02,juli 2015
Abstract. Detection of transparent acrylic material and glassthickness did by observing the change
in the fringe pattern formed on a Michelson interferometer. Fringe pattern that formed when the
Michelson interferometer has not been given a sample, used as a starting or considered under normal
conditions. Changes in the fringe pattern without sample given by the fringe pattern when given
samples of acrylic and glass, is used as the value of the thickness of the observed sample.
Observations were made with the help of CCD sensors on cameras. The results obtained from the
image, processed to show the value of the changes that may occur. From the experiments that have
been done obtained that thickness of 2 mm acrylic is 0,8 mm and 3 mm acrylic is 1,7 mm. For
measuring glass thickness obtained that thickness of 1 mm glass is 0,6 mm, 2 mm glass is 0,8 mm
and 3 mm glass is 2.1 mm.
Abstrak. Deteksi ketebalan bahan transparan akrilik dan kaca dilakukan dengan cara mengamati
perubahan pola frinji yang terbentuk pada interferometer michelson. Pola frinji yang terbentuk pada
saat interferometer michelson belum diberikan sampel, digunakan sebagai data awal atau dianggap
dalam kondisi normal. Perubahan pola frinji tanpa diberikan sampel dengan pola frinji saat
diberikan sampel akrilik dan kaca, digunakan sebagai nilai ketebalan dari sampel yang diamati.
Pengamatan dilakukan dengan bantuan sensor ccd yang terdapat pada kamera. Hasil dari gambar
yang didapatkan, diolah hingga dapat menunjukan nilai perubahan yang terjadi. Dari percobaan
yang telah dilakukan diperoleh tebal akrilik 2 mm sebesar 0,8 mm dan akrilik 3 mm sebesar 1,7 mm.
untuk pengukura ketebalan kaca didapatkan tebal kaca 1 mm sebesar 0,6 mm, kaca 2 mm sebesar
0,8 mm dan kaca 3 mm sebesar 2,1 mm.
Kata kunci: Interferometer Michelson, ketebalan kaca dan akrilik, sensor ccd
221
Warsito dkk: Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson Sebagai Pendeteksi
Ketebalan Bahan Transparan Dengan Metode Image Processing Menggunakan Sensor
Charge Couple Device (CCD)
222
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03 , No.02,juli 2015
selanjutnya dengan cara mencari dua buah Proses dalam pengambilan data
tiitik dengan cara melewatkan berkas dilakukan dengan cara melakukan
cahaya melalui beam splitter. Setelah dua pengulangan hingga 5 kali. Pengulangan
buah titik berkas cahaya bersatu dalam dalam proses pengambilan data dilakukan
satu titik, pola interferensi berupa pola untuk menggurangi noise dalam proses
frinji gelap dan terang dapat terlihat. pengambilan data. Dari 5 data gambar
Dalam penelitian ini alat dan bahan yang yang telah didapatkan, dilakukan
digunakan berupa satu set alat penggabungan menjadi satu sehingga
interferometer Michelson, laser He-Ne, hanya satu data gambar yang kemudian
kamera webcam logitech c270, Kaca 1 akan dianalisis. Gambar yang didapatkan
mm, 2 mm, 3 mm, akrilik 2 mm dan dianalisis nilai greylevelnya. Perbedaan
akrilik 3 mm. nilai greylevel pada saat belum diberikan
Diagram alir dari penelitian yang sampel dijadikan data awal atau data
dilakukan ditunjukan oleh Gambar 2. acuan. Nilai perubahan dari sebelum
diberikan sampel (tanpa sample) dengan
setelah diberikan sampel dijadikan data
perubahan ketebalan sampel.
223
Warsito dkk: Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson Sebagai Pendeteksi
Ketebalan Bahan Transparan Dengan Metode Image Processing Menggunakan Sensor
Charge Couple Device (CCD)
(a) (b)
Gambar 4 menunjukan pola frinji yang Gambar 6. (a) pola frinji tanpa sampel (b)
dibeeri perlakuan penarikan pola frinji sampel akrilik 2 mm
garis. (c) pola frinji sampel akrilik 3
mm.
224
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03 , No.02,juli 2015
225
Warsito dkk: Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson Sebagai Pendeteksi
Ketebalan Bahan Transparan Dengan Metode Image Processing Menggunakan Sensor
Charge Couple Device (CCD)
226