Buku Petunjuk Praktikum PDF
Buku Petunjuk Praktikum PDF
SEMESTER II 2014/2015
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PETUNJUK UMUM DAN TATA TERTIB
LABORATORIUM PETROFISIKA
Petunjuk Umum
1. Kebersihan Ruang Praktikum
Selama mengikuti praktikum, praktikan wajib menjaga kebersihan dan kerapihan
tempat dan peralatan praktikum. Barang-barang yang tidak berkaitan dengan
praktikum sebaiknya diletakkan di luar lab. Peralatan praktikum dan laboratorium
wajib dibersihkan setelah praktikum. Keran air, gas, pompa vakum, dan kompresor
harap diperiksa dan dimatikan setelah praktikum.
2. Keamanan
Laboratorium telah dilengkapi dengan petunjuk untuk keadaan darurat. Diharapkan
praktikan membaca dan mengikuti petunjuk yang ada serta menjaga ketertiban
laboratorium.
3. Inventarisasi Alat
Praktikan harus memeriksa kelengkapan dan keutuhan peralatan yang digunakan di
laboratorium. Setelah selesai praktikum, semua peralatan yang digunakan wajib
dibersihkan dan diletakkan pada tempatnya semula. Segala kerusakan barang yang
terjadi selama praktikum ditanggung dan wajib diganti oleh praktikan.
4. Catatan Praktikum
Praktikan wajib mencatat setiap data yang diperlukan mulai dari awal hingga akhir
praktikum, beserta data hasil percobaan. Rekapitulasi data tersebut kemudian
diberikan kepada asisten setiap selesai praktikum,
5. Tes Awal
Sebelum praktikum dimulai praktikan wajib mengikuti tes awal yang diberikan oleh
asisten yang bersangkutan untuk mengetahui kesiapan praktikan dalam mengikuti
praktikum.
6. Laporan Praktikum
Laporan praktikum wajib diserahkan oleh praktikan seminggu setelah praktikum
dilaksanakan. Adapun format isi laporan adalah sebagai berikut:
- Cover
Semester II / 2014-2015
Praktikum ini merupakan bagian dari mata kuliah Petrofisika yang bertujuan
memperdalam konsep mahasiswa tentang sifat-sifat fisik batuan serta metode-metode
pengukurannya. Pemahaman konsep ini akan sangat berguna dalam mempelajari konsep
aliran dalam media berpori dan konsep lainnya yang berkaitan dalam dunia perminyakan.
Oleh karena itu mahasiswa dapat menggunakan kesempatan ini untuk berdiskusi dan
memperdalam ilmu mengenai sifat fisik batuan.
Secara umum terdapat enam modul yang akan dipraktikumkan dalam laboratorium
petrofisika yang mencakup permasalahan:
- Pengukuran porositas,
- Pengukuran saturasi,
- Pengukuran permeabilitas,
Metode pengukuran yang dilakukan dalam praktikum ini hanya merupakan contoh
dari banyak metode yang digunakan. Oleh karena itu diharapkan praktikan membaca
literatur lain serta memahami prinsip percobaan yang dilakukan agar dapat dikembangkan
dengan metode lain untuk keperluan tertentu mengenai performa aliran dalam media
berpori.
Tidak lupa terima kasih diucapkan kepada:
1. Dr. Ing. Bonar Tua Halomoan Marbun selaku Ketua Program Studi Teknik
Perminyakan Institut Teknologi Bandung,
2. Prof. Dr. Ir. Pudji Permadi sebagai dosen pengajar mata kuliah dan penanggung
jawab praktikum Petrofisika,
3. Pak Idi, Pak Agus, Pak Witan beserta Tim TU Laboratorium atas bantuannya
dalam penyediaan dan persiapan peralatan praktikum.
Modul ini tidak lepas dari kekurangan, sehingga diharapkan saran dan kritik yang
membangun dalam penyusunan modul dan pelaksanaan praktikum.
Penyusun
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... vi
SATURATION ............................................................................................................................................ 5
PENDESAKAN ......................................................................................................................................... 24
GAS POROSIMETER
Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip kerja Gas Porosimeter.
2. Menentukan porositas suatu sampel core dengan menggunakan Gas Porosimeter.
3. Memahami konsep porositas dan penerapannya di dalam lingkungan teknik
perminyakan.
