25 25 1 PB PDF
25 25 1 PB PDF
2; Oktober 2011
ISSN 1411 – 0660: 39-46
Riman1)
ABSTRACT
Surabaya is centre of many activities such as governmental, political, economical, social and cultural and many
others. This has made rapid growth of the people of Surabaya. To give sufficient public services, it needs utilities
such as clean water, waste water, streets, transportations, drainages, etc. Lacking of drainage has caused flood in
Surabaya every year. In order to solve that problem, an integrated development planning of drainage is needed. The
planning involves activities such as doing identification, processing, evalution and analysis of the problem occurs in
each district. The output can be used as a guidance to plan development of city utilities in Surabaya.
Luas DAS (ha) Periode ulang Metode perhitungan (1) Metode Rasional
(tahun) debit banjir
<10 2 Rasional Metode ini penggunaannya terbatas untuk DAS
10 - 100 2-5 Rasional dengan ukuran kecil, yaitu kurang dari 30 ha
101 - 500 5 - 20 Rasional (Goldman et.al., 1986). Persamaan Metode Rasional
>500 10 - 25 Hidrograf satuan dinyatakan dalam bentuk:
Qp = 0,002778 C I A
Dimana Qp: laju aliran permukaan (debit)
puncak dalam m3/detik, C: koefisien aliran
permukaan (0 < C > 1), I: intensitas hujan dalam
mm/jam, dan A adalah luas DAS dalam hektar.
(2) Hidrograf Satuan
Metode yang digunakan untuk menghitung debit
banjir rencana yang lain di antaranya adalah HSS
Nakayasu, dengan persamaan sebagai berikut
Mulai (Soemarto,CD., 1986):
A R0
QP
Data hidrologi 3,6.(0,3.TP T0,3 )
Ya Perlu Tidak
hidrograf?
Metode Analisis
hidrograf satuan frekuensi
Hidrograf aliran
permukaan
Perkirakan QTr
dari grafik Hitung QTr dari
distribusi GEV Qrersts
Tambah aliran
dasar
Bandingkan
Hidrograf satuan hasil perkiraan
sintetis QTr
QTr atau
QTr dan hidrogaraf
Selesai
40
EVALUASI SISTEM …. METROPOLIS SURABAYA [RIMAN]
41
WIDYA TEKNIKA VOL. 19 NO.2; OKTOBER 2011: 39-46
muara dan menerima debit air dari saluran–saluran 3. Lebak Indah dan Tanah Kali Kedinding, saluran
sekundernya. Kali Kedurus bermuara di Kali primernya adalah Saluran Lebak Indah dan
Surabaya tepatnya di sebelah hilir Pintu Air memiliki 12 saluran sekunder.
Gunungsari. 4. Kali Kepiting, saluran primernya adalah Saluran
Kepiting dan memiliki 7 saluran sekunder.
Pada Sistem Pematusan Kedurus terdapat dua
5. Kalibokor, saluran primernya adalah Saluran
rumah pompa yaitu rumah pompa Gunungsari yang
Kalibokor dan memiliki 15 saluran sekunder.
debit airnya berasal dari saluran drainase di wilayah
6. Kalidami, saluran primernya adalah Saluran
Mayjen Sungkono dan rumah pompa Dukuh Kedurus
Kalidami dan memiliki 12 saluran sekunder.
yang berada di sebelah timur Boezem Kedurus.
7. Kenjeran, saluran primernya adalah Saluran
Boezem ini direncanakan untuk sementara
Kenjeran dan memiliki 7 saluran sekunder.
menampung air yang berasal dari saluran–saluran
sekunder yang bermuara di Boezem Kedurus untuk 5. Daerah Pematusan Rayon Jambangan
selanjutnya dipompa menuju Kali Surabaya di bagian Dalam Rayon Jambangan terdapat 6 saluran
hulu Pintu Air Gunungsari. primer dan 100 saluran sekunder, yang terbagi
Pada sistem pematusan Kedurus terdapat menjadi beberapa sub pematusan, yaitu :
beberapa waduk lapangan baik yang buatan maupun 1. Saluran primer Perbatasan, memiliki 27 saluran
yang alami. Beberapa waduk lapangan buatan seperti sekunder.
di dalam Perumahan Citra Raya dan Graha Family, 2. Saluran primer Kebonagung, memiliki 14
selain sebagai tampungan air juga dimanfaatkan saluran sekunder.
untuk taman dan lapangan Golf. Sedangkan 3. Saluran primer Kali Sumo/Bratang, memiliki 4
keberadaan beberapa waduk lapangan di luar daerah saluran sekunder.
perumahan kurang terpelihara dan pemanfaatannya 4. Saluran primer Wonorejo dan Rungkut, memiliki
kurang optimal. Lokasi beberapa waduk tersebut 37 saluran sekunder.
antara lain : 5. Saluran Kali Mir/ Bendul Merisi, memiliki 1
Boezem Kedurus di Dukuh Kedurus saluran sekunder.
