Anda di halaman 1dari 23

KAPITA SELEKTA KELAS C

KELOMPOK 12
REVISI KE-1

PANGKAT TAK SEBENARNYA, BILANGAN BERPANGKAT


DAN BENTUK AKAR

Oleh:
Elsy Wijayanti (140210101006)
Zahirotul 'Ula (140210101037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan............................................................................................................. 2
D. Manfaat .......................................................................................................... 2
BAB II MATERI ................................................................................................... 3
A. Peta Konsep ................................................................................................... 3
B. Pengertian Perpangkatan dan Notasi ...................................................... 4
C. Macam-macam Bilangan Berpangkat..................................................... 4
D. Operasi Bentuk Akar ................................................................................ 11
E. Operasi Campuran .................................................................................... 14
F. Merasionalkan Penyebut .......................................................................... 16
BAB III KESIMPULAN ..................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21

i
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia merupakan hal penting dalam kemajuan Negara.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1
ayat 2 menyatakan bahwa penndidikan nasional adalah pendidikan yang
berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1946 yang berakar pada nilai-niai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan
nasional memiliki beberapa komponen, yaitu tujan dan prioritas, peserta didik,
pengelolaan, struktur, dan jadwal, kurikulum, pendidik, media pembelajaran,
fasilitas, kontrol kualitas, teknologi, penelitian, dan biaya. Pendidik dan
kurikulumm merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dalam pembelajaran.
Pendidik dituntut mengerti dan dapat mengajarkan materi yang telah diatur
dalam kurikulum. Namun tidak semua materi mudah untuk dimengerti.
Penanaman konsep kepada peserta didik dibutuhkan untuk kebutuhan jangka
panjang seperti pembelajaran di jenjang selanjutnya atau dalam dunia kerja.
Pendidikan terdiri atas berbagai macam disiplin ilmu salah satunya adalah
matematika. Matematika merupakan dasar dari segala ilmu. Hubungan
matematika dengan kehidupan sehari-hari sangat erat karena matematika
memiliki peran penting dalam memodelkan, menyederhanakan, dan
menyelesaikan permasalahan. Pada kehidupan sehari banyak ditemukan
besaran-besaran yang bernilai cukup besar atau kecil, perhitungan-perhitungan
yang rumit, dan panjang. Hal tersebut dapat menggunakan prinsip
perpangkatan untuk menyederhanakannya dan menyatakan dalam bentuk baku
yang telah disepakati. Namun mempelajari matematika tidak mudah. Banyak
orang yang mengalami kesulitan memahami konsep maupun menerapkannya.
Berdasarkan uraian di atas maka disusunlah makalah yang berkaitan dengan
perpangkatan yang berjudul Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar. Makalah
ini berisi materi yang berkaitan dengan konsep dan latihan soalnya sehingga
pembaca diharapkan dapat mengerti dan memudahkan dalam mempelajari
matematika khususnya yang berkaitan dengan perpangkatan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana materi bilangan berpangkat dan bentuk akar?
2. Bagaimana latihan soal yang berkaitan dengan bilangan berpangkat dan
bentuk akar?
C. Tujuan
1. Memahami materi bilangan berpangkat dan bentuk akar.
2. Memahami latihan soal yang berkaitan dengan bilangan berpangkat dan
bentuk akar.
D. Manfaat
1. Bagi Penyusun
a. Dapat meningkatkan keterampilan dalam menyusun materi untuk
pembelajaran di sekolah.
b. Dapat menambah wawasan materi tentang bilangan berpangkat dan
bentuk akar
2. Bagi Peserta Didik
a. Dapat meningkatkan pemahaman mengenai bilangan berpangkat dan
bentuk akar.
b. Dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
3. Bagi Guru
a. Dapat dijadikan sebagai sumber rujukan dalam pembelajaran.
b. Dapat memudahkan dalam mempelajari bilangan berpangkat dan
bentuk akar.

