Dokumen - Tips - Contoh Skenario Pembelajarandocx
Dokumen - Tips - Contoh Skenario Pembelajarandocx
Dokumen - Tips - Contoh Skenario Pembelajarandocx
PERMASALAHAN
Siswa yang bernama Yudhi Ardiansyah Saputra merupakan siswa kelas 6 SD dari SD
Serengan 1 no. 70 Surakarta. Siswa tersebut termasuk siswa yang sebenarnya cerdas
namun dikarenakan pengaruh lingkungan pertemanan di sekitarnya yang tidak
mendukung maka membuat siswa ini menjadi kesulitan dalam belajarnya. Nilai-nilai
ulangan yang diperolehnya di kelas tidak begitu bagus, bahkan bisa dikatakan tergolong
nilai terendah dikelasnya. Sikap yang ditunjukkan di kelas masih termasuk sikap/
kenakalan anak-anak yang masih biasa dan masih bisa diatasi. Ketika dirumahnya, siswa
tersebut sangat jarang belajar, malas belajar, bahkan ketika orangtuanya dengan getolnya
menyuruh anak tersebut untuk belajar, namun anak tersebut tetap tidak mau belajar.
Kebiasaannya sepulang dari sekolah adalah bermain. Sehabis sekolah anak tersebut selalu
di ajak oleh teman-temannya untuk bermain di luar. Sehingga membuat anak tersebut
jarang berada dirumah, bahkan ketika waktu malam hari pun anak tersebut sering berada
di luar rumah. Orangtuanya hanya bisa pasrah menghadapi anak tersebut.
Akhir-akhir ini, anak tersebut kepergok oleh warga sedang merokok bersama teman-
teman sepermainannya. Sering main malam hari dan pulang sudah hampir larut malam.
Berdasarkan pengamatan yang telah saya lakukan terhadap anak tersebut, terindikasi
bahwa anak tersebut sebenarnya tidak kekurangan perhatian dari orangtuanya, hanya saja
orangtua terlalu memberikan perhatian yang berlebih pada anak tersebut, setiap
keinginannya selalu dituruti dan juga kurangnya pengawasan terhadap anak tersebut,
sehingga anak tersebut merasa terbebaskan dari kekangan orang tua yang menyebabkan
dirinya bertindak sesuai kesenangan dirinya sendiri. Orang tua kurang tegas terhadap
perilaku anak , ketika anak tidak mau belajar orangtua hanya menceramahi tidak disertai
tindakan berarti, misal menemaninya belajar atau yang lainnya. Orangtua terlalu menuruti
apa yang diminta anak.
Tidak adanya kegiatan yang menarik dirumah membuat anak tersebuut lebih suka
mencari kesenangannya diluar rumah, sehingga apapun yang dilakukan si anak di luar
rumah menjadi tidak terkontrol oleh orangtua. Selain itu anak tersebut merupakan anak
yang termasuk populer di kelompok bermainnya. Sehingga anak ini selalu dicari oleh
teman-temannya dan diajak bermain diluar. Bisa dikatakan anak ini merupakan
pemimpin dalam kelompok tersebut.
Teknik penanganan yang perlu dilakukan untuk menhadapi anak seperti ini adalah
sebagai berikut:
Orangtua hendaknya selalu mengawasi apapun perilaku si anak. Cara yang paling
tepat adalah dengan selalu menjalin komunikasi yang baik terhadap anak
tersebut. Menanyakan apa yang dia dapatkan disekolah, apa yang dia ingin
lakukan, apa kesenangan dan ketidak sengan dia, dan sebagainya. Hal terssebut
akan membuat anak merasa bahwa dirinya ada di mata orangtuanya. Sehinnga
akan menumbuhkan sikap pedulinya terhadap orangtua. Dan juga akan dapat
membuat anak tersebut merasa nyaman dirumah dan akan betah dirumah serta
frekuensi bermainnya diluar rumah akan berkurang.
