SUMBER DAYA
Standar PPI 3
Rumah sakit mempunyai perawat penghubung PPI/IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse)
yang jumlah dan kualifikasinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Standar PPI 4
Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya untuk mendukung pelaksanaan program PPI.
Maksud dan Tujuan PPI 4 : Lihat SNARS 1
Sumber informasi dan referensi dapat diperoleh dari sumber nasional maupun internasional, misalnya
a) United States Centers for Disease Control and Prevention (USCDC);
b) World Health Organization (WHO) dan organisasi lain yang dapat memberikan informasi “evidence
based practice and guidelines”;
c) Berbagai publikasi serta penetapan standar oleh organisasi profesi bidang kesehatan lingkungan dan
kebersihan rumah sakit;
d) Pedoman dari pemerintah yang memuat praktik pencegahan infeksi terkait dengan layanan klinis dan
layanan penunjang;
e) Peraturan perundang-undangan terutama yang berkaitan dengan ledakan (outbreak) penyakit infeksi
f) Ketentuan pelaporan lainnya.
Standar PPI 6
Program surveilans rumah sakit menggunakan pendekatan berdasar atas risiko dalam menetapkan fokus
program terkait dengan pelayanan kesehatan.
Maksud dan Tujuan PPI 6, PPI 6.1 dan PPI 6.2 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data mengenai infeks dan lokasinya yang relevan sebagai
berikut:
a) Saluran pernapasan, seperti prosedur dan tindakan terkait intubasi, bantuan ventilasi mekanik,
trakeostomi, dan lain lain
b) Saluran kencing, seperti pada kateter, pembilasan urine, dan lain lain
c) Alat invasive intravaskuler, saluran vena verifer, saluran vena central, dan lain lain
d) Lokasi operasi, perawatan, pembalutan luka, prosedur aseptic, dan lain lain
e) Penyakit dan organisme yang penting dari sudut epidemiologik, seperti multi drug resistant
organism, infeksi yang virulen
f) Timbulnya infeksi baru atau timbul kembalinya infeksi di masyarakat.
1. Rumah sakit menetapkan risiko Regulasi tentang penetapan risiko infeksi pada 1. ICRA
infeksi pada prosedur dan proses prosedur dan proses asuhan invasif (ICRA) 2. Pencampuran Obat Suntik
asuhan invasif yang berisiko infeksi
R
seperti antara lain pencampuran obat suntik, 10 3. Terapi Cairan
serta strategi untuk menurunkan risiko infeksi. (R) pemberian suntikan, terapi cairan, punksi 4. Lumbal Punksi
1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada
prosedur dan proses asuhan invasif
2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata
D kelola risiko infeksi)
2. Ada bukti identifikasi prosedur dan
proses asuhan invasif serta strategi
untuk menurunkan risiko infeksi.
Komite/Tim PPI 10 lengkap
Komite/Tim PMKP
(D,W)
W IPCN
IPCLN
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Maksud dan Tujuan PPI 7.2 dan PPI 7.2.1 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menetapkan ketentuan tentang penggunaan kembali alat sekali pakai sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan standar profesional, termasuk penetapan meliputi
a) alat dan material yang dapat dipakai kembali;
b) jumlah maksimum pemakaian ulang dari setiap alat secara spesifik;
c) identifikasi kerusakan akibat pemakaian dan keretakan yang menandakan alat tidak dapat dipakai;
d) proses pembersihan setiap alat yang segera dilakukan sesudah pemakaian dan mengikuti protokol yang
jelas;
e) pencantuman identifikasi pasien pada bahan medis habis pakai untuk hemodialisis;
f) pencatatan bahan medis habis pakai yang reuse di rekam medis;
g) evaluasi untuk menurunkan risiko infeksi bahan medis habis pakai yang di-reuse.
Ada 2 (dua) risiko jika menggunakan lagi (reuse) alat sekali pakai. Terdapat risiko tinggi terkena infeksi dan
juga terdapat risiko kinerja alat tidak cukup atau tidak dapat terjamin sterilitas serta fungsinya.
Elemen Penilaian PPI 7.2 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
tentang pelayanan sterilisasi sesuai Regulasi tentang pelayanan sterilisasi, termasuk
dengan peraturan perundang-
R
desinfeksi di RS 10 Lengkap
undangan. (R)
1) Bukti alur/Denah ruang CSSD/Unit sterilisasi
D
2) Bukti daftar inventaris alat di unit sterilisasi
2. Ada bukti alur dekontaminasi,
Lihat alur dekontaminasi, precleaning, cleaning,
precleaning, cleaning, desinfeksi,
dan sterilisasi peralatan medis di pusat sterilisasi sudah sesuai O
desinfeksi, dan sterilisasi peralatan medis di unit 0 Belum ada CSSD
sterilisasi
dengan prinsip-prinsip PPI. (D,O,W)
Kepala/staf sterilisasi
W
IPCN
Bukti supervisi:
D 1) Bukti form ceklis
4. Ada bukti pelaksanaan supervisi
2) Bukti pelaksanaan supervisi
dan monitoring oleh IPCN
Sudah di lakukan monitoring di ruangan
terhadap pengelolaan linen/londri
sesuai dengan prinsip PPI termasuk
O Lihat hasil supervisi pengelolaan linen/londri 5 namun di unit Loundry belum ada
sesuai dengan prinsip PPI monitorinhg
bila dilaksanakan oleh pihak luar
rumah sakit. (D,O,W)
W IPCN
Kepala/staf linen/londri
LIMBAH INFEKSIUS
Standar PPI 7.4
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi melalui pengelolaan limbah infeksius dengan benar.
