Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PEMAHAMAN DASAR & SEJARAH PERKEMBANGAN


DCS

DCS (Distributed Control System ) adalah suatu


pengembangana system control dengan mengunakan
computer dan alat elektronik lainnya agar didapat suatu
pengontrol suatu loop system lebih terpadu dan dapat
dilakukan oleh semua orang dengan cepat dan mudah
Untuk memahami suatu system Control dengan DCS
kita harus mengerti dulu apa yang disebut dengan loop
system dimana pada suatu loop system terdiri dari :

1. Alat pengukur ( Sensor Equiment)


2. Alat Control untuk penganturan Proses (Controler)
3. Alat untuk aktualisasi ( Actuator)
Untuk lebih jelas bias dilihat pada gambar loop control
dibawah ini

SENSOR CONTROLER ACTUATOR

Sistem control otomatis pada mulanya berawal dari


sitem control manual yang berasal dari control
menggunakan system pneumatic. Penggunaan system
pneumatic pada saat ini sangat memerlukan cost biaya
yang cukup besar karena pada saat instalasi system
control pneumatic cenderung lebih rumit dan memerlukan
jalur pipa pneumatic untuk satu control loop

Sebelum berkembang menjadi system DCS (


Distributed Control System) sebelumnya dikenal nama
DDC (Digital Data Control ) Perkembangan dari DDC
menjadi DCS hanya sekitar lima tahun saja hal ini
disebabkan karena perkembangan teknologi elektronik
dan komputerisasi yang cukup pesat di saat sekarang,

DDC menggunakan System elektronik yang


menggunakan system cabin area dimana pengukuran dan
control ditaruh dalam satu ruangan sehingga bias
dimasukan menjadi satu data analog yang lalu
diatampilkan pada layer operator

Pada system DCS hasil pengukuran proses dan


pengontrolan dimasukan dalam satu syatem CPU yang
data langsung bisa dilihat operator dan untuk action yang
diperlukan untuk suatu loop bisa langsung diatur secara
automatis karena dalam computer sudah ada system
pengontrolan yang diperlukan oleh proses tersebut.
Dari Penjelasan diatas berikut gambar DCS Untuk MP
200/1
BAB II
FUNGSI DAN CARA KERJA DCS

FUNGSI DCS :

 DCS BERFUNGSI SEBAGAI ALAT UNTUK MELAKUKAN


KONTROL SUATU LOOP SYSTEM DIMANA SATU LOOP
BISA TERJADI BEBERAPA PROSES CONTROL.
 BERFUNGSI SEBAGAI PENGGANTI ALAT ALAT
CONTROL MANUAL DAN AUTO YANG TERPISAH-
PISAH MENJADI SUATU KESATUAN SEHINGGA LEBIH
MUDAH UNTUK PEMELIHARAAN DAN
PENGGUNAANYA
 SARANA PENGUMPUL DATA DAN PENGOLAH DATA
AGAR DIDAPAT SUATU PROSES YANG BENAR-BENAR
DIINGINKAN.

FILOSOPI DCS DALAM PERENCANAANNYA

 Itegration
 Distribution
 Reliability
 Opennes
 User friendliness
 Investment security & Expandbility

CARA KERJA DCS

DCS sebagai suatu system control otomatis bekerrja


dengan cara
1. Mengumpulkan data yang diterima dari lapangan
2. Mengolah data tersebut menjadi sebuah signal
standart
3. Mengolah data signal standart yang didapat
dengan system pengontrolan yang berlaku
sehingga bisa diterapkan untuk mendapatkan nilai
yang cocok untuk koreksi signal
4. Bila terjadi error atau simpangan data maka
dilakukan koreksi dari data yang didapat guna
mencapai nilai standar yang dituju
5. setelah terjadi koreksi dari simpangan data
dilakukan pengukuran atau pengumpulan data
ulang dari lapangan
BAB III
KOMPONEN DASAR DCS

ANALOG INPUT
Analog input adalah komponen dari system DCS
dimana bagian ini berfungsi untuk mengumpulkan
data data dari lapangan yang bersifat analog.
Untuk penggunaan signal analog yang standart
dipakai untuk pengambilan data adalah 4-20mA atau
1-5 VDC signal standar ini didapat dari
sensor/transmitter yang berada di field yang yag
ditransfer melalu junction box
Untuk pengukuran signal standar dapat dijadikan
acuan berapa pembacaan sensor yang terjadi di
lapangan
Seperti contoh sebagai berikut
4 mA = 0 % Pembacaan Sensor
12 mA = 50 % Pembacaan Sensor
20 mA = 100 % Pembacaan Sensor