Karena anak tersebut sangat populer dalam kelompok bermainnya maka posisi
seperti ini dapat dimanfaatkan dengan cara mengajak teman-teman bermainnya
itu untuk belajar bersama dirumah. Orangtua harus sugap menfasilitasi dan
mengundang mereka untuk belajar bersama dirumah. Jadi seperti membuat
kelompok belajar.
Dalam kasus ini yang pertama dilakukan adalah melakukan pendekatan pada
orangtuanya. Orangtua diajak untuk melakukan tindakan koreksi terhadap segala sikap
dan perilaku mereka dalam mensikapi si anak. Ketika orangtua sudah menyadari
kesalahan mereka dalam menghadapi anaknya maka langkah selajutnya adalah menyusun
rencana0rencana dan strategi bersama orangtua untuk melakukan tindakan korektif
terhadap si anak.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari treatment ini maka diperlukan adanya
suatu ketelatenan dalam mensikapi si anak. Yang perlu dilakukan adalah melakukan
tindakan pendekatan secara teratur frekuensinya. Pertemuan-pertemuan dengan si anak
harus dilakukan secara terencana dan dimasukkan kedalam keseharian si anak secara rapi.
Karena permasalahan ini masih bersifat bisa diatasi pada tingkat pembimbing, maka
kasus ini tidak perlu diserahkan ke jasa psikologi. Secara berangsur-angsur sikap si anak
sudah menunjukkan perubahan yang berarti walaupun secara perlahan. Untuk
selanjutnya, orangtua perlu mempertahankan perubahan anak tersebut agar tidak kembali
ke kebiasaan lamanya. Yang paling berperan dalam penanganan kasus ini adalah dari sisi
orangtua dirumah. Oleh karena itu orangtua harus sekreatif mungkin dalam menghadapi
perilaku si anak.
Anak masih kesulitan untuk belajar fokus ketika dalam proses belajar berlangsung,
namun anak sudah mau diajak untuk belajar bersama.
Anak masih sering tergiur untuk bermain diluar bersama teman-temannya ketika
teman-temannya datang mengajaknya, walaupun frekuensinya sekarang sudah
berkurang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seorang anak memang harus diberikan perhatian, namun perhatian yang diberikan
harus dikontrol agar tidak berlebihan. Jika perhatian yang diberikan itu berlebihan, hal
tersebut akan membuat anak lupa diri dan segala keinginan dan tindakannya pun tidak
terkendali. Darus ada batasan-batasan dari pemberian perhatian agar anak memiliki rasa takut
dan hormat terhadap segala perintah dari oramgtua. Sehingga anak menjadi anak yang
penurut dan patuh kepada orangtua. Jika anak mengalami kebosanan dirumah maupun dalam
belajar maka diperlukan kekreatifan dari pihak orangtua untuk menciptakan suasana belajar
atau suasana rumah yang menarik bagi anak. Tidak hanya menarik dari pandangan orangtua,
karena apa yang dipandang orangtua itu menarik dan baik, belum tentu dianggap si anak
menarik pula. Orang tua diharapkan mampu mengimbangi apayang disukai maupun tidak
disukai anak agar anak betah dirumah namun tetap pada pengawasan dan batasan yang wajar.
B. SARAN
Sebagai orangtua perlu mengawasi anak secara mendetail terhadap segala perilaku
anak namun pengawasan yang dilakukan jangan sampai membuat anak merasa risih sehingga
hal tersebut membuat anak menganggapnya sebagai sutau permasalahn baru baginya.
Buatlah sikap yang bersahabat ketika bersama anak sehingga anak merasa nyaman disamping
orangtuanya sendiri dan anak tidak akan mencari kesenangan di luar dirumah.