Maksud dan Tujuan PPI 7.4 dan PPI 7.4.1 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menyelenggaraan pengelolaan limbah dengan benar untuk meminimalkan risiko infeksi
melalui kegiatan sebagai berikut:
a) pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius;
b) penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah;
c) pemulasaraan jenazah dan bedah mayat;
d) pengelolaan limbah cair;
e) pelaporan pajanan limbah infeksius.
Elemen Penilaian PPI 7.4 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang pengelolaan
limbah rumah sakit untuk
meminimalkan risiko infeksi yang R Regulasi tentang pengelolaan limbah RS 10 Lengkap
meliputi butir a) sampai dengan e)
pada maksud dan tujuan. (R)
Bukti supervisi:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan supervisi
D
Lihat lokasi pengelolaan limbah RS Belum lengkap Form ceklist Limbah dan
7. Ada bukti pelaksanaan supervisi analisanya
dan monitoring terhadap kegiatan
butir a) sampai dengan e) pada
O
IPCN 5 Ijin IPAL
maksud dan tujuan. (D,O,W) Kepala/staf kamar operasi
Kepala/staf BDRS PKS Pembangunan IPAL
W
Kepala/staf kamar bersalin
Kepala/staf laboratorium
Kepala/staf kamar jenazah
Staf terkait
1) Bukti kerjasama antara RS dengan pihak
luar RS yang memiliki izin dan sertifikasi
8. Bila pengelolaan limbah
mutu
dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit harus berdasar atas D
2) Bukti limbah sudah dibakar/manifes
kerjasama dengan pihak yang
Belum ada jadwal Pengumpulan
memiliki izin dan sertifikasi mutu O
Lihat proses pengelolaan limbah 5 penimbangan belum dilakukan
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (lihat MFK W
IPCN
5.1 WP 4). (D,O,W)
Penanggung jawab kesling
Petugas pengelolaan limbah
Bukti supervisi:
3. Ada bukti pelaksanaan supervisi D 1) Bukti form ceklis
dan kepatuhan prinsip-prinsip PPI 2) Bukti pelaksanaan supervisi
sesuai dengan peraturan 5 Bukti Mou dengan kamar Jenazah
perundang-undangan. (D,W) W IPCN
Kepala/staf kamar jenazah
Standar PPI 7.5
Rumah sakit menetapkan pengelolaan limbah benda tajam dan jarum secara aman.
Bukti supervisi
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan supervisi
6. Ada bukti pelaksanaan supervisi D
dan monitoring oleh IPCN
Lihat kepatuhan petugas dalam pengelolaan
terhadap pengelolaan benda
benda tajam dan jarum sesuai prinsip PPI
tajam dan jarum sesuai dengan O 5 form belum ada anlisanya
prinsip PPI, termasuk bila
IPCN
dilaksanakan oleh pihak luar
IPSRS
rumah sakit. (D,O,W) W
Penanggung jawab kesling
Penanggung jawab cleaning service
Kepala unit/Kepala ruangan
PELAYANAN MAKANAN
Bukti supervisi:
D 1) Bukti form ceklis
4. Ada bukti pelaksanaan monitoring
2) Bukti pelaksanaan monitoring/supervisi
kepatuhan prinsip-prinsip PPI
sesuai dengan peraturan
sesuai prinsip PPI 0 Belum ada Monitoring
perundang-undangan. (D,W )
W Komite/Tim PPI
Kepala/staf gizi
RISIKO KONSTRUKSI
Standar PPI 7.7
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada fasilitas yang terkait dengan pengendalian mekanis dan teknis
(mechanical dan enginering controls)
Maksud dan Tujuan PPI 7.7 dan PPI 7.7.1 : Lihat SNARS 1
Untuk menurunkan risiko infeksi maka rumah sakit perlu mempunyai regulasi tentang penilaian risiko
pengendalian infeksi (infection control risk assessment/ICRA) untuk pembongkaran, konstruksi, serta
renovasi gedung di area mana saja di rumah sakit yang meliputi:
1) identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan proyek dengan kriteria;
2) identifikasi kelompok risiko pasien;
3) matriks pengendalian infeksi antara kelompok risiko pasien dan tipe kontruksi kegiatan;
4) proyek untuk menetapkan kelas/tingkat infeksi;
5) tindak pengendalian infeksi berdasar atas tingkat/kelas infeksi;
6) monitoring pelaksanaan.
