Lap Tutor Blok 13 Modul 4
Lap Tutor Blok 13 Modul 4
MODUL 4
KELOMPOK 1
Anggota:
Miftahul Jannah
Hestia Warti
Annesha Metly
Annisa Ibifadhila
Dhira Pratiwi
Chaira Maulida
Athika Kharunnisa
Universitas Andalas
2014
A. Terminologi
1. Eritematus : proses terjadinya warna kemerahan karena atropi epitel atau
peningkatan vaskularisasi
2. Wickham Striae : garis-garis halus berwarna putih atau abu-abu yang dapat
terlihat di permukaan atau bagian tepi papula dan plak dengan bagian atas
yang rata, atau garis putih yang berbentuk anyaman atau jala.
3. Lesi pigmentasi : pada mukosa oral terjadinya variasi dan dapat disebabkan
substansi endogen dari dalam tubuh atau eksogen dari luar tubuh.
B. Identifikasi Masalah
1. Apa saja diagnosis banding yang di dapat dari skenario ?
2. Apa sebenarnya diagnosa yang tepat untuk masalah diskenario ?
3. Apa hubungan restorasi amalgam yang pecah dengan lesi eritematus di
mukosa ?
4. Penanganan apa yang tepat untuk kasus diskenario ?
5. Kenapa ada lesi yang bisa diseka dan tidak ? apa yang terjadi jika lesi
diseka ?
6. Apa penyebab lesi putih-merah-biru dan pigmentasi
7. Apa beda lesi yang merupakan variasi normal, patologis dan premalignant ?
8. Apa contoh lesi variasi normal, pathologis dan premalignant ?
9. Apa contoh lesi pigmentasi ?
C. Analisa Masalah
1. Diagnosis Banding lesi diskenario
Oral Lichen Planus
Karena penyebabnya bisa karena restorasi amalgam, wickham striae,
alergi ( delay hipersensitivity )
LCR
Biasa muncul di mukosa bukal dekat restorasi
Leukoplakia
Luka terasa perih, panas, kasar
Dipengaruhi kimia dan suhu (amalgam )
Lupus eritematus
Banyak terjadi pada wanita
Ditemukan Wickham Striae
Menyerang usia reproduktif.
Diagnosa : LCR
Berdasarkan lesi , bentuknya irreguler, lesi iretematus, wickham striae,
restorasi amalgam pecah.
Lesi patologis
Menyebabkan sakit, merasakan simptom atau tidak, mengganggu
fungsi dan merusak jaringan
Lesi premalignant
Ada efek terhadap pengobatan
Sel tidak terjadi apoptosis sehingga menjadi keganasan
Lesi patologis
Lesi merah putih
Lesi kehilangan integritas
Lesi pembesaran jaringan lunak
Lesi premalignant
Eritroplakia
Leukoplakia
Lichen planus
DLE
D. SKEMA
PEMERIKSAAN KLINIS
PERBANDINGAN KASUS
Insiden :
Cendrung meningkat bersamaan dengan pertambahan usia
Ditemukan pada 50% anak-anak Afrika Amerika dan 92% pada orang dewasa
Afrika Amerika
Lokasi :
Mukosa labial, palatum lunak dan dasar mulut ( jarang terjadi )
Gambaran klinis :
Leukodema biasanya pucat dan bilateral
Pada pemeriksaan menunjukan adanya garis putih halus serta keriput
Pada kasus berat dan sudah lama dapat terlihat lipatan jaringan yang saling
menumpuk.
Diagnosis lesi ini dilakukan dengan meregangkan mukosa yang
menyebabkan warna putih secara signifikan hilang tapi dengan mengusap
lesi saja tidak akan menghilangkan warna putih pada lesi.
Etiologi
Penonjolan lesi berhubungan dengan derajat pigmentasi melanin dibawahnya
Tingkat kebersihan mulut yang kurang
Kebiasaan merokok
Leukodema paling sering terjadi dalam kelompok usia 15-35 tahun.
Pria terserang 2x lebih banyak daripada wanita karena berhubungan dengan
penggunaan tembakau.
b. Fordyce Granule
Adanya kelenjar sabasae yang ditemukan dalam mukosa mulut.
Mukosa mulut biasanya mengandung banyak sekali glandula sabasea
tubuloacinar yang kecil atau besar, khususnya didaerah bibir dan mukosa
bukal, akan tetapi kadang juga dijumpai didaerah palatum, gingiva dan lidah.
Insiden :
Keadaan lesi ini terhadi 80%-95% dari populasi dewasa dan juga anak”
Keadaan ini merupakan suatu kelenjar adrenal mukosa mulut yang normal.