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Maksudnya, pada dasarnya strategi masih bersifat
konseptual mengenai keputusan yang akan diambil dalam pelaksanaan pembelajaran. Secara
umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar untuk bertidak dalam usaha
mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dalam dunia pendidikan, strategi dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi mengenai rangkain kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Dari pengertian diatas, bias disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu rencana atau tindakan (rangkaian kegiatan) yang di dalamnya termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Strategi
disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi
adalah pencapaian tujuan sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan
berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Akan
tetapi sebelumnya, perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang bisa diukur keberhasilannya.
Strategi pembelajaran dibedakan atas 7 jenis yaitu Strategi Pembelajaran Ekspositori
(SPE), Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI). Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM).
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB), Strategi Pembelajaran
Kooperatif (SPK). Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Strategi Pembelajaran Afektif
(SPA). Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan di SD yaitu Strategi Pembelajaran
Inkuiri. Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui
tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi
heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
SPI merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan oleh karena strategi ini
memiliki banyak keunggualan, diantaranya yaitu (1) SPI merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. (2) SPI dapat memberikan
ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. (3) SPI merupakan strategi
yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. (4) Keuntungan lainnya adalah
strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajat bagus tidak akan terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar.
Pembelajaran kooperatif (cooperative leraning) adalah model pembelajaran yang menggunakan
kelompok – kelompok kecil dimana siswa dalam satu kelompok saling bekerja sama
memecahkan masalah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disarikan dalam
Ibrahim, dkk (2000:7-8) sebagai berikut. (1) Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi
berbagai macam tujuan sosial, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam
tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu
siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Model struktur penghargaan kooperatif juga telah
dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang
berhubungan dengan hasil belajar. (2) Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda
menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran
kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latarbelakang dan kondisi untuk
bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan
struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. (3) Tujuan penting
ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama
dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih
kurang dalam keterampilan sosial (anwarholil.blogspot.com/pendidikan-inovatif.htm,
06/01/2010).
8. Materi Pembelajaran
Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat.
Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan
pesawat sederhana. Gabungan beberapa pesawat sederhana dapat membentuk pesawat rumit,
contohnya mesin cuci, sepeda, mesin mobil, dan lain-lain. Jadi pesawat sederhana adalah suatu
alat yang dapat mempermudah kita untuk melakukan usaha sehingga kita tidak harus
memerlukan energi yang besar untuk melakukan usaha tersebut.
Pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu tuas/ pengungkit, bidang
miring, katrol, dan roda berporos. Pada umumnya, tuas atau pengungkit menggunakan batang
besi atau kayu yang digunakan untuk
mengungkit suatu benda. Contohnya jungkat-jungkit, alat pemotong kertas, sekop dan lain-lain.
Bidang miring adalah permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang berbeda
ketinggiannya. Contohnya yaitu papan miring, tangga dan sebagainya. Katrol merupakan roda
yang berputar pada porosnya. Biasanya pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai
penghubungnya. Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah poros yang
dapat berputar bersama-sama. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang
banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan
bermotor, dan gerinda.
Elaborasi
- Siswa menggolongkan alat-alat yang digunakan tadi ke dalam dua dari empat jenis pesawat
sederhana yang ada.
- Siswa mencatat hasil diskusi pada buku tulis masing-masing.
- Perwakilan masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi dan kelompok lain
menanggapinya.
Konfirmasi
- Guru memberikan penegasan terhadap jawaban yang disampaikan siswa.
- Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi siswa.
c. Penutup
- Guru bersama siswa menyimpulakan materi pembelajaran.
- Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
- Guru memberikan umpan balik positif terhadap proses dan hasil pembelajaran.
- Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.