ANALOG OUTPUT
Analog output adalah komponen DCS yang berfungsi
untuk menyalurkan data dari pengolahan yang
dilakukan oleh controller ke actuator signal analog
yang diberikan ke actuator adalah signal yang
standart sama dengan signal dari analog input yaitu
4-20 mA atau 1-5 VDC yang berfungsi untuk signal
koreksi ke aktuator

CONTROLER
Bagian yang paling penting dalam sistem DCS adalah
controler, dimana alat ini berfungsi sebagai alat
control untuk memberikan signal koreksi yang terjadi
apabila hasil pengukuran dari input analog ataupun
digital tidak sesuai dengan nilai set point yang telah
ditetapkan atau disebut error
Set Point  Measurement Variable adalah Eror
Untuk memperbaiki error tesebut controler
melakukan perhitungan dengan cara pengontrolan
memberikan Propotional Integral atau derivative
perhitungan ini bisanya digunakan bagi sistem yang
continous dan sangat sensitive sehingga error bisa
dihilangkan dengan cepat dan baik. Selain
menggunakan PID ada juga sistem pengontrolan
sederhana untuk yaitu dengan ON- OFF control yaitu
hanya untuk pengontrolan yang tidak continous atau
biasanya digunakan untuk pengontrolan sistem
digital

DIGITAL INPUT
Bagian dari DCS yang berfungsi untuk
mengumpulkan data digital dimana data yang
didapat adalah signal digital hanya berupa signal
open atau close dari sebuah alat yang bemberikan
signal
Open 0 VDc
Closed 5 VDc
Signal open closed tersebut dikirim ke DCS melalui
panel-panel sampai ke

DIGITAL OUTPUT
Komponen dari sistem DCS yang berfungsi untuk
mentransferkan hasil pengolahan data kontroler yang
berupa data digital ON-OFF signal pada alat-alat
komponen pengaturan yang ada dilapangan Field,
Signal yang ditransfer adalah signal digital yaitu
sesuai click 0 atau 1 dimana posisi 0 bisa disebut Off
dan untuk 1 bisa disebut ON, Sedangkan untuk bila
kita ukur maka tegangannya sama denga Digital
input yaitu
0-5 Vdc

SENSOR /TRANSMITER
Sensor adalah alat ukur yang dipasang dilapangan,
pada saat ini sebuah sensor bisa juga disebut
transmiter sebab selain dapat mengukur suatu
besaran proses alat ini bisa juga memberikan signal
(transmit) ke alat yang lain. Untuk Pengukuran pada
proses signal yang dihasilkan adalah signal analog
atau digital sesuai dengan kebutuhan dari control
yang akan dilakukan,
Hasil pengukuran analog akan masuk ke analog input
untuk diolah berapa hasil pengukurannya dan untuk
signal digital akan masuk ke digital input yang
selanjutnya data akan diolah oleh controler

ACTUATOR
Actuator adalah alat yang berfungsi sebagai alat
aktualisasi untuk melakukan koreksi yang terjadi dari
error yang terjadi pada saat pengukuran yang
dimana actuator ini menerima signal controler untuk
memperbaiki error yang terjadi.
Salah satu contoh actuator adalah control valve
untuk analog control dan Motor control untuk Digital
control

Berikut ini adalah daftar board yang ada di DCS dan


QCS yang digunakan untuk pengendalian alat
instrumen dan Elektrik.
OPERATOR STATION

Operator station sebagai suatu alat komunikasi antara


operator dan teknisi pada sistem DCS atau bisa juga
disebut consule. Operator station ada 2 macam yaitu
Operator station untuk Operasional kerja yang harus on
line pada jaringan DCS dan Engineering Station yang
berfungsi untuk proses maintenance pada sistem DCS
sehingga bisa membuat Sebuah data base atau PC
Program tidak secara ON line.

