Proses Docking
Proses Docking
SURVEY – INSPEKSI
KAPAL DAN
BANGUNAN LAUT
DOCKING PROCESS
Graving dock atau Dok Kering merupakan jenis dok yang dibangun dengan
menggali tanah yang cukup luas di pantai dan memasang pintu air di salah satu
sisinya yang terbuka. Jenis pintu air yang dipasang ada yang berjenis pontoon,
berengsel dan juga berengsel di bagian dasar.
Saat kapal akan melakukan pengedokan, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dan dipersiapkan sebelum kapal masuk dock, seperti :
a. Catatan perbaikan.
Dengan tujuan untuk mengetahui dana yang kemungkinan dikeluarkan
untuk melakukan pengedockan dan juga estimasi lamanya kapal untuk di
docking.
b. Persiapan keselamatan dan keamanan kapal selama dry docking.
c. Persyaratan kelas periodic.
d. Laporan-laporan dari engine dan perawatan.
e. Laporan-laporan dari fleet supervisor.
Pada saat kapal akan melakukan docking, maka dari pihak kapal tersebut harus
memberikan dokumentasi – dokumentasi terkait untuk memberikan informasi
mendetail mengenai keadaan kapal, dokumentasi yang dimaksud adalah :
a. Informasi kapal :
- Ukuran utama kapal.
- Gambar rencana garis.
- Gambar rencana umum.
Untuk melakukan pengedokkan pada graving dock ada beberapa hal penting
yang harus diperhatikan untuk melakukan pengedokkan, yaitu lebar (B) kapal
dan sarat (T) kapal. Hal ini sangat penting diperhatikan karena erat kaitannya
dengan ukuran yang dimiliki oleh graving dock itu sendiri. Jika kapal yang akan
melakukan docking dengan lebar kapal yang melebihi dari lebar docking maka
tentu saja hal itu tidak dapat dilakukan. Sarat kapal tertentu juga menjadi
perhatian karena pada graving dock pada bagian dasar akan ditempatkan keel
block sebagai dudukan kapal, yang meiliki tinggi tertentu. Hal ini berpengaruh
terhadap stabilitas yang dimiliki oleh kapal di dalam docknya.
Sebelum kapal masuk ke dalam graving dock, graving dock harus sudah
terisikan dengan air laut sampai batas tertentu, dengan cara memompakan air
laut ke dalam dock. Setelah batas air laut pada graving dock sudah setinggi
permukaan air laut, maka pintu dock sudah dapat digeser dengan cara
mengeluarkan air ballast yang ada di dalam pintu dock (pintu dock berupa
pontoon). Pintu dock digeser dengan menggunakan bantuan tugboat.
Saat graving dock telah siap untuk dimasuki kapal. Maka kapal dengan dibantu
dorong oleh tugboat mulai memasuki graving dock. Saat haluan kapal sudah
akan memasuki dock maka ABK kapal akan melemparkan tali ke sisi kanan dan
kiri dock untuk kemudian di tarik (baik dengan menggunakan tenaga manusia
maupun tenaga mesin). Di sisi lain ada seorang petugas dari galangan yang
disebut dengan docking master, yang berdiri di titik center line dari graving
dock. Docking master bertugas untuk memastikan kapal agar kapal tidak
bergeser dari letak center line. Biasanya untuk memastikannya menggunakan
bandul. Kapal terus didorong masuk oleh tug boat sampai kapal harus berhenti
di tempat yang telah direncanakan, biasanya pada kapal dan dock telah diberi
penanda dimana letak kapal tersebut harus berhenti. Setelah kapal sudah
berada di tempat yang seharusnya maka kapal dipasangkan tiang-tiang
pancangagar kapal tidak bergerak ke sisi kanan dan kiri. Kemudian kapal
diikatkan dengan tali ke bollard-bollard di sisi galangan.
Setelah kapal berada di posisi yang telah direncanakan, maka pintu dock
kembali digeser untuk menutup dock. Ketika pintu dock sudah di tempatnya,
kemudian pintu diisikan air ballast. Selanjutnya air laut dipompakan keluar dari
dock.
Penggantian plat
Setelah plat pada lambung dilakukan perawatan dan juga di ukur ketebalannya,
bila ditemukan plat yang sudah tidak sesuai dengan peraturan klas, maka harus
diganti. Berikut langkah-langkah dalam penggantian plat :
1. Pastikan bahwa area pada kapal yang akan dilakukan penggantian plat
bebasdari gas maupun cairan yang dapat memantik timbulnya api
kebakaran.
2. Melakukan pemotongan plat sesuai dengan luas plat yang harus diganti
pada lambung kapal. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum
melakukan pemotongan plat yaitu :
- Terlebih dahulu di antara gading besar dipasang penegar
membujur atau memanjang kapal agar gading tidak mengalami
deformasi akibat pengelasan yang terjadi.
