MAKALAH
Oleh
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
2016
i
KATA PENGANTAR
Dewasa ini, perkembangan bisnis terhadap berbagai sektor industri berjalan sangat
pesat, tidak terkecuali industri jasa penerbangan. Industri penerbangan global adalah salah satu
bagian integral perekonomian global yang memiliki peran penting dalam pembangunan di
berbagai sektor. Sektor tersebut seperti transportasi, manufaktur, teknologi serta sektor-sektor
lainnya. Industri penerbangan juga memiliki keterikatan yang erat dengan kondisi ekonomi
global.
pertumbuhan yang sangat pesat terlihat dengan banyaknya maskapai penerbangan yang
melayani rute penerbangan baik internasional maupun nasional serta dari peningkatan total
pengguna angkutan udara tiap tahunnya. Hal ini tentunya memberikan dampak secara langsung
pada Indonesia dimana peningkatan kegiatan bisnis tersebut pasti berkorelasi positif terhadap
perencanaan dan implementasi strategi perusahaan yang tepat agar korporasi sebagai entitas
banyak faktor yang mempengaruhi strategi yang akan diterapkan bisnis di industri tersebut,
yaitu faktor internal serta faktor lingkungan eksternal perusahaan. Pembahasan dan analisis
tersebut seyogyanya mencakup banyak hal, namun dalam makalah ini, hanya akan dibahas
mengenai analisis bisnis dan analisis strategi serta faktor-faktor lainnya yang dapat
(Persero) yang secara fokus bahasan penulis jadikan topik utama untuk dilakukan analisis
ii
mengingat korporasi tersebut merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis memanjatkan puji dan syukur kepada
Tuhan YME yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa banyak sekali hambatan, tantangan dan
kesulitan dalam menyelesaikan makalah ini. Tanpa bimbingan, dorongan, dan bantuan dari
berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Oleh karena itu,
1. Bapak dan ibu tercinta yang telah senantiasa memberikan dorongan dan semangat
2. Bapak Dr. Bambang Hariadi, M.Ec., Ak., CPA. selaku dosen matakuliah Manajemen
Strategi.
3. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah TYE melimpahkan kasih sayang-Nya
untuk kita
Akhirnya karena keterbatasan yang penulis miliki dalam pengetahuan dan pengalaman,
penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik. Semoga makalah ini memberikan
Penulis
iii
ABSTRAK
Oleh:
Angga Bagas Samudra, Alldo Kurnia Putra, Farahdina Fairuz
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................................. IV
DAFTAR ISI............................................................................................................................ V
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 PROFIL SINGKAT PT GARUDA INDONESIA TBK ............................................................................ 1
1.3 TUJUAN JANGKA PANJANG ..................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................... 4
BAB III.................................................................................................................................... 31
v
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 31
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia resmi bergabung dengan aliansi
penerbangan Skyteam sebagai anggota ke-20 yang peresmiannya berlangsung di
Denpasar, Bali. Pada tanggal 30 Mei 2014, Garuda Indonesia melayani rute Jakarta –
1
Amsterdam nonstop menggunakan pesawat Boeing 777-300ER yang memiliki desain
kabin terbaru. Pada tanggal 8 September 2014, Garuda Indonesia memperpanjang rute
penerbangannya menuju London. Pada tanggal 11 Desember 2014, bertepatan dengan
mundurnya Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar. Garuda Indonesia
mendapat anugerah penghargaan sebagai maskapai “Bintang 5” dari Skytrax dan
menjadi anggota 8 maskapai dunia yang mendapat penghargaan tersebut.
Visi Perusahaan
‘To be a sustainable airline company through customer-oriented
services and growth in profit’
Misi Perusahaan
“To maximize shareholder return through strong revenue growth, cost
leadership in full service operations, and group synergy while providing the
highest value to customers through excellent Indonesian hospitality”
2
Pengembangan pasar ke Timur Tengah, khususnya peningkatan pasar
untuk ibadah umroh.