- Guru menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
12. Sumber Bahan: Buku Sains Kelas V, Media (alat-alat rumah tangga)
13. Penilaian
Teknik : Pengamatan, lisan
Bentuk: Lembar pengamatan
Skenario Pembelajaran
Pada awal kegiatan setelah guru memasuki ruang kelas dan mengucapkan panganjali umat
”Om Swastiastu”, guru menyiapkan siswa secara fisik dan psikis agar siswa siap menerima
pelajaran. Menyiapkan kondisi fisik berupa mengucapkan ”selamat pagi”, menanyakan kabar
siswa dan mengabsen siswa. Menyiapkan kondisi psikis siswa yaitu dengan berdoa bersama
sebelum pembelajaran dimulai. Selanjutnya siswa mengeluarkan alat tulis yang ia bawa. Guru
menyampaikan cakupan materi serta tujuan pembelajaran, ”Anak-anak hari ini kita akan
memperlajari tentang pesawat sederhana, kalian pastinya sudah membaca buku dirumah, namun
pada pertemuan kali ini ibu hanya membahas dua jenis pesawat sederhana, mengingat waktu kita
yang terbatas, ibu harapkan setelah pembelajaran berlangsung kalian mampu mendefinisikan apa
itu pesawat sederhana, komponen-komponen serta golongannya”. Karena pembelajaran pada
pertemuan kali ini mengenai pesawat sederhana, maka sebelum sampai pada materi yang akan
dipelajari, guru menceritakan pengalamannya terkait dengan materi pelajaran. ”Nah, kemarin ibu
membeli sebuah botol fanta, kemudian kalau kita buka menggunakan tangan saja, menurut kalian
bagaimana” tanya ibu guru kepada siswa. ”sulit bu” siswa menjawab serempak. ”Pasti, kemudian
ibu mengambil inisiatif untuk membukanya dengan menggunakan pembuka botol dan ternyata
sangat mudah membukanya dibandingkan dengan hanya menggunakan tangan. Contoh lain
misalnya kaleng biskuit yang tentu sulit dibuka hanya dengan menggunakan tangan saja, tetapi
akan terasa mudah jika membukanya menggunakan sendok”, guru menceritakan pengalamannya
sambil memperhatikan semua siswa.
”Nah cerita ibu tadi terkait dengan konsep pesawat sedehana. Kira-kita apakah dari kalian
pernah mengalami kejadian serupa?” ibu guru kembali bertanya kepada siswa. Seorang siswa
mengacungkan tangan dan guru mempersilahkan siswa tersebut untuk bercerita. ”Kemarin saya
melihat bapak sedang memindahkan batu besar, sebelumnya bapak menggunakan tangan dan
terlihat sangat sulit menggesernya, kemudian bapak menggunakan linggis, ternyata sangat
mudah menggeserkannya” Andi menceritakan pengalamannya dengan sungguh-sungguh.
”Berikan tepuk tangan kepada Andi” kata ibu guru disertai dengan tepuk tangan dari siswa
lainnya. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa lainnya apakah ada yang mau bercerita lagi dan
siswa hanya terdiam. Karena tidak ada yang bercerita ibu guru memberikan pertanyaan kepada
siswa, ”Anak-anak sekalian tadi telah kita simak cerita dari Andi. Nah sekarang ibu mau
bertanya, apakah linggis yang diceritakan Andi tadi termasuk pesawat sederhana? Jika ia apakah
termasuk tuas, bidang miring, katrol atau roda berputar?”. Guru memperhatikan semua siswa
yang tampaknya mulai berbisik dengan teman sebangkunya. ”Nah kalian kan pasti sudah
membaca buku sebelumnya, sekarang siapa yang mau menjawab?” sambung ibu guru dan
beberapa siswa pun mengacungkan tangan selanjutnya guru menunjuk salah satu siswa. ”Linggis
termasuk pesawat sederhana jenis pengunglit/tuas bu” jawab Yeni yang terlihat sangat percaya
diri dan ibu gurupun memberikan senyuman. ”Kalau begitu siapa yang tau apa saja komponen
dari tuas?” Ibu guru kembali bertanya. ”Saya bu, komponen tuas yaitu titik tumpu, beban dan
kuasa” jawab salah satu siswa dan ibu guru mengacungkan tangan. ”Nah sekarang dari cerita
Andi tadi, siapa yang bisa menunjukkan mana yang termasuk titik tumpu, beban dan kuasa” ibu
guru terus memberikan pertanyaan kepada siswa. Siswa yang pertama kali mengacungkan tangan
diberikan kesempatan untuk menjawab. Jawaban yang dilontarkan siswa sudah benar namun
guru tidak menkonfirmasi secara langsung, guru hanya memberikan penguatan.