Pada Opertor Station harus dilaksanakan back Up hal ini


untuk mencegah terjadi kehilangan data pada sistem DCS
di Consule tersebut dan Restore bila diperlukan.
Untuk lebih jelas dapat dilihat fungsinya pada gambar
dibawah ini :
BAB IV
FUNGSI CONTROL YANG BISA DIAPLIKASIKAN DCS

Dalam control DCS pada dasarnya digunakan


untuk suatu sistem pengendalian alat-alat agar
bisa dikendalikan secara elekronik menggunakan
signal standar yang ada dan bisa diaplikasikan
sebagai berikut

1. Control Single Loop


Pengontrolan yang dapat dilakukan oleh DCS
bisa melakukan pengaturan untuk alat dalam
satu rangkaian loop satu atau lebih.
Single Loop adalah sistem kontrol yang
melakukan pengaturan dimana dari hasil
pengukuran langsung dikontrol dan hasil
perhitungan dari koreksi error akan ditransfer
ke actuator sebagai umpan balik .
Single loop ini bisajuga disebut juga sistem
pengendalian feedback.

2. Control Cascade
Control cascade adalah sistem pengendalian
yang dapat dilakukan oleh sistem DCS dimana
hal ini diperlukan pada suatu loop control yang
membutuhkan satu sistem pengontrolan yang
bertingkat contoh pada paper machine adalah
heat exchanger.
Pengendalian sering juga disebut
pengendalian master dan slave dimana master
sebagai pengontrol pertama sedangkan slave
sebagai pengendali kedua yang mendapat
signal input remote dari master loop

3. Control Batch
Pengendalian sistem batch adalah sistem
pengendalian yang terjadi karena proses
operasinya mengalami shutdown dan start up
secara berulang-ulang dengan hasil yang
terbatas sesuai dengan pesanan dari
konsumen.
Sistem pengendalian batch pada DCS
berfungsi menjaga agar kontrol tidak menjadi
saturasi sehinga pada saat kontrol akan
dijalankan kembali alat actuator bisa berada
pada posisi stand by sesuai dengan kebutuhan
produk yang akan dibuat.
Pengunaan sistem batch pada DCS di paper
machine adalah untuk menjaga alat kontrol
bisa bekerja dengan baik apabila mesin stop
untuk mengganti produk karena dengan
sistem ini operator tinggal memasukan set
point yang ingin dicapai sesuai target produksi
sistem langsung mereset SP dan memberikan
signal koreksi pada actuator

4. Control Selektif
Pengendalian selektif adalah suatu sistem
pengendalian dimana ada satu buah proses
yang memiliki dua manipulated variabel ( alat
ukur ) dengan hanya ada satu control variabel
(actuator).
Pengendalian selektif ini menggunakan High
dan Low signal Selector yang dilambangkan
dengan “<” untuk low dan “>” untuk high.
Pengendalian selektif ini bekerja agar suatu
proses bisa berjalan dengan baik misal untuk
suatu tangki yang akan akan dialirkan dengan
suatu pompa, mengunakan level transmiter
dan untuk mengisi tangki digunakan flow
control hal ini diperlukan agar tangki tidak
meluap, dengan sistem pengendalian selektif
dapat ditetukan kapan control valve harus
buka atau menutup dengan signal dominan
yang berasal level dan flow meter.

5. Control Ratio
Pengendalian ratio adalah sistem
pengendalian yang lazim dipakai di suatu
proses yang menghendaki komposisi
campuran dua komponen atau lebih dengan
suatu perbadingan tertentu.
Contoh control ratio adalah pencapuran
chemical A dan B dengan perbandingan
tertentu, dimana hasil perbandingan yang
dikehendaki harus selalu sama, maka didapat
nila K = A/B

Dalam sistem DCS salah satu contoh sistem


pengendalian yang dipakai seperti bagan
dibawah ini
BAB V
PEMBUATAN CONTROL LOOP DCS