3
BAB II
ANALISIS STRATEGI
Penjelasan Misi
“To maximize shareholder return through strong revenue growth, cost
leadership in full service operations, and group synergy while providing the
highest value to customers through excellent Indonesian hospitality”
4
Philosophy : Pengelolaan secara professional untuk memberikan kepuasan
maksimal bagi pelanggan
Survival,
Growth, and
Profit : Terus memaksimalkan keuntungan pemilik saham
Gen. Strategy : Cost Leadership
Market : Target pasar domestik dan internasional
5
A. Lingkungan
Makro
Prediksi pertumbuhan perekonomian dapat mencapai di atas
5,1% pada tahun 2017 (Bank Indonesia), dengan laju inflasi akan
dijaga pada tingkat dibawah 3% pada tahun 2017 (prediksi Bank
Indonesia) selain itu data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
adanya kenaikan pendapatan per kapita rakyat Indonesia dari
Ekonomi
tahun ke tahun dimana pada tahun 2015 pendapatan per kapita
naik menjadi Rp45,18 juta per tahun per kapita. Hal ini tentu
berdampak positif terhadap peningkatan jasa penerbangan, dan
memberikan kondisi serta iklim bisnis dan investasi yang baik
bagi industri penerbangan di Indonesia.
Maskapai penerbangan melakukan program CSR sebagai bentuk
kepedulian sosial serta juga difungsikan untuk meningkatkan
Sosial citra perusahaan. Salah satu implementasinya dengan
mensponsori atau mendukung kegiatan-kegiatan sosial di sekitar
lingkungan perusahaan ataupun di daaerah-daerah tertentu.
Keadaan politik suatu negara atau tempat, bisa mempengaruhi
pengadaan rute ke tempat tersebut serta mempengaruhi tingkat
pengguna jasa. Bila dicontohkan seperti tidak dilewatinya
Ukraina pada rute penerbangan Jakarta-Amsterdam mengingat
Politik
kondisi keamanan di Ukraina yang masih tidak stabil akibat
adanya pemberontakan dari kelompok separatis pro-Rusia. Hal
ini tentu menambah biaya perjalanan serta meningkatkan waktu
tempuh dikarenakan penggunaan rute yang lebih panjang.
Dengan jajaran armada baru yang didukung teknologi mutakhir
Teknologi dan hemat bahan bakar, maka Perusahaan akan dapat melakukan
efisiensi di tahun-tahun mendatang.
Sebagai sebuah industri besar, maskapai penerbangan harus
Ekologi
tetap memperhatikan segala aspek lingkungan dalam
6
melaksanakan segala aktivitas bisnisnya. Pada tahun 2013,
program Earth Hour yang diimplementasi Garuda Indonesia
mampu mencatatkan pencapaian penghematan daya listrik di
lingkungan Perusahaan dan kediaman karyawan sebesar
4.805.332 watt. Pada tahun-tahun selanjutnya perusahaan juga
terus berpartisipasi dalam program tersebut dan mencatat
pertumbuhan angka efisiensi penggunaan listrik yang signifikan
yaitu mencapai 12.883.370 watt pada tahun 2014, serta
12.873.716 watt pada tahun 2015. Di samping itu, anak
perusahaan Garuda Indonesia yaitu Garuda Maintenance Facility
(GMF AeroAsia) sudah menerapkan konsep ramah lingkungan
pada infrastruktur fasilitas-fasilitas yang dimilikinya, salah
satunya bangunan Hangar 4 yang memiliki konstruksi khusus
dengan fasilitas-fasilitas hemat energi. GMF juga melaksanakan
penggantian lampu konvensional di area Hangar dengan lampu
hemat energy sejak 2015. Penggantian lampu menurunkan
pemakaian energy listrik sebesar 2.087.040.000 watt hour per
tahun (setara penghematan biaya listrik sebesar Rp5,5 Milyar per
tahun).
Di pasar internasional, maskapai penerbangan memiliki potensi
peningkatan yang besar. Potensi di pasar internasional juga akan
semakin kuat apabila perusahaan bergabung dengan aliansi
Internasional global (dimana hal tersebut sudah tercapai dengan diberikannya
sertifikasi pelayanan jasa penerbangan bintang 5 dari Skytrax
serta bergabungnya perusahaan dengan aliansi penerbangan
Skyteam.
