PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 1
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 2
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 3
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 4
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 5
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 6
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 7
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
dan Bekapai (40 %), namun dengan terbatasnya cadangan minyak-minyak tersebut kilang
Balikpapan II saat ini mengolah berbagai macam campuran minyak yang spesifikasinya
mendekati minyak Handil dan Bekapai.
Kedua kilang Balikpapan mengolah minyak mentah dari local (Kalimanta), domestic
dan luar negri.Untuk kilang Balikpapan I, minyak mentah local Balikpapan sebanyak
22% dan minyak mentah domestic 78%.Sedangkan untuk kilang Balikpapan II minyak
mentah local sebanyak 16%, minyak mentah domestic 11% dan minyak mentah impor
73%.Minyak mentah lokal berasal dari Sangata, Tarakan, Badak, Sepinggan, Bekapai,
Sanga-Sanga, Handil, Senipa, Bunyu, Mamburungan, Wuruk in dan Tanjung.Minyak
mentah domestic (dalam negri) berasal dari Widuri, dan Rantau/Kutupa, Arbei. Lalang
Minas, Kerapu, Sembilang, Belida, Langsa, dan JatiBarang. Sedangkan minyak Import
berasal dari Malaysia (Tapis, Bunga Kekwa) dan Australia (Cossack dan Legendre),
Vietnam (Bacho,Rangdong), Thailand (Pattani, Bechamas), Brunei (Champion, Seria),
China (Panyo, Xijiang, Nanhai, Wechang), Papua Nugini (Kutubu), Azerbain (Azeri),
Nigeria (Escravus, Forcados, Bony Light), Algeria (Saharan), Libya (Sarir), Angola
(Palance), Zafiro, Nemba.
Kilang minyak PERTAMINA RU V mengolah minyak mentah menjadi produk-
produk yang siap dipasarkan.Produk tersebut meliputi bahan bakar minyak (BBM) DAN
Non Bahan Bakar Minyak (NBBM). campuran minyak mentah tersebut diolah menjadi
beberapa produk BBM antara lain : Pertamax, Solar plus, motor gasoline (Premium),
Kerosin (Minyak Tanah), Avtur, Solar (Minyak Diesel) dan Fuel Oil (Minyak Bakar).
Sedangkan Non BBM yang dihasilkan adalah Heavy Naphta, LPG, LSWR, dan Lilin
(Wax).Kilang RU V Balikpapan merupakan salah satu produsen lilin di Indonesia.
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 9
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 10
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
PERTAMINA RU V BALIKPAPAN
a) Visi
Menjadi kilang-kilang Kebanggan Nasional yang mampu bersaing dan
menguntungkan
b) Misi
1. Mengelola operasional kilang secara aman, handal, efisien dan ramah
lingkungan menyediakan kebutuhan energy yang berkelanjutan
2. Mengoptimalkan fleksibilitas pengolahan untuk memaksimalkan valuable
produk
3. Memberikan manfaat kepada stakeholder
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 11
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 12
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
PT. PERTAMINA (Persero) mempunyai bidang usaha migas dan panas bumi di
sector hulu dan sector hilir. Adapun kegiatan yang dilakukan di kedua sector tersebut
adalah :
1. Kegiatan Hulu
Kegiatan sector hulu PT. PERTAMINA (Persero) adalah mempertahankan dan
meningkatkan produksi minyak, gas dan panas bumi.Sasaran kegiatan hulu adalah
menemukan cadangan baru dan meningkatkan resource serta mengembangkan
panas bumi sebagai sumberr energy alternative.
Selain berkonsentrasi di dalam negri, kegiatan sector hulu secara bertahap mulai
mengembangkan kegiatannya diluar negri melalui kerjasama dengan Irak dan
Vietnam. Sedangkan kerjasama dengan Negara Asia lain sedang dalam pengkajian.
Produksi minyak dan gas bumi PT. PERTAMINA (Persero) dan mitra tahun
2001 sebesar 105,894 BPOD dan 806 MMSCFD.Produksi PT. PERTAMINA
(Persero) operasi sendiri dihasilkan dari Daerah Operasi Hulu (DOH) NAD,
Sumatera bagian Utara, tengah, dan selatan, Jawa Bagian Batrat, timur, Kalimantan
serta Papua. Produksi panas bumi PT. PERTAMINA (Persero) dan mitra tahun
2001 sebesar 45276,320 Wme dan energy listrik yang dihasilkan sebesar 5909,7
GWh. Produksi PT. PERTAMINA (Persero) operasi sendiri dihasilkan dari area
panas bumi Kamojang-Jawa Barat, Sibayak-Sumatera Utara, dan Lahendong-
Sulawesai Utara.