Karena itu, rumah sakit agar mempunyai regulasi pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan
engineering controls) fasilitas yang antara lain meliputi:
a) sistem ventilasi bertekanan positif;
b) biological safety cabinet;
c) laminary airflow hood;
d) termostat di lemari pendingin;
e) pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat dapur.
2. Rumah sakit menyediakan ruangan Lihat ruang isolasi untuk pasien dengan
untuk pasien yang mengalami O immunocompromised
imunitas rendah Belum standar masih proses Renovasi
(immunocompromised) sesuai IPCN 5
dengan peraturan perundang- W IPCLN
undangan. (O,W) Kepala/staf unit pelayanan
Bukti supervisi:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan supervisi
D
2. Ada bukti pelaksanaan supervisi Lihat penempatan dan transfer pasien airborne
dan monitoring oleh IPCN diseases, termasuk di ruang gawat darurat dan
terhadap penempatan dan proses O ruang lainnya 5 belum ada Form dilaksanakan
transfer pasien airborne diseases
sesuai dengan prinsip PPI. (D,O,W) Kepala/staf IGD
W Kepala/staf rawat jalan
Kepala/staf rawat inap
Bukti
IPCNsupervisi:
1)
Bukti form ceklis
IPCLN
2) Bukti pelaksanaan supervisi
D
3. Ada bukti pelaksanaan monitoring Lihat penempatan pasien dan hasil monitoring
ruang tekanan negatif dan O secara rutin
penempatan pasien secara rutin. 5 belum ada supervisi
(D,O,W) Kepala/staf IGD
W Kepala/staf rawat jalan
Bukti pelaksanaan
Kepala/staf edukasi
rawat inap staf tentang
4. Ada bukti dilakukan edukasi pengelolaan
IPCN pasien infeksius jika terjadi
kepada staf tentang pengelolaan lonjakan
IPCLN pasien masuk dengan penyakit
D
pasien infeksius jika terjadi menular
lonjakan pasien masuk dengan Belum ada bukti edukasi,
penyakit menular atau rumah sakit Kepala/staf IGD 5 ada Materi, Undangan, Absensi
tidak mempunyai kamar dengan Kepala/staf rawat jalan
W
tekanan negatif (ventilasi alamiah Kepala/staf rawat inap
dan mekanik). (D,W) IPCN
IPCLN
Bukti tentang kerjasama RS dengan RS rujukan
5. Rumah sakit mempunyai jejaring D
rujukan dengan rumah sakit
Kepala/staf IGD 5 Belum ada
lainnya W
Kepala/staf rawat inap
Bukti supervisi:
3. Ada bukti pelaksanaan supervisi 1) Bukti form ceklis
dan monitoring oleh IPCN D 2) Bukti pelaksanaan supervisi
terhadap penempatan pasien
infeksi air borne dalam waktu Lihat penempatan pasien infeksi air borne
singkat jika rumah sakit tidak O 5 Penempatan Pasien Isolasi blm sesuai
mempunyai kamar dengan Kepala/staf IGD
tekanan negatif sesuai dengan W Kepala/staf rawat inap
prinsip PPI. (D,O,W) IPCN
IPCLN
Bukti supervisi:
1) Bukti form ceklis
D
2) Bukti pelaksanaan supervisi
4. Ada bukti pelaksanaan monitoring
ruang tekanan negatif dan Lihat hasil monitoring
penempatan pasien secara rutin.
O
Lihat kesesuaian penempatan pasien 5 Belum ada pasien
(D,O,W)
Kepala/staf rawat inap
W
IPCN
IPCLN
(O,W)
W Staf terkait
regulasi. (O)
4. Ada bukti pelaksanaan pelatihan
penggunaan alat pelindung diri
D Bukti pelaksanaan pelatihan tentang
penggunaan APD
5 Bukti Edukasi APD belum ada
Standar PPI 11
Rumah sakit melakukan edukasi tentang PPI kepada staf klinis dan nonklinis, pasien, keluarga pasien, serta
petugas lainnya yang terlibat dalam pelayanan pasien.
PPI 2
PPI 5
PPI 6
PPI 7
PPI 7.1
PPI 7.5
PPI 7.6
PPI 7.7
PPI 8
PPI 9
PPI 10
a) Kebersihan tangan
b) surveilans HAIS
c) investigasi wabah (outbreak) penyakit infeksi
d) Antimikroba / Pedoman Antibiotik
e) asesmen berkala terhadap risiko ( ICRA Bangunan dan
ICRA Program)
f) menetapkan sasaran penurunan risiko
g) mengukur dan me-review risiko infeksi.
Komite PPI
Komite PPI
IPCN