Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hak Atas Tanggungan Yang Dibina Oleh: Dian Eka Prastiwi, SH.,MH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hak Atas Tanggungan Yang Dibina Oleh: Dian Eka Prastiwi, SH.,MH
”PERIZINAN MEIKARTA”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hak Atas Tanggungan yang dibina oleh:
Disusun oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya Kencana no.1 Pamulang telp: (021) 7412566 – fax: (021) 7412566 Tangerang
Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah “Perizinan Meikarta” ini. Penulis juga menyampaikan
rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberi motivasi dan dorongan dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Penulis
Page 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................. 7
2.1 Definisi Hak Cipta ................................................................................ 7
2.2 Istilah-Istilah dalam Hak Cipta ............................................................. 8
2.3 Sejarah Hak Cipta ................................................................................. 8
Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meikarta adalah sebuah proyek kawasan super elit seluas 500 H di Bekasi Cikarang.
Proyek yang diluncurkan James Riady,disinyalir merupakan proyek fantastis dengan nilai
278 T . Promosi kota yang akan dibangun oleh kelompok usaha milik James Riady itu
sangat gencar. Bekasi, kawasan yang tengah berkembang pesat dan dijanjikan akan menjadi
kota paling modern, terindah dengan infrastruktur terlengkap di Asia Tenggara.
Bukan hanya itu yang dijanjikan oleh Lippo. Kawasan seluas 500 hektar itu juga terhubung
dengan berbagai moda transportasi yang kini tengah dibangun pemerintah, antara lain kereta
api cepat Jakarta-Bandung. Pembangunan Patimban _ Deep Seaport _ pembangunan
bandara internasional Kertajati, dan pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek Elevated
Higway. Media memberitakan ketika dilakukan penjualan perdana pada 13 Mei di Orange
County Lippo Cikarang.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengaku terkejut ketika mengetahui
Lippo Group sudah memasarkan “kota baru” tersebut. Berdasarkan data dari Provinsi Jabar,
Meikarta belum mempunyai izin.
Dalam tata ruang provinsi, “kota’ tersebut juga tidak ada dalam perencanaan.
Pemprov Jabar mempunyai rencana tata ruang berupa pembangunan kota Metropolitan
Bogor-Depok-Bekasi-Karawang dan Purwakarta (Bodebekarpur) untuk mengimbangi
pertumbuhan Jakarta.Dalam siaran pers yang disampaikan kepada media, Lippo Group
menyebutkan persiapan kota Meikarta sudah dimulai sejak 2014. Pada tahap pertama
lahan yang akan dibangun seluas 22 juta m2 untuk perumahan sebanyak 250 ribu unit dan
dapat menampung 1 juta jiwa.Diharapkan Desember 2018 sudah siap huni.
Harga tanah di kawasan Meikarta dihargai Rp12.5 juta/m2 , atau menurut mereka 50 persen
lebih rendah harga di koridor Bekasi-Cikarang yang sudah mencapai Rp 18-20 juta/m2.
Harga ini jauh lebih tinggi dan berlipat dibandingkan dengan beberapa lokasi di Kota
Bandung.
Pembangunan fisik sudah mulai dilakukan sejak Januari 2016, dengan membangun
sekaligus 100 gedung pencakar langit dengan tinggi masing-masing 35-46 lantai.
Perencanaannya sungguh sangat matang dan terencana.
Page 4
1.2 Rumusan Masalah
Page 5
BAB II
PEMBAHASAN
Page 6
Meikarta terus berupaya berbenah untuk lebih baik ke depannya. Untuk diketahui, Wakil
Gubernur Jawa Barat status pembangunan dan pemasaran kawasan permukiman Meikarta
Lippo Cikarang harus dihentikan hingga ada rekomendasi dan izin legal.Pembangunan
hunian vertikal Meikarta melanggar Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan di
Jawa Barat.