Reparasi Propeller
Propeller merupakan salah satu bagian penting juga yang dimiliki oleh kapal,
dan tentunya juga harus diperhatikan pada saat kapal masuk dock. Propeller
adalah bagian kapal yangberfungsi sebagai penghasil gaya dorong (thrust)
yang dihubungkan dengan poros ke motor penggerak utama. Propeller yang
ada saat ini memiliki bentuk dan cara kerja yang berbeda-beda. Ada propeller
yang dinamakan fixed pitch propeller yaitu propeller yang baling-balingnya tidak
dapat diubah-ubah kedudukan baling-balingnya. Ada juga jenis controllable
pitch propeller dimana jenis propeller ini dapat diatur untuk sudut keletakkan
dari baling-balingnya. Pada prakteknya controllable pitch propeller
menghabiskan lebih sedikit bahan bakar untuk pengoperasiannya dibandingkan
dengan fixed pitch propeller namun untuk harga awal dan juga perawatannya
controllable pitch propeller menghabiskan cukup banyak biaya, karena
sistemnya yang lebih rumit daripada fixed pitch propeller.
Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan tentang reparasi propeller yang
berjenis fixed pitch propeller. Kerusakan pada propeller biasanya ditemukan
pada daerah 0.7 R dari propeller, karena pada bagian tersebut tingkat
ketebalan lebih kecil dan juga terdapat pada bagian terluar dari propeller.
Terdapat beberapa kerusakan yang biasanya terjadi pada propeller jenis ini,
yaitu :
1. Retak
Jika propeller jenis fixed pitch propeller ini mengalami keretakkan di
beberapa bagiannya, cara untuk mereparasinya adalah dengan
memberikan sedikit lubang pada ujung-ujung garis retaknya, hal ini
bertujuan untuk menghentikan garis retak pada propeller. Setelah itu di
sepanjang garis retak, diberikan alur pengelasan, untuk kemudian
propeller tersebut di las. Setelah selesai di las, maka propeller di gerinda
untuk dihaluskan dari hasil pengelasannya.
2. Bengkok
Propeller yang mengalami bengkok, maka cara repasainya adalah
dengan membending propeller tersebut agar dapat kembali seperti
semula. Disarankan untuk melakukan cold bending agar struktur material
pada propeller tidak berubah.
3. Patah
Bila propeller mengalami patah mungkin karena terkena hantaman
karang dan lain sebagainya. Apabila bagian yang patah tidaklah sangat
parah, maka daun propeller dapat ditambal begitu saja. Cara
menambalnya tidak boleh propeller dipotong dan di las secara garis
lurus, namun harus ditambahkan suatu pola yang lebih menjorok ke
dalam agar struktur kekuatannya besar. Cara menyambugnya yaitu
dengan di las.
Peralatan labuh yang digunakan oleh kapal beberapanya adalah jangkar dan
juga rantai jangkar.
Jenis-jenis docking
Docking pada kapal memiliki beberapa jenis lainnya selain Graving Dock, yaitu
sebagai berikut :
- Floating dock
dok yang bekerja dengan menaik dan menurunkan dock ( dengan
system balas ) yang berada pada tangki tangki floating dock.
Floating dock dapat ditarik atau dipindah pindah sehingga
mempermudah untuk melakukan pengedokan .
- Synchrolift
Dok jenis ini merupakan dok apung yang memanfaatkan daya apung
dari pontoon, namun dalam synchrolift , kapal dipindahkan ke atas
platform yang ditempatkan pada dudukan dari evacuation, dan
kemudian baik kapal maupun platformnya di angkat ke atas tanah
dengan mesin-mesin penarik (winches) yang ada di kanan platform.
Berikut merupakan contoh gambar Synchrolift:
I. Perawatan Rutin
Merupakan pemeliharaan yang dilakukan oleh anak buah kapal di atas
kapal dengan bantuan pihak Kantor di darat, yang bisa dilakukan secara
rutin diluar jadwal pengedokan dan dilakukan secara floating tanpa naik
dock. Pada kondisi ini, bila diperlukan kapal masih bisa dipakai.
Perawatan rutin diatas kapal dibagi menjadi 2 macam yaitu : On board
routine maintenance, dan Shore based routine maintenance. Untuk on
board routine maintenance terdiri dari dua bagian :
- Deck department routine maintenance
PIC : Mualim 1 (chief officer). Terdiri dari beberapa kegiatan
pekerjaan diantaranya :
Construction Maintenance: (a) Shell-plating & profiling (b)
Cathodic protection dan coating)
Life Saving Appliances Maintenance: (a) FiFi (b) Life saving
appliances
Navigation & Communication Equipment Maintenance
- Engine Department routine maintenance
PIC : KKM ( Chief Engineer). Terdiri dari beberapa kegiatan
pekerjaan :
Main Engine Maintenance
Auxiliary Engine & Electricals Maintenance
General Service Systems Maintenance
Deck Machineries Maintenance
Propulsion System Maintenance
- Plat sisi (Shell plating) di atas garis air, deck cuaca, superstructures,
deckhouses, companionways, exposed casing, bulwarks, dan pagar,
harus dilakukan survei secara eksternal.
- Sekat kedap air harus diperiksa untuk melihat adanya kebocoran
sejauh bisa dideteksi oleh pemeriksaan eksternal.
- Steering gear and auxiliary steering gear :Survei dan Functional test
harus dilakukan pada setiap Periodical Survey, atau pada
kesempatan survey yang lain (contoh: pada kesempatan Load-Line
Survey, dan/atau Periodical Survey, dan/atau Conditional Survey.
b. Intermediate survey
Intermediate survey merupakan survey yang dilakukan pertengahan
antara annual survey dan special survey. Survey ini dilakukan secara
docking. Intermediate survey ini dilakukan dalam periode antara tahun