2
BAB II MATERI

A. Peta Konsep

Bilangan Berpangkat

Pangkat Sebenarnya Pangkat Tak Sebenarnya

Pangkat Bilangan Bulat


Pangkat nol
Positif

Pangkat Bilangan Bulat


Negatif

Pangkat Pecahan

3
B. Pengertian Perpangkatan dan Notasi
Perpangkatan adalah perkalian berulang dari suatu bilangan yang sama.
Bilangan pokok pada suatu perpangkatan disebut basis dan banyaknya
bilangan pokok yang digunakan dalam perkalian berulang disebut eksponen
atau pangkat.
Contoh:
Perkalian Bentuk Perpangkatan Hasil
1
7 7 7
7 2
77 49
7 3
777 343
7 4
7777 2401

4 Eksponen atau pangkat


Basis 7
Contoh Soal:
1) Diketahui nilai a  2, b  5, c  3
Hitunglah nilai dari a 2  b3  c 2 !
Jawab:
a 2  b3  c 2  22  53  32
  2  2    5  5  5    3  3
 4  125  9
 120
2) Pak Dodik mempunyai 5 ayam, masing-masing ayam mempunyai 5 anak.
Setelah beberapa minggu masing-masing anak ayam mempunyai 5 anak
ayam lagi. Berapakah jumlah ayam Pak Dodik?
Jawab:
Induk ayam  5
Anak ayam  52  5  5  25
Anak dari anak ayam  53  5  5  5  125
Jumlah ayam  5  25  125  155
C. Macam-macam Bilangan Berpangkat
1. Pangkat sebenarnya (pangkat bilangan bulat positif)
Definisi :Jika a  R (bilangan real) dan n adalah bilangan bulat
n
maka bilangan a (dibaca a pangkat n ) disefinisikan sebagai perkalian
berulang a sebanyak n kali (faktor).
a n  a  a  a  a  ...

n faktor

4
a n disebut bilangan berpangkat, a disebut bilangan pokok dan n disebut
eksponen.
Jika a  R (bilangan real) dan m, n adalah bilangan bulat positif
maka bilangan a n (dibaca a pangkat n ) disebut bilangan berpangkat
positif. Sifat-sifat bilangan berpangkat positif adalah:
a. a m  a n  a m  n , dengan a bilangan real, m dan n bilangan bulat
positif.
a m  a n  a  a  a  ...  a  a  a  a  ...  a

 a  a  a ... a

 a m n
Contoh soal:
Kerjakan soal berikut ini dengan menggunakan sifat pangkat , 7 2  7 4 !
Jawab:
72  74  72 4  76  7  7  7  7  7  7  117649
am
b. am : a n   amn , dengan a bilangan real, m dan n bilangan bulat
an
positif dan m  n .
m faktor

am a  a  a ... a
a :a  n 
m n

a a  a  a ... a
n faktor

a n  a mn
 n
 a mn
a
Contoh soal:
Kerjakan soal berikut ini dengan menggunakan sifat pangkat , 65 : 62 !
Jawab:
65
65 : 62  2
 652  63  6  6  6  216
6
c. (a )  am n , dengan a bilangan real, m dan n bilangan bulat
m n

positif.
(am )n  (a  a  a  ... a)n

5
 (a  a  a  ...  a)  (a  a  a  ...  a)  ...  (a  a  a  ...  a)

 am n
Contoh soal:
Kerjakan soal berikut ini dengan menggunakan sifat pangkat , (33 )2 !
Jawab:
3  3 2
 332  36  729
d. (a  b)m  am  bm ,dengan a bilangan real, m dan n bilangan bulat
positif.
(a  b)m  (a  b)  (a  b)  (a  b) ... (a  b)