Boezem Komplek Marinir di Balas Klumprik 6. Saluran Medokan Semampir, memiliki 17
saluran sekunder.
Boezem Sumur Welut di Sumur Welut
Boezem Citra Raya di Perumahan Citra Raya Daerah pematusan tersebut selanjutnya dapat
Boezem Graha Family di Perum Graha Family disajikan pada Gambar 3.
Boezem Randegan Wetan di Kabupaten Gresik b. Wilayah Genangan dan Banjir
Boezem Gadung di Kabupaten Gresik
Dengan semakin meningkatnya aktivitas
3. Daerah Pematusan Rayon Genteng kegiatan yang terjadi di Kota Surabaya setiap
Saluran drainase di Rayon Genteng terdapat 4 tahunnya yang berakibat pada perubahan fungsi pada
saluran primer dan 41 saluran sekunder yang terbagi pola penggunaan lahan dapat mengakibatkan
menjadi beberapa sub pematusan, yaitu : timbulnya kawasan genangan baru. Target dan
1. PA Darmo Kali dan Ciliwung, dengan saluran sasaran utama yang hendak dicapai berkaitan dengan
primer adalah Saluran Darmo dan 4 saluran sistem pematusan adalah: menurunnya luas area
sekunder. genangan air, waktu genangan air dan tinggi
2. Greges, memiliki saluran primer: Saluran Greges genangan air.
dengan 15 saluran sekunder dan Saluran Simo Berdasarkan kondisi fisik dan lingkungannya,
dengan 8 saluran sekunder. perairan Surabaya tidak berada pada jalur sesar aktif
3. PA Dinoyo dan Keputran, saluran primernya ataupun berhadapan langsung dengan samudera
adalah Saluran Kupang dan 6 saluran sekunder. sehingga relatif aman dari bencana alam, seperti
4. Kayun/Grahadi dan PA Kenari memiliki 8 tsunami. Namun Kota Surabaya diidentifikasi sebagai
saluran sekunder. wilayah yang kaya akan genangan air dan potensi
5. Peneleh. terjadi banjir cukup besar ketika musim hujan.
4. Daerah Pematusan Rayon Gubeng Terdapat beberapa hal yang mendasari terjadinya
Saluran drainase di Rayon Gubeng terdapat 8 genangan air dan banjir tersebut, antara lain:
Lebar saluran drainase sempit dan dangkal
saluran primer dan 88 saluran sekunder, yang terbagi
bahkan tersumbat/mampet terutama oleh sampah
menjadi beberapa sub pematusan, yaitu :
Luapan sungai dan air kiriman
1. Pegirian-Saluran Tambak Wedi, dengan saluran Merupakan daerah kantong air
primer : Saluran Pegirian memiliki 17 saluran Air balik/back water dari sungai terdekat
sekunder dan saluran Tambak Wedi memiliki 18 Kurangnya jumlah saluran tersier, terutama di
saluran sekunder. daerah perkampungan
2. Jeblokan, saluran primernya adalah Saluran Tidak terdapatnya saluran pematusan
Jeblokan dan memiliki 2 saluran sekunder.
42
EVALUASI SISTEM …. METROPOLIS SURABAYA [RIMAN]
Gambar 3. Sistem Drainase dan Daerah Pematusan Kota Surabaya (SDMP 2018), 2010
Lokasi merupakan dataran rendah, dimana elevasi Babadan). Kec. Karangpilang (Kebraon,
jalan lebih rendah dari bantaran sungai Karangpilang), Kec. Lakarsantri (Sumurwelut,
Lokasi kontur jalan atau daerah tersebut Bangkingan, Lidah Wetan, Lidah Kulon, Jeruk).
merupakan cekungan Adapun Kecamatan lain yang memiliki potensi banjir
Sedimentasi tinggi/pendangkalan saluran dan genangan meliputi Kec. Krembangan, Kec.
Saluran pematusan masih berupa saluran alam Tegalsari, Kec. Wonokromo, Kec. Wonocolo, Kec.
yang dangkal, lebar sempit, bahkan alurnya Gayungan, kec. Simokerto, Kec. Wonocolo, Kec.
seringkali berubah-ubah Tenggilis Mejoyo, Kec. Gunung Anyar, Kec.
Saluran tidak mampu menampung luberan air dan Sukolilo, Kec. Rungkut, Kec. Mulyorejo dan kec.
tersumbat Tambaksari.
