Identifikasi Struktur Primer Protein PDF
Identifikasi Struktur Primer Protein PDF
ABSTRAK
Protein adalah makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino.
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Hal
ini dikarenakan protein merupakan komponen utama sel hewan atau manusia.
Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein adalah Karbon 50%,
Hidrogen 7%, Oksigen 23%, Nitrogen 16%, Belerang 0-3% dan Fosfor 0-3%.
Protein memiliki beragam struktur yaitu primer, sekunder, tersier dan kuartener.
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2) yang keduanya terikat pada satu
atom karbon (C) yang sama (disebut atom C α). Berdasarkan pembentukannya asam
amino dibagi ke dalam dua golongan, yaitu asam amino esensial dan asam amino
non esensial. Berdasarkan struktur asam amino terbagi menjadi golongan dengan
gugus R hidrofobik, golongan dengan gugus R polar, tetapi tidak bermuatan,
golongan dengan gugus R bermuatan negatif, dan golongan dengan gugus R
bermuatan positif. Pengujian kualitatif protein dapat dilakukan dengan identifikasi
struktur primer protein. Uji yang dilakukan pada praktikum ini adalah Uji Millon,
Uji Hopkins-Cole, Uji Ninhidrin, Uji Belerang, Uji Xantoproteat, dan Uji Biuret.
Sampel yang digunakan antara lain Albumin, Gelatin, Pepton, Fenol, dan Kasein.
Kata Kunci : Struktur protein, penggolongan asam amino, jenis-jenis asam amino,
uji pada protein.
PENDAHULUAN
Protein adalah makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino
(Katili 2009). Protein memiliki struktur yaitu primer, sekunder, tersier dan
kuartener. Struktur primer protein dibentuk oleh asam amino yang tergabung dalam
ikatan polipeptida, seperti yang terlihat pada gambar 1. Pada struktur sekunder,
rangkaian polipeptida bersifat reguler dan memiliki pola lipatan berulang dari
rangka protein. Dua tipe umum struktur protein sekunder yaitu α-heliks dan β-sheet.
Gambar struktur sekunder dapat dilihat pada gambar 2. Struktur polipeptida yang
terjadi dari lipatan disebut struktur tersier. Struktur kuartener protein adalah asosiasi
yang terjadi antara dua atau lebih rangkaian polipeptida menjadi protein
multisubunit (Wibowo 2009). Protein mempunyai fungsi utama sebagai katalisator,
pengangkut dan penyimpan molekul lain seperti oksigen, mendukung sistem
kekebalan tubuh, sebagai transmitor gerakan syaraf dan mengendalikan
pertumbuhan dan perkembangan (Katili 2009).
Gambar 1. Struktur Sekunder Protein
(Sumber : Seminar Nasional Teknologi Informasi XI Tahun 2014)
Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, gelas piala, pipet mohr, penangas
air dan alat-alat gelas lainnya.
Bahan yang digunakan adalah Reagen Millon, Reagen Hopkins-Cole, H2SO4
pekat, larutan ninhidrin 0.1%, NaOH 10%, Pb-asetat 5%, HNO3 pekat, CuSO4
0.1%, Albumin 2%, Gelatin 2%, Pepton 2%, Fenol 2%, Kasein 2%, Albumin
0.02%, Gelatin 0.02%, Pepton 0.02%, dan Kasein 0.02%.
Prosedur
Uji Millon
Sebanyak 3 tetes pereaksi Millon ditambahkan ke dalam 3 ml larutan
protein. Campuran dipanaskan dengan baik dan perubahan diamati. Hasil positif
ditandai oleh warna merah.
Uji Hopkins-Cole
Sebanyak 1 ml pereaksi Hopkins-Cole ditambahkan pada tabung reaksi
berisi 1 ml larutan bahan yang akan diperiksa. Asam pekat sebanyak 1.5 ml
ditambahkan secara hati-hati melalui dinding tabung yang dimiringkan hingga
lapisan terbentuk. Larutan dibiarkan beberapa detik tanpa dikocok sampai terbentuk
cincin ungu.
Uji Ninhidrin
Sebanyak 0.5 ml larutan ninhidrin 0.1% ditambahkan ke dalam 3 ml larutan
protein. Larutan dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 10 menit,
kemudian diamati perubahannya.