B. Lingkungan
Industri
7
Modal (capital requirement) yang besar diperlukan untuk
masuk dalam industri penerbangan, dimana cost terbesar adalah
biaya pengadaan/penyewaan pesawat, bahan bakar, dan sistem
Entry Barrier
operasional perusahaan yang membutuhkan rangkaian sinergi
seperti sumber daya manusia yang kompeten dan didukung
sistem informasi yang baik.
Pengguna jasa maskapai penerbangan adalah pelanggan
domestik (lokal) dan internasional. Dalam hal ini, konsumen
Buyer’s
secara umum memiliki posisi tawar yang minim dikarenakan
Bargaining Power
tidak adanya layanan jasa lainnya yang dapat dijadikan tempat
pengalihan oleh konsumen
Pemasok pada industri penerbangan adalah perusahaan
penyedia pesawat. Dalam hal ini posisi tawar dari pemasok bisa
cukup kuat apabila memang permintaan (demand) terhadap
pesawat terbang dari setiap maskapai terus meningkat untuk
Supplier’s
mengantisipasi angka pertumbuhan dari pengguna jasa yang
Bargaining Power
juga berkembang pesat. Namun, posisi tawar perusahaan
Garuda Indonesia bisa cukup kuat apabila terdapat beberapa
opsi pesawat yang ditawarkan oleh manufaktur yang berbeda.
Seperti persaingan antara Boeing dan AirBus.
Adanya produk dan jasa substitusi/pengganti seperti alat
Product substitute transportasi darat, laut, yang secara biaya penjualan atas tiket
lebih murah dibandingkan pesawat terbang.
Kondisi persaingan dalam industri penerbangan nasional
cenderung meningkat seiring dengan penambahan kapasitas
operator low cost carrier baik untuk rute domestik maupun
Competitive and new
internasional serta penerapan ruang udara terbuka (open sky)
entrants
ASEAN secara bertahap. Contoh AirAsia yang menawarkan rute
yang strategis dengan harga yang lebih murah dibandingkan
Garuda Indonesia.
C. Lingkungan
Operasi
8
Munculnya perusahaan penerbangan yang menyediakan harga
lebih murah dengan rute yang menguntungkan menjadi
Competitor
kompetitor. Contohnya adalah Air Asia yang mempunyai tag
line sebagai industri penerbangan low cost.
Kreditor industri penerbangan meminjamkan dana dalam jumlah
Creditor
besar dan rata-rata dalam bentuk hutang jangka panjang.
Pengguna jasa maskapai penerbangan yang terdiri dari
Customer
pelanggan domestik (lokal) dan internasional.
Pekerja di industri penerbangan haruslah memiliki tim yang
terdiri dari individu-individu yang handal, profesional,
kompeten, serta berdaya saing tinggi. Dalam hal ini Garuda
Indonesia telah merumuskan tata nilai yang disebut sebagai
FLY-HI sejak 30 Oktober 2007. FLY-HI merupakan akronim
dari eFficient & effective; Loyalty; customer centricitY;
Labor Honesty & openness dan Integrity. Kelima nilai FLY-HI
tersebut dijabarkan ke dalam 10 perilaku utama yang disajikan
secara lengkap dan jelas di buku etika perusahaan yang
dilengkapi Whistle Blowing System (WBS), dimana apabila ada
pelanggaran terhadap suatu individu maka perusahaan akan
memberikan perlindungan bagi pelapor dan menjamin
kerahasiaan identitas pelapor.
Pemasok industri penerbangan adalah perusahaan penyedia
pesawat. Contoh supplier Garuda adalah Airbus Industries yang
berbasis di Perancis. Garuda melakukan pemesanan pesawat
Airbus seri A330-900 neo sebanyak 14 unit pada bulan April
2016 yang lalu, dimana penggunaan armada tersebut terletak
pada konsumsi bahan bakar lebih efisien, biaya perawatan lebih
Supplier
rendah dan kemampuan jelajah yang lebih baik. Armada ini
dimaksudkan sebagai armada konversi untuk mengganti
armada A330-300 versi klasik dan akan melayani serta
memperkuat rute jarak menengah. Tak hanya restrukturisasi
armada, perseroan juga langsung melakukan pemesanan mesin
Trent 700 yang digunakan oleh armada A330-900 neo pada
9
perusahaan Roll Royce. Nilai kesepakatan pembelian engine
tersebut mencapai sekitar USD1,2 Milyar. Selain mendapatkan
mesin pesawat, kedua belah pihak sudah menyepakati
kerjasama MRO. Kesepakatan tersebut berisi komitmen dari
kedua perusahaan (Garuda Indonesia & Rolls Royce) untuk
mengembangkan kapabilitas GMF Aero Asia untuk mampu
merawat semua mesin Rolls Royce.