Teori Dasar
Batuan reservoir umumnya terdiri dari kumpulan butiran, pori-pori dan material
semen yang mengikat butiran-butiran batuan tersebut. Fluida yang terdapat pada batuan
reseroir terakumulasi di dalam pori-pori atau rongga batuan tersebut.
Porositas merupakan salah satu sifat fisik batuan yang penting yang menyatakan
perbandingan antara volume pori terhadap volume batuan secara keseluruhan. Porositas ini
dinyatakan dalam bentuk fraksi atau persentase (%).
Besar kecilnya harga porositas tergantung pada volume pori-pori batuan sedangkan
pori-pori batuan memiliki karakteristik tersendiri yang akan mempengaruhi besarnya nilai
porositas, antara lain :
1. Susunan butiran
Susunan butiran penyusun batuan memiliki bentuk yang bervariasi dengan harga
porositas yang bervariasi pula.
2. Pemilahan dan Sorting
Pemilahan merupakan cara penyebaran butiran batuan dengan besar butir yang
berbeda-beda sedangkan sorting menunjukkan keseragaman butir batuan yang
berkelompok membentuk formasi tertentu.
3. Sementasi
Sementasi menunjukkan kekuatan ikatan antara butir batuan.
4. Kompaksi
Kompaksi disebabkan oleh tekanan overburden yang menyebabkan susunan
antarbutir batuan akan semakin mampat satu sama lainnya.
Prosedur Percobaan
1. Ukur dimensi core dan calibration disk
2. Masukan callibration disk ke Matrix cup dan tutup dengan rapat
3. Atur gas N2 supply pressure sebesar 100 psi dan nyalakan Gas Porosimeter
4. Atur valve V2 ke posisi VENT
5. Atur valve V1 ke posisi ON
6. Atur Upstream Pressure dengan memutar regulator perlahan – lahan sampai ±100 psi
7. Atur valve V1 ke posisi OFF dan catat Upstream Pressure (P1)
8. Atur valve V2 ke posisi EXPAND dan catat Stabilized Pressure (P2) pada Upstream
Pressure Display
9. Lakukan prosedur di atas untuk susunan calibration disk yang lain dan untuk sampel
core, dengan prosedur penggantian sebagai berikut :
a. Saat penggantian core atau calibration disk, posisi V1 tetap di posisi OFF, atur
valve V2 ke posisi VENT, buka matrix cell dan lakukan bleed off dengan
mengatur valve V2 ke posisi EXPAND.
Flowchart Perhitungan
1. Data Percobaan
2. Hitung volume dari sample core dan calibration disk
3. Sampel core dan calibration disk :
𝜋𝑑 2 𝑡
𝑉=
4
4. Persamaan regresi diperoleh dari plot grain volume calibration disk (V) terhadap
P1/P2
𝑃1
𝑉𝑔𝑟𝑎𝑖𝑛 = 𝑎 ( ) + 𝑏
𝑃2
5. Tentukan grain volume dari masing-masing sampel core
6. Tentukan Porositas sampel core
𝑉𝑏𝑢𝑙𝑘 − 𝑉𝑔𝑟𝑎𝑖𝑛
∅=
𝑉𝑏𝑢𝑙𝑘
Daftar Pustaka
Monicard,R.P.,”Properties Of Reservoir Rock: Core Analysis.”, Gulf Publishing Co., Edition
Technip, 1980
Amyx, James W,”Petroleum Reservoir Reservoir Engineering, Physical Properties.”, McGraw-
Hill Book Company, New York, 1960
Craft, Hawkins.,”Applied Petroleum Reservoir Engineering.”, Prentice Hall, NewYorl,1959
Gatlin,C.,”Petroleum Engineering Drilling and Well Completion”, Prentice Hall Inc, 1968.
Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip kerja metode liquid saturation.
2. Menentukan porositas suatu batuan sampel dengan metode liquid saturation
3. Mengetahui metode-metode pengukuran porositas.
Teori Dasar
Porositas merupakan kemampuan batuan untuk menampung fluida di dalamnya.
