Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB 1) : TERAPI NEBULIZER

DISUSUN OLEH :

1. BACHTIAR RESTU WIJAYA (108115050)

2. AHSAN ISNAWAN (108115059)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2018/2019
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Pokok Bahasan : Terapi Nebulizer


Sub Pokok Bahasan : Nebulizer
Sasaran : Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat II B STIKES
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
Hari/ Tanggal : 27 November 2018
Waktu : 1 x 100 menit
Tempat : Mini Hospital STIKES AL-IRSYAD Lt II

A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti perkuliahan keperawatan medikal bedah tentang Terapi
Nebulizer selama 1 x 100 menit, mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat II
STIKES Al-Irsyad Al-Islammiyah Cilacap mampu menjelaskan pengertian
nebulizer dan mempraktekan cara pemasangan alat nebulizer

B. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti perkuliahan tentang Terapi Nebulizer selama 1 x 100 menit
mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat II STIKES Al-Irsyad Al-Islammiyah
Cilacap mampu :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian apa itu Nebulizer
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dari pemasangan nebulizer
3. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis- jenis nebulizer
4. Mahasiswa mampu menjelaskan model-model alat nebulizer
5. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dan kontra indikasi terhadap
pemasangan nebulizer
6. Mahasiswa mampu mengetahui alat,obat dan prosedur yang digunakan
dalam nebulizer
7. Mahasiswa mampu mempraktekan ulang cara menggunakan nebulizer
dengan baik dan benar
C. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Proses Tindakan Kegiatan Tindakan Kegiatan Waktu
pembelajaran peserta
Pendahuluan memberi salam Memperhatikan
,memperkenalkan diri dan menjawab
dengan baik salam
Memperhatikan
serta mernspon
terhadap
pembelajar
15 menit

menjelaskan materi Memperhatikan


secara umum pada
mahasiswa

menyampaikan Memperhatikan
tujuan pembelajaearan
Penyajian memberikan Memperhatikan 70 menit
penjelasan tentang
Nebulizer
a. Pengertian
Nebulizer
b. Tujuan
Nebulizer
c. Jenis-jenis
nebulizer
d. Model-model
nebulizer
e. Indikasi dan
Kontra indikasi
Nebulizer
f. Macam-macam
obat nebulizer
g. Mempraktekan
cara
pemasangan
nebulizer
Memberi kesempatan Memberi
pada mahasisiwa untuk pertanyaan yang
bertanya belum dapat di
mengerti
mahasisiwa

Menjawab pertanyaan Memperhatikan


mahasiswa dengan
tepat dan mudah di
mengerti
Penutup Memberi kesimpulan Memperhatikan 15 menit
tentang Nebulizer
Mengajukan Merenspon
pertanyaan pada pertanyaan dan
masiswa tentang mempraktekan
materi yang sedang di dengan tepat dan
lakukan dan benar yang di
mempraktekannya berikan oleh
penyuluh
Menutup pertemuan Memperhatikan
dan memberi salam dan menjawab
penutup salam
D. MEDIA
1. Alat Nebulizer
2. Tissue
3. Sarung tangan
4. Obat inhalasi
5. Masker, nasal canule, mouthpiece
6. Neirbeken / bengkok
7. Kasa lembab

E. METODE
1. Ceramah
2. Praktek
3. Diskusi (tanya jawab)

F. MATERI (terlampir)

G. MATERI EVALUASI
Pertanyaan secara lisan :
1. Pengertian Nebulisasi
2. Tujuan Nebulisasi
3. Indikasi dan Kontraindikasi Nebulisasi
4. Macam-macam obat nebulizer
5. Mempraktekan cara pemasangan nebulisasi

I. EVALUASI
1. Evaluasi Struktural
a) Satuan acara pengajaran sudah siap sesuai dengan sub pokok bahasan.
b) Kontrak waktu sudah tepat dengan mahasiswa.
c) Media sudah siap yaitu Alat nebulizer,obat inhalasi, tissue, bengkok,
nasal kanul, kassa lembab, masker
2. Evaluasi Proses
a) 100% mahasiswa hadir dan mengikuti perkuliahan.
b) 100% media dapat digunakan dengan baik.
c) 80% mahasiswa mengikuti perkuliahan dengan aktif.
d) 100% mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan sampai selesai.

