OLEH :
ANJAR ILHAM PAMBUDI (15/384976/TK/43638)
ADIEB MUTTAQIE YULMI (15/384969/TK/43631)
DAVID MUHAMAD YUSUF (15/384987/TK/43649)
DEWI CANDRANINGTYAS (15/378881/TK/42823)
FILDZAH ZAINATI FADHILAH (15/379921/TK/43186)
LUTFIAH DWI UTAMI (15/378891/TK/42833)
RIZQY TRI ARGARINI (15/379928/TK/43193)
SONIA PRADANA (15/378902/TK/42844)
KELAS B
I.2. PERMASALAHAN
Sesuai dengan latar belakang yang telah disampaikan, maka permasalahan yang akan
dibahas adalah:
1. Pengertian dari informasi pertanahan.
2. Karakteristik informasi pertanahan dan implikasi terhadap pengelolaannya.
3. Komponen Sistem Informasi Pertanahan (SIP) sebagai piranti pendukung dalam
manajemen pertanahan.
I.3. TUJUAN
1. Mengetahui apa maksud dari informasi pertanahan, karakteristik dan implikasi terhadap
pengelolaannya.
2. Mengetahui bagaimana proses informasi pertanahan dapat diperoleh.
3. Mengetahui komponen Sistem Informasi Pertanahan (SIP) sebagai piranti pendukung
dalam manajemen pertanahan.
1. Land Tenureship
Land Tenureship atau dikenal dengan penguasaan tanah adalah legal untuk
hak pemangkuan lahan yang terkait dengan hak pakai, hak milik maupun hak
menguasai. Setiap hak atas tanah tersebut, yang mencerminkan status
penguasaan/pemilikan atas tanah, diwujudkan dalam bentuk Sertifikat. Penerbitan
sertifikat dilakukan pemerintah (Badan Pertanahan Nasional) melalui proses
Pendaftaran Tanah.
Dengan demikian informasi pertanahan berupa kadaster hak mengenai
kepemilikan dan hak atas tanah sangat diperlukan, yang dapat diwujudkan dengan
peta dalam skala besar dan teliti mengenai penguasaan tanah secara lengkap di
seluruh Indonesia. Sehingga pegelolaan informasi mengenai persediaan tanah,
peruntukan tanah maupun perubahan penggunaan tanah dapat dikelola dengan
baik dalam rangka mencegah timbulnya keresahan dan menciptakan sasaran
kebijaksanaan pembangunan pertanahan.
2. Land Valuation
Penilaian tanah (Land Valuation) berkaitan dengan penaksiran sebuah nilai
lahan dan properti. Dengan memperhatikan pendapatan melalui perpajakan, serta
ajudikasi penilaian lahan dan perselisihan pajak.
Kelengkapan komponen Informasi Pertanahan dalam Land Valuation ini
sangat dibutuhkan seperti halnya informasi mengenai kadaster pajak, atribut letak,
luas, kepemilikan atau penguasaan tanah, dan penggunaan tanah yang menjadi
dasar dalam melakukan penilaian tanah.
3. Land Use
Land use berkaitan dengan pengontrolan penggunaan lahan melalui
perencanaan kebijakan dan regulasi dari penggunaan lahan yang dimiliki oleh
masing-masing tingkat pemerintahan. Land Use dapat digunakan sebagai
pengelolaan konflik penggunaan lahan.
Informasi pertanahan berupa penggunaan lahan sangat dibutuhkan dalam
komponen ini sehingga rencana tata guna lahan dan peruntukan lahan sesuai
sasaran dan tidak terjadi penyimpangan peruntukan lahan.
4. Land Development
Berkaitan dengan implementasi dari sebuah perencanaan pembangunan
infrastrukur yang baru, serta perubahan penggunaan lahan melalui izin
perencanaan dan skema pembaharuan pada lahan yang ada.
Informasi pertanahan pada Land Development sangat membutuhkan
mengenai kadaster zoning yang memudahkan perencanaan dan pengaturan
penggunaan tanah.
Seperti contoh, peta yang merupakan salah satu media informasi dapat
memiliki tujuan yang berbeda-beda, misal peta bidang tanah, peta pariwisata, peta
topografi, dan lain-lain. Tentu, kualitas dari setiap karakteristik peta tersebut tidak
dapat dibandingkan karena memiliki tujuan yang berbeda. Komponen
karakteristik yang diperhatikan pun tidak sama.
3. Terintegrasi
Sistem informasi pertanahan harus terintegrasi terhadap sumber dan
informasi lainya. Hal ini diperlukan karena sebuah sistem yang baik merupakan
sistem yang terintegrasi satu sama lain sehingga memudahkan dalam
melakukan pengambilan keputusan.
Ciri khas lain dari SIP adalah : spesifik atau fokus tentang bidang tanah,
data tanah dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya (jenis hak, nilai tanah,
data transaksi, penggunaan tanah, dan lain-lain).
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
IV.2. Saran
1. Pemerintah perlu melakukan koordinasi dengan berbagai instansi yang sekarang ini
sedang mengembangkan Sistem Informasi Pertanahan.
2. Pemerintah perlu membentuk Departemen dan instansi yang bertanggung jawab dalam
membangun Sistem Informasi Pertanahan.
3. Diperlukan standarisasi penggunaan peta dasar dalam hal skala, sistem proyeksi, dan
definisi klasifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Djati, Harsono. 2009. Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Dan Manajemen Pertanahanan
Nasional ( Simtanas ) di Kantor Pertanahan Kabupaten Jepara. Tesis Pascasarjana Magister
Administrasi. Universitas Dipenogoro. Semarang
Aisyah, Nuraini dan Teguh Tri Erawanta. 2010. Sistem Informasi Pertanahan Sebagai Alat Untuk
Pengembangan. Magistra No. 72 Th. XXII Juni 2010 ISSN 0215-9511
Sihaloho, Daulat David., (2009, 28 April), Sistem Informasi Pertanahan : Sebuah Kenyataan dan
Harapan, http://ddsihaloho.blogspot.co.id/2009/04/sistem-informasi-pertanahan-sebuah.html
diakses 29 April 2018
Idrus, Wenny Rusmawar. 2009. Sitem SIP dan SIG dalam rangka Penyelenggaraan Pengelolaan
Pertanahan. Buletin Land LMDP.
Materi kuliah Survei dan Manajemen Informasi Pertanahan oleh Ir. Subaryono, MA., PhD.
Yogyakarta : UGM.