Porositas suatu batuan didefinisikan sebagai perbandingan volume rongga-rongga pori
terhadap volume total (volume bulk) batuan tersebut. Secara matematis didefinisikan
sebagai
𝑉𝑝
𝜃= 𝑋100%
𝑉𝑏
dimana
Vp = Volume pori batuan = (Volume bulk – Volume grain)
Vb = Volume bulk batuan
Porositas merupakan salah satu sifat petrofisik yang sangat penting untuk diketahui.
Salah satu tujuannya adalah untuk menentukan cadangan minyak atau gas yang ada dalam
suatu reservoir.
Pada percobaan kali ini akan dilakukan pengukuran besarnya porositas dengan
menggunakan liquid saturation. Sebelum dilakukan proses penjenuhan, udara dalam sampel
core harus dihampakan terlebih dahulu agar fluida gas keluar dari pori-pori sampel core.
Volume pori sampel core dicari dengan menggunakan persamaan:
𝑊𝑙 (𝑊𝑗 − 𝑊𝑘 )
𝑉𝑝 = =
𝜌𝑙 𝜌𝑙
Dimana: 𝑉𝑝 = Volume pori
Prosedur Percobaan
1. Timbang berat core kering dan masukkan ke dalam tabung Erlenmeyer dengan
penjepit secara hati-hati
2. Pasang sumbat karet dengan funnelnya dan tutup keran lalu isi dengan air.
3. Tutup rapat celah yang ada dengan Vaseline yang telah disediakan. Usahakan tidak
ada kebocoran. Lakukan penghampaan sampai manometer Hg menunjukkan tekanan
tertentu, catat tekanan vacuum tersebut.
4. Buka kran funnel untuk menjenuhi core sampai tinggi cairan dalam lubang lebih
tinggi dari core. Usahakan tidak ada udara luar yang masuk dengan mengalirkan air
secara kontinu.
Gambar 2 Hg Picnometer
Daftar Pustaka
Monicard, R. P,”Properties of Reservoir Rock : Core Analysis”. 1980. Gulf Publishing Co,
Edition Tecnic.
Amyx, James W.,”Petroleum Reservoir Engineering”. 1960. McGraw Hill book Company, New
York.
Craft, Hawkins.,”Applied Reservoir Engineering”. 1959. Prentice Hall, New York.
Gatlin, C.,”Petroleum Engineering Drilling and Well Completion”. 1960. Prentice Hall Inc., Hal
175-176.
Tujuan Percobaan:
1. Menentukan saturasi fluida (minyak dan air) yang terkandung dalam suatu sampel
core dengan metode solvent extraction.
2. Menentukan porositas suatu sampel core secara tidak langsung.
3. Memahami prinsip dan cara kerja alat solvent extraction.
4. Mengetahui hubungan saturasi dengan sifat batuan lainnya.
Teori Dasar
Mengetahui kuantitas fluida yang ada di dalam suatu reservoir adalah hal yang
sangat penting. Salah satu sifat petrofisika yang sangat membantu untuk mengetahui hal ini
adalah saturasi.
Saturasi didefinisikan sebagai perbandingan antara volume fluida yang mengisi pori-
pori batuan dengan volume total pori-pori batuan. Secara matematis saturasi dapat
dinyatakan dalam persamaan:
𝑉𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑜𝑟𝑖 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
𝑆=
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑜𝑟𝑖 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
Pori-pori batuan pada suatu reservoir selalu terisi oleh fluida berupa air, minyak, dan
gas, sehingga jumlah saturasi ketiga fluida tersebut harus bernilai 1.
𝑆𝑤 + 𝑆𝑜 + 𝑆𝑔 = 1
Nilai saturasi fluida dalam suatu batuan reservoir dapat ditentukan dengan dua cara
pendekatan:
a. Penentuan dengan pendekatan langsung.
Pendekatan dilakukan dengan melakukan pengukuran saturasi fluida dari suatu
sampel core yang diambil langsung dari suatu reservoir.
b. Penentuan dengan pendekatan tidak langsung.
Pendekatan dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu beberapa sifat fisik suatu
batuan reservoir yang nantinya akan diubah menjadi nilai saturasi.
1
Vbulk (cc) = 4d2t
Wparaffin dalam core (gr) = Wfluida dalam core – Wair dalam core
Daftar Pustaka
Amyx, Kames W. 1960. Petroleum Reservoir Engineering. New York: McGraw Hill Book Co.
