Anda di halaman 1dari 17

SURVEY – INSPEKSI KAPAL

DAN BANGUNAN LAUT [PROSES DOCKING KAPAL]

LUDFI PRATIWI BOWO – 4210 100 075

PROSES DOCKING KAPAL

SURVEY – INSPEKSI
KAPAL DAN
BANGUNAN LAUT

4210 100 075| LUDFI PRATIWI BOWO – 4210 100 075


SURVEY – INSPEKSI KAPAL
DAN BANGUNAN LAUT [PROSES DOCKING KAPAL]

DOCKING PROCESS

Pengedokkan pada Graving Dock

Graving dock atau Dok Kering merupakan jenis dok yang dibangun dengan
menggali tanah yang cukup luas di pantai dan memasang pintu air di salah satu
sisinya yang terbuka. Jenis pintu air yang dipasang ada yang berjenis pontoon,
berengsel dan juga berengsel di bagian dasar.

Gambar 1. Graving Dock

Saat kapal akan melakukan pengedokan, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dan dipersiapkan sebelum kapal masuk dock, seperti :

a. Catatan perbaikan.
Dengan tujuan untuk mengetahui dana yang kemungkinan dikeluarkan
untuk melakukan pengedockan dan juga estimasi lamanya kapal untuk di
docking.
b. Persiapan keselamatan dan keamanan kapal selama dry docking.
c. Persyaratan kelas periodic.
d. Laporan-laporan dari engine dan perawatan.
e. Laporan-laporan dari fleet supervisor.

Pada saat kapal akan melakukan docking, maka dari pihak kapal tersebut harus
memberikan dokumentasi – dokumentasi terkait untuk memberikan informasi
mendetail mengenai keadaan kapal, dokumentasi yang dimaksud adalah :

a. Informasi kapal :
- Ukuran utama kapal.
- Gambar rencana garis.
- Gambar rencana umum.

4210 100 075| LUDFI PRATIWI BOWO – 4210 100 075


SURVEY – INSPEKSI KAPAL
DAN BANGUNAN LAUT [PROSES DOCKING KAPAL]

- Gambar bukaan kulit.


- Sertifikat-sertifikat kapal.
- Gambar- tangki-tangki
b. Informasi swakelola.

Informasi di atas disediakan agar pihak galangan dapat secara tepat


menempatkan stop block pada frame yang ada. Karena stop block tidak boleh
diletakkan pada bagian open floor dari kapal. Stop block harus direncanakan
sedemikian rupa agar mampu menumpu beban kapal dan kapal agar tidak
terguling, stop block juga dapat mempermudah pengerjaan di bawah lambung
kapal. Sertifikat perlu diberitahukan agar jika ada sertifikat kapal yang mati akan
diperpanjang kembali. Tangki-tangki yang ada harus bebas dari gas maupun
cairan-cairan yang dapat menyebabkan terpantiknya api.

Gambar 2. Peletakkan stop block

Untuk melakukan pengedokkan pada graving dock ada beberapa hal penting
yang harus diperhatikan untuk melakukan pengedokkan, yaitu lebar (B) kapal
dan sarat (T) kapal. Hal ini sangat penting diperhatikan karena erat kaitannya
dengan ukuran yang dimiliki oleh graving dock itu sendiri. Jika kapal yang akan
melakukan docking dengan lebar kapal yang melebihi dari lebar docking maka
tentu saja hal itu tidak dapat dilakukan. Sarat kapal tertentu juga menjadi
perhatian karena pada graving dock pada bagian dasar akan ditempatkan keel
block sebagai dudukan kapal, yang meiliki tinggi tertentu. Hal ini berpengaruh
terhadap stabilitas yang dimiliki oleh kapal di dalam docknya.

Sebelum kapal masuk ke dalam graving dock, graving dock harus sudah
terisikan dengan air laut sampai batas tertentu, dengan cara memompakan air
laut ke dalam dock. Setelah batas air laut pada graving dock sudah setinggi
permukaan air laut, maka pintu dock sudah dapat digeser dengan cara
mengeluarkan air ballast yang ada di dalam pintu dock (pintu dock berupa
pontoon). Pintu dock digeser dengan menggunakan bantuan tugboat.