3. Evaluasi Hasil
a) 90% mahasiswa mampu menjelaskan tentang Pengertian Nebulizer
b) 90% mahasiswa mampu menyebutkan Tujuan pemasangan nebulizer,
jenis-jenis nebulizer, dan model-model alat nebulizer
c) 90% mahasiswa mampu menyebutkan kembali Indikasi dan
kontraindikasi tentang terapi nebulizer
d) 80% mahasiswa mampu menjelaskan kembali macam-macam obat
terapi nebulizer
e) 70% mahasiswa mampu menjelaskan kembali cara pemasangan
terapi nebulizer

Sumber :

Proehl. (1999). Emergency nursing procedures, (2nd ed.). Philadelphia:


W.B.Saunder Co.
Anderson. (1989). The pharmacology of intervention for respiratory
emergencies.Emergency care quarterly.
Jhonson. (1990). Principles of nebulizer-delivered drug therapy for
asthma. American journal of hospital pharmacy.
Lampiran

Terapi Nebulizer

1. Definisi

Nebulizer merupakan alat yang digunakan untuk merubah obat dari bentuk
cair ke bentuk partikel aerosol. Bentuk aerosol ini sangat bermanfaat apabila
dihirup atau dikumpulkan dalam organ paru. Efek dari pengobatan ini adalah
untuk mengembalikan kondisi spasme bronkus.

2. Tujuan Terapi Nebulizer


a. Mengobati peradangan saluran pernafasan bagian atas.
b. Menghilangkan sesak karena selaput lendir saluran nafas bagian atau
sehingga lendir menjadi encer dan mudah keluar.
c. Menjaga selaput lendir dalam keadaan lembab.
d. Melegakan pernafasan.
e. Mengurangi pembekakan selaput lender.
f. Mencegah pengeringan selaput lender.
g. Mengendurkan otot dan penyembuhan batuk.
h. Menghilangkan gatal pada kerongkongan.

3. Jenis-jenis Nebulizer
a. Disposible nebulizer, sangat ideal apabila digunakan dalam situasi
kegawatdaruratan di rumah sakit dengan perawatan jangka pendek.
Apabila nebulizer di tempatkan di rumah dapat digunakan beberapa kali,
lebih dari satu kali, apabila dibersihkan setelah digunakan. Dan dapat terus
dipakai sampai dengan 2 minggu apabila dibersihkan secara teratur.
b. Re-usable nebulizer, dapat digunakan lebih lama sampai kurang lebih 6
bulan. Keuntungan lebih dari nebulizer jenis ini adalah desainnya yang
lebih komplek sehingga meningkatkan efektivitas dari dosis pengobatan.
Keuntungan kedua adalah dapat direbus untuk proses desinfeksi.
Digunakan untuk terapi setiap hari.

4. Model-model Nebulizer
a. Nebulizer dengan penekan udara (Nebulizer compressors), memberikan
tekanan udara dari pipa ke tutup (cup) yang berisi obat cair yang akan
memecah cairan ke dalam bentuk partikel-partikel uap kecil yang dapat
dihirup secara dalam ke saluran pernafasan.

b. Nebulizer ultrasonik (ultrasonic nebulizer), menggunakan gelombang


ultrasound, untuk secara perlahan mengubah dari bentuk obat cair ke
bentuk uap atau aerosol basah.

c. Nebulizer generasi baru (a new generation of nebulizer), digunakan tanpa


menggunakan tekanan udara maupun ultrasound. Alat ini sangat kecil,
dioperasikan dengan menggunakan baterai, dan tidak berisik.
5. Indikasi Terapi Nebulizer
Untuk memberikan medikasi secara langsung pada saluran napas untuk
mengobati, berikut ini:
a. Bronchospasme akut
b. Produksi mukus yang berlebihan
c. Batuk dan sesak napas
d. Epiglotitis

6. Kontraindikasi Terapi Nebulisasi


a. Pasien yg tidak sadar atau confusion tidak kooperatif dengan prosedur ini,
membutuhkan pemakaian mask/sungkup; tetapi mask efektivitasnya
berkurang secara signifikan.
b. Medikasi nebulizer kontraindikasi pada keadaan dimana suara napas tidak
ada atau berkurang, kecuali jika medikasi nebulizer diberikan melalui
endotracheal tube yang meggunakan tekanan positif. Pasien dengan
penurunan pertukaran gas juga tidak dapat menggerakan/memasukan
medikasi secara adekuat ke dalam saluran napas.
c. Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac iritability harus
dengan perhatian. Ketika diinhalasi, katekolamin dapat
meningkatkan cardiac rate dan dapat menimbulkan disritmia.