Frekuensinya bervariasi sesuai dengan usia dan antara individu satu dengan
yang lain berbeda.
Keadaan tersebut jarang yang dijumpai mengalami perubahan histopatologis.
Gambaran klinis :
Terdiri dari kelenjar sabasea individual yang mempunyai diameter 1- 2 mm
Papula yang sedikit menonjol
Berwarna putih seperti krim atau kuning
Lesi biasanya multipel
Membentuk kelompok, plak atau bercak.
Kelompok yang membesar dapat terasa jika diraba.
Etiologi :
Granul fordyce muncul dari kelenjar sabasea yang waktu embrio terjebak
selama penggabungan prosesus maksila dan mandibula.
Gambaran klinis
Mempunyai pola gelombang simetris
Ukuran lesi bervariasi
Menunjukan parakeratosis yang menonjol
Penebalan dan hilangnya lapisan spinosom
Adanya anyaman perinuklear pada tonofilamen keratin
Lokasi
Mukosa bukal pada kedua sisi
Mukosa labial
Lingis alveolar
Dasar mulut
Tidak mengenai tepi gingiva dan dorsum lidah
Etiologi
Keadaan ini muncul pada saat lahir atau diawal masa kanak-kanak
Tetap ada seumur hidup
Oleh karena lesi ini diturunkan secara autosomal dominan, pada umumnya
keadaan ini dapat terjadi pada beberapa anggota keluarga sekaligus.
d. Linea Alba
Temuan intraoral yang umum terjadi, tampak berupa garis gelombang putih
yang menonjol dengan panjang bervariasi an terletak mencolok pada garis
oklusi di mukosa bukal.
Umumnya garis putih yang tidak bergejala ini mempunyai lebar 1-2 mm
dan meluas horizontal dari molar kedua sampai ke regio caninus mukosa
bukal, berakhir pada kalikulus angularis.
Lesi paling sering ditemukan bilateral dan tidak bisa dihilangkan dengan
digosok, lesi berkembang sebagai respon terhadap aktivitas gesekan gigi-gigi
yang mengakibatkan epitel menjadi menebal ( hiperkeratonik).
Kondisi ini sering dihubungkan dengan lidah krenasi dan dapat merupakan
tanda dari tekanan, bruksisme, cleanching, atau trauma mengisap.
e. Lidah geografik
Kondisi peradangan jinak yang ditandai oleh bercak-bercak tidak teratur
yang khususnya berada pada dorsum lidah.
Pola bercak tidak teratur membuat permukaan lidah tampak menyerupai
peta sehingga disebut geografik. Keadaan ini terjadi pada 1%populasi ,
wanita dan dewasa muda paling sering terkena.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi strees, difisiensi nutrisi dan faktor
hormonal serta herediter ikut berperan disini. Kondisi ini secara klasik terjadi
pada permukaan dorsum dan lateral dari dua pertiga anterior lidah,
melibatkan hanya papila filiformis, sedangkan papila fungiformis tetap utuh.
Lidah geografik terbagi dalam tiga pola :
a. Daerah bercak karena papila filiformis mengalami deskuamasi
b. Daerah bercak deskuamasi yang dikelilingi oleh tepi berwarna putih
menonjol dan berbentuk seperti cincin.
c. Daerah bercak papila filiformis yang mengalami deskuamasi dibatasi oleh
pita eritema akibat peradangan.
Kondisi ini dapat muncul mendadak dan berlangsung selama berbulan-
bulan atau bertahun-tahun. Remisi spontan dan rekurensi merupakan hal
yang umum terjadi.
f. Lidah berfisura
Kondisi yang relatif umum terjadi yang tampak berupa alur-alur atau fisura
linear pada dorsum lidah.
Pada anak-anak sering berhubungan dengan kelainan yang diturunkandan
merupakan komponen dari sindrom Melkersson-Rosenthal. Pada orang
dewasa umumnya berhubungan dengan xerostomia.
Beberapa obat terapeutik terutama agen anti depresi, antihistamin,
antihipertensi, dan obat jantung, dekongestan, obat penyekat ganglionik,
serta penerang-menimbulkan xerostomia dan lidah berfisura.
Lidah berfisura dapat mempunyai penampilan yang bervariasi. Pada
beberapa keadaan tampak alur yang mencolok di garis tengah dan beberapa
alur lateral yang bercabang-cabang.
Pada keadaan lain tampak adanya alur multipel, kedalaman 2-5mm dan
lebar bervariasi, yang semakin menyempit mendekati bagian tepi.
Terdapat pulau-pulau papila diantara fisura, yang dapat terlihat kering,
atrofik atau geografik. Sebagian besar pasien tidak bergejala, meskipun
beberapa diantaranya melaporkan adanya rasa tidak nyaman ringan atau
rasa terbakar.