Saat graving dock telah siap untuk dimasuki kapal. Maka kapal dengan dibantu
dorong oleh tugboat mulai memasuki graving dock. Saat haluan kapal sudah

4210 100 075| LUDFI PRATIWI BOWO – 4210 100 075


SURVEY – INSPEKSI KAPAL
DAN BANGUNAN LAUT [PROSES DOCKING KAPAL]

akan memasuki dock maka ABK kapal akan melemparkan tali ke sisi kanan dan
kiri dock untuk kemudian di tarik (baik dengan menggunakan tenaga manusia
maupun tenaga mesin). Di sisi lain ada seorang petugas dari galangan yang
disebut dengan docking master, yang berdiri di titik center line dari graving
dock. Docking master bertugas untuk memastikan kapal agar kapal tidak
bergeser dari letak center line. Biasanya untuk memastikannya menggunakan
bandul. Kapal terus didorong masuk oleh tug boat sampai kapal harus berhenti
di tempat yang telah direncanakan, biasanya pada kapal dan dock telah diberi
penanda dimana letak kapal tersebut harus berhenti. Setelah kapal sudah
berada di tempat yang seharusnya maka kapal dipasangkan tiang-tiang
pancangagar kapal tidak bergerak ke sisi kanan dan kiri. Kemudian kapal
diikatkan dengan tali ke bollard-bollard di sisi galangan.

Gambar 3. Kapal masuk dock

4210 100 075| LUDFI PRATIWI BOWO – 4210 100 075


SURVEY – INSPEKSI KAPAL
DAN BANGUNAN LAUT [PROSES DOCKING KAPAL]

Gambar 4. Kapal yang didorong tugboat masuk dock

Setelah kapal berada di posisi yang telah direncanakan, maka pintu dock
kembali digeser untuk menutup dock. Ketika pintu dock sudah di tempatnya,
kemudian pintu diisikan air ballast. Selanjutnya air laut dipompakan keluar dari
dock.

Gambar 5. Masuknya kapal ke dock

Keuntungan dari Graving Dock ini adalah :


 Mempunyai tingkat keamanan yang lebih baik daripada Floating Dock
karena Graving Dock adalah bangunan yang tetap, sedangkan Floating
Dock adalah bangunan yang terapung.
 Umur pemakaianya lebih lama dibandingkan pengedokan lainnya.
 Biaya perawatan rendah

Selain itu graving dock juga mempunyai kerugian yaitu :

4210 100 075| LUDFI PRATIWI BOWO – 4210 100 075


SURVEY – INSPEKSI KAPAL
DAN BANGUNAN LAUT [PROSES DOCKING KAPAL]

 biaya pembuatan mahal


 waktu pembuatanya lama
 graving dok adalah bangunan yang tetap sehingga tidak dapat dipindahkan.

Perawatan lambung kapal

Kapal yang telah melakukan pelayaran selama beberapa waktu, tentunya


kondisi dari plat-plat yang ada sudah tidak semulus kondisinya ketika kapal
tersebut masih baru. Biasanya kondisi plat-plat pada lambung kapal sudah
dilapisi dengan hewan-hewan laut (fouling), zinc anode yang sudah makin
terkikis, dan juga ketebalan plat yang selalu berkurang setiap waktunya.

1. Lambung kapal dibersihkan dengan menggunakan air laut yang


disemprotkan ke seluruh lambung kapal bagian luar.
2. Lambung kapal di skrap untuk menghilangkan fouling yang menempel
pada lambung kapal, karena apabila dibiarkan maka dapat membuat
kapal menjadi korosi dan juga menambah tahanan kapal.
3. Setelah lambung kapal di skrap, selanjutnya lambung kapal diukur
ketebalan platnya, biasanya menggunakan UT. Bila tidak ada UT, maka
yang digunakan adalah cara konvensional, yaitu dengan melubangi pada
beberapa tempat lalu diukur ketebalannya, kemudian ditutup kembali
dengan menggunakan plat yang dilas. Pada pengecekan menggunakan
UT, terdapat kurang lebih lima puluh titik yang dilakukan pengecekan.
Untuk melakukan pengecekan dapat dilakukan dengan cara penglihatan,
pegecekan data docking terakhir dan juga laporan dari ABK. Bila plat
yang dicek memiliki ketebalan kurang dari 80% tebal plat awal, maka plat
tersebut harus diganti dengan plat yang baru. Luasan plat yang diganti
minimal 300 mm. Hal ini diatur pada peraturan klas BKI.