 (a  a  a  ...  a)  (b  b  b  ...  b)

 a m  bm
Contoh soal:
Kerjakan soal berikut ini dengan menggunakan sifat pangkat (4  3)2 !
Jawab:
(4  3)2  42  32  16  9  144
m
a am
e. b  , dengan a bilangan real, m dan n bilangan bulat positif.
  bm
m
a a a a a
 b    b    b    b   ...   b 
         

m faktor

 a  a  a ... a
b  b  b  ...  b
m faktor
m
a

bm
Contoh soal:
4
6
Kerjakan soal berikut ini dengan menggunakan sifat pangkat   !
3
Jawab:

6
4
 6  6 1296
4

 3  34  81  16

 
f. an  am  an (1  amn ) , dengan a bilangan real, dan m , n bilangan
bulat positif yang memenuhi m  n .
Contoh soal:
Kerjakan soal berikut ini dengan menggunakan sifat pangkat:
33  65 =...
Jawab:
33  35  33 (1  353 )  33 (1  32 )  27(1  9)  27(10)  270
g. an  am  an (1  amn )atau am  an  an (amn 1) , dengan a bilangan
real, dan m , n bilangan bulat positif yang memenuhi m  n .
Contoh soal:
Kerjakan soal berikut ini dengan menggunakan sifat pangkat 43  46 ! !
Jawab:
43  46  43 (1  463 )  43 (1  43 )  64(1  64)  64(63)  4032
Soal-soal:
1) a) b  b  ....
7 10

b) 4r 3  6r 9  .....

2) a) 6c : 2c  .....
6 4

b) d 10 : d 2  .....

 
2
3) a) g 3  .....

 
11
b) h5  .....

4) a) (7  5)3  .....

b) (m  n)5  ....
10
 p
5) a)    ....
q
2
8
b)    .....
4
6) a) j 4  j 7  .....

b) 42  47  .....
7) a) x 4  x15  .....

7
b) 82  87  .....

Jawab:
(7 10 )
1) a) b  b  b  b17
710

b) 4r 3  6r 9  (4  6)  r 39  24r12

6c6 6 64
6c6 : 2c4   c  3c2
2) a) 2c4 2

d 10
b) d 10 : d 2  2
 d 102  d 8
d

 
2
3) a) g 3  g 32  g 6

 
11
b) h5  h511  h55

4) a) (7  5)3  73  53  343125  42875

b) (m  n)5  m5  n5
10
 p p10
5) a)    10
q q
2
8 8
2
64
b)    2  4
 4  4 16
6) a) j 4  j 7  j 4 (1  j 74 )  j 4 (1  j 3 )
b)
42  47  42 (1  472 )  42 (1  45 )  16(1 1024)  16(1025)  16400
7) a) x4  x15  x4 (1  x154 )  x4 (1  x11 )

b) 82  87  82 (1  872 )  82 (1  85 )  64(1  32768)  64(32767)


 2097088
2. Bilangan Pangkat Tak Sebenarnya
a. Bilangan Berpangkat nol
Berdasarkan sifat bilangan berpangkat positif diatas bahwa untuk
a adalah bilangan real, a  0 ,dan m, n adalah bilangan bulat positif
am
dengan m  0, n  0 serta m  n , berlaku n
 amn . Sifat tersebut
a
dapat dikembangkan untuk m  n . Contoh:

8
a7
7
 a77  a0 .....................(1)
a
Dengan cara menuliskan ke dalam bentuk faktor-faktornya,
pembagian tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
a7 a  a  a  a  a  a  a

a7 a  a  a  a  a  a  a
a a a a a a a
      
a a a a a a a
 1111111
 1 .......................(2)
Berdasarkan (1) dan (2) dapat disimpulkan bahwa a 0  1 .
Uraian tersebut memenuhi konsep bilangan berpangkat nol seperti
definisi berikut.
Definisi: a 0  1 , dengan a bilangan rasional dan a  0 .
Contoh soal:
4a 2b0
1)  .....
3a
7d
2)  ....
8c0 d
Jawab:
4a2b0 4 21 0 4 4a
1)  a b  a.1 
3a 3 3 3
7d 7 7 7 7
2) 0
 0 d 11  0 d 0  .1 
8c d 8c 8c 8.1 8