2. Kegiatan Hilir
a. Bidang Pengolahan
Kegiatan pengolahan adalah upaya memproses minyak mentah dan gas
bumi, mengusahakan tersedianya produk-produk minyak dan bahan bakar
minyak (BBM), non BBM maupun bahan baku untuk kebutuhan industry dalam
negri serta melayani pemasaran luar negri. Perangkat kilang yang digunakan
adalah kilang minyak, kilang gas, dan kilang petrokimia yang keseluruhannya
dioperasikan secara optimal, ekonomis dan efisien.
Tujuan bidang pengolahan adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan
stakeholder, menghasilkan keuntungan optimal, dan menjadi unit usaha yang
unggul, bersaing, dan berkembang.
b. Bidang Pemasaran dan Niaga
Kegiatan pemasaran dan niaga mencakup upaya pembekalan dan pemasaran
distribusi produk-produk BBM serta perluasan pemasaran non-BBM untuk
kebutuhan dalam negri dalam jumlah yang cukup, mutu yang baik, serta tepat
waktu, dan sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah dan pembangunan
nasional.
Kebutuhan BBM dalam negri saat ini mencapai lebih dari 49,5 juta kilo liter
yang disalurkan melalui : transit, instalasi, seafed depot, inland depot, pilot
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 13
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
filling station dan SPBU. Penyaluran BBM di pulau Jawa selain melalui
angkutan udara dan laut, selain itu digunakan saluran pipa karena biaya lebih
murah juga dari segi keselamatan lebih handal
c. Bidang Perkapalan
Untuk memelihara kehandalan distribusi BBM dalam negri sebagai
penunjamg indistri dipersiapkan armada transportasi laut yang handal dan
ekonomis.Dengan meningkatnya kebutuhan BBM, maka muatan yang diangkut
melalui laut ikut meningkat.
PT. PERTAMINA (Persero) menggunakan armada tanker baik kapal milik
sendiri maupun kapal carter untuk mengangkut minyak mentah dan BBM
sejumlah 72.471.000 LT (long ton/tahun). Dalam meningkatkan mutu dan
pelayanan di bidang transportasi laut, bidang perkapalan telah memiliki standar
keselamatan yang ditentukan oleh International Safety Management Code (ISM-
Code) yaitu berupa Document of Complience (DOC) serta Safety Management
Certificate (SMC), Standard of Training, Certification and Watchkeeping for
Seafarers (STWC) serta mengikuti ketentuan Marine Pollution (MARPOL) dan
Safety Life at Sea (SOLAS).
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 14
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 16
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 17
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 18
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Mengatur penerimaan produk jadi dan setengah jadi dari kilang Balikpapan I & II
Mengatur / menyiapkan campuran / blending produk sesuai permintaan dari Refinery
Planning and Optimization Function untuk selanjutnya dilakukan pengiriman.
Mengatur pengiriman produk ke kapal dan UPMS VI
Mengelola fasilitas Jetty
Oil Movement Section mempunyai dua terminal , antara lain :
Terminal Balikpapan
Terminal Balikpapan memiliki dua seksi yaitu Tank Farm Srorage yang bertugas
mengawasi kegiatan pemompaan di 10 rumah pompa yang bertugas mengawadi
kegiatan pemompaan di 10 rumah pompa yang dimiliki kilang serta seksi jembatan
dan terminal yang betugas dan bertanggung jawab melakukan kegiataan bongkar muat
crude. Produk BBM, produk non- BBM ke kapal.
Terminal Lawe-lawe
Terminal ini merupakan pintu masuk crude oilimpor sebelum masuk ke Terminal
Balikpapan. Unloading crude oil dari kapal dilakukan dengan single Buoy Mooring
(SBM) yang terletak di tengah laut berupa trminal mengambang tempat bertautnya
pipa darat dan pipa kangker. Penyaluran crude dari terminal Lawe-lawe ke terminal
balikpapan dilakukan melalui jaringan pipa bawah laut.