Guru kembali mengalihkan perhatian siswa dengan memberikan masalah lain, ”Nah
sekarang anak-anak siapa pernah melihat orang yang memindahkan drum yang berisi minyak ke
dalam mobil” tanya ibu guru. ”Saya bu, saya bu” jawab beberapa siswa. ”Baik, saat anak-anak
melihat orang memindahkan drum ke dalam mobil, apakah mereka menggunakan tangan atau
menggunakan alat bantu” guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab, ”Saya
pernah melihat orang yang menaikkan drum ke dalam mobil menggunakan papan yang
dimiringkan bu, selanjutnya drum didorong ke atas”. ”Benar sekali jawaban teman kalian. Jika
kita menggunakan papan yang dimiringkan untuk menaikkan sebuah drum ke dalam mobil, itu
jauh lebih mudah dibandingkan kita mengangkatnya menggunakan tangan, karena berat drum
tersebut akan ditumpu oleh papan tersebut. Nah dari ilustrasi diatas apakah papan yang
digunakan termasuk pesawat sederhana? Jika ia, termasuk jenis pesawat sederana apa? Tuas,
bidang miring, katrol atau roda berputar?” sambung ibu guru. Siswa mulai berdiskusi dengan
teman sebangkunya dan ibu guru kembali berkata, ”Kalian pasti sudah membaca buku kemarin
kan? Nah hayo siapa yang bisa menjawab”. Salah satu siswa pun menjawab, ”Bidang miring bu,
bidang miring berguna untuk membantu memindahkan benda-benda yang terlalu berat. Cara
paling mudah memindahkan drum ke dalam mobil yaitu dengan menggunakan bidang miring.
Drum dapat didorong atau ditarik melalui bidang miring. Tenaga yang dikeluarkan lebih kecil
daripada mengangkat drum secara langsung”. ”Wah tepat sekali jawaban dari Asty, berikan
tepuk tangan kepada teman kalian” sambung ibu guru. ”Nah selain contoh diatas, apakah ada
yang tau contoh bidang miring lainnya?”. Saat guru bertanya siswa terlihat bingung, selanjutnya
guru kembali berkata, ”Siapa yang pernah melihat orang yang memenjat pohon kelapa? kira-kira
gampangan mana jika jika ia memanjatnya langsung atau menggunakan bantuan alat” kata ibu
guru. ”Saya pernah melihat paman sedang memetik buah kelapa, ia menggunakan tangga untuk
bisa naik bu” jawab salah satu siswa. ”Tepat sekali anak-anak, jika kita menggunakan tangga
saat memetik buah kelapa, itu jauh lebih gampang daripada kita memenjatnya langsung. Tangga
juga termasuk pesawat sederhana jenis bidang miring. Dari beberapa cerita diatas, siapa yang
bisa mendefinisikan apa itu pesawat sederhana?” guru bertanya kepada siswa kemudian beberapa
siswa menjawabnya dengan menggunakan kata-kata sendiri dan guru memberikan penguatan
kepada siswa yang menjawab.