Kondisi ini jinak dan tidak membutuhkan pengobatan. Meskipun demikian,
pasien harus didorong untuk menyikat daerah yang terkena guna
meminimalkan akumulasi sisa makanan dan bakteri
2. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan lesi merah-putih
a. Hairy Leukoplakia
Hairy leukoplakia adalah kelainan yang ditandai oleh lesi yang menonjol ,
berwarna putih, berkelok-kelok paa tepi lateral lidah.
Keadaan ini disebabkan oleh replikasi virus Epstein-Bar didalam sel epitel
yang terkena. Lesi ini tampak hampir ekskluif pada pasien yang terinfeksi
human immunodeficiency virus (HIV) atau penderita imunosupresi akibat
obat-obatan yang diminum untuk transplantasi organ atau penyakit sistemik.
Lesi putih terutama terletak pada tepi lateral lidah, tetapi dapat meluas
sampai menutup permukaan dorsal dan ventral, serta telah terdokumentasi
adanya lesi yang melibatkan mukosa palatum dan bukal.
Hairy leukoplakia dinamakan demikian karena pada gambaran histologis
tampak pengelupasan permukaan parakeratotik yang tampak seperti rambut.
Organisme candida albicans sering dihubungkan dengan lesi ini.
Lesi tahap awal mempunyai lipatan putih pucat dan merah muda normal
didekatnya yang menghasilkan pita bergerigi putih yang berjalan arah vertikal.
Pita ini pada akhirnya bergabung membentuk plak putih yang besar atau
bercak putih tebal dan luas.
Lesi yang besar biasanya tidak bergejala, mempunyai tepi pembatas yang
tidak jelas, dan tidak bisa dihilangkan, dengan digosok. Lesi umunya
ditemukan billateral meski bia ditemukan lesi unilateral.
Agen antivirus yang memblokir atau membatasi replikasi virus epstein bar
dapat bermanfaat mengurangi ukuran atau bahkan menghilangkan lesi .
terapi yang mengembalikankesehatan imun juga dapat menyembuhkan lesi
ini.
b. Kandidiasis Pseudomembranosa ( thrush )
Kandidiasin pseudomembranosa adalah infeksi oportunistik yang disebabkan
oleh pertumbuhan jamur permukaan , candida albicans yang berlebihan.
Infeksi ini tampak seperti plak mukosa yang luas, seperti beludru, berwarna
putih, dan tidak nyeri sampai lesi ini dikerok sehingga meninggalkan
permukaan yang merah, kasar, atau berdarah.
Organisme ini memang ada di rongga mulut, saluran pencernaan, dan vagina.
Bayi yang ibunya terinfeksi thrush di vaginanya pada saat melahirkan dan
orang dewasa yang mengalami perubahan mikroflora normal karena
pemakaian antibiotik, steroid, atau perubahan sistemik seperti diabetes,
immunodefisiensi, atau kemoterapi, paling sering terkena keadaan ini.
Tidak ada predileksi rasa maupun jenis kelamin. Kandidiasis
pseudomembranosa biasanya ditemukan pada mukosa bukal, lidah dan
palatum lunak. Pada pasien penderita asma yang memakai inhaler steroid,
polanya tampak berupa bercak bundar atau oval berwarna putih kemerahan
pada daerah berkontaknya aerosol dengan palatum.
Diagnosis ditentukan melalu pemeriksaan klinis, biakan jamur, atau
pemeriksaan mikroskop langsung dari kerokanjaringan, hapusan sitologi yang
diberi kalsium hidroksida, pewarna gram atau acid-schiff periodic (PAS) dapat
menunjukan pertumbuhan organisme dengan cabang-cabang pseudohifa.
Obat antijamur baik topikal maupun sistemik yang diberikan selama 2 minggu
biasanya dapat meredakan keadaan ini.
PIGMENTASI ENDOGEN
a. Penyakit Addison
Penyakit Addison adalah pigmentasi abnormal dari kulit dan membran
mukosa. Pigmentasi abnormal memiliki tendensi untuk timbul dalam jaringan
parut dan lipatan-lipatan kulit.
Keadaaan ini juga dapat timbul pada mukosa mulut dimana keadaanya
tampak menyerupai bintil-bintil yang berwarna ungu kebiruan yang kelihatan
seperti menempel pada mukosa mulut.
Gejala sistemik umum :
Lemah, mual dan muntah, dan tekanan darah yang rendah.
Dokter gigi yang teliti mungkin dapat menjadi orang pertama yang mencurigai
penyakit ini karena adanya pigmentasi yang karakteristik dari mukosa mulut
dan gejala umum, contohnya malaise atau lemas, dan tekanan darah rendah.