Penggantian plat

Setelah plat pada lambung dilakukan perawatan dan juga di ukur ketebalannya,
bila ditemukan plat yang sudah tidak sesuai dengan peraturan klas, maka harus
diganti. Berikut langkah-langkah dalam penggantian plat :

1. Pastikan bahwa area pada kapal yang akan dilakukan penggantian plat
bebasdari gas maupun cairan yang dapat memantik timbulnya api
kebakaran.
2. Melakukan pemotongan plat sesuai dengan luas plat yang harus diganti
pada lambung kapal. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum
melakukan pemotongan plat yaitu :
- Terlebih dahulu di antara gading besar dipasang penegar
membujur atau memanjang kapal agar gading tidak mengalami
deformasi akibat pengelasan yang terjadi.

4210 100 075| LUDFI PRATIWI BOWO – 4210 100 075


SURVEY – INSPEKSI KAPAL
DAN BANGUNAN LAUT [PROSES DOCKING KAPAL]

- Pemotongan pelat di antara gading ini menghindari terjadinya


kerusakan pada gading akibat pemotongan pelat.
- Pembersihan pelat yang masih nempel pada gading hingga
benar-benar bersih, ini bermaksud agar dalampenggantian pelat
yang baru tidak mengalami kesulitan-kesulitan.
3. Plat baru yang akan dipasang pada kapal, harus melalui proses marking-
cutting-dan juga forming. Marking disini maksudnya adalah menandai
plat baru sesuai dengan luasan yang diperlukan pada plat kapal, dan
juga mempermudah dalam melakukan pemotongan (cutting). Forming
dilakukan agar bentuk dari plat baru sesuai dengan bentuk plat kapal
sebelumnya, untuk membentuk plat tersebut dilakukan dengan cara cold
bending yang dilakukan di bengkel. Tidak dianjurkan untuk melakukan
hot bending karena dapat merukan susunan struktur baja yang
digunakan. Setelah ketiga proses dilalui dengan baik, maka plat tersebut
dapat dipasang pada kapal dengan cara di las.
4. Setelah pemasangan plat sudah selesai, maka selanjutnya adalah
pemasangan zinc znode pada bagian-bagian kapal. Tujuan dari
dipasangnya zinc znode adalah agar lambung kapal tidak korosi terlebih
dahulu, namun yang korosi terlebih dahulu adalah zinc anode nya.
Apabila pada saat pengedokan kondisi zinc anode masih sangat bagus,
justru akan menimbulkan kecemasan, karena ada kemungkinan zinc
znode tidak berfungsi dengan baik, sehingga korosi merusak plat terlebih
dahulu tidak melalui zinc anode.

Gambar 6. Penggantian plat pada lambung

Reparasi Propeller

Propeller merupakan salah satu bagian penting juga yang dimiliki oleh kapal,
dan tentunya juga harus diperhatikan pada saat kapal masuk dock. Propeller
adalah bagian kapal yangberfungsi sebagai penghasil gaya dorong (thrust)
yang dihubungkan dengan poros ke motor penggerak utama. Propeller yang
ada saat ini memiliki bentuk dan cara kerja yang berbeda-beda. Ada propeller

4210 100 075| LUDFI PRATIWI BOWO – 4210 100 075


SURVEY – INSPEKSI KAPAL
DAN BANGUNAN LAUT [PROSES DOCKING KAPAL]

yang dinamakan fixed pitch propeller yaitu propeller yang baling-balingnya tidak
dapat diubah-ubah kedudukan baling-balingnya. Ada juga jenis controllable
pitch propeller dimana jenis propeller ini dapat diatur untuk sudut keletakkan
dari baling-balingnya. Pada prakteknya controllable pitch propeller
menghabiskan lebih sedikit bahan bakar untuk pengoperasiannya dibandingkan
dengan fixed pitch propeller namun untuk harga awal dan juga perawatannya
controllable pitch propeller menghabiskan cukup banyak biaya, karena
sistemnya yang lebih rumit daripada fixed pitch propeller.

Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan tentang reparasi propeller yang
berjenis fixed pitch propeller. Kerusakan pada propeller biasanya ditemukan
pada daerah 0.7 R dari propeller, karena pada bagian tersebut tingkat
ketebalan lebih kecil dan juga terdapat pada bagian terluar dari propeller.
Terdapat beberapa kerusakan yang biasanya terjadi pada propeller jenis ini,
yaitu :

1. Retak
Jika propeller jenis fixed pitch propeller ini mengalami keretakkan di
beberapa bagiannya, cara untuk mereparasinya adalah dengan
memberikan sedikit lubang pada ujung-ujung garis retaknya, hal ini
bertujuan untuk menghentikan garis retak pada propeller. Setelah itu di
sepanjang garis retak, diberikan alur pengelasan, untuk kemudian
propeller tersebut di las. Setelah selesai di las, maka propeller di gerinda
untuk dihaluskan dari hasil pengelasannya.
2. Bengkok
Propeller yang mengalami bengkok, maka cara repasainya adalah
dengan membending propeller tersebut agar dapat kembali seperti
semula. Disarankan untuk melakukan cold bending agar struktur material
pada propeller tidak berubah.
3. Patah
Bila propeller mengalami patah mungkin karena terkena hantaman
karang dan lain sebagainya. Apabila bagian yang patah tidaklah sangat
parah, maka daun propeller dapat ditambal begitu saja. Cara
menambalnya tidak boleh propeller dipotong dan di las secara garis
lurus, namun harus ditambahkan suatu pola yang lebih menjorok ke
dalam agar struktur kekuatannya besar. Cara menyambugnya yaitu
dengan di las.

4210 100 075| LUDFI PRATIWI BOWO – 4210 100 075


SURVEY – INSPEKSI KAPAL
DAN BANGUNAN LAUT [PROSES DOCKING KAPAL]

Gambar 7. pemotongan propeller

Setelah dilakukan reparasi seperti diatas, kemudian dilakukan uji


balansir pada propeller. Uji yang biasanya dilakukan pada propeller
adalah static balansir, karena uji dengan cara ini paling mudah untuk
dilakukan. Cara pengujiannya adalah :
1. Propeller di dudukkan pada suatu dudukan tertentu.
2. Propeller diputar pada putaran tertentu.
3. Ketiak propeller berhenti, maka harus diperhatikan pada bagian yang
direparasi, bila bagian yang direparasi menempati posisi selalu di
bawah pada pemutaran beberapa kali dari propeller tersebut, maka
propeller dikatakan tidak balance, karena propeller masih berat
sebelah terutama pada bagian yang telah direparasi. Hal yang
dilakukan bila hal ini terjadi adalah dengan menggerinda bagian yang
lebih berat dari baling-baling propeller yang lain. Kemudian dilakukan
uji balansir lagi. Propeller dikatan memiliki balance yang baik jika
ketika diakukan pemutaran beberapa kali, maka letak dari daun-daun
propeller berhenti di tempat yang selalu berubah-ubah.

Reparasi Jangkar dan Rantai Jangkar

Peralatan labuh yang digunakan oleh kapal beberapanya adalah jangkar dan
juga rantai jangkar.

a. Jangkar berfungsi sebagai penahan kapal saat kapal hendak berhenti


sebelum sampai di pelabuhan. Setiap kapal memiliki jangkar yang
berbeda-beda, karena pemilihan jangkar berdasarkan perhitungan berat
yang berdasarkan dengan data utama kapal. pada kapal terdapat
jangkar haluan dan jangkar buritan. Jangkar haluan lebih berat dan
besar daripada jangkar buritan karena memang jangkar haluan
merupakan penopang gaya terbesar pada kapal ketika berlabuh.
Sedangkan jangkar buritan hanya diturunkan untuk membantu jangkar

4210 100 075| LUDFI PRATIWI BOWO – 4210 100 075


SURVEY – INSPEKSI KAPAL
DAN BANGUNAN LAUT [PROSES DOCKING KAPAL]

haluan untuk menahan gaya-gaya yang bekerja pada saat kapal


berlabuh. Gaya-gaya yang bekerja pada saat kapal berlabuh adalah :
- Gaya yang disebabkan oleh arus pada dasar kapal.
- Gaya yang disebabkan oleh angina pada bagian atas kapal.
- Gaya inersia akibat pitching dan rolling.