f. Laboratory Section
Bertugas untuk melakukan pemeriksaan, penelitian secara rutin dan memberikan hasil
analisa terhadap bahan baku dan kualitas produk yang di peroleh serta penelitian atas
pengembangan produk. Laboratorium di RU V Balikpapan terdiri dari empat
laboratorium utama, yaitu :
o Laboratorium Gas & Analitik
o Laboratorium Produksi Cair
o Laboratorium Evaluasi Crude
o Laboratorium Lindungan Lingkungan
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 19
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 20
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 21
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
lingkungan dan keselamatan pada unit proses selars dengan perkembagan teknologi
pengilangan minyak bumi dengan biaya optimal guna mendapatkan nilai tambah serta
peningkatan refinery margin.bagian ini memberikan saran kepada bagian-bagian
material ) dan juga melakukan evaluasi modifikasi serta pengembangan non-proses
yang diusulkan oleh proses Engineering.bagian Facility Engeineering terdiri dari 6
seksi yaitu :
o Mechanical Engeineering
o Electrical Engeineering
o Insrument Engeineering
o Rotating Engeineering
o Material Engeineering
o Civil Engeineering
c. Project Engeineering Section
Fungsi bagian Project Engeineering adalah mengatur kontak kerja. Mengelola
dan mengendalikan kegiatan perencanaan, pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.
Mempersiapkan cetak biru modifikasi terhadap masalah keteknikan, dan penanganan
pengawasan pelaksanaan seluruh proyek untuk mencapai hasi proyek yang memenuhi
standar kualitas serta biaya / jadwal yang telah di tetapkan dan nilai manfaat proyek
yang menguntungkan dalam rangka mencapai target rencana kerja RU V yang
menjadi tanggung jawab serta merupakan visi dan misi fungsi engineering dan
pengembangan . bagian Project Engineering terdiri dari 4 seksi, yaitu :
o Pengadaan
o Ahli Proyek
o Pengawas Konstrksi
o Pengatur Adminisrasi Proyek Engineering
d. Energy Conservation & Loss Control Section
Bagian ini berfungsi untuk merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan
dan mengendaikan penyelesaian masalah dan pemberian saran ke fungsi terkait
perihal pemakaian energi dan penekanan hydrocarbon loss di lingkungan
PERTAMINA RU V Balikpapan dalam rangka peningkatan nilai tambah dan
finansial margin perusahaan.
e. Total Quality management section
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 22
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 23
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
III.1.10. OPI
Organisasi baru yang dibentuk ini bertujuan untuk menyukseskan program
transformasi PERTAMINA secra keseluruhan ,yang meliputi empat main stream antara lain :
Leadership, Technical Aspect, Mindset Capability, dan Management Infrastructure.
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 24
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
IV. 1. Minyak Bumi
Minyak bumi mentah (crude oil) adalah cairan coklat kehijauan hingga hitam
yang terdiri dari sejumlah besar unsure karbon dan hydrogen dan sejumlah kecil
unsure-unsur lain. Minyak bumi merupakan campuran kompleks yang mengandung
ribuan senyawa hidrokarbon tunggal mulai dari yang paling ringan seperti gas metana
sampai bahan aspal yang berat dan berwujud padat.Produksi komersial minyak bumi
dimulai sejak Edwin Laurentine Drake melakukan eksplorasi minyak bumi komersial
pertama pada 27 Agustus 1859 di Titusville Pennysylvania, dan sejak itu produksinya
terus meningkat.
Dalam ilmu pengetahuan, awal mula dari minyak bumi dilandasi oleh beberapa
teori.Teori yang paling popular adalah organic source material.Teori ini menyatakan
bahwa binatang dan tumbuh-tumbuhan berakumulasi dalam tempat yang sesuai pada
jutaan tahun yang lalu, contohnya dalam lumpur, delta atau sedimen dalam laut.
Disana bahan-bahan organic akan terdekomposisi secara parsial dengan bantuan
bakteri. Karbohidrat dan protein dipecah menjadi gas-gas atau komponen yang larut
dalam air dan terbawa pergi oleh air tanah sedangkan lemak-lemak yang tertinggal
beserta bahan-bahan yang terlarut dalam lemak diubah secara perlahan menjadi
minyak bumi melalui reaksi yang menghasilkan bahan-bahan dengan titik didih
rendah. Cairan minyak bumi yang dihasilkan kemudian dapat berpindah ke pasir alam
atau reservoir batu kapur.
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 25
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Komposisi yang konstan ini muncul karena suatu minyak disusun dari
beberapa seri homolog hidrokarbon.Setiap seri memiliki komposisi elemental yang
konstan.Dekomposisi yang tak sempurna pada protein dapat menjelaskan kandungan
nitrogen dan sulfur yang berada dalam minyak mentah, sedangkan oksigen dapat
berasal dari asal sulfur bahan atau merupakan hasil oksidasi produk antara. Dalam
minyak mentah konsentrasi sulfur dan nitrogen bertambah dengan kenaikan titik didih
fraksi.