Merupakan pertemuan dari 2 saluran, sedangkan
lebar saluran tetap Perubahan tataguna lahan (land used) dari
Jembatan dan gorong-gorong sempit pertanian ke permukiman juga mengakibatkan
Pengaruh pasang surut air laut perubahan fungsi saluran irigasi menjadi saluran
drainase. Hingga saat ini pembenahan saluran ini
Daerah yang teridentifikasi sering terjadi belum maksimal sehingga menimbulkan kawasan
genangan dan banjir pada musim hujan meliputi Kec. genangan di beberapa lokasi, di antaranya:
Pakal (Sumberrejo, Sememi, Tambakdono, Pakal, Jl. Tambak Asri dan sekitarnya, Kel
Babat Jerawat), Kec. Benowo (Benowo, Kandangan), Morokrembangan, Kec. Morokrembangan
Kec. Tandes (Banjarsugihan, Manunkan Kulon,
Genangan di suatu kawasan di Kel.Genting, Kec.
Manukan Wetan, Made, Beringin, Tambak
Asemrowo
Wilangun, Tambak Oso Wilangun, Klakahrejo, Bibis,
Jl. Manukan Kulon dan sekitarnya, Kel.
Balongsari, Gedangasin, Karangpoh, Tandes Kidul,
Manukan Kulon, Kec. Tandes
Tandes, Gadel, Tubanan), Kec. Asemrowo
(Asemrowo). Kec. Sukomanunggal (Sukomanunggal, Komplek Perumahan Babatan Pratama II,
Simomulyo, Pakis, Banyu Urip, Putat Jaya, Dukuh Komplek Perumahan Babatan Mukti, Perumahan
Kupang, Putat Gede, Pradah Kali Kendal, Wiyung Indah Selatan (Kel. Babatan dan Kel.
Sonokewijenan, Tanjungsari. Wilayah Genting, Wiyung), Kec. Wiyung
Morokrembangan, Kalianak. Kec. Dukuh Pakis Jl. Gayungan dan sekitarnya, Kel. Gayungan,
(Gunungsari, Dukuh Pakis), Kec. Sawahan (Pakis), Kec. Gayungan
Wiyung (Jajar Tunggal, Wiyung, Balas Klumprik, Genangan di suatu kawasan di Kel Sidosermo,
Kec. Wonocolo
Jl. Semolowaru Elok dan sekitarnya, Kel.
Semolowaru, Kec. Sukolilo
Genangan di suatu kawasan di Kel. Mulyorejo,
Kec. Mulyorejo
43
WIDYA TEKNIKA VOL. 19 NO.2; OKTOBER 2011: 39-46
Genangan di suatu kawasan di Kel. Mojo, Kec. ha (1999) menjadi 2471,50 ha (2008), dan target luas
Gubeng genangan pada RPJM daerah Kota Surabaya tahun
Jl. Kalijudan dan sekitarnya, Perumahan 2006 – 2010 harus mencapai 2000 Ha. Sedangkan
Kalijudan Indah dan sekitarnya, Komplek data dari LKP
Perumahan Babadan Indah (Kel. Kalijudan, Kec. tahun 2006-2009, luas genangan dan penurunannya
Tambaksari) sebagai berikut:
Genangan di suatu kawasan di Kel. Mulyorejo, Tabel 3. Luas Genangan dan Persentase Penurunan
Kec. Mulyorejo Genangan (2006-2009)
Genangan di suatu kawasan di Kel. Mojo, Kec. Target Luas Luas Persentase Persentase Persentase
Genangan Genangan Target RPJM Penurunan dari Penurunan
Gubeng No Tahun RPJM 2006- Realisasi 2006-2010 (%) tahun ke tahun dari tahun
Jl. Kalijudan dan sekitarnya, Perumahan 2005 (tahun
2010 (ha) (ha) (%) dasar (%)
1. 3.016 3.016
Kalijudan Indah dan sekitarnya, Komplek dasar)
2. 2006 2.904 2.931 3,71 2,82 2,82
Perumahan Babadan Indah (Kel. Kalijudan, Kec. 3. 2007 2.678 2.825,20 7,78 3,61 6,33
4. 2008 2.452 2.411,47 8,44 14,64 20,04
Tambaksari) 5. 2009 2.226 2.183,07 9,22 9,47 27,62
Rata-rata 7,288 7,635
Sumber: LKPJ, 2006-2009, Dinas Bina Marga dan Pematusan
Surabaya, 2008.