Jangkar dan biasanya penjangkaran akan menahan gaya-gaya tersebut


sehingga kapal berada pada posisi yang stasioner. Kerusakan uyang
terjadi pada jangkar : Bengkoknya badan jangkar. Bengkok dan
patahnya lengan jangkar. Keausan pena dan longgarnya kedudukan
pena pada ensel jankar. Keausan jangkar. Jangkar hilang. Kurangnya
berat jangkar akibat korosi. Adapun langkah langkahnya :

 Bengkoknya batang atau stock, dapat diluruskan dengan


pengepresan dalam keadaan dingin. Pada paten anchor
(jangkar tanpa batang) kadang-kadang terjadi
bengkok/puntiran.
 Pada patent anchor sering terjadi keausan badan terhadap
celah kedua telapak lengannya serta kehausan lubang pena
pada badan jangkar dan keausan pada penanya itu sendiri.
Keausan ujung badan jangkar dengan celah kedua telapak
lengannya dapat di atasi dengan pemanasan pelat rangkap
pada sisi dengan las listrik dengan kelonggaran secukupnya
agar jangkar bebas bergerak. Untuk keausan pena jangkar
dapat di atasi dengan jalan memperbesar lubang pada ujung
bada jangkar dengan kotter dan membuat pena baru dengan
material yang sesuai.
 Sebelum perbaikan jangkar terlebih dahulu dibersihkan
dengan cara diketok dengan palu atau dibakar/dioven. Segel
dan swivel harus diperhatikan kehausannya.
 Kehausan jangkar secara keseluruhan perlu diperhatikan
sebab keausan ini akan mengurangi berat jangkar,
pengurangan berat jangkar ini tidak boleh kurang dari 20%
berat jangkar sebelum digunakan dikapal atau baru dibuat.
 Cara penambahan berat jangkar pada saat direparasi yaitu
dengan cara mengetahui berat jangkar sebelum digunakan
kemudian dibandingkan pada saat jangkar direparasi jika
mengalami pengurangan lebih dari 20% dari berat jangkar
sebelum digunakan, maka jangkar harus ditamhah beratnya
dengan pengelasa pelat yang sesuai dengan berat jangkar
yang diinginkan dan bentuk dari angkar itu sendiri.

4210 100 075| LUDFI PRATIWI BOWO – 4210 100 075


SURVEY – INSPEKSI KAPAL
DAN BANGUNAN LAUT [PROSES DOCKING KAPAL]

b. Rantai jangkar merupakan bagian dari kapal yang pungsinya sebagai


pengikat jangkar yang panjangnya di sesuaikan dengan rute pelayaran
atau daerah berlabuh kapal itu sendiri. Bentuk dan ukuan rantai
disessuaikan dengan betuk dari perencanaan jangkar karena seelah kita
dapat menentukan jangkar yang sesuai perhitungan yang berlaku pada
saat ini, maka melalui BKI dapat ditentukan tipe rantai, panjang rantai,
dan diameter dari rantai. Bentuk dan kerusakan : Keausan dan corosi
dari mata rantai jangkar.Bengkoknya mata rangtai jangkar. Kocak atau
hilangnya sekang mata rantai jangkar. Kelelahan material dan terjadinya
keretakan pada mata rantai jangkar. Adapun langkah langkahnya :

 Untuk perawatan, rantai beserta jangkar diutrunkan dari kapal,


diletakkan di atas geladak kerja dok untuk dibersihkan dari
tumbuh-tumbuhan dan binatang laut.
 Pembersihan dari karat, temper kering, dan sisa cat dengan
diketok atau di baker. Pembakaran dilakukan di oven dengan
temperature 800 oC – 900 oC selama satu jam. Setelah dingin
seluruh karat dan kotoran-kotoran yang melekat akan terlepas
dari rantai.
 Pengukuran diameter rantai, diukur dengan jangka sorong.
Setiap pengukuran diameter dilakukan pada dua arah (arah
vertical dan arah horizontal) kemudian nilai tersebut di
masukkan ke dalam rumus diameter. Rumus diameter rantai
tersebut adalah ;
A  B
D = Dimana ; A = Diameter yang di ukur vertikel
2
B = Diameter yang di ukur horizontal

Panjang rantai biasanya di nyatakan dengan patom dimana 1


patom sama dengan 27,5 m lalu untuk mengetahui kerusakan
dari rantai tersebut maka harus di ukur setiap tiga mata rantai
atau lebih sesuai pandangan kita apakah rantai ini masih
bagus atau tidak. Antara satu patom dengan patom lainnya
dihubungkan dengan segel. Pengukuran luas penampang
rantai tidak boleh kurang dari 20% dari luas penampang rantai
pada saat perhitungan klasifikasi.
 Mata rantai yang bengkok dapat diperbaiki dengan diluruskan
dalam keadaan dingin dengan pengepresan.
 Keretakan pada mata rantai tidak boleh diperbaiki dengan cara
pengelasan, tetapi harus diganti yang baru.
 Kocak/hilangnya sengkang (stud) dapat diperbaiki dengan
jalan pengepresan dalam keadaan dingin, sehingga senkang
tidak kocak lagi. Tetapi dalam peraktek lebih mudah dengan