Untuk membuat control loop pada DCS khususnya pada


sistem DCS MP 200/1 melakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Mengklasifikasi loop control yang akan dibuat
apakah untuk Proses biasa atau untuk pengaturan
motor
2. Sebelum membuat suatu loop pastikan ada analog
atau digital input yang kosong sebab itu akan
mempengaruhi kapasitas dari kontroler di DCS
3. Membuat jalur conection yang jelas dari alat yang
akan diinstall dilapangan sampai ke junction box lalu
di connect ke Master Piece ( DCS)
4. Membuat AI, AO, DI, DO data base serta jenis
kontrol yang akan digunakan yaitu PID Control (PID
CON) atau Motor Control ( MOT CON) yang akan
dibahas pada bab selajutnya
5. Setelah conection dan data base selesai dibuat PC
Program yang menghubungkan antara Data Base
dan jenis pengendalian yang dipakai antara PID CON
dan MOT CON
6. Setelah PC Program selesai agar loop tersebut bisa
diaplikasikan/ dipakai oleh user selanjutnya dibuat
display dari loop yang kita buat sebelumya sehingga
bisa langsung tampil di operator station.
7. Setelah display jadi untuk mempermudah
melakukan analisa dibuat display trend atau grafik
sehingga proses yang terjadi bisa teranalisa melalui
grafik yang didapat dari pengukuran
8. Untuk dapat digunakan dengan baik untuk loop
control instrumen harus dilakukan Tunning Loop, hal
ini diperlukan agar pengendalian dari DCS bisa
berjalan dengan baik.
Agar lebih jelas prinsip pembuatan sebuah loop baru
dapat dilihat pada gambar berikut :

Data base dapat dilihat pada gambar dibawah ini

untuk penjalesan fungsi data base yang ada pada AO


dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Untuk Penjelasan PIDCON sebagai Sebagai data base
dilihat pada gambar dibawah ini:

Dari 3 data base itu bila pengendalian akan dijalankan


maka diperlukan suatu sistem control yan disebut PIDCON
yang akan dijelaskan pada bab selajutnya.
PIDCON PC sendiri berfungsi sebagai komponen
penghubung antara data base yang sudah ada agar
proses pengendalian bisa dilaksanakan oleh DCS. Untuk
melihat komponen PIDCON PC pada pembuatan sebuah
loop dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
BAB VI
PEMBUATAN PROGRAM CONTROL PID CON

Untuk membuat Control PID CON ada beberapa langkah


yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut :
1. Mempersiapkan data dari data base yang
dibutuhkan, dengan memakai patokan data base
yang ada sebelumnya
2. Masuk Ke On Line Builder dari Operator Station
dengan masuk System Configuration lalu buka
display On line Builder.
3. Lalu setelah masuk On Line Ketik
4. Tunggu sampai display windows PID CON tampil, lalu
masukan nilai yang perlu Di set antara lain:
5. Apabila telah selesai memberikan satuan ketik ‘end’
untuk mengakhiri atau Keik ‘!’ untuk kembali ke
prompt(#) tetati tetap menampilkan PID CON
tersebut.
6. Setelah PID CON dan data base yang lain selesai
dibuat kita bisa melanjutkan membuat PC program
diifinkan misalnya PC 39.5.18
7. Persiapkan bentuk program sesuai dengan Program
PC yang sudah ada sebelumnya
8. Lakukan pembuatan struktur elemen dengan
perintah
On Line Builder GRAPHWIND
#IS PC39.5.17
PC39.5.17?
PC39.5.17?<< 
PC39.5.18

?FUNCM .18 FUNCM


PC39.5.18.1?BLOCK .1 BLOCK
PC39.5.18.10?MOVE(R,4) .10 MOVE (R,4)
PC39.5.18.11?12 .12 COMP-R(2,2)
PC39.5.18.12?COMP-R(2,2) .102 OR-A (1,3,0,0,0,0)
PC39.5.18.13?102 .110 PIDCON (1,1,1,1,1,0)
PC39.5.102?OR-A (1,3,0,0,0,0)
PC39.5.103?110?
PC39.5.110?PIDCON(1,1,1,1,1,0)
PC39.5.111? !
‘!’ Pemograman selesai.
9. Conect PC sesuai dengan referensi dengan mengetik
‘ # C PC 39.5.18.1 ( Mulai PC Block) semua PC harus
terhubuang atau mendapat input balik PC Elemen
lain atau konstantanya) untuk lebih jelas bisa dilihat
di gambar di pembuatan PID CON

Berikut ini adalah parameter yang harus dimasukan


pada saat pembuatan suatu PID CON

Setelah mengetahui parameter PIDCON yang harus


dimasukan untuk penyambungan PC Control dilakukan
cara seperti dibawah ini dengan memberikan input yang
harus dilkukan dalam penyambungan PC tersebut sebagai
berikut:
PC ..BLOCK

PC..MOVE
PC …COMP.R

PC.. OR
PC…PID CON

Parameter untuk PIDCON sudah dituliskan pada


halaman sebelumnya

Data diatas digunakan untuk proses melakukan


conect PC yang harus dijalankan agar sebuah loop bisa
berfungsi.
BAB VII
PEMBUATAN PROGRAM CONTROL MOT CON