PIGMENTASI EKSOGEN
Terjadi karena adanya substansi asing yang masuk atau tertanam dalam
jaringan gingiva. Keadaan ini sering terjadi akibat kecelakaan selama masa
kanak-kanak.
a. Bismuthism
Manifestasi kronis : gangguan gastrointestinal, mual , diare berdarah.
Pigmentasi bismuth jarang terjadi pada anak-anak atau wanita yang selama
kehamilan.
Garis bismuthism atau stomatitis bismuth biasanya terjadi sebagai akibat dari
masuknya atau injeksi garam-garam bismuth untuk tujuan terapeutik.
Obat-obat bermerek dagang yang mengandung garam bismuth dan salep
atau pasta yang mengandung bismuth jika diaplikasikan secara berulang-
ulang kepermukaan luka yang bergranulasi.
Gejala : sering terdapat rasa logam dimulut, rasa panas terbakar dari jaringan
mulut, gingivostomatitis, lidah terasa sakit dan membesar.
Gambaran klinis : ulserasi dangkal, besar, dan sangat sakit dan kadang-
kadang terlihat pada mukosa pipi diregio molar.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan lesi premalignant
a. Lichen planus erosiva
Lesi erosiva dan bulosa dari liken planus terjadi dalam bentuk yang parah dari
penyakit ini dimana degenerasi yang hebat pada lapisan basal dari epitelium
menyebabkan suatu pemisahan epitelium dari jaringan ikat dibawahnya,
dalam beberapa kasus lesi ini dimulai sebagai suatu vesikel dan bula dan
diklasifikasikan sebagai liken planus bulosa. Dalam kasus-kasus lain ,
penyakit ini ditandai oleh ulser dan disebut liken planus erosiva.
Manifestasi klinis.
Liken planus erosiva dengan adanya vesikel, bula atau ulser yang dangkal
yang tidak beraturan dari mukosa mulut. Lesi ini biasanya terdapat selama
berminggu-minggu sampai berbulan-bulan dan dapat dibedakan dari lesi-lesi
yang dijumpai pada stomatitis aftosa karena lesi dari stomatitis aftosa ini
terbentuk dan sembuh dalam waktu sepuluh hari sampai dua minggu.
Diagnosa
Suatu diagnosa klinis mungkin dapat ditegakan bilamana lesi erosif atau
bulosa tersebut disertai dengan lesi putih yang khas dari liken planus. Namun
diagnosa pasti dapat diperoleh dengan biopsi. Biopsi dari lesi erosif akan
menunjukan degenerasi hidropik dari lapisan epitelium. Ini dapat
membedakanya dari cicatrial pemphigoid, yang juga merupakan suatu lesi
subepitel selain menunjukan suatu lapisan basal yang utuh atau pemphigus
vukgaris dimana akan terlihat akantolisis.
Terapi
Bentuk erosif dan bulosa dai liken planus terasa sangat sakit. Terapi terpilih
untuk penyakit ini adalah kortikosteroid topikal. Betamethasone aerosol spray
telah dibuktikan efektif oleh green span. Steroid intralestional dapat
digunakan untuk lesi indolen dan dalam kasus ekserbasi yang hebat, steroid
sistemik mungkin dapat dipertimbangkan untuk jangka waktu yang pendek.
b. Leukoplakia
Etiologi : faktor lokal. Ada banyak sekali agen etiologi yang bekerja secara
lokal, contohnya tembakau, alkohol, kandidiasis, reaksi elektrogalvanik, iritan
mekanis dan kemis, serta virus herpes simpleks. Dari faktor datas tembakau
telah diidentifikasi sebagai faktor penyebab yang uama berdasarkan
observasi klinis dan penyelidikan terhadap leukoplakia yang ditimbulkan
secara eksperimental dalam binatang dilaboratorium.
Tempat dan transformasi keganasan.
Gambaran yang terlihat pada leukoplakia dalam beberapa hal mencerminkan
karakter dari mukosa yang terserang akan tetapi yang lebih penting, tempat
dapat menentuka angka transformasi keganasan. Faktor-faktor yang
menyangkut ketebalan dan derajat keratinisasi dari daerah yang berbeda dari
mukosa mulut, dan juga hal-hal yang menyangkut efek yang lebih menonjol
dari iritan tertentu dan fakor predisposisi pada tempat ertentu mungkin
terlibat.
Langlais, Robert P. Miller, Jill S. Nield-Gehrig, 2009. Atlas Berwarna Lesi Mulut Yang
Sering Ditemukan Edisi 4. EGC. Jakarta.