Minyak bumi merupakan senyawa organic yang terdiri dari karbon dan
hydrogen sehingga disebut hidrokarbon.Berdasarkan strukturnya secara umum, maka
senyawa hidrokarbon dibagi atas empat kategori yaitu Paraffinic, Olefinic, Naphtenic
dan Aromatik (PONA).
a) Senyawa Paraffinic
Hidrokarbon golongan ini mempunyai ikatan rantai baik dalam bentuk lurus
maupun bercabang.Pada temperature kamar dan tekanan atmosferik, metana (CH4),
etana (C2H6), propane (C3H8) dan butan (C4H10) berada dalam fase gas.Namun propane
dan butane dapat dicairkan dengan sedikit kompresi.Senyawa paraffinic yang
berbentuk cair pada kondisi atmosferik adalah mulai dari pentane (C5) hingga di
atasnya. Semakin panjang rantai paraffin, maka titik didih dan titik leburnya akan
semakin tinggi.
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 26
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
b) Senyawa Olefinic
Senyawa golongan ini jarang terdapat dalam minyak bumi, karena senyawa ini
merupakan hasil dekomposisi dari tipe golongan hidrokarbon lainnya.Olefin pada
konsentrasi tinggi dapat kita peroleh pada produk dari thermal cracking atau
catalytic cracking.Olefin merupakan senyawa paraffinic yang kekurangan atom-
atom hydrogen, sehingga mempunyai ikatan rangkap. Secara umum olefin tidak
diinginkan dalam proses akhir pengolahan minyak bumi menjadi bahan bakar
minyak, karena ikatan rangkapnya yang sangat reaktif serta mudah teroksidasi dan
terpolymerisasi menjadi gum. Senyawa olefinic disebut juga senyawa karbon tak
jenuh.
c) Senyawa Naphtenic
Senyawa hidrokarbon yang juga dikenal dengan Cycloparaffin ini mempunyai
struktur molekul yang lebih kompleks daripada paraffin dan berbentuk rantai cincin
yang tidak mengandung ikatan rangkap. Panjang dan jumlah senyawa paraffin yang
melekat pada rantai cincin dapat sangat beragam sesuai dengan formula CnH2n. Pada
Conuntinous Catalytic Reforming Unit, napthenic tersebut akan kehilangan atom
hidrogennya dan terkonversi menjadi aromatic.
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 27
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
d) Senyawa Aromatik
Bentuk dan rangkaian yang paling sederhana dari aromatic adalah benzene
(C6H6). Struktur molekul senyawa ini hamper sama dengan naphtenic, yaitu
membentuk suatu rantai cincin. Perbedaanya adalah adanya ikatan rangkap di dalam
senyawa hidrokarbon ini yang timbul karena dilepaskannya satu atom hydrogen
pada setiap ikatannya.Karakteristik dari golongan senyawa aromatic ini terdiri dari
struktur benzene segi enam. Aromatic pada umumnya bersifat kurang reaktif dan
pada gasoline range merupakan pelarut yang bagus serta memiliki angka oktan
yang tinggi.
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 28
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
e) Senyawa lainnya
Selain dari beberapa senyawa hidrokarbon yang telah disebutkan di atas, maka
minyak bumi juga mengandung material yang digolongkan sebagai impurities
seperti garam, sulfur, logam-logam, pasir, mineral dan air.
1. Garam
Unsur ini merupakan klorida yang selalu menimbulkan kesulitan pada
kolom fraksinasi.Garam dapat terurai menjadi asam sehingga
menyebabkan korosi terutama pada dinding atas kolom. Garam juga sering
menimbulkan terjadinya penyumbatan pada tray dan heat exchanger
2. Sulfur
Senyawa sulfur merupakan komponen terbesar dalam minyak bumi.
Senyawa ini dapat menyebabkan korosi. Jumlah dan tipe senyawa sulfur
yang terdapat dalam minyak bumi sangat beragam. Senyawa sulfur yang
paling ringan adalah hydrogen sulfide (H2S), yang sangat korosif. Contoh
senyawa sulfur yang lain adalah mercaptan.
3. Logam-logam
Logam-logam yang umum terdapat dalam minyak bumi adalah arsenik,
timbal, nikel dan besi. Sebagian logam-logam ini akan mengendap sebagai
bottom produk vacuum column. Arsenik dan timbale merupakan racun
bagi catalityc cracking.
4. Pasir, mineral lain dan air
Senyawa-senyawa ini tersuspensi dalam umpan minyak. Dalam analisa
minyak, senyawa-senyawa ini digolongkan dalam Base Sediment & Water
(B. S & W), dan pada umumnya kurang dari 0,5% material ini akan
dikeluarkan oleh desalter.