30
Jl. Bubutan dan sekitarnya, Kel. Alun-Alun
Persentase Target RPJM 2006-2010 (%)
Persentase Penurunan dari tahun ke tahun (%)
Persentase Penurunan dari tahun dasar (%)
25
Contong, Kec. Bubutan P
e
Kec. Kenjeran
(
e
% 15
n
t
a 10
Tegalsari s
e
5
Kawasan genangan terjadi selain disebabkan 0
oleh perubahan sistem saluran juga disebabkan 2005 2006 2007 2008 2009
Tahun
pasang surut air laut. Berdasarkan data dari Dinas
Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya, 2007,
daerah genangan di Kota Surabaya sebagaimana Gambar 5. Luas Genangan dan Persentase Penurunan
Gambar 4. Genangan (2006-2009)
44
EVALUASI SISTEM …. METROPOLIS SURABAYA [RIMAN]
L
a
% 11. Saluran tidak mampu menampung luberan air
50
)
m
a dan tersumbat
0
2005 2006 2007 2008 2009 12. Merupakan pertemuan dari 2 saluran, sedangkan
Tahun
lebar saluran tetap
Gambar 6. Lama Genangan dan Persentase 13. Jembatan dan gorong-gorong sempit
Penurunan Genangan (2006-2009) 14. Pengaruh pasang surut air laut
15. Perubahan tataguna lahan (land used) dari
(3) Tinggi Genangan
pertanian ke permukiman juga mengakibatkan
Berdasarkan data dari Dinas Bina Marga dan perubahan fungsi saluran irigasi menjadi saluran
Pematusan Kota Surabaya, 2008, selama kurun waktu drainase.
8 tahun sejak tahun 1999 hingga 2008, tinggi
genangan berkurang 73,08%, yaitu secara umum dari Saran yang perlu dipertimbangkan pada kajian
tinggi genangan 10-30 cm (1999) tetap, 10-30 cm ini adalah :
(2008), dan target tinggi genangan pada RPJM daerah 1. Untuk mencegah munculnya genangan perlu
kota Surabaya tahun 2006 – 2010 harus mencapai 10- dilakukan pengurasan atau pengerukan saluran
20 cm, Sedangkan data dari LKPJ tahun 2006 hingga secara rutin, penurapan dinding saluran, pelebaran
2009, tinggi genangan dan penurunannya sebagai dimensi saluran dan perbaikan sistem saluran.
berikut: 2. Kesadaran masyarakat akan bahaya banjir perlu
ditingkatkan dengan mensosialisasikan
Tabel 5. Tinggi Genangan dan Persentase Penurunan pentingnya normalisasi saluran.
Genangan (2006-2009) 3. Perlu ketegasan pemerintah daerah dalam
Target Tinggi Tinggi Persentase Persentase Persentase
No Tahun
Genangan
RPJM 2006-
Genangan
Realisasi
Target RPJM
2006-2010 (%)
Penurunan dari
tahun ke tahun
Penurunan
dari tahun
membenahi pemukiman penduduk di sepanjang
1.
2005 (tahun
2010 (cm)
40
(cm)
40
(%) dasar (%)
bantaran sungai/saluran.
dasar)
2. 2006 20 21 50,00 47,50 47,50 4. Dibutuhkan suatu tindakan atau usaha yang besar
3. 2007 20 27 0,00 -28,57 61,90
4. 2008 20 25,58 0,00 5,26 53,41 dalam menangani masalah genangan atau banjir,
5. 2009 20 20,36 0,00 20,41 76,78
Rata-rata 12,50 11,15 misalnya membangun kanal-kanal banjir sesuai
Sumber: LKPJ, 2006-2009, Dinas Bina Marga dan Pematusan kebutuhan/kapasitas rencana.
Surabaya, 2008.
Persentase Target RPJM 2006-2010 (%)
80 Persentase Penurunan dari tahun ke tahun (%)
Persentase Penurunan dari tahun dasar (%)
P
G
e
60 DAFTAR PUSTAKA
e n
r T a 40
s i n [1] Abhijit, Patil, Jalindar , Patil, 2011, Effects of Bad
e n g
n
t
g
g
a
n
20
Drainage on Roads, Civil and Environmental
a
s
i 0
Research, www.iiste.org, ISSN 2224-5790
(
e %
-20
(Print) ISSN 2225-0514 (Online) Vol. 1, No.1.
)
-40
2005 2006 2007 2008 2009
[2] Arafat, Yassir, Agustus 2008, Reduksi Beban
Tahun
Aliran Drainase Permukaan Menggunakan
Gambar 7. Tinggi Genangan dan Persentase Sumur Resapan, Jurnal SMARTek, Vol. 6,
Penurunan Genangan (2006-2009) No. 3: 144 – 153.
[3] Dinas Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya,
2008, SDMP 2018, Surabaya.
45
WIDYA TEKNIKA VOL. 19 NO.2; OKTOBER 2011: 39-46
46