”Kalian semua mungkin sudah pahan tentang pesawat sederhana dan alat-alat yang
termasuk pesawat sederhana. Apakah ada yang bertanya?” guru memberikan kesempatan kepada
siswa yang belum mengerti. ”Buk, mengapa jungkat-jungkit termasuk pesawat sederhana” tanya
seorang siswa yang duduk paling belakang. ”Pertanyaan yang bagus. Benar sekali Agus,
Jungkat-Jungkit termasuk dalam kategori pengungkit (tuas). Pengungkit merupakan salah satu
alat pesawat sederhana yang dapat digunakan untuk mengungkit, mencabut atau mengangkat
benda. Jungkat-jungkit gunanya untun mengangkat benda, maka dari itu jungkat-jungkit juga
termasuk pesawat sederhana. Jungkat-jungkit merupakan pengungkit jenis pertama, karena letak
titik tumpu berada diantara beban dan kuasa. Oh iya anak-anak, ingat ya, pengungkit dibedakan
menjadi 3 yaitu pengungkit golongan pertama, pengungkit golongan ke dua dan pengungkit
golongan ke tiga. Pengungkit golongan pertama yaitu titik tumpu berada diantara beban dan
kuasa. Pengungkit golongan kedua yaitu beban berada diantara titik tumpu dan kuasa. Sedangkan
pengungkit jenis ke tiga yaitu kuasa berada diantara titik tumpu dan beban.” kata ibu guru
menjelaskan tentang macam-macam pengungkit. Guru juga menjelaskan bahwa benda-benda
tajam seperti pisau dan kapak termasuk pesawat sederhana jenis bidang miring karena pada
benda-denda tersebut terdapat bidang miring yaitu pada bagian yang tajam, kegunaannya ialah
untuk mempermudah melakukan pekerjaan seperti memotong dan membelah. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya lagi, namun tidak ada yang mengacungkan tangan dan
guru menganggap semua siswa sudah mengerti.
Kegiatan selanjutnya yaitu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Karena
dalam kelas terdapat 25 siswa maka siswa dibagi menjadi lima kelompok yang masing-masing
kelompok berjumlah 5 orang. Dalam kelompok, guru menugaskan siswa untuk mencari
pengertian tuas, komponen tuas dan mencari letak komponen tersebut serta menggolongkannya
ke dalam golongan tuas yang ada. ”Anak-anak kemarin ibu sudah menugaskan kepada kalian
untuk membawa alat-alat yang ada hubungannya dengan materi kita hari ini, sekarang coba
keluarkan!”. Kelompok 1 membawa gunting, kelompok 2 membawa stapler, kelompok 3
membawa pembuka botol, kelompok 4 membawa pemotong kuku dan kelompok 5 membawa
pinset. ”Anak-anak sekarang kerjakan LKS yang ibu bagikan, tolong dijawab serta gambar
alat/benda-benda yang sudah kalian bawa dan beri keterangan, serta termasuk jenis pengungkit
golongan berapa. Setelah selesai menggambar silahkan tukar benda yang kalian bawa dengan
kelompok lainnya hingga semua kelompok menggambar 5 benda yang berbeda”.
Siswa : “walaikumsalam”
Guru : “bagaimana kabarnya kalian hari ini. Sudah siap unruk belajar ?”
Siswa : “baik Bu !”
Guru : “hari ini kita akan melanjutkan mempelajari materi mengenai Sistem Peiodik
Unsur, materi yang akan kita bahas hari ini mencakup PERKEMBANGAN SISTEM
PERIODIK dan SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN. Sebelumnya ibu akan mengabsen
terlebih dahulu, siapa yang tidak hadir hari ini ??”
Siswa : “hadir semua bu”
Guru : “sebelum kita lebih dalam membahas pelajaran hari ini, ada baiknya kita berdoa
terlebih dahulu agar pembelajaran kita hari ini dapat berjalan dengan baik. Berdoa mulai.