b. Bilangan Berpangkat Negatif


Berdasarkan sifat bilangan berpangkat positif diatas bahwa untuk
a adalah bilangan real, a  0 ,dan m, n adalah bilangan bulat positif
am
dengan m  n , berlaku  amn . Sifat tersebut dapat dikembangkan
an
untuk m  n . Contoh:
a7
 a710  a3 .....................(1)
a10
Dengan cara menuliskan ke dalam bentuk faktor-faktornya,
pembagian tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
a7 a  a  a  a a  a a

a10
a a a aa aa a a a
a a a aa aa 1
 
a a a aa aa a a a

9
1
 1
a3
1
 ...............................(2)
a3
1
Berdasarkan (1) dan (2) dapat disimpulkan bahwa a 3  .
a3
Dengan demikian, kita dapat mengubah bilangan real berpangkat
bilangan negatif ke dalam bentuk bilangan real berpangkat positif dan
sebaliknya.
Secara umum, untuk bilangan berpangkat m , dengan m adalah
bilangan bulat positif dapat ditulis seperti berikut.
1
m
 am , a  0
a
Contoh soal:
57
1)  .....
33
6 x 2 y 8
2)  .....
3 y 5
Jawab:
6 x2 y 8 6 y5 2
1) 5
 2 8
 2 3
3y 3x y x y
57 1 1 1
2)  7 3 
33
5  3 78125  27 1953125

c. Pangkat Pecahan
Menurut definisi bilangan berpangkat a n didefinisikan sebagai
perkalian berulang sebanyak n faktor. Misalnya, 63  6  6  6 . Jika
1
2
pangkatnya suatu pecahan misalnya 6 berikut uraiannya.
a) 16a  4 .pernyataan tersebut menyatakan bahwa 16 dipangkatkan
a hasilnya sama dengan 4.

 
a
Oleh karena 16a  4 maka 42  4  42a  4
1
1
Ini berarti 2a  1 atau a  sehingga 9 2  3
2
1
Oleh karena 16  4 maka 16  16  3 . 2

b) 16b  8 .pernyataan tersebt menyatakan bahwa 16 dipangkatkan


b hasilnya sama dengan 8.
 
b
Oleh karena 16b  8 maka 24  23  24b  23

10
3
3
Ini berarti 4b  3 atau b  sehingga 16 4  8
4
3
Oleh karena 4 163  8  4 163  16 4  8
Uraian a) dan b) memperjelas definisi bilangan berpangkat
pecahan, yaitu sebagai berikut.
m m
Definisi: a n  n a m atau n a m  a n ,dengan a  0 dan m, n
bilangan bulat.
Sifat sifat yang berlaku untuk bilangan berpangkat bulat berlaku juga
untuk bilangann berpangkat pecahan.
Contoh Soal:
1 3
1) 34  32  ....
2 6
2) z  z  ......
5 7

Jawab:
1 3 1 3 7

1) 34  32  34 2
 34  4 37
2 6 2 7 26

2) z 5  z 7  z 3 2
 z 6  6 z 26
D. Operasi Bentuk Akar
Sebelum mempelajari bentuk akar, perhatikan perhitungan akar kuadrat
berikut.

1  12  1
4  22  2
9  32  3
16  4 2  4
25  5 2  5

Perhitungan akar kuadrat tersebut, dapat didefinisikan a 2  a dengan a


bilangan real positif. Jika tidak memenuhi definisi tersebut maka dikatakan
sebagai bentuk akar.
n
Bentuk akar dapat dinyatakan sebagai m dimana a merupakan bilangan
bulat tidak negatif dan merupakan bilangan asli serta sembarang bilagan m .
Jika n sama dengan 1 tidak dapat dinyatakan sebagai bentuk akar. Jika n sama
dengan 2 disebut bentuk akar kuadrat dengan ketentuan tidak ada bilangan
yang hasil kuadratnya sama dengan a .