10
2. Pemenuhan sumber daya manusia,
3. Pengembangan karir,
4. Pelatihan dan pengembangan kompetensi,
5. Pengelolaan kinerja,
6. Kesejahteraan karyawan,
7. Talent Management, dan
8. Internalisasi budaya perusahaan.
o Teknologi Informasi diimplementasi melalui :
1. Pemilihan sistem standar industri penerbangan, dan menerapkannya untuk
fungsi-fungsi yang memiliki keuntungan kompetitif,
2. Pemilihan sistem TI yang dinamis dan mempunyai kemampuan yang terbaik
di kelasnya untuk digunakan pada fungsi yang membutuhkan kemampuan
diferensiasi kompetitif,
3. Mengembangkan arsitektur TI yang fleksibel dan dapat digunakan kembali,
serta memberikan kemudahan akses bagi calon penumpang,
4. Mengembangkan arsitektur TI yang dapat menjamin kerahasiaan data
Perseroan, dengan menerapkan protokol, proses dan perangkat keamanan yang
sesuai,
5. Menerapkan proses dan praktik terbaik, serta konsisten dengan penggunaan
sistem yang terbaik,
6. Melakukan integrasi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
sistem,
7. Memanfaatkan infrastruktur yang memiliki bandwidth, tingkat keamanan, dan
kontinuitas bisnis terjamin,
8. Melaksanakan proyek dan menyediakan layanan TI yang sesuai standar
industri dengan dukungan mitra TI terpercaya untuk menjamin ketepatan
waktu dan efektivitas.
o Pengadaan diimplementasi melalui :
1. Penetapan rantai pasokan Garuda Indonesia dengan mempertimbangkan
kapabilitas dan juga daya saing Perseroan,
2. Memperkuat efektivitas organisasi pengadaan dan sistem pengadaan yang
andal dan terintegrasi,
3. Memperkuat kemitraan bernilai tambah dengan World-Wide IT Provider
untuk mendukung strategi Perseroan menjadi maskapai berbasis TI,
11
4. Revitalisasi Pengadaan Berbasis TI (IT-Based Procurement) dengan tujuan
lebih meningkatkan transparansi dari pengadaan yang dijalankan, serta
5. Mendukung penentuan strategi yang tepat serta sistem pelaporan yang andal
untuk ruang lingkup Garuda Indonesia.
12
o Garuda Indonesia menjadi maskapai paling diminati untuk penerbangan
internasional, dengan pangsa pasar 16,54 % atau sebanyak 4,17 juta penumpang
dari total penumpang internasional sepanjang 2015
o Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam menjalankan bisnis sehingga
menempatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan dengan TI
tercanggih di Indonesia.
o Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR seperti program kemitraan
dan bina lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab kepada
masyarakat.
o Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola perusahaan
(Good Corporate Governance).
o Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar
domestik dan internasional (kualitas pelayanan dan keselamatan dengan standar
5-star airline).
2. Weakness (Kelemahan)
o Adanya faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan
jumlah cockpit dan cabin crew sehingga menyebabkan keterlambatan
penerbangan.
o Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya peningkatan dalam
jumlah kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang usaha dan biaya yang
masih harus dibayar.
o Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis
sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan
terganggu.
o Biaya operasional yang tinggi (dengan konsep pelayanan full-service) menjadikan
harga tiket pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai penerbangan
lainnya.