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 29
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
- Distilasi atmosferik
Distilasi atmosferik merupakan tahap pemisahan yang sangat penting.
Operasi pemisahan ini didasarkam atas volatilitas komponen-
komponennya menggunakan suplai panas pada tekanan atmosferik, yang
pada akhirnyakomponen yang lebih volatile (komponen ringan) akan
terpisah dan terbawa pada destilat sedangkan komponen yang kurang
volatile (komponen berat) akan tertinggal di dasar (bottom). Pemisahan
dilakukan pada temperature 300-350ºC.
- Distilasi vakum
Distilasi vakum dioperasikan dengan menurunkan tekanan operasi
hingga vakum untuk menurunkan temperature titik didih masing-masing
fraksi minyak bumi.Tekanan vakum dihasilkan oleh system ejector yang
menurunkan tekanan menjadi sekitar 40 mmHg.
- Ekstraksi
Ekstraksi dengan pelarut merupakan salah satu proses yang tertua
dalam pengilangan minyak bumi. Pada awalnya, ekstraksi terutama untuk
meningkatkan kualitas kerosene, akan tetapi pada perkembangannya lebih
banyak digunakan untuk meningkatkan kualitas minyak pelumas.
- Absorpsi
Absorpsi adalah proses pemisahan campuran gas dengan cara
menyerapnya dan melarutkannya ke dalam cairan atau gas pelarut.
Absorpsi biasanya dilakukan unttuk mendaur ulang uap yang
mengkondensir dari gas basah.
- Kristalisasi
Kristalisasi merupakan suatu proses pemisahan berdasarkan titik
leleh. Contohnya adalah Dewaxing dari minyak pelumas, pembuatan lilin
(wax).
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 30
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
- Hydrocracking
Hydrocracker merupakan unit perengkahan minyak bumi (umpannya
berupa gas oil yang merupakan hidrokarbon berantai panjang) menjadi
hidrokarbon berantai pendek dengan menggunakan gas hydrogen dan
katalis.
Contoh reaksi :
Katalis
Contoh reaksi :
CH3
CH3--(CH2)5--CH3 + H2 …….(IV.3)
- Polimerisasi
Polimerisasi bertujuan mentransformasi hidrokarbon dengan berat
molekul kecil menjadi hidrokarbon dengan berat molekul besar tanpa
merubah komposisi hidrokarbon teersebut.Polimerisasi dapat dilakukan
secara termal maupun katalitik.
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 31
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Contoh reaksi :
- Alkilasi
Alkilasi bertujuan untuk mencapai oktan yang lebih tinggi dengan
cara menggabungkan olefin atau paraffin dengan isobutana, sehingga
dihasilkan produk alkylate. Alkylate merupakan paraffin bercabang yang
memiliki nilai oktan tinggi.
Contoh reaksi :
CH3 CH3
CH3
- Hydrotreating
Hydrotreating bertujuan untuk menghilangkan pengotor yang terdapat pada
umpan.Pada umumnya umpan masih banyak mengandung sulfur, nitrogen dan
oksigen. Dalam reactor hydrotreating ini, kandungan sulfur dihilangkan dengan
cara membentuk H2S, senyawa yang mengandung nitrogen diubah menjadi
ammonia, sedangkan fenol diubah menjadi senyawa aromatic dan air.
- Mercaptan Oxidation
Mercaptan Oxidation bertujuan untuk menghilangkan kandungan
mercaptan.Umpan berupa kerosin masuk ke dalam reactor bersama udara.Di
dalam reactor, mercaptan dioksidasi oleh udara menjadi disulfide dengan bantuan
katalis.
- Acid/caustic treating
Proses Acid/caustic bertujuan untuk menstabilkan harga pH. Treating yang
biasa dilakukan adalah penambahan aquaeus ammonia.