Uji Belerang
Sebanyak 2.5 ml NaOH 10% ditambahkan ke dalam 1 ml larutan protein.
Larutan dididihkan selama beberapa menit, kemudian ditambahkan 1 tetes larutan
Pb-asetat 5%. Larutan kembali dipanaskan selama beberapa menit, kemudian
perubahan yang terjadi diamati.
Uji Xantoproteat
Sebanyak 1 ml HNO3 pekat ditambahkan ke dalam 2 ml larutan protein.
Larutan dicampurkan dengan baik dan dipanaskan dengan hati-hati. Tabung
didinginkan setelah warna kuning tua timbul. Setetes demi setetes larutan NaOH
pekat ditambahkan hingga larutan menjadi basa kemudian perubahan warna yang
terjadi diamati.
Uji Biuret
Sebanyak 0.5 ml NaOH 10% ditambahkan ke dalam 1.5 ml larutan protein
dan dikocok hingga homogen. Larutan CuSO4 0.1% ditambahkan sebanyak 1 tetes,
dan perubahan warna diamati. Jika perubahan tidak terjadi, CuSO4 0.1 % kembali
ditambahkan sebanyak 1 atau 2 tetes.
Tidak terdapat
Gelatin 2% -
cincin ungu
Uji belerang berfungsi menguji asam amino yang memiliki gugus belerang
seperti sistein, sistin, dan metionin. Prinsipnya, dalam larutan basa, belerang akan
bereaksi dengan Pb-asetat membentuk garam PbS yang berwarna hitam.
Penambahan NaOH dalam hal ini adalah untuk mendenaturasikan protein sehingga
ikatan yang menghubungkan atom S dapat terputus oleh Pb-asetat membentuk PbS.
Reaksi ini dapat dilihat pada Gambar 7. Pada tabel 4, terlihat bahwa semua sampel
memberikan hasil negatif kecuali albumin. Albumin tidak berwarna hitam pekat,
tapi dianggap positif karena warnanya yang kekuningan sedikit keruh, menandakan
ada sedikit PbS yang terbentuk. Hal ini sesuai dengan literatur (Nurlely et al 2014).
Albumin 2% + kuning
Pepton 2% + jingga
Fenol 2% - Bening
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Alimuddin R. 2011 Identifikasi Asam Amino [online]. Diakses pada 5 Maret 2018
pukul 13.23 WIB.
Almatsier S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka
Utama.
Anna P, Supriyanti FMT. 2009. Dasar-Dasar Biokimia Edisi Revisi. Jakarta (ID)
: Universitas Indonesia Press.
Bintang M. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta (ID) : Erlangga.
Chairunisah R. 2011. Karakteristik asam amino daging kerang tahu (Meretrix
Meretrix), Kerang Salju (Pholas Dactylus) dan Keong Macan (Babylonia
Spirata) [skripsi]. Bogor (ID) : Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut
Pertanian Bogor.
Hames D, Hooper N. 2005. Biochemistry 3th edition. New York (USA) : Taylor
and Francis.
Katili AS. 2009. Struktur dan fungsi protein kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu. 2(5):19-
29.
Nurlely, Muslimah, Triyasmoro L. 2014. Pengujian Daya Cerna Protein Ikan
Haruan (Channa striata) Asal Kota Banjarmasin. Jurnal Pharmascience.
2(1) : 76-80.
Santoso H. 2008. Protein dan Enzim [artikel]. www.hheruswn.teach-nology.com.
Diakses pada 5 Maret 2018 pukul 13.11 WIB.
Sari DP, Haryanto T. 2014. Penerapan Algoritme Viterbi pada Hidden Markov
Model (HMM) untuk Prediksi Struktur Sekunder Protein. Seminar Nasional
Teknologi Informasi XI Tahun 2014. Bogor.
Sitompul S. 2004. Analisis asam amino dalam tepung ikan dan bungkil kedelai.
Jurnal Buletin Teknik Pertanian. 9(1):33-37.
Wibowo L. 2009. Deskripsi dan macam-macam tingkatan struktur protein.
Bandung (ID).
Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka
Utama.