Proyek pembangunan Kota Baru Meikarta merupakan konsep kota modern dengan
total investasi sebesar Rp 278 Triliyun. Proyek ini merencanakan pembangunan 7
Page 7
(tujuh) pusat pembelanjaan (mall), pusat kesehatan dan rumah sakit internasional,
teater opra dan pusat kesenian internasional. Proyek ini diproyeksikan menjadi kota
modern dengan infrastruktur terlengkap di Asia Tenggara namun pada proses
pembangunannya proyek ini menuai kontroversi.
Meikarta belum melengkapi berbagai perizinan dan bahkan menabrak banyak aturan," ujar
Tulus.
Menurut catatan YLKI, sedikitnya ada 3 (tiga) aturan yang diduga kuat ditabrak oleh
kegiatan pemasaran yang dilakukan Lippo Group terkait projek Meikarta, yakni:
Pasal 4 UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, dan Etika Pariwara
Indonesia
Pasal 8
a. tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam
hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang
tersebut;
c. tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan
menurut ukuran yang sebenarnya;
Page 8
f. tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan,
iklan atau promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut;
i. tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama
barang, ukuran, berat / isi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai,
tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha serta
keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus di
pasang/dibuat;
2. Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang, rusak, cacat atau bekas,
dan tercemar tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang
dimaksud.
3. Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan yang rusak,
cacat atau bekas dan tercemar, dengan atau tanpa rnemberikan informasi secara
lengkap dan benar.
4. Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat 1 dan ayat 2 dilarang
memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari
peredaran.
Sehingga tidak pantas dan tidak etis jika pemasaran yang melanggar hukum dan etika
tersebut justru diberikan apresiasi oleh BTN yang notabene representasi pemerintah. Hal ini
dikhawatirkan akan memberikan preseden buruk bagi pelaku pembangunan lain untuk
melakukan tindakan serupa dan membuat konsumen semakin jatuh kedalam posisi yang
beresiko yang dalam jangka panjang justru membahayakan industri properti itu sendiri.
Page 9
"Seharusnya manajemen BTN dalam memberikan award kepada suatu pengembang hal
utama yg dijadikan kriteria adalah aspek compliance(kepatuhan terhadap hukum/peraturan
perundang-undangan), dan transparansi/informasi produk, dengan menginformasikan semua
perijinan yg sudah dimiliki pengembang pada brosur/pameran dan semua media promosi
lainnya".
YLKI mendesak agar BTN melakukan evaluasi terhadap penghargaan terhadap kegiatan
pemasaran yang dilakukan oleh Meikarta. Kedua, pengembang Kota Meikarta untuk
beritikad baik dengan menunda seluruh kegiatan pemasaran, iklan dan promosi yang sudah
terlanjur dilakukan."Ketiga, Pemerintah segera menyelesaikan kewajibannya untuk
membuat Peraturan Pelaksanaan sesuai amanah UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah
Susun agar kejadian semacam ini tidak terulang kembali
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan mengamati dan menyimpulkan keterangan diatas , dapat
disimpulkan bahwa perizinan Pembangunan Meikarta oleh Proyek besar Lippo
Group belumlah mengantongi izin dalam berbagai pihak. Hal ini banyak yang Pro
Kontra dengan izin Pembangunan Bangunan tersebut sesuai dengan peraturan
Perundang-undangan yang berlaku untuk pembangunan Bangunan Vertikal /
hunian.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan yaitu , antara lain :
1. Seharusnya Meikarta lebih melegalkan dulu status dan perizinan mengenai
bangunan, meliputi IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
Seperti yang dikatakan oleh YLKI , Meikarta harus memenuhi syarat yang masuk
dalam perundang-undangan , yakni Pasal 42 UU No.20 Tahun 2011 tentang Rumah
Susun,Pasal 4 UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, dan Etika
Pariwara Indonesia.
Page
10
DAFTAR PUSTAKA
https://tirto.id/di-mana-hak-konsumen-dalam-polemik-perizinan-meikarta-
ctLE?gclid=EAIaIQobChMInrySpf2w1wIVVCUrCh2QPgTfEAAYASAAEgJo
nPD_BwE
https://www.kemenkopmk.go.id/sites/.../PP%20Nomor%2088%20Tahun%2020
14.pdf
http://www.liputan6.com/tag/meikarta
Page
11