3. Opportunities (Kesempatan)
o Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang memiliki
pertumbuhan yang pesat. Dimana bila dibandingkan dengan negara lainnya, lalu
lintas udara Indonesia masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah populasi
13
(hanya 42% atau 106 juta pengguna jasa dibandingkan dengan total penduduk
sebesar 249,9 juta). Hal ini jelas menyimpan potensi peningkatan pengguna jasa
yang besar.
o Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai penerbangan
yang bernama SkyTeam Global Airline Alliance yang menjadi presensi baik bagi
perusahaan dalam rangka peningkatan jangkauan dan akses terbang terhadap
berbagai destinasi lintas negara (memperluas cakupan pasar internasional).
o Peningkatan terhadap proyek pengembangan dan pembangunan bandara utama
dan baru di Indonesia dengan total estimasi anggaran proyek mencapai USD 4,2
Milyar (2014 - 7 bandara, 2015 – 5 bandara, 2016 – 2 bandara, 2017-2018 – 4
bandara) yang implementasinya tersebar merata di seluruh tanah air.
4. Threats (Ancaman)
o Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol yang
menghambat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP), seperti
landasan pacu/runway yang terbatas.
o Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari
Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar sangat
tergantung dengan Pertamina.
14
o Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya rute
penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain.
o Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia.
o Bencana Alam dan faktor-faktor yang tidak terhindarkan lainnya.
2.6 ANALISIS 4P
2.6.1 Product
Produk yang dibahas terkait:
Kualitas
Kualitas produk ini dipandang sebagai produk pelayanan nomor satu di
Indonesia. Terbukti bahwa dari sejak tahun 1949 hingga saat ini produk
pelayanan jasa ini menjadi nomor satu di Indonesia sebagai perusahaan
penerbangan yang dipercaya. Pengakuan dan penghargaan dari dunia
internasional terkait pelayanan oleh cabin crew, pelayanan kelas ekonomi
terbaik, dan manajemen kualitas pelayanan bintang 5 dari Skytrax menunjukkan
sebuah bukti kualitas dari Garuda Indonesia. Selain sebagai maskapai
penerbangan yang menjadi citra negara, perusahaan penerbangan ini juga
menjadi sarana angkutan bagi kunjungan resmi kepala negara ke berbagai
negara (sebelum adanya pesawat kepresidenan) dan sebagai angkutan bagi
ribuah jemaah haji setiap tahunnya.
Keistimewaan
Keistimewaan maskapai penerbangan ini cukup terbukti, mulai dari pelayanan
baik di luar maupun di dalam pesawat. Maskapai penerbangan ini juga sudah
menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari IATA, yang
berarti bahwa maskapai ini telah seluruhnya memenuhi standar keselamatan
penerbangan internasional. Keunikan dari pelayanan Garuda Indonesia sendiri
diterjemahkan dari program ‘Garuda Indonesia Experience’ yang digagas oleh
manajemen sebagai bagian dari implementasi pelayanan penerbangan dengan
‘sentuhan’ khas Indonesia.
Nama Merek (Brand Name)
Pada tanggal 25 Desember 1949, saat presiden Indonesia pertama akan terbang
ke Yogyakarta, Dr. Konijnenburg wakil dari KLM melapor bahwa pesawat
15
yang akan dinaiki Soekarno harus diberi nama dan dicat sesuai nama yang
diberikan presiden. Maka, presiden pun menjawab dengan mengutip satu baris
dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto
Soeroto di zaman kolonial, “Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels
uitslaat hoog boven uw eilanden” (Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu
yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu). Dari
situ, presiden memberikan nama maskapai ini menjadi Garuda Indonesian
Airways dengan logo barunya. Maka, pada 28 Desember 1949, terjadi
penerbangan yang bersejarah, pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik
KLM Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke
Kemayoran-Jakarta untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia
Serikat (RIS).
Kemasan
Kemasan tentu menjadi hal yang penting dalam rangka menciptakan image dan
sebagai pembeda dengan produk lain. Dalam hal ini, garuda Indonesia memiliki
logo yang lebih menjadi ciri khas lambang negara, yakni burung garuda. Selain
itu, kemasan pada pelaku pelayanan juga memiliki diferensiasi tersendiri
dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain, ini juga dimaksudkan sebagai
ciri khas Indonesia, yaitu pada 28 Mei 2010 Garuda Indonesia Secara resmi
meluncurkan seragam baru bagi pramugari/pramugaranya. Seragam pramugari
terinspirasi dari kebaya tradisional dengan batik motif lereng dilengkapi dengan
kebaya berwarna biru gaya Kartini di bagian atas. Kostum tambahan bagi
pramugari termasuk sebuah batik motif lereng berwarna jingga dengan kebaya
berwarna jingga. laki laki memakai jas abu abu, kemeja biru dan dasi. Seragam
ini didesain oleh Josephine Komara.