Berdoa selesai. Baiklah kita mulai saja pelajaran hari ini. Kalian pasti pernah
memperhatikan benda/materi disekitar kita yang mana materi/benda tersebut memiliki
sifat tersendiri, misalnya air. Air akan berwujud gelas apabila diletakkan didalam gelas
dan berbentuk ember jika diletakkan dalam ember, karena sifatnya inilah air dikatakan
materi yang dapat berubah bentuk sesuai tempatnya berada. Begitu juga dengan unsur-
unsur yang berada di ala mini, mempunyai sifat tersendiri yang berbeda satu sama lain
meskipun ada juga sifatnya yang mirip. Para ahli telah mengelompokkan unsur-unsur
tersebut dengan tujuan untuk mempermudah kita dalam mempelajari unsur-unsur
tersebut. Sebelum diperoleh SPU seperti sekarang ini, terdapat beberapa teori yang
berkembang. Sebelum masuk lebih lanjut ke materinya saya akan membacakan tujuan
pembelajaran kita hari ini yaitu :
Guru : “Perkembangan sistem periodik unsur dimulai dari pengelompokkan unsur logam
dan nonlogam yang dikemukakan oleh Lavoisier. Pengelompokkan ini merupakan metode
yang paling sederhana, dapat dilakukan dengan mudah melalui pengamatan terhadap
cirri-ciri fisiknya”
Siswa : “teori triade dobereiner, hukum oktaf newlands, dan hukum mendeleev”
Guru : “ya tepat sekali jawabanmu, jadi penggolongan unsur dimulai dari teori triade
dobereiner yang menyatakan bahwa jika tiga atom yang memiliki kemiripan sifat disusun
berdasarkan kenaikan massa atomnya, maka massa unsur yang kedua selalu mendekati
rata-rata dari jumlah massa atom yang pertama dan ketiga
Guru : “selanjutnya hukum oktaf newlands yang dikemukakan oleh john newlands
dimana ketika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya maka setiap
pengulangan ke delapan unsure akan akan terdapat kemiripan sifat-sifatnya. Yang berarti
unsure pertama mirip dengan unsure kedelapan, unsure kedua mirip dengan unsure
kesembilan, dan seterusnya. yang dikemukakan. Siapa yang bisa menjelaskan tentang
hokum Mendeleev ??.”
Siswa : “ saya bu, ketika unsure-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya. Sifat-
sifatnya akan terulang secara periodik”
Guru : “terimakasih unruk jawabannya, bagus sekali, kita lanjutkan yang terakhir yaitu
system periodik modern yang dikemukakan Henry Moseley. Moseley mengemukakan
bahwa nomor atom meningkat seiring dengan meningkatnya massa atomdan jika unsure-
unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya ternyata akan diikuti perubahan
sifat secara periodik? Nah, dari tabel periodik henry mosley inilah yang digunakan sampai
sekarang”
PERTEMUAN KE-2
No Kegiatan Waktu (menit)
Kegiatan Awal 10
a. Salam pembuka dan presensi siswa
b. mengemukakan tujuan belajar
c. Apersepsi:
menyajikan peta konsep
mengingatkan tentang pengertian materi dan sifatnya
Motivasi: dengan tanya jawab mengenai
perubahan materi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya:
Kita sering menggunakan logam besi untuk digunakan
menjadi alat-alat seperti pagar besi, dan
rangkaian sepeda? Pagar besi yang tanpa dicat, jika terkena air
hujan maka akan karatan, begitu juga dengan sepeda. Jika
terus- menerus terkena air maka cepar berkarat. Mengapa
demikian, dan bagaimana proses terjadinya besi menjadi berkarat
?Apakah bentuk dan wamanya berubah?
Jika listrik tidak menyala di malam hari, kita sering
menggunakan lilin sebagai alai penerang. Lilin ketika
dinyalakan maka apa yang terjadi? Bagaiamana wamanya
danbentuknya? Apakah setelah lilin dibakar,
bisa dijadikan lilin kembali?
Memberikan informasi tentang tujuan
pembelajaran, penjelasan singkat tentang materi, memberikan
tugas siswa membaca teori yang
berhubungan dengan perubahan materi.