11
Contoh :

13
Sifat-sifat
ab  a  b a, b  R 

a a
 a, b  0
b b
a c  b c  (a  b) c a, b, c  R c  0

a c  b c  (a  b) c a, b, c  R c  0

a c  b d  ab c  d c0 d 0

a c
a c :b d 
b d

a c a c
 c0 d 0
b d b d
m
(a c ) m  a m (c 2 )
m
n
(n c )m  cm  c n
Operasi diatas berlaku untuk akar n

Latihan soal
3) Perhatikan gambar di bawah ini!

Diketahui bangun yang terdiri dari tiga segitiga. Segitiga ABE, BCE, dan

CDE berturut-turut siku-siku di B, C, dan D. Jika panjang DE adalah 15

12
satuan dan CD adalah 5 satuan. Perbandingan panjang AB : BC : CD
adalah 35 : 3 : 1. Hitunglah sepertiga keliling bangun tersebut dikurang
2 175 satuan !
Diketahui : Segitiga ABE, BCE, dan CDE berturut-turut siku-siku di B, C,
dan D.

DE = 15 satuan

CD = 5 satuan.
AB : BC : CD = 1 : 3 : 5.
Ditanya : sepertiga keliling bangun tersebut dikurang 2 satuan ?
Jawab :
EC 2  CD 2  DE 2
EC 2  ( 5 ) 2  ( 15 ) 2
EC 2  5  15
EC 2  20
EC  20
EC  4  5
EC  2 2  5
EC  2 5

AB : BC : CD  35 : 3 : 1
 35  5 : 3 5 : 5
 175 : 3 5 : 5

EB 2  BC 2  EC 2
EB 2  (3 5 ) 2  (2 5 ) 2
EB 2  45  20
EB 2  65
EB  65

13
EA2  BE 2  AB 2
EC 2  ( 65 ) 2  ( 175 ) 2
EC 2  65  175
EC 2  240
EC  220
EC  4 2  15
EC  4 15
Keliling  EA  AB  BC  CD  DE
 4 15  175  3 5  5  15
 5 15  4 5  175
1 1
 Keliling  2 175  ( 15  4 5  175 )  2 175
3 3
1
 ( 15  4 5  175  6 175 )
3
1
 ( 15  4 5  5 175 )
3
4) Hitunglah nilai dari 75  50  25  3!
75  50  25  3  5 3  2 5  5 3
 2 5
E. Operasi Campuran
Operasi campuran dapat diterapkan dalam bilangan berpangkat atau
bentuk akar. Namun untuk menyelesaikan operasi campuran tersebut perlu
hal-hal yang diperhatikan sebagai berikut.
1. Menyelesaikan terlebih dahulu operasi bilangan yang berada dalam tanda
kurung.
2. Setelah menyelesaikan operasi di dalam kurung maka kerjakan yang
terlebih awal dahulu seperti operasi perpangkatan, perkalian atau
pembagian, dan pertambahan atau pengurangan dengan kata lain memiliki
prinsip.
a. Operasi penjumlahan dan pengurangan sama kuat artinya operasi yang
terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.

14
b. Operasi perkalian dan pembagian sama kuat artinya operasi yang
terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
c. Operasi perkalian dan pembagian lebih kuat daripada operasi
penjumlahan dan pengurangan artinya operasi perkalian dan
pembagian dikerjaka telebih dahulu daripada operasi penjumlahan dan
pengurangan
Latihan Soal
1) Hitunglah nilai dari

2 2 5 2 (5 27  3  12  8 3) 4 2 4 (75) 2 2
 !
6 6 (10 30  5 6 (4 5  4 5 ) 2 4

2252 (5 27  3  12  8 3) 42 4 (75)2 2

6 6(10 30  5 6) (4 5  4 5) 4
10( 323  7 3  223 16 150
 
60 180  6 180 8 5 4
30 3  7 3  2 3 16 22352
 
52 22325 16 5
39 3 160 3
 
132 5 16 5
13 3 10 3
 
44 5 4 5
13 3 110 3
 
44 5 44 5
97 3

44 5

2) Diketahui panjang suatu balok tanpa tutup adalah 2 x , lebarnya adalah

y dan tingginya 2t . Tentukan luas permukaan dari balok tersebut!