4210 100 075| LUDFI PRATIWI BOWO – 4210 100 075


SURVEY – INSPEKSI KAPAL
DAN BANGUNAN LAUT [PROSES DOCKING KAPAL]

pengelasan. Jika terjadi hilangnya sengkang dapat diganti


dengan sengkang yang baru.
 Setelah pembersihan dan perbaikan selesai dilakukan barulah
dilakukan pengecatan dengan cat Bituminous Black, untuk
segel biasanya di cat dengan warna putih, dan 2-3 mata rantai
disebelah ini bermaksud untuk tanda memudahkan dilihat
pada saat naik dan turunnya jangkar.

Jenis-jenis docking

Docking pada kapal memiliki beberapa jenis lainnya selain Graving Dock, yaitu
sebagai berikut :

- Floating dock
dok yang bekerja dengan menaik dan menurunkan dock ( dengan
system balas ) yang berada pada tangki tangki floating dock.
Floating dock dapat ditarik atau dipindah pindah sehingga
mempermudah untuk melakukan pengedokan .

Gambar 8. Floating Dock

Dok apung yang terbuat dari dari beton mempunyai beberapa


keuntungan :
 Pemakaian material lebih sedikit sekitar 1/3 dari
pemakaian material dok apung dari pelat.
 Harganya kurang lebih lebih kecil 25 % dari dok apung
pelat

Sedangkan untuk kekurangannya :


 umur pemakaian lebih rendah dari dok kolam

4210 100 075| LUDFI PRATIWI BOWO – 4210 100 075


SURVEY – INSPEKSI KAPAL
DAN BANGUNAN LAUT [PROSES DOCKING KAPAL]

 memerlukan perairan yang dalam agar dok apung tidak


sampai duduk di lumpur waktu akan menaikkan kapal.
 Memakai tenaga yang lebih besar daripada dok kolam.

- Dock Tarik (slipway)


Metode ini pertama kali digunakan untuk kapal kecil, badan kapalnya
diletakkan pada sejumlah troli dan ditarik ke darat pada sebuah
permukaan yang miring oleh mesin-mesin penarik (winches). Hampir
semua kapal yang ikut salah satu badan klasifikasi, survey
pengedokannya dilakukan di atas dok kering atau dok apung,
sedangkan pemeriksaan di atas slipway ini sangat jarang dilakukan.

Gambar 9. slipway dock

- Synchrolift
Dok jenis ini merupakan dok apung yang memanfaatkan daya apung
dari pontoon, namun dalam synchrolift , kapal dipindahkan ke atas
platform yang ditempatkan pada dudukan dari evacuation, dan
kemudian baik kapal maupun platformnya di angkat ke atas tanah
dengan mesin-mesin penarik (winches) yang ada di kanan platform.
Berikut merupakan contoh gambar Synchrolift:

4210 100 075| LUDFI PRATIWI BOWO – 4210 100 075


SURVEY – INSPEKSI KAPAL
DAN BANGUNAN LAUT [PROSES DOCKING KAPAL]

Gambar 10. syncrolift dock

Jenis-jenis pemeliharaan kapal

Pemeliharaan kapal sangat perlu di lakukan agar kapal tersebut dapat


berproduksi sangat lama/ bisa dipakai sangat lama, sehingga dapat
memberikan keuntungan sebesar besarnya. Pemeliharaan pada kapal dibagi
menjadi beberapa bagian :
1. Perawatan rutin (routine maintenance).
2. Periodical Survey / docking.
3. Emergency docking.