2. Kegiatan Inti 70
1. Pengorganisasian : Klasikal ( siswa dibagi 9 kelompok)
2. Prosedur Pembelajaran:
a. Eksplorasi :
Menggali pemahaman siswa tentang
perubahan-perubahan materi pada peristiwa
• Lilin dibakar
• Kertas dipotong
• Kertas dibakar
• Potongan logam magnesium ditambah asam klorida
• Kalium kromat dengan asam sulfat
• Natrium sulfat dengan air
• Timbal (11) nitrat dengan kaliuum iodida
Siswa yang terbagi dalam kelompok mengerjakan
langkah-langkah kerja pada LKS yaitu mengamati
perubahan yang terjadi dan mengelompokkan jenis-jenis
perubahan materi serta menginterpretasikan data menjadi
suatu kesimpulan tentang pengertian perubahan fisika dan
perubahan kimia.
b. Elaborasi :
Menjawab pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa sesuai
dengan data pengamatan pada eksperimen.
c. Konfirmasi :
1) Menyamakan persepsi dan penguatan konsep tentang
perubahan fisika dan perubahan kimia berdasarkan ciri cirinya
dengan cara tanya jawab .
2) Menyimpulkan berdasarkan hasil percobaan tentang
perubahan fisika dan perubahan kimia beserta ciri- cirinya.
3 Kegiatan Akhir. 10
a. Memberikan tugas latihan soal dan tugas baca
untuk pertemuan berikutnya.
b. Salam penutup.
PERTEMUAN KE – 3
Seorang guru yang profesional dituntut mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang
terjadi di dalam kelas. termasuk mengatasi siswa ngobrol di kelas. Permasalahan klasik ini
ternyata masih berkembang dan terus menjadi masalah terbesar bagi seorang pendidik. bahkan
hampir di tiap makalah pendidikan dan artikel ilmiah "siswa ngobrol" selalu jadi faktor berbagai
masalah di kelas.
minimnya pengetahuan guru tentang pengelolaan kelas, strategi mengajar, dan ketidaksiapan
perangkat mengajar dll merupakan penyebab terjadinya siswa ngobrol di kelas. berikut ini adalah
beberapa cara mengatasi siswa ngobrol di kelas, yaitu:
1. Preparation (persiapan)
Persiapkan segalanya dengan baik. kurikulum pembelajaran, media pembelajaran, bank soal,
penampilan pendidik, strategi-strategi mengajar bahkan bila perlu setiap gerak di dalam kelas
perlu di persiapkan. mengapa demikian?tak bisa dipungkiri bahwa siswa ngobrol disebabkan
oleh ketidaksiapan pendidik dalam mengajar. sehingga skenario pembelajaran tidak dapat
teraplikasi dengan baik. jika hal ini menjadi suatu kebiasaan. maka para peserta didik akan
menganggap bahwa kelas anda adalah kelas ngobrol. sehingga setiap anda masuk kelas. para
siswa akan benar-benar menikmati obrolannya.
2. Tetapkan MOu
diskusikan berbagai aturan tertentu saat tahun ajaran baru dimulai. sehingga siswa anda benar-
benar tahu apa yang tak boleh dilanggar. hal ini sangatlah perlu dalam menerapkan kedisiplinan
di dalam kelas. anda bisa mendiskusikan tentang waktu, ijin buang air, tugas, PR atau apapun
juga dengan siswa anda. tetapkan juga sangsi-sangsi bagi yang melanggar atau reward bagi siswa
yang tak pernah melanggar.
6. sangsi/hukuman
apapun yang terjadi jangan pernah memberi sangsi secara berkelompok. maksimal sangsi dapat
diberikan untuk 2 orang. lebih dari itu maka sangsi tidak akan memberi efek apapun. jika lebih
dari 2 orang siswa. berikan sangsi hanya untuk yang terpengaruh. sementara yang mempengaruhi
biarkan saja. hal ini dilakukan untuk memberi kesadaran bahwa dirinya telah terpengaruh. dan
hal tersebut sangatlah merugikan.
itulah beberapa cara mengatasi siswa ngobrol dikelas. saran dan kritik membangun sangatlah
penulis harapkan. silahkan sampaikan lewat kolom komentar.