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 32
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
1. Desulfurisasi
Keberadaan sulfur pada umpan Platforming dapat mengganggu selektivitas
dan kestabilan katalis. Kandungan sulfur maksimum yang diijinkan adalah 0,5
ppm (yang sering digunakan adalah 0,2 ppm). Reaksi desulfurisasi berlangsung
baik pada temperature 315-340ºC dan sulfur terpisah dalam bentuk H2S. Reaksi
yang terjadi adalah :
2. Denitrifikasi
Kandungan nitrogen maksimum adalah 0,5 ppm, dimana bila kandungan
nitrogen berlebih akan mengganggu recycle gas dan kestabilan pada aliran
overhead akibat pembentukan NH4Cl. Penyingkiran senyawa nitrogen lebih sulit
jika dibandingkan dengan senyawa sulfur karena kecepatan reaksi denitrifikasi
hanya seperlima dari kecepatan desulfurisasi. Contoh reaksi yang berlangsung :
Pridin
3. Hidrogenasi Olefin
Olefin mengganggu kestabilan temperature dalam Platformer, karena akan
terpolimerisasi dan menyebabkan fouling dalam reactor dan unit HE. Selain itu
senyawa ini akan menimbulkan endapan karbon katalis. Contoh reaksi yang
terjadi :
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 33
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Phenol benzene
5. Dekomposisi Halida
Dekomposisi senyawa halide jauh lebih sulit disbanding dekomposisi
sulfur.Senyawa halide maksimum yang dapat dihilangkan hanya sampai 90%,
tetapi sulit tercapai pada kondisi reaksi desulfurisasi. Penghilangan senyawa
halide terjadi sesuai reaksi berikut ini :
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 34
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
b. Isomerisasi naftalena :
CH3
……(IV.17)
Metil lopentana sikloheksana
c. Dehidrosiklisasi :
CH3
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 35
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
CH3 CH3
CH3
9. Steam Reforming
Secara umum reaksi yang terjadi adalah :
IV. 3. Sifat Fisik Dan Sifat Kimia Minyak Bumi Dan Produk Kilang
IV. 3. 1. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Minyak Bumi (Crude Oil)
Minyak bumi memiliki beberapa sifat fisis penting antara lain : berat
jenis (specific gravity-density), kandungan belerang, kandungan nitrogen,
kandungan garam dan viskositas.
a. Berat jenis
Berat jenis sering digunakan untuk membedakan minyak bumi kasar dan
biasanya dinyatakan dalam satuan ºAPI.Satuan tersebut berbanding terbalik
dengan berat jenis, sehingga semakin besar ºAPI maka semakin kecil berat
jenisnya.
b. Kandungan Belerang
Semakin rendah kandungan belerang, maka semakin baik minyak bumi
tersebut.Oleh karena itu untuk mencapai kandungan belerang yang tinggi
memerlukan prosedur pengolahan yang lebih rumit untuk memproduksi
produk yang memuaskan.
Table IV. 3. Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Kandungan Sulfur
Jenis Minyak Bumi % Berat Sulfur
Non sulfuric 0,01-0,03
Sulfur rendah 0,03-1,0
Sulfurik 1,3-3,0
Sulfur tinggi >3
c. Kandungan Nitrogen
Senyawa-senyawa nitrogen dapat mengganggu kelangsungan proses
katalitik minyak bumi, jika sampai terbawa ke dalam produk, akan
berpengaruh buruk terhadap aroma, kestabilan warna serta sifat penuaan
produk kilang. Batas maksimum kandungan nitrogen adalah 0,25%.
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 37
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
d. Kandungan Garam
Minyak bumi dapat mengandung garam sampai dengan 0,6 lb/barrel
minyak bumi. Deposit garam dalam tungku dan penukar panas dapat
menurunkan kapasitasnya karena adanya penyumbatan pada peralatan
tersebut. Sedangkan senyawa klorida dapat membebaskan asam klorida yang
menyebabkan korosi.
e. Viskositas
Viskositas minyak bumi pada umumnya berada pada selang 40-60 SSU
pada 100ºF, tetapi dapat juga mencapai 6000 SSU pada 100ºF pada minyak
bumi tertentu.
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 38
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
b. Oxidation Stability
Oxidation Stability menunjukkan sifat ketahanan bensin teerhadap
penyimpanan, semakin baik Oxidation Stability-nya maka semakin lama
bensin dapat disimpan tanpa mengalami penurunan kualitas secara signifikan
karena proses oksidasi. Oxidation Stabilityminimum dari bensin adalah 360
menit dalam 100 psi oksigen pada ruang tertutup.
c. Engine Deposit
Deposit yang terbentuk dalam ruang pembakaran dipengaruhi oleh angka
oktan bensin, sehingga tendensi pembentukan deposit merupakan factor yang
sangat penting. Penambahan aditif deposit modifying agent diperlukan untuk
mengubah sifat deposit menjadi kurang merusak.