I. Perawatan Rutin
Merupakan pemeliharaan yang dilakukan oleh anak buah kapal di atas
kapal dengan bantuan pihak Kantor di darat, yang bisa dilakukan secara
rutin diluar jadwal pengedokan dan dilakukan secara floating tanpa naik
dock. Pada kondisi ini, bila diperlukan kapal masih bisa dipakai.
Perawatan rutin diatas kapal dibagi menjadi 2 macam yaitu : On board
routine maintenance, dan Shore based routine maintenance. Untuk on
board routine maintenance terdiri dari dua bagian :
- Deck department routine maintenance
PIC : Mualim 1 (chief officer). Terdiri dari beberapa kegiatan
pekerjaan diantaranya :
 Construction Maintenance: (a) Shell-plating & profiling (b)
Cathodic protection dan coating)
 Life Saving Appliances Maintenance: (a) FiFi (b) Life saving
appliances
 Navigation & Communication Equipment Maintenance
- Engine Department routine maintenance
PIC : KKM ( Chief Engineer). Terdiri dari beberapa kegiatan
pekerjaan :
 Main Engine Maintenance
 Auxiliary Engine & Electricals Maintenance
 General Service Systems Maintenance
 Deck Machineries Maintenance
 Propulsion System Maintenance

Sedangkan untuk Shore based routine maintenance ialah : Perawatan


rutin kapal yang dilakukan oleh pihak darat, dalam hal ini pihak kantor
Maintenance Department untuk melakukan persiapan, monitoring,
pensuplaian material dan jasa yang dibutuhkan, pemutakhiran database
perawatan, dan penganalisaan penyebab kerusakan dan pencegahan
terjadinya kerusakan yang sama. Pada dasarnya pekerjaan perawatan
yang dilakukan disini adalah untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan

4210 100 075| LUDFI PRATIWI BOWO – 4210 100 075


SURVEY – INSPEKSI KAPAL
DAN BANGUNAN LAUT [PROSES DOCKING KAPAL]

perawatan rutin di atas kapal dan pengurusan administrasi persyaratan


Laik-Laut.

II. Periodical survey


Sebagai salah satu alat transportasi, kapal adalah alat transportasi yang
seharusnya memiliki standar keselamatan yang amat baik. Untuk
menjaga kondisi kapal untuk tetap dalam kondisi standar keselamatan
terbaiknya maka dilakukan pengedokan untuk merawat kapal, dimana
pengedokan tersebut akan diawasi oleh Biro kelasifikasi. Oleh sebab itu
berdasrkan aturan (Biro Klasifikasi Indonesia Kapal) sebuah kapal harus
menjalani :
a. Annual survey
Survey yang dilakukan setiap tahun dan diawasi oleh kelas.
b. Intermediate survey
survey yang dilakukan kapal yang dilakukan selama 2- 3 tahun
sekali.
c. Renewal survey
Survei dilakukan dalam periode tahun ke-5. Survey dilakukan secara
docking.
a. Annual survey
Annual survey merupakan survey yang dilakukan setiap tahun, namun
bisa sampai 3 bulan setelah jatuh tempo, semua survey dalam annual
survey ini dilakukan di atas garis air. Juga prosesnya selalu floating,
kecuali untuk kapal penumpang. Item yang harus di lakukan survey
untuk survey tahunan ini diantaranya adalah:
- sertifikat kapal
- external inspection pada shell plating di atas garis air dan sekat
kedap air,
- functional inspection & external inspection terhadap steering gear,
- external inspection of main propulsion plants,
- external inspection of electrical installation,
- external inspection & functional terhadap Fire protection dan safety
equipment. Annual survey ini dilakukan tidak harus di dok.

Terdapat beberapa lingkup kegiatan survey yang dilakukan diantaranya :

- Plat sisi (Shell plating) di atas garis air, deck cuaca, superstructures,
deckhouses, companionways, exposed casing, bulwarks, dan pagar,
harus dilakukan survei secara eksternal.
- Sekat kedap air harus diperiksa untuk melihat adanya kebocoran
sejauh bisa dideteksi oleh pemeriksaan eksternal.
- Steering gear and auxiliary steering gear :Survei dan Functional test
harus dilakukan pada setiap Periodical Survey, atau pada
kesempatan survey yang lain (contoh: pada kesempatan Load-Line
Survey, dan/atau Periodical Survey, dan/atau Conditional Survey.