7. Obat Nebulizer
a. Pulmicort
Pulmicort sendiri merupakan jenis obat kombinasi antara
anti radang dan juga obat yang mampu melonggarkan bagian
saluran pernapasan. Pulmicort sendiri memiliki kandungan
atau terbuat dari bahan-bahan aktif budesonide.

b. Ventolin
Ventolin sendiri memiliki komposisi salbutamol sulfate,
yang mana mampu proses penanganan serta pencegahan
terjadinya serangan asma. Cara penanganan yang rutin
terhadap bronkospasme kronik yang mana tidak mampu
memberikan respon terhadap terapi konvesional, yaitu asma
berat akut.

Cara penggunaan
1) Dewasa dan anak usia lebih dari 12 tahun : dosis awal 3-4 kali sehari 2-4
mg. dosis dapat dinaikkan secara bertahap sampai maksimum 4 kali
sehari 8 mg. dosis maksimal harian : 32 mg /hari (dalam dosis bagi).
2) Anak 6-12 tahun : 3 kali sehari 2 mg. dosis dapat dinaikkan secara
bertahap sampai dosis maksimal harian : 24 mg /hari (dalam dosis bagi).
3) Anak 2-6 tahun : 3 kali sehari 1 mg.
4) Pasien usia lanjut atau pasien yang sensitif terhadap stimulan beta
adrenergik : dosis awal : 3-4 kali sehari 2 mg. dosis dapat dinaikkan
secara bertahap sampai maksimum 4 kali sehari 8 mg.
5) Ventolin Nebulizer : sediaan dimasukkan ke dalam alat (nebulizer) untuk
dihisap oleh pasien.
6) Ventolin Nebules (untuk nebulizer) : setiap 1 ampul Ventolin Nebules
mengandung salbutamol sulfat 2,5 mg.

c. Flexotida
Floxotida ini memiliki kandungan komposisi seperti flexotida,
yang mana dlexotida ini adalah fluticasone propionate. Obat
ini biasanya di gunakan untuk meredakan sejumlah gejala
serta eksaserbasi penyakit asma pada penderita yang mana
sebelumnya menerima terapi dengan bronkodilator saja atau
bahkan mereka yang sebelumnya menjalankan bentuk terapi
profilaksis lainnya.

d. Nacl
Obat ini bertujuan untuk mengencerkan dahak. Pada kasus
penderita yang mengalami asma berat, setelah memperoleh
terapi inhalasi dengan menggunakan bronodilator bisa di
lanjutkan dengan pemberian cairan Nacl sebanyak 0,9%
dengan menggunakan nebulizer selama 20-30 menit saja,
dengan penggunakaan sebanyak 3-4 kali dalam 1 hari.

e. Bisolvon Cair
Obat jenis ini umumnya, memiliki fungsi guna mengencerkan
dahak, sama seperti Nacl. Namun dosis yang di berikan jelas
berbeda, untuk orang dewasa dosis yang diberikan sekitar 10
tetes/1 cc, sedangkan untuk anak-anak atau balita dosisi yang
diberikannya sekitar 2 tetes/5 kg berat badan anak

f. Atroven
Atroven sendiri memiliki fungsi untuk melonggarkan bagian
saluran pernapasan, yang mana memiliki komposisi dari
ipratropium bromide. Atroven sendiri merupakan antikolinergik
yang mana umumnya diberikan dalam bentuk aerosol serta
memiliki sifat sebagai bronkodilator.
g. Berotex
Bertotex ternyata memiliki fungsi untuk melonggarkan saluran
pernapasan juga. Dan untuk sosisi yang diberikan kepada
orang dewasa dan juga anak-anak yang berusia di atas 12
tahun yang memiliki kondisi asma akut diberikan sekitar 0,5
ml/10 tetes. Sedangkan untuk kasus asma yang lebih berat
biasanya akan di berikan dosisi yang lebih tinggi, yaitu sekitar
1-1,25 ml/20-25 tetes, dan hal ini mungkin akan di butuhkan
oleh si penderita.