2.6.2 Place
Sebagai produk pelayanan jasa penerbangan yang paling terkemuka di Indonesia,
analisis terkait bahasan place ataupun tempat dijabarkan sebagai berikut :
Saluran Distribusi (distribusi channel)
Distribusi oleh perusahaan ini dilakukan dilakukan melalui media digital (iklan
di televisi), kegiatan-kegiatan seperti pameran wisata, dan juga secara eksklusif
pada media in-flight magazine majalah garuda yang bernama ‘Colours’.
Majalah yang didistribusikan pada seluruh penerbangan Garuda Indonesia
16
tersebut berisi sejumlah artikel cerita, wawancara terkait wisata dan kegiatan
unik dan menarik yang dapat dilakukan pada destinasi yang ada dalam rute
penerbangan Garuda Indonesia. Bahasan lain yang ada dalam majalah tersebut
adalah terkait seni seperti aspek informasi budaya dan musik, serta informasi-
informasi tambahan Garuda Indonesia lainnya.
Jangkauan
Hingga tahun 2016, jangkauan wilayah penerbangan internasional dari Garuda
Indonesia dengan kerja sama dengan afiliasi penerbangan Skyteam sudah
mencapai 70 destinasi.
17
Gambar 2.1, Rute Penerbangan Internasional Garuda Indonesia
18
Sedangkan dalam rute domestik, Garuda Indonesia memiliki 40 destinasi.
19
Lokasi
2.6.3 Price
Harga yang ditawarkan oleh Garuda Indonesia disesuaikan dengan kelengkapan
pelayanan (service) dari perusahaan. Harga yang diberikan untuk berbagai tujuan
penerbangan juga berbeda. Perbedaan juga termasuk kelas yang digunakan, yaitu kelas
first class, eksekutive class, ekonomy class.
Daftar Harga
Daftar harga pesawat garuda Indonesia bisa di lihat langsung di situs
www.garuda-indonesia.com.
Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran untuk pembelian tiket pesawat Garuda Indonesia sendiri
bisa dilakukan dengan melalui online ataupun pemesanan melalui telepon.
2.6.4 Promotion
Event Marketing
20
Sebagai perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia, kegiatan dan acara
seperti pameran (event marketing) sebagai media promosi rupanya masih perlu
dilakukan guna menyadarkan serta memberikan informasi baru tentang
Perusahaan Garuda Indonesia kepada masyarakat. Pada acara ini juga diberikan
beberapa penawaran paket perjalanan wisata khusus bagi pengguna jasa layanan
penerbangan.
Advertising (periklanan)
Advertising sebagai media iklan perusahaan penerbangan Garuda Indonesia
dilakukan melalui media televisi, koran, hingga majalah. Iklan juga dilakukan
pada media online (website).
Sales Promotion (SP)
Walaupun iklan sudah dilakukan melalui media visual seperti televisi, tapi
promosi juga tetap dilakukan Garuda Indonesia pada media cetak seperti koran
dan majalah.
Local Area Marketing (Pemasaran Lokal)
Hampir di semua daerah di Indonesia terdapat agent travel sebagai Local Area
Marketing di daerah tersebut.
21
dan teknologi IT terbaru untuk meningkatkan daya saing perusahaannya, yang
mana pada akhirnya telah terbukti menciptakan keunggulan kompetitifnya.
Beberapa aplikasi IT yang telah diterapkan dalam rangka menciptakan
keunggulan bersaing, seperti ERP (Enterprise Resource Planning), untuk
meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan, aplikasi proses pengadaan
secara online (e-Procurement), IT Service Management, penerapan e-
ticketing secara menyeluruh sesuai dengan ketentuan IATA dan juga
melakukan lelang real-time online based system (e-Auction).