Craft, B. C., and M. F., Hawkins. 1959. Applied Petroleum Reservoir Engineering. New Jersey:
Prentice Hall Inc.
Gatlin, Carl. 1960. Petroleum Engineering Drilling and Well Completion. New Jersey: Prentice
Hall Inc.
Monicard, R. P. 1980. Properties of Reservoir Rock: Core Analysis. Houston: Gulf Publishing
Co.
Tujuan percobaan
1. Memahami prinsip dan cara kerja Gas Permeameter
2. Menentukan besarnya permeabilitas absolut suatu sampel core dengan Gas
Permeameter
3. Memahami pengetahuan tentang permeabilitas absolut
Teori dasar
Permeabilitas absolut batuan adalah kemampuan suatu batuan untuk melewatkan
suatu fluida pada saat batuan tersebut terjenuhi oleh fluida yang melewatinya tanpa
merusak struktur dari batuan tersebut. Suatu batuan yang memiliki porositas belum tentu
memiliki permeabilitas. Hal ini dikarenakan permeabilitas tergantung pada pori-pori batuan
yang berhubungan, namun biasanya harga permeabilitas berbanding lurus dengan harga
porositas batuan. Besarnya harga permeabilitas absolut suatu batuan tidak tergantung pada
fluida yang melewatinya tetapi bergantung pada batuan itu sendiri sehingga fluida apapun
yang digunakan untuk mengukur harga permeabilitas absolut, idealnya akan menghasilkan
harga yang sama.
Percobaan ini menggunakan alat Gas Permeameter untuk menghitung besarnya
harga permeabilitas absolut dengan menerapkan hukum darcy.
𝑘𝐴∆𝑃
𝑄=
𝜇𝐿
Permeabilitas absolut ditentukan dengan cara mengukur laju alir gas inert yang
melewati suatu sampel core pada perbedaan tekanan inlet-outlet tertentu
Prosedur percobaan
1. Sediakan sampel core berbentuk silinder. Pastikan sampel core dalam keadaan bersih
dan kering.
2. Ukur dimensi sampel core. Gunakan sampel core yang diameter dan panjangnya
mendekati 1 inch.
3. Pastikan tidak ada tekanan yang tersisa di dalam permeameter. Sebelum sumber N2
dinyalakan dan dalam keadaan Fancher holder terbuka, buka valve V1 dan atur
regulator hingga tekanan yang terbaca 0.
4. Pasang core yang akan diukur permeabilitasnya pada penahan karet dan kemudian
letakkan di dalam Fancher holder. Pastikan Fancher holder tertutup rapat.
5. Dalam keadaan valve V1 tertutup, nyalakan sumber N2 dan atur sehingga tekanan
yang ditunjukkan kurang lebih 20 psig.
6. Buka valve V1 dan atur regulator alat hingga display upstream pressure menunjukkan
tekanan yang diinginkan. Tunggu selama beberapa menit hingga tekanan dan laju
alir stabil. Catat.
7. Ulangi langkah 6 pada tekanan dan laju alir yang berbeda
Flowchart perhitungan
Hitung luas permukaan sampel core (A)
1
𝐴 = 𝜋𝑑2
4
Persamaan Ka
2000 𝑃 𝜇𝑔 𝐿 𝑄𝑔
𝐾𝑎 =
𝐴 𝑃𝑢𝑝 2 − 𝑃𝑑𝑜𝑤𝑛 2
Dan tentukan Ka
Skema alat
REGULATOR V1
Daftar pustaka
Amyx, James W, “Petroleum Reservoir Engineering, Physical Properties”, McGraw-Hill Book
Company , New York, 1960.
Craft, Hawkins, “Applied Petroleum Reservoir Engineering”, Prentice Hal, New York 1959.
PERG-200 Manually Operated Gas Permeameter Operating Manual.
Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip dan cara kerja alat PERL-200 dalam melakukan penentuan
permeabilitas absolut dengan menggunakan fluida cair
2. Memahami konsep permeabilitas dan penerapannya di dalam lingkungan teknik
perminyakan
3. Menentukan nilai permeabilitas absolut core sample menggunakan fluida cair dengan
alat PERL-200
Teori Dasar
Dalam keilmuan teknik perminyakan, permeabilitas merupakan hal yang sangat
penting untuk dipelajari dan dipahami karena sifat fisik batuan ini mengatur tentang aliran
fluida dalam media berpori. Konsep ini merupakan konsep yang melandasi penentuan
kemampuan produksi suatu reservoir yang ingin kita eksploitasi, dan juga banyak hal lain,
misalnya pemodelan water coning.