h. Inflamid
Inflamid sendiri memiliki fungsi atau bermanfaat sebagai anti
peradangan yang mana jenis obat ini memiliki kandungan
Benoxaprofen.

i. Combiven
Obat ini merupakan salah satu bentuk obat kombinasi yang
mana mampumelonggarkan sistem saluran pernapasan yang
mana terdiri dari Ipratropium dan juga salbutamol sulphate.
j. Dsosis Nebulizer

BB Sol. Berotec 0,1% Bisolvon Drops NaCL 0.9%

10 Kg 0,2 ml (4 tts) 1 ml 1,8 ml

15 Kg 0,3 ml (6 tts) 1 ml 1,7 ml

20 Kg 0,4 ml (8 tts) 1 ml 1,6 ml

25 Kg 0,5 ml (10 tts) 1,5 ml 1,5 ml

Dewasa 0,5-0,8 ml (10-16 tts) 1,5 ml 2,3 ml

8. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan untuk napas melalui mulut, ambil napas lambat, dalam
dan kemudian menahan napas selama beberapa detik pada akhir inspirasi
untuk meningkatkan tekanan intrapleural dan membuka kembali alveoli yang
kolaps, dengan demikian meningkatkan kapasitas residual fungsional. Pasien
didorong untuk batuk dan untuk mengevaluasi seberapa baik terapi bekerja.
Peralatan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik.

9. Persiapan Lingkungan
Terapi inhalasi dengan nebulizer dapat diberikan:
a. Di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang telah memenuhi
persyaratan.
b. Di rumah dengan aturan yang sudah dimengerti dengan baik dan benar

10. Prosedur terapi nebulizer


a. Alat didekatkan, pakai sarung tangan.
b. Atur pisisi fowler.
c. Jalan nafas dibersihkan, hidung dibersihkan dengan kapas lembab, kapas
yg kotor buang ke neirbeken.
d. Obat dimasukkan dlm tempat penampungan obat.
e. Hubungkan masker/nasal canule/mouthpiece pada klien sehingga uap dan
obat tidak keluar.
f. Klien dianjurkan nafas dalam secara teratur.
g. Bila klien merasa lelah, matikan nebulizer sebentar, berikan kesempatan
h. klien istirahat.
i. Setelah obat sudah habis, matikan mesin nebulizer.
j. Perhatikan keadaan umum.
k. Alat dibersihkan dan dirapikan, sarung tangan dilepas.
l. Cuci tangan.

11. Hal Yang Perlu Diperhatikan


a. Gunakan tubing, nebulizer cup, mouthpiece/masker untuk masing-masing
pasien (single use).
b. Lindungi mata dari uap.
c. Berikan obat yang sesuai dengan resep yang dianjurkan oleh dokter.
d. Jangan mencampur obat tanpa seijin dokter.
e. Jika memungkinkan, selama terapi, atur nafas dengan menarik nafas dalam
melalui hidung dan tiup melalui mulut.
f. Perhatikan perubahan yang terjadi, seperti kebiruan (sianosis), batuk
berkepanjangan, gemetar (tremor), berdebar-debar, mual, muntah dan lain-
lain.
g. Lakukan penepukan dada atau punggung pada saat atau setelah selesai
terapi inhalasi.
h. Segera setelah selesai melakukan terapi inhalasi, basuh wajah dengan air.
DAFTAR PUSTAKA

Proehl. (1999). Emergency nursing procedures, (2nd ed.). Philadelphia:


W.B.Saunder Co.
Anderson. (1989). The pharmacology of intervention for respiratory
emergencies.Emergency care quarterly.
Jhonson. (1990). Principles of nebulizer-delivered drug therapy for
asthma. American journal of hospital pharmacy.

Anda mungkin juga menyukai