22
Memisahkan manajemen perusahaan dari Garuda Indonesia (Spin Off),
dengan Corporate Culture: Simplicity, Professional, Passion,
dan Resourceful.
Menetapkan pusat operasi yang berbeda dengan Garuda
Indonesia, yaitu di Surabaya.
Melakukan ekspansi penambahan armada dengan prinsip Simple
Fleet (jenis yang sama dan sesuai digunakan untuk market LCC).
Memaksimalkan perawatan pesawat, serta jaminan
keselamatan penerbangan.
Berfokus pada rute jarak pendek, dengan radius penerbangan kurang
lebih dua-tiga jam perjalanan.
Human Capital
Perusahaan akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusianya, serta mengimplementasi budaya Fly-Hi. Strategi Perusahaan di
bidang human capital di tahun 2017 adalah berfokus pada internalisasi Fly-Hi
yang diterapkan melalui berbagai inisiatif sebagai berikut:
a. Pengembangan Organisasi,
b. Meningkatkan Performance Management System,
c. Membangun kapabilitas kepemimpinan,
d. Strategi Sumber Daya Manusia yang sejalan dengan strategi
Garuda,
23
e. Membangun budaya penjualan, pelayanan, operasional berkinerja
tinggi, serta learning culture terhadap internal perusahaan.
24
integration dengan mendirikan perusahaan maskapai lain namun dengan menyasar
pasar yang berbeda (Low Cost Carrier).
b. Backward Integration
Pada tanggal 26 April 2002, Garuda Indonesia mendirikan PT. Garuda
Maintenance Facility AeroAsia. PT. Garuda Maintenance Facility
AeroAsia bergerak dalam bidang usaha jasa perbaikan dan perawatan
pesawat terbang termasuk mesin dan komponennya. Garuda Indonesia
bermaksud memperoleh keuntungan yang lebih dengan memiliki
penyelenggara jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang termasuk
mesin dan komponennya sendiri.
c. Horizontal Integration
Garuda Indonesia melakukan Horizontal Integration dengan mendirikan PT
Citilink Indonesia pada tanggal 6 Januari 2009. Tujuan Garuda Indonesia
adalah dengan mendirikannya Citilink diharap dapat menjangkau konsumen
yang mencari penerbangan berbiaya murah (low cost) di mana Garuda
Indonesia sendiri menyediakan penerbangan premium yang mengutamakan
kenyamanan dengan biaya sebanding dengan kenyamanan premium yang
diberikan.
Diversification
Market Development
PT Aero Wisata (Aerowisata)
PT Abacus Distribution Systems
New Market PT Citilink Indonesia
Indonesia (Abacus DSI)
PT Aero Systems Indonesia (Asyst)
25
a. Market Penetration
b. Market Development
Garuda telah melakukan market development. Ini terbukti dari pada
tahun 2012, Perusahaan merencanakan pengembangan usaha dengan
memfokuskan pemenuhan keanggotaan Garuda Indonesia sebagai anggota
Aliansi Global. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pasar serta menjawab
tantangan terhadap kecenderungan harga bahan bakar yang akan tetap tinggi,
dan semakin meningkatnya persaingan dalam industri penerbangan. Sehingga
dengan hal ini Garuda mencoba mengmbangkan pasar menjadi lebih luas lagi.
Selain itu untuk memenuhi pasar low cost carrier, Garuda akan mengisi pasar
ini melalui perusahaan anak Citilink.
26
c. Product Development
Dalam pengimplementasian strategi ini Garuda telah melakukan
pengembangan armada berdasarkan pertumbuhan dan potensi pasar
internasional dan domestik, sekaligus meremajakan dan menyederhanakan tipe
pesawat terbang yang digunakan. Strategi Garuda Indonesia dalam
pengembangan armada adalah menyeimbangkan antara jumlah armada dengan
kebutuhan armada yang beragam, sehingga dapat mendukung pertumbuhan
bisnis Perusahaan. Dengan demikian, akan tercapai ketersediaan armada yang
dapat dioperasikan secara efisien dan fleksibel untuk memenuhi kebutuhan
jaringan rute Garuda Indonesia yang beragam. Pada tanggal 26 April 2002,
Garuda Indonesia juga mendirikan PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia
yang bergerak dalam bidang usaha jasa perbaikan dan perawatan pesawat
terbang termasuk mesin dan komponennya.