MOT CON adalah sebuah sistem pengendalian yang


digunakan untuk mengendalikan sebuah sistem motor
dari sistem On/Off motor atau pengedalian kecepatan dari
motor, untuk pengendalian Di DCS diperlukan suatu
Program yaitu MOT CON yang telah dihuungkan dengan
PC Program agar bisa berjalan dengan baik.Untuk
,membuat pengendalian motor dilakukan prosedur
sebagai berikur
1. Mempersiapkan Data base yang diperlukan
“ Nama” .Con
“ Nama” .Sta
“ Nama” . Str
2. Gunakan On line builder lalu siapkanPC yang kosong,
misal PC 36.4.24
3. Persiapkan bentuk program yang akan dibuat
gunakan referensi program yang telah ada
sebelumnya dengan struktur elemen yang
dibutuhkan dengan perintah sebagai berikut
On Line Builder GRAPHWIND
#IS PC36.4  .4
?24  .20 ?

?FUNCM  .24 FUNCM


?BLOCK  .1 BLOCK
?OR (1,3,0,0,0,0,0)  .1 OR-A (1,3,0,0,0,0,0)
?AND (2)  .2 AND (2)
?TRIGG  .3 TRIGG
?OR(2)  .4 OR (2)
?MOTCON (0,0,0,0,0)  .5 MOTCON(0,0,0,0,0)
?! .6 ?

4. Conect PC sesuai struktur yang menjadi


referensi,dengan comannd # C PC 36.4.24.1.1 mulai
dari OR-A semua nya harus terhubung berikut
konstanta yang diperlukan
5. Untuk menjalankan program kita harus
mengaktifkannya dengan memberi signal 1 untuk
melepas block.
PEMBUATAN DISPLAY CONTROL OPERATOR
STATION

Untuk membuat display control dilakukan prosedur


dibawah ini pembuatan display diperlukan apabila terjai
penambahan loop baru atau pemindahan lokasi suatu alat
dengan langkah sebagai berikut
Cara Membuat Gambar atau Modifikasi Gambar di Display
Builder
1. Masuk Display Builder
 Tekan System Config pada Keybord OS
 Tekan advaBuild (D2)
 Tekan Display Builder (D1)
 Tunggu sampai keluar main menu untuk Display Builder
2. Untuk memodifikasi display
 Tekan menu open dan pilih display yang akan dirubah,
setelah itu klik OK
 Tunggu sampai keluar display yang dipilih. Tampilan
display akan diikuti dengan keluarnya Fuction Color,
Graphics dan Process
 Lakukan modifikasi pada tampilan display dengan
menggunakan fasilitas gambar yang tersedia
 Selesai modifikasi, klik menu file, terus klik save&close
untuk keluar dan menyimpan data yang telah
dimodifikasi.
 Tekan exit untuk keluar Display Builder
 Untuk menampilkan display hasil modifikasi, install
display tersebut dengan prosedur display installer (lihat
prosedurnya)
3. Untuk membuat display baru
 Jika akan membuat display baru, klik menu New
 Klik salah satu pilihan, misalnya Process Display,
setelah ituy klik OK
 Buat sesuai gambar yang diinginkan dengan
meggunakan fasilitas gambar yang ada
 Kalau sudah selesai pilih menu file dan klik Save As lalu
beri nama display tersebut, lalu klik OK
 Lalu pilih menu file lagi, lalu klik Save & Close untuk
menyimpan data dan keluar
 Masukkan ke Libraries dan Display dengan nama
(description) dan no. display baru untuk display beru
tersebut, lalu klik OK
 Klik menu Exit untuk keluar dari display Builder
 Lakukan prosedur Display Installer untuk mengaktifkan
display tersebut.
Berikut ini tampilan untuk membuat display:

Prosedur Install Display dengan Display Installer


1. Tekan System Config di Keyboard OS
2. Klik advaBuild (D2 pada Keyboard)
3. Klik Display Installer, tunggu sampai keluar Display
Installer window
4. Pilih display yang akan kita install dengan mengklik
salah satu group (kolom libraries) dan klik nama/ no
display pada list display
Keterangan:
 Jika kotak disebelah kiri nama display berwarna hijau
penuh berarti display tersebut sudah terinstall
 Kalau kotak tersebut bolong (tidak berwarna) maka
display tersebut belum terinstall
 Jika kotak tersebut berwarna hijau, tapi ditengahnya
ada tanda lingkaran, berarti display tersebut sudah
terinstall tapi ada modifikasi display dan belum di re-
install.
4. Kalau sudah dipilih display yang diinstall, pilih menu
action dan klik install. Tunggu sampai sampai jam pasir
hilang (kotak yang berubah warna kuning berubah)
 Kalau install berhasil maka warna kotak akan hijau
penuh
 Kalau intall tidak berhasil maka warna kotak akan
berwarna merah, untuk mengetahui kesalahannya dari
mana klik pada kotak merahnya, maka disitu akan
muncul message (error)
5. Kalau sudah berhasil, untuk keluar klik menu file dan
klik exit

Berikut ini adalah bagaimana proses data display


dilakukan terlihat pada gambar sebelumnya
Prosedur Transfer Display dengan Display Transfer
1. Tekan System Config
2. Klik adva Build
3. Klik Display Transfer, kemudian masukkan password:
displayt lalu enter
4. Pilih Category Customer
5. Pilih display

Berikut adalah bagan proses untuk display transfer yang


terjadi di DCS
BAB IX
BACK-UP DAN RE STORE DCS SYSTEM

Back Up DCS
Agar suatu sistem bisa bekerja dengan aman dan apabila
ada kerusakan pada suatu sistem komputer diperlukan
sistem back up atau penyimpanan data yang terpakai.
Data tersebut akan digunakan apabila terjadi kerusakan
pada sistem komputer di DCS
Di sistem DCS ada 2 buah jenis back up yang harus
dilakukan untuk menjaga data agar bisa terpakai pada
saat kritis dan yang terbaru yaitu :
1. Back Up OS ( Operator Station) yaitu melakukan
back up dengan mengambil data ke tape dari OS
yang ada, hal ini diperlukan apabilal OS mengalami
kerusakan data bisa mengunnakan data up to date
sehingga tidak perlu membuat display baru.
2. Back UP Master Piece Yaitu melakukan back up
pengumpulan data dari master piece mennggunakan
On line Builder system. Data ini digunakan bila
master piece mengalami hang, data ini diperlukan
untuk menjaga agar tidak perlu mengubah data
yang ada bisa langsung digunakan.

Selain melakukan back Up yang harus dilakukan untuk


menjaga data adalah dengan cara melakukan restrore
yaitu proses memasukan data yang sudah di back up.
Restore ada 2 jenis juga yaitu restore untuk master piece
dan restrore untuk DCS hal ini dilakukan agar data bisa
Up to date dan tidak menggangu sistem yang ada
sehingga proses bisa berjalan terus.
BAB X
CALIBRASI LOOP CONTROL PADA DCS

Untuk mendapatkan pengukuran yang baik kita harus


melakukan calibarsi loop. Calibrasi diperlukan agar signal
standar yang dipancarkan transmiter bisa diketahui
apakah masih bagus atau tidak dengan cara sebagai
berikut:

Calibrasi AI dan AO DCS


1. Gunakan Calibrator untuk memberi signal pada AI
apakah AI masih layak digunakan gunakan signal 4-
20 mA . Lihat display AI Penunjukan harus bisa 0-
100%, lalu coba secara linier kenaikannya untuk
signal tersebut.
2. Ukur output dari AO ( Analog Output ) apakah dia
bisa bekerja secara linier mengeluarkan 4-20mA,
Gunakan data base AO yang dipakai dari operator
station lihat 0-100% harus berubah secara linier.
3. Bila AO dan AI tidak bisa bekerja menghasilkan
signal linier maka AI dan AO harus diganti atau
pindahkan ke AI dan AO data base yang lain.