Terdapat banyak cara untuk mendapatkan permeabilitas dari reservoir, salah satunya
adalah pengukuran langsung dengan memakai core plug di laboratorium. Penentuan
permeabilitas di laboratorium pun terdapat banyak cara, misalnya dengan menggunakan gas
dan dengan menggunakan fluida cair. Penentuan permeabilitas dengan menggunakan fluida
cair mempunyai keunggulan terhadap fluida gas karena tidak perlu dikoreksi terhadap
Klinkenberg Effect.
Sifat fisik batuan ini sendiri pada awalnya ditemukan oleh Henry D’arcy, seorang
ilmuwan berkebangsaan Prancis. Pada prinsipnya, perbedaan tekanan pada sisi upstream
dan downstream dari core plug akan menyebabkan fluida dapat mengalir, namun hal yang
patut diperhatikan adalah dalam penentuan permeabilitas absolut, media berpori harus
tersaturasi 100% terlebih dahulu oleh fluida yang akan lewat.
Prosedur Percobaan
Alat PERL-200 merupakan alat yang bekerja dengan menggunakan dua fluida di
dalamnya, air/brine dan gas/udara kering untuk menentukan permeabilitas liquid dari suatu
core plug secara digital. Berikut adalah prosedur percobaannya:
1. Persiapkan core yang baik, dengan ukuran diameter maksimal 1 inch dan panjang
maksimal 1 inch.
2. Lakukan penjenuhan core tersebut dengan air/brine, tergantung dari fluida yang akan
dipakai dalam praktikum. Pastikan bahwa core telah terjenuhi sempurna dengan
air/brine, karena adanya udara akan membuat pengukuran permeabilitas liquid tidak
sempurna.
3. Kemudian, lakukan langkah pengisian air/brine. Langkah ini bertujuan untuk
memastikan bahwa tidak ada udara dalam system. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
a. Pastikan bahwa V4 tertutup. Tuangkan air/brine kedalam reservoir yang
terletak di bagian kanan alat PERL-200. Hati-hati untuk tidak membiarkan
reservoir dalam keadaan kosong, harus selalu terdapat air/brine dalam
reservoir.
b. Lepas sambungan selang yang menghubungkan alat PERL-200 dengan
bagian bawah Fancher core holder dengan menekan fitting Prestolok yang
Flowchart Perhitungan
Skema Alat
Tujuan Percobaan
1. Menentukan permeabilitas relatif Krg/Kro dengan sistem gas-minyak dan
permeabilitas relatif Krg/Krw dalam sistem gas-air.
2. Menentukan hubungan antara saturasi dengan permeabilitas relatif.
Teori Dasar
Permeabilitas adalah sifat batuan yang didefinisikan sebagai kemampuan batuan
untuk mengalirkan fluida melalui pori-pori yang berhubungan tanpa merusak dinding pori
batuan. Dalam hubungannya dengan usaha untuk memproduksi minyak, permeabilitas
menunjukkan seberapa mudah fluida dapat mengalir dari suatu reservoir pada suatu beda
tekanan tertentu.
Berdasarkan banyaknya fasa fluida yang mengalir melalui kerangka batuan
permeabilitas permeabilitas dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
1. Permeabilitas absolut
2. Permeabilitas efektif
3. Permeabilitas relatif
Hubungan antara ketiga jenis permeabilitas di atas secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut:
Krw = Kw/K Kro = Ko/K Krg = Kg/K
Dimana :
Krw, Kro, Krg Permeabilitas relatif air, minyak, dan gas
Kw, Ko, Kg Permeabilitas efektif air, minyak, dan gas
K Permeabilitas absolut
Prosedur Percobaan
Panel Volumetric Measurement System (VMS) [lihat lampiran gambar]
1. Hubungkan bejana berisi air yang telah disuling dengan katup A yang berada dalam
posisi (3). Katup G dalam keadaan terbuka.