a. Related Strategies
PT Citilink Indonesia
PT Citilink Indonesia didirikan berdasarkan akta No. 01 tanggal 6
Januari 2009 dari Arikanti Natakusumah S.H., notaris di Jakarta, Bidang
Usaha: Citilink menjalankan usaha dibidang jasa angkutan udara niaga
berbiaya murah (low cost) dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya
yang dimiliki (Garuda) untuk menghasilkan barang dan jasa. Citilink ini
mendapat investasi 5 unit pesawat Boeing 737-300 dan aset-aset lainnya
dari Garuda Indonesia. Disamping itu adanya pesawat Airbus A320-200
yang disewa Garuda Indonesia dilakukan sub-lease ke Citilink. Investasi
yang besar pada Citilink ini akan membuat perusahaan ini lebih siap
27
bersaing dan memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan
usaha dimasa mendatang.
b. Unrelated Strategies
PT Aero Wisata (Aerowisata)
PT Aero Wisata didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1973. Bidang
Usaha, bergerak pada bidang usaha jasa industri pariwisata dan
hospitality, antara lain, perhotelan, jasa boga, transportasi, darat dan
keagenan serta tours & travel.
28
teknologi serta jasa pemeliharahan bagi perusahaan penerbangan
maupun industri lain.
29
Indonesia terhubung dengan lebih dari 80 destinasi Etihad di 50 negara di dunia.
Beberapa penghargaan internasional yang diperoleh Garuda Indonesia, yaitu :
Garuda Indonesia ditetapkan sebagai “The Best International Airline” oleh Roy
Morgan, lembaga riset internasional independen yang telah beroperasi selama 70
tahun dan berkedudukan di Australia. Penetapan ini didasarkan pada hasil riset
terhadap produk dan layanan perusahaan penerbangan dunia yang dilakukan
bulan Februari 2011 hingga Januari 2012 oleh Roy Morgan terhadap 3943
responden yang 91% di antaranya menyatakan “very satisfied” terhadap layanan
Garuda Indonesia.
Garuda Indonesia meraih annual report award berskala internasional dari “League
of American Communications Professionals” (LACP) yang berpusat di San Diego,
Amerika Serikat. Annual Report 2011 Garuda Indonesia bertema “Ready for the
Next Journey” dalam ajang “2010/2011 Vision Awards Annual Report
Competition” berhasil memenangkan tiga kategori sekaligus, yaitu:
1. Juara pertama Top 100 Worldwide (overall – Platinum Award),
2. Juara Pertama kategori Aerospace & Defence (Platinum Award),
3. Special Achievement Award: The Most Engaging Annual Report Worldwid
Bronze Award (versi Online).
30
BAB III
KESIMPULAN
31
pada Januari 2015, dan sebesar 6,5 persen, dari 3,15 miliar pada Februari 2014 menjadi
3,36 miliar pada Februari 2015. Tingkat isian penumpang (seat load factor) sepanjang dua
bulan pertama tahun 2015 juga meningkat dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya, yaitu menjadi 73 persen pada Januari 2015 dari 66 persen pada Januari 2014,
dan menjadi 74,37 persen pada Februari 2015 dari 68,6 persen pada Februari 2014.
32
- Pengembangan pasar ke Timur Tengah, khususnya peningkatan pasar umroh.
2. Restrukturisasi “Cost Driver”, di mana Garuda Indonesia melakukan penataan dan
restrukturisasi biaya sehingga dapat dicapai efisiensi yang tinggi, tanpa mengurangi
kualitas pelayanan yang diberikan. Melalui program / langkah-langkah efisiensi
tersebut, Perseroan dapat mencapai penghematan sekitar USD 146,94 juta dan efisiensi
dari penurunan harga minyak dunia sebesar USD 172,25 juta.
3. Kegiatan “Reprofiling" khususnya terhadap semua fasilitas pembiayaan komersial,
melalui langkah dan strategi memperpanjang jatuh tempo fasilitas kredit, relaksasi
beberapa terms serta meningkatkan positive cash flow perusahaan.
33
DAFTAR PUSTAKA
vi