Jawab : luas permukaan tanpa tutup  pl  2lt  2 pt

 (2 x )( y)  2( y )( 2t )  2 2( x)
 2 xy  2 2 yt  2(2 x)
 2( xy  2 yt  2 x)

15
F. Merasionalkan Penyebut
Bilangan dalam matematika terdapat bilangan rasional dan irasional.
a
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
b
dengan a, b adalah bilangan bulat dan b  0 . Sedangkan bilangan irasional

sebaliknya.Contoh bilangan irasional bentuk akar adalah 2 , 3, 5 , dan


lainnya.
Ada banyak bentuk pecahan salah satunya pecahan yang memiliki
penyebut bentuk akar.
a a a a
Contohnya , , ,
b c b c b c  b
Bentuk-bentuk tersebut dapat disederhanakan dengan merasionalkan
penyebutnya sehingga tidak ada bentuk akar pada penyebut.
Merasionalkan penyebut banyak macamnya tergantung bentuk
penyebutnya. Merasionalkan penyebut maksudnya mengubah pecahan
dengan penyebut bilangan irasional menjadi pecahan dengan penyebut
bilangan rasional.

Penyebut berbentuk b
a a b a b a
    b dimana a adalah b bilangan rasional.
b b b b b
Cara merasionalkannya yaitu mengalikan pembilang dan penyebut dengan
bentuk sekawan dari penyebut atau dengan kata lain sekawannya.

Penyebut berbentuk a  b atau b a


Jika pecahan yang memiliki penyebut dengan bentuk a  b atau b a
maka pecahan tersebut dirasionalkan dengan mengalikan sekawannya.

Bentuk sekawan dari a  b adalah a  b

16
c c a b
 
a b a b a b
c( a  b )

a  a b  a b  ( b)2
2

c(a  b )

a a b a b b
2

c( a  b )

a2  b
c
 2 (a  b )
a b
c c a b
 
a b a b a b
c( a  b )

a  a b  a b  ( b)2
2

c(a  b )

a a b a b b
2

c( a  b )

a2  b
c
 2 (a  b )
a b
Penyebut berbentuk a b
Cara merasionalkan dengan mengalikan pembilang dan penyebut dengan
bentuk sekawan dari a  b . Bentuk sekawan dari a  b adalah
a b

c c a b
 
a b a b a b
c( a  b )

( a )  ab  ab  ( b ) 2
2

c( a  b )

ab
c
 ( a  b)
ab

17
Latihan soal
Sederhanakan bentuk berikut dengan merasionalkannya!
1
1)
3 4 2
Jawab :

3 4 2

3 4 3
34

3 4 3
1 3  ( 4  2)
 
3 4 2 3  ( 4  2)

3 4 2

3  12  4 3  12  4  2 4  2 4  4
34 3  4 3 4 3
 
3 4 3 3 4 3 3 4 3
3 3  12  12  16 3

9  48
19 3  24

39
1 2 4 5 ( 3  6)2
2)   
3  6 4 5 4 5( 3  6) ( 3  6)4 5

4 52 32 6

4 15  4 30

4 5  2 3  2 6 4 5  2 3  2 6 4 15  4 30
 
4 15  4 30 4 15  4 30 4 15  4 30
4 5 (4 15  4 30 )  2 3 (4 15  4 30 )  2 6 (4 15  4 30 )