4210 100 075| LUDFI PRATIWI BOWO – 4210 100 075


SURVEY – INSPEKSI KAPAL
DAN BANGUNAN LAUT [PROSES DOCKING KAPAL]

- Untuk Survey Permesinan, lingkup pemeriksaan dan Uji Fungsional


adalah sebagai berikut: Penggerak utama, Penggerak Utama Mesin
Bantu dan turbin, Pompa, kompresor, vessels dan peralatan di
bawah tekanan, pemanas, alat penukar panas, pipa, katup dan
peralatan, instrumentasi (juga di wilayah kargo).
- Instalisasi listrik : Generator untuk pembangkit listrik utama dan
pembangkit listrik darurat dan yang terkait dengan switchboards,
motor listrik, panel distribusi dan switch cabinets, baterai dan seluruh
tempat-tempat instalasi, instalasi kabel sejauh dapat diakses,
ledakan peralatan dilindungi.
- Main generators : Test Fungsional, Pelepasan beban listrik non-
esensial/ peralatan non-esensial sekunder ketika arus nominal
generator melampaui atau frekuensi menurun lebih dari 10%
terhadap rated-frequency. Catatan: Alarm harus menyala apabila
setelah 5 detik terjadinya kelebihan beban / frekuensi menurun
tersebut tetap berlanjut. Pengujian pemutus arus bila generator
‘tripping’ pada frekuensi bawah. Pengujian Automatic Starting dan
koneksi ke diesel-genset yang standby, setelah terjadinya blackout
- Pengujian Automatic Starting dan koneksi ke diesel-genset yang
standby, setelah terjadinya blackout.
- Perlindungan Kebakaran dan Peralatan Keselamatan
- Ketika memeriksa penutupan, perhatian khusus harus diambil untuk
membuktikan bahwa fan inlet flaps, outlet flaps, pintu, dan skylight
dapat bergerak dengan bebas; bahwa karet seal belum rusak; bahwa
terdapat indikator TERBUKA / TERTUTUP dan labelnya.
- Ruangan botol CO2, CO2 plants, botol pemisah Halon/CO2, foam
sistem pemadam kebakaran, sistem sprinkler dan lain-lain.
- Cek tanggal kadaluarsa sistem pemadam kebakaran.
- Emergency Stops (Fasilitas Emergency shutdown) untuk ventilasi
daerah kamar mesin, pompa supply/ transfer bahan bakar,
separators, boiler blowers, oil burners, pompa sirkulasi untuk thermal
oil plants, semuanya harus diuji.
- Peralatan remote-operated shutoff untuk tangki-tangki bahan bakar
harus juga ditest.
- Sistem deteksi kebakaran di kamar mesin harus juga ditest dan
mampu bekerja dengan aktivasi dari satu atau lebih detector asap.
- Pemadam kebakaran portable dan selang-selang pemadam
kebakaran termasuk asesoriesnya harus dichek kelengkapannya,
dan tingkat pemeliharaannya.

b. Intermediate survey
Intermediate survey merupakan survey yang dilakukan pertengahan
antara annual survey dan special survey. Survey ini dilakukan secara
docking. Intermediate survey ini dilakukan dalam periode antara tahun

4210 100 075| LUDFI PRATIWI BOWO – 4210 100 075


SURVEY – INSPEKSI KAPAL
DAN BANGUNAN LAUT [PROSES DOCKING KAPAL]

ke-2 sampai dengan tahun ke-3. Dalam pengerjaannya intermediate


survey yang harus di survey adalah :
- scrap & water wash vessels underwater area, anchor, chain,
windlass, propeller, rudder, tailshaft, all vent pipes&tanks, electrical
survey, all receiver compressors,
- top over haul of ME & AE, dan crank web deflection of ME.

c. Special Survey ( Renewal survey)


Special survey ini dilakukan dalam periode ke 5. Survey ini dilakukan
secara docking, yang harus dilakukan dalam survey ini adalah terutama
tentang pembaruan sertifikat disamping semua componen dalam kapal
harus diperiksa.
- Pembaruan Sertifikat
- Pemeriksaan thd bottom & side plating, coating & painting
- Pemeriksaan total thd Kemudi
- Pemeriksaan total thd Propeller, stern tube, sistem perporosan,
dan bow-thruster.
- Crank web deflection dari ME dan AE
- General overhaul thd ME & AE
- Pemeriksaan pompa & kompresor

II. Emergency docking


Yaitu Docking yang harus dilakukan sehubungan dengan kondisi
emergency yang diantaranya disebabkan:
 Collision (Kapal Tabrakan)
 Grounded (Kapal kandas)
 Kebakaran
 Failure machanism
diluar jadwal Pemeliharaan Rutin maupun Periodical Survey.

4210 100 075| LUDFI PRATIWI BOWO – 4210 100 075

Anda mungkin juga menyukai