2. Katup B dalam posisi (4), katup C, E, dan F dalam keadaan tertutup, serta katup D
dalam posisi terbuka.
3. Katup A dibuka dalam posisi (4) sehingga air dari bejana yang terletak lebih tinggi
mengalir ke dalam botol terkecil.
4. Setelah botol terkecil terisi penuh oleh air, katup D ditutup, buka katup C kemudian
tunggu hingga botol kedua terisi penuh, tutup katup C dan buka katup B ke posisi
(2). Setelah botol terbesar terisi penuh, tutup katup B ke posisi (4). Katup F dibuka
hingga air mengalir ke dalam buret untuk membuang gelembung udara didalamnya.
Dengan katup F, atur posisi bagian sebelah kanan level air dalam buret hingga
berada kurang lebih 0.5 cm disebelah kiri tanda start pada buret, kemudian tutup
katup F.
5. Katup A diatur dalam posisi (3) dan pengukuran dengan VMS siap dilaksanakan.
6. Jangan lupa untuk menempatkan selang pembuangan pada ember penampungan
air.
Persiapan Core
1. Ukur dimensi core dan berat core kering
Prosedur Perhitungan
1. Tentukan densitas parafin
𝑊𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜+𝑝𝑎𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛 − 𝑊𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜
𝜌𝑝𝑎𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛 =
𝑉𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜
2. Tentukan luas penampang core(A), volume bulk (Vb), dan volume pori (Vp).
𝜋𝑑2 𝜋𝑑2 𝑡
𝐴= ; 𝑉𝑏 = ; 𝑉𝑝 = ∅. 𝑉𝑏
4 4
3. Tentukan penambahan volume pendesakan air oleh gas pada tekanan atmosfer (cc).
∆𝑉𝑖 = 𝑉𝑛 − 𝑉𝑛−𝑖
Volume kumulatif gas dan air (Vi), terlampir pada data percobaan.
4. Tentukan penambahan volume produksi minyak/parafin (cc)
∆𝑂 = 𝑂𝑛 − 𝑂𝑛−𝑖
Volume kumulatif total minyak (O) terlampir pada data percobaan.
5. Tentukan penambahan volume produksi gas pada ujung akhir sampel pada tekanan
atmosfer (cc).
∆𝐺𝑖 = ∆𝑉𝑖 − ∆𝑂
6. Tentukan Gas-Water Ratio produksi rata-rata pada tekanan atmosfer untuk suatu
interval produksi (cc/cc).
∆𝐺𝑖
𝑅𝑖 =
∆𝑂
7. Tentukan perbedaan tekanan pendesakan (psia)
∆𝑃 = 𝑃𝑃𝐶𝑃 − 𝑃𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔
8. Tentukan faktor koreksi hukum Boyle untuk harga rata-rata tekanan
14.7
𝐶1 =
∆𝑃
14.7 + 2
9. Tentukan Gas-Oil Ratio aliran rata-rata dalam core pada tekanan rata-rata untuk
masing-masiing interval produksi (cc/cc).
𝑅𝑓 = 𝑅𝑖 𝑥 𝐶1
10. Tentukan viskositas absolut (μg) gas yang mendesak (dalam cp), pada temperatur
atmosfer (T) dekat core holder.
1 (∆𝐺𝑖 )(𝐶1 ) + ∆𝑂
𝑓𝑜 = ∆𝑂
= 𝑅𝑓 + 1
22. Tentukan penambahan saturasi antara saturasi gas rata-rata dan saturasi gas terminal
yang diperoleh dekat ujung akhir sampel (cc).
∆𝑆 = 𝑓𝑤 (𝐺̅ + 𝑂) = 𝑉 (𝑓𝑜 )
23. Tentukan saturasi gas pada ujung akhir sampel (cc)
Daftar Pustaka
Amyx, James W, "Petroleum Reservoir Engineering", McGraw Hill Book Co., New York, 1960.
Craft, Hawkins, "Applied Petroleum Reservoir Engineering", Prentice Hall Inc., New York,
1959.
Gatlin,C., "Petroleum Engineering Drilling and Well Completion", Prentice Hall Inc., 1960.
Monicard,R.P., "Properties of Reservoir Rock: Core Analysis", Gulf Publishing Co., Edition
Technic, 1980.