(4 15 ) 2  (4 30 ) 2
80 3  80 6  24 5  24 10  24 10  48 5

240  480
80 3 (1  2 )  24 5

 240
10 3 (1  2 )  3 5

 30

18
SOAL DAN PEMBAHASAN TAMBAHAN

1. Tuliskan bilangan-bilangan di bawah ini dalam bentuk bilangan bulat


berpangkat bulat positif!
a. −32 = −(2 × 2 × 2 × 2 × 2) = −25
b. 625 = 5 × 5 × 5 × 5 = 54

2𝑥+1 +2𝑥+2 +2𝑥+3 +2𝑥+4


2. Jika = 4, maka nilai dari 𝑥 adalah ....
15
2𝑥+1 +2𝑥+2 +2𝑥+3 +2𝑥+4
=4
15
2𝑥+1 + 2𝑥+2 + 2 𝑥+3
+ 2𝑥+4 = 60
2𝑥 ∙ 2 + 2𝑥 ∙ 22 + 2𝑥 ∙ 23 + 2𝑥 ∙ 24 = 60
2𝑥 (2 + 22 + 23 + 24 ) = 60
2𝑥 (2 + 4 + 8 + 16) = 60
2𝑥 (30) = 60
2𝑥 = 2
𝑥=1

1 −𝑥+3
3. Nilai 𝑥 dari persamaan (9) = 272𝑥+1 adalah ...
1 −𝑥+3
(9) = 272𝑥+1
1 −𝑥+3
(32 ) = (33 )2𝑥+1
(3−2 )−𝑥+3 = (33 )2𝑥+1
32𝑥−6 = 36𝑥+3
2𝑥 − 6 = 6𝑥 + 3
−4𝑥 = 9
9
𝑥 = −4

3𝑝−2
4. Pangkat positif dari × 6 × 23 adalah ...
𝑞 −3
3𝑝−2 3×2×3×23 ×𝑞3
× 6 × 23 =
𝑞 −3 𝑝2
3×3×2×23 ×𝑞 3
= 𝑝2
32 ×24 ×𝑞3
= 𝑝2
24 32 𝑞 3
= 𝑝2

19
BAB III KESIMPULAN

Perpangkatan adalah perkalian berulang dari suatu bilangan yang sama.


Macam-macam bilangan berpangkat yaitu pangkat sebenarnya (pangkat bilangan
bulat positif), Bilangan Pangkat Tak Sebenarnya (bilangan berpangkat negatif,
bilangan berpangkat nol, dan bilangan berpangkat pecahan).
Operasi pada bilangan berpangkat sebagai berikut
a m  a n  a mn
am
am : an  n
 a mn
a
m n
(a )  a
m n

(a  b)m  am  bm

m
a am
b 
  bm

Sedangkan operasi pada bentuk akar sebagai berikut.

ab  a  b a, b  R 

a a
 a, b  0
b b
a c  b c  (a  b) c a, b, c  R c  0

a c  b c  (a  b) c a, b, c  R c  0

a c  b d  ab c  d c0 d 0

a c
a c :b d 
b d
a c a c
 c0 d 0
b d b d
m
(a c ) m  a m (c 2 )

20
DAFTAR PUSTAKA

Agus, N. A. (2007). Mudah Belajar Matematika 3. Jakarta: Dapartemen


Pendidikan Nasional.
Djumanta, W., & Susanti, D. (2008). Belajar Matematika Aktif dan
Menyenangkan untuk SMP/MTs Kelas IX. jakarta: Dapartemen Pendidikan
Nasional.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2015). Matematika untuk SMP/MTs


Kelas IX Semester 1. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Marsigit, Susanti, M., Mahmudi, A., & Dhoruri, A. (2011). Matematika 3. Jakarta:
Kementrian Pendidikan Nasional.

Masduki, & Utomo, I. B. (2008). Matematika: untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

21

Anda mungkin juga menyukai