3. Kerosene
Beberapa sifat penting dari kerosene antara lainSmoke Point (Titik Asap)
dan Flash Point.
a. Smoke Point (Titik Asap)
Tolak ukur kualitas pembakaran kerosin adalah kemampuan untuk
terbakar tanpa menghasilkan asap. Smoke point adalah tinggi nyala maksimal
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 39
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
4. Avtur
Beberapa karakteristik penting dari avtur antara lain :
a. Smoke Point, nilai minimum yang diperbolehkan 20 mm
b. Flash Point, nilai minimum yang dioerbolehkan 38ºC
c. Rentang Pendidihan/ Distilasi dengan maksimum residu sebesar 1,5%vol.
d. Titik Beku (Freezing Point)
Persyaratan penting lainnya adalah titik beku bahan bakar.Titik beku
dispesifikasi karena bahan bakar mengalami penurunan temperature
(temperature rendah) pada penerbangan tinggi sehingga dapat membeku.Titik
beku maksimal yang diperbolehkan adalah -47ºC.
e. Electrical Conductivity
Electrical Conductivity menjadi syarat yang penting karena avtur sedapat
mungkin tidak termuati oleh listrik statis. Muatan listrik statis dapat
menyebabkan terjadinya ledakan ketika proses pengisian bahan bakar
melewati filter micron. Batas minimal Electrical Conductivity adalah 50 CU
(Conductivity Unit) dan batas maksimum 300 CU.
f. Thermal Stability
Thermal Stability pada avtur diperlukan untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya pengendapan pada tangki dan pipa-pipa bahan bakar.Thermal
Stabilityyang diijinkan untuk avtur adalah maksimum 25 mmHg dengan
metode Filter pressure (differential)
5. Minyak Diesel/Solar
Salah satu sifat penting dari minyak diesel/solar yang menunjukkan
performa mesin diesel ketika menggunakan minyak diesel adalah Cetane
Number.Dalam mesin diesel, peletupan terjadi karena penyalaan mandiri minyak
diesel panas yang disemprotkan ke dalam silinder berisi udara panas
bertekanan.Oleh kerena itu, minyak diesel diharapkan memiliki kecendrungan
yang cukup kuat untuk menyala sendiri.Tolak ukur kualitas ini adalah bilangan
setana.Suatu minyak diesel dikatakan memiliki bilangan setana S (0<S<100), jika
unjuk kerja minyak tersebut setara dengan unjuk kerja campuran S% volume n-
setana berunjuk kerja sangat baik dalam mesin diesel, karena langsung terbakar
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 40
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
6. Lilin
Beberapa sifat penting dari lilin antara lain melting point, ash content, danoil
content.
a. Melting Point
Melting point adalah suhu lebur dari suatu zat.Pada lilin melting point
yang disyaratkan antar 45-75ºC.
b. Ash Content
Ash content menunjukkan kadar abu yang dihasilkan setelah melalui
proses pembakaran. Lilin yang baik diharapkan memiliki ash content
seminimal mungkin. Batasan maksimum ash content dalam lilin adalah
0,03%wt.
c. Oil Content
Oil content menunjukkan kadar minyak yang masih tertinggal dalam
lilin. Batas maksimum oil content dalam lilin untuk FRW (Fully Refined Wax)
adalah 0,25%wt dan 0,5%wt untuk industry crude.
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 41
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
BAB V
BAHAN BAKU DAN BAHAN PENUNJANG
1. Light Crude : menghasilkan banyak LPG, Light Naphta dan Heavy Naphta.
2. Medium Crude : menghasilkan banyak kerosene dan diesel oil
3. Heavy Crude : menghasilkan banyak Long residue.
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 42
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Nama Negara
Benua Asia
Bacho Vietnam
Rangdong Vietnam
Tapis Malaysia
Bunga kekawa Malaysia
Benchamas Thailand
Pattani Thailand
Champion Brunai
Seria Brunai
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 43
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Nama Negara
Benua Asia
Panyu China
Xijiang China
Wenchang China
Nanhai China
Kutubu Papua Nugini
Azeri Azerbaizan
Benua Austalia
Cossack
Legendri
Mutineer
Benua Afrika
Escravos Nigeria
Forcados Nigeria
Quaiboe Nigeria
Boni Light Nigeria
Brass River Nigeria
Nile Bland Sudam
Saharan Algeria
Sarir Libia
Palanca Angola
Zafiro Afrika
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 44
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Tabel V.3. Jumlah dan Kapasitas Tangki Minyak Mentah dan Produk
Kelompok Produk Jumlah Tangki Kapasitas (Gross)
Minyak Lawe-lawe 7 Buah 5.600 MB
Mentah Balikpapan 21 Buah 1.185 MB
BBM Premium 5 Buah 420 MB
Kerosine 4 Buah 617 MB
ADO 9 Buah 787 MB
IDO 3 Buah 80 MB
NBBM LPG 2 Buah 4.500 M Ton
Wax domestik 2 Gudang 4.000 M Ton
Wax eksport 3 Buah 1.300 M Ton
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 45
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
7. Corrosion inhibitor, yang dimaksud inhibitor dalam hal ini adalah inhibitor korosi
yang diguakan dalam proses-proses yang rentan terhadap korosi, sebagai contoh
dalam proses LPG recovery, diaman sejumlah inhibitor diinjeksikan dibagian
overhead deethanizer karena umpan mengandung sejumlah gas (H2S) sehingga dapat
menyebabkan korosi pada pipa-pipa pada bagian overhead.
