
Kenapa Enteral lebih aman dibanding parenteral?

Is stomach accessible?

Yes No

NG Gastrostomy NJ Jejunostomy

1. Naso-gastic tube Alasan memilih rute enteral :


2. Naso-jejunal tube  Maintains gut integrity
4. Gastrostomy
 Relatively low cost
3. Jejunostomy
 Low risk
 Physiologically normal
 Easy access
 Simple and safe to monitor
Rute Pemberian Infatrini/Nutrinidrink

• Oral
• Enteral
• Parenteral

Jenis Makanan/Diet :

• Polimerik
• Oligomerik
• Modular
Verbalisasi

• Malnutrisi di Indonesia masih tergolong tinggi,


terutama angka stunting yang masih 30,8%.

• Malnutrisi di RS mengacu pada kondisi


kurang gizi yang ditandai dengan penurunan
berat badan selama di RS yang bisa
disebabkan oleh penyakit atau effect
peyakitnya.

• Angka malnutrisi pada anak di beberapa RS


di Indonesia berdasarkan beberapa jurnal
IDAI masih tinggi.
Verbalisasi
• Anak-anak yang dirawat inap di rumah
sakit, pada umumnya dapat mengalami
penyakit Kronis atau Akut, dan mereka
berisiko mengalami FTT yang jika tidak
ditangani dengan benar, FTT dapat
mengakibatkan malnutrisi.

• Sebelum terjadi malnutrisi, perlu dilakukan


intervensi nutrisi lebih awal (saat
terindikasi FTT). IDAI merekomendasikan
suatu pedoman asuhan nutrisi pediatrik
untuk membantu pemenuhan kebutuhan
nutrisi yang bermanfaat untuk
mempercepat proses penyembuhan dan
mengurangi komplikasi jangka pendek
atau Panjang.

• Asuhan Nutrisi Pediatrik ini terdiri dari 5


langkah., mulai dari pengkajian s.d
pemantauan/evaluasi.

• Saat sudah ditentukan kebutuhan


nutrisinya, jika rute yang dipilih adalah
oral/enteral dan jenis nutrisinya polimerik,
maka Infatrini dan Nutrinidrink bisa
menjadi solusi.
Pop-up slide Verbalisasi
Failure to Thrive (FTT) • FTT bukanlah suatu diagnose, tetapi
kondisi anak tidak bisa mencapai potensi
FTT bukanlah suatu diagnosa, tetapi kondisi seorang anak tidak mencapai potensi pertumbuhan sesuai usia dan jenis
pertumbuhan sesuai dengan usia dan jenis kelamin, ditandai dengan kenaikan kelamin
berat badan <p5. Faktor penyebabnya :
• kebutuhan energi meningkat atau
Faktor Penyebab FTT kehilangan energi meningkat karena
demam atau perubahan metabolisme
• asupan energi yang menurun karena
nafjsu makan memnurun, mual dan
muintah, anoreksia
Pop-up slide Verbalisasi
• Malnutrisi mengacu ke defisiensi,
kelebihan atau ketidakseimbangan seusia
indicator petumbuhan sesuai status
nutkrisinya. Bisa kurang gizi atau
kelebihan gizi.
Verbalisasi
• Rute oral atau enteral, dan dibutuhkan
nutrisi yang tinggi kalori, maka Infatrini dan
Nutrinidrink bisa jadi solusinya.
Pop-up slide
Pop-up slide

Anda mungkin juga menyukai