Field Calibrasi

Untuk calibrasi di lapangan kita bisa melihat langsung


display di Operator station apakah tampilan dari data
base tersebut sama dengan dilapangan. Bila terjadi
perbedaan display kita harus melakukan calibrasi alat
langsung di lapangan misal untuk pembukaan control
valve harus sesuai dengan penunjukan yang tampil di
operator station bila tidak dilakukan kalibrasi pada
control valve bisa dengan calibrator atau memberi
signal langsung dari DCS.
BAB XI
SYSTEM JARINGAN KOMUNIKASI DCS

Sistem jaringan yang ada pada DCS MP 200/1 adalah


sebagai berikut :

Terlihat pada sistem diatas ada 2 jalur komunikasi yaitu


master bus 300 dengan jalur TCP/IP

Master bus 300 terdiri dari dua Net yaitu 13 dan 14 dan 4
buah jalur Node utama yaitu
1. Node 30 Untuk DCS PM 3
2. Node 40 Untuk DCS PM 4
3. Node 31 Untuk QCS PM 3
4. Node 41 Untuk QCS PM 4

Jalur TCP/IP digunakan untuk komunikasi printer dan


operator station, sehingga bisa saling membagi data yang
ada pada operator station apabila diperlukan dan bisa
menggunakan satu printer dari 4 Operator Station.
Untuk komunikasi dengan smart platform dapat
dilakukan menggunakan jalur curent loop serial link yang
datanya ditampilkan di Work Station QCS. Data yang
ditampilkan di Works station QCS bisa juga terlihat di
operator station dengan menggunakan jalur Node yang
ada.

Untuk melakukan maintenance atau perbaikan sistem DCS


teknisi dapat mengunakan jalur komunikasi data dengan
cara sebagai berikut :

Data DCS yang akan dimodifikasi atau diperbaiki misal


untuk penambahan loop baru bisa membuka PC Program
dan data Base melalui Opertor station (AS 500 OS) atau
melalui engineering station ( AS 100 ES) seperti yang
terlihat pada gambar diatas.
BAB XII
MAINTENANCE UNTUK DCS

Agar sistem pengendalian DCS bisa berjalan dengan baik


dan dapat digunakan pada waktu yang cukup lama
diperlukan sistem maintenance (pemeliharaa) yang harus
dilakukan baik itu oleh teknisi ataupun operator
Maintenance yang harus dilakukan antara lain :
1. Back Up data
Pemeliharaan untuk DCS dengan Back up data
adalah untuk mendapatkan data-data original atau
data yang telah dimodifikasi. Data back up ini
diperlukan apabila mesin mati atau data di DCS
hilang maka data tersebut bisa digunakan untuk
mengembalikan control DCS yang ada ke kondisi
awal sesuai dengan data back up yang dimiliki.
Dengan adanya data back up teknisi atau operator
tidak harus melakukan setting ulang control
(tunning) sehingga proses bisa tetap jalan.

2. Maintenance junction box


Pemeliharan junction Box perlu dilakukan agar signal
yang diterima atau dikirim dari DCS ke lapangan
untuk proses pengendalian bisa tetap baik dan
normal.
Apabila junction box kotor maka akan
mengakibatkan koneksi yang ada di panel tersebut
akan terganggu hal ini bisa mengakibatkan
perubahan signal yang dikirim atau diterima oleh
DCS, serta dengan pemeliharaan pada junction box
yang baik akan segera diketahui sambungan-
sambungan yang rusak yang akan menghambat
proses pengendalian dari DCS

3. Maintenance operator station


Pemelihaan yang dilakukan untuk operator station
yang dilakukan teknisi untuk menjaga performa dari
Operator Station adalah
1. Membesihkan operator station
2. Melakukan Back up data Operator station
3. Melakukan Restore data untuk Operator station
4. Melakukan pengechekan jalur komunikasi
5. Memperbaiki display OS yang sudah tidak sesuai
dengan kondisi yang ada dilapangan

4. Restrore data
Restore data adalah suatu cara untuk memasukan
kembali data-data hasil back up yang telah dilakukan
oleh teknisi atau operator dengan prosesur yang
telah dijelaskan sebelumnnya.
Fungsi restore data ini agar data bisa kembali ke
setinggan sebelumnya atau ada masalah pada data
di DCS sehingga terjadi “Hang” sehingga data bisa
diselamatkan dan digunakan kembali setelah reset
DCS dilakukan.

5. Maintenance System komunikasi antar DCS dan


Operator station.
Untuk pemeliharaan sistem komunikasi diperlukan
agar antara operator station dan kontroler atau DCS
bisa bekerja dengan baik yaitu dengan cara:
1. Check Signal standar yang dipancarkan
2. Test Loop feed back TCP/IP
3. Check conection unit dengan melihat bit data
yang ditransfer di conection unit

6. Reset
Reset dilakukan apabila terjadi hang pada DCS pada
saat pengendalian atau hang yang terjadi pada
operator station

Anda mungkin juga menyukai