8. Amoniak digunakan untuk menjaga kestabilan pH pada berbagai unit proses.
9. methyl mercaptan digunakan sebagai aditif dalam LPG agar memiliki bau sehingga
diharapkan dapat menjadi indikator terhadap kebocoran LPG.
10. Static dissipator additive digunakan untuk menaikan konduktivitas elektrik dari
avtur.
11. DEA (Diethanolamine ) digunakan sebagai absorben untuk mengabsorbsi H2S
diharapkan konsentrasi H2S jauh lebih kecil sehingga tidak mengganggu proses
permeasi membrane pada hydrogen recovery system.
12. Gas LNG digunakan sebagai bahan baku pembuatan hydrogen untuk hydrocracker
13. Gravel, resin penukar anion,dan resin penukar kation digunakan dalam water plant.
14. Air sungai dan laut sebagai sumber air proses, steam, utilitas, dan lain-lain.
15. Fuel oil dan Fuel gas sebagai bahan bakar furnace
16. HMP ( High Melting point ) untuk meningkatkan titik leleh lilin.
17. Sulfiding agent untuk mengaktifkan base metal catalyst, contohnya pada pengaktifan
catalyst DHC-8 pada HCU.
18. Poplypropylene untuk meningkatkan elastisitas dari wax
19. TEL ( Tetra Ethyl Lead ) berfungsi meningkatkan angka oktan prenium, namun
sudah mulai dikurangi penggunaannya.
20. Larutan fosfat digunakan untuk water treatment air boiler.
21. Soda kaustik digunakan di beberapa proses untuk menyerap SO2 dan CO2di HCU,
mengurangi kandungan klorida di platforming dan menetralkan asam pada proses
treating wax plant.
22. Absorben digunakan pada proses absorbsi. Misalnya larutan Benfield untuk
mengabsorbsi CO2 produk LTSC sebelum masuk metanator.
23. Helamin digunakan untuk menjaga stabilitas pH pada air umpan boiler, mencegah
dan membersihkan tube boiler dari kerak. Serta melindungi water- steam-condensate
line terhadap korosi.
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 46
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 47
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hydroskimming Complex ( HSC ) sebagai salah satu bagian dari kilang
minyak di Balikpapan Pertamina RU V telah enam unit dan satu unit proses adalah
Unit II Tinggi Vacuum Unit ( HVU II ) yang berfungsi untuk memisahkan ke
komponen residu panjang yang masih memiliki nilai tambah didasarkan pada titik
didih dengan tekanan operasi yang lebih rendah di bawah tekanan atmosfer ( dengan
desain di 40 mmHg ) . Sebelum masuk ke kolom vakum untuk memisahkan , residu
panjang dipanaskan dalam tungku pertama F -1- 01 A d dan F - 1-01 B. Pada tugas
khusus ini akan dibahas mengenai perhitungan tugas tungku - F 1 - 01 A / B untuk
panas metode perhitungan neraca sebagai langkah kedua dari tungku penilaian kinerja
1.2 Tujuan
Tujuannya adalah untuk mengetahui kinerja tugas tertentu ( tugas dan efisiensi )
tungku F -1- 01 A / B dengan metode perhitungan neraca energi.
1.3Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari tungku tugas F -1- 01 A / B meliputi:
1 . Evaluasi kinerja F -1- 01 A / B dengan menghitung Qrelease
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 48
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
BAB II
LITERATURE REVIEW
II.1 Furnace
Dalam industri pengolahan minyak bumi dan industri kimia lainnya sering
membutuhkan peralatan untuk pemanas cairan, adalah tungku. Tungku berfungsi untuk
memindahkan panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar terjadi di dalam ruang
bakar dari cairan yang akan dipanaskan. Cairan mengalir melalui pipa sekitar kapal yang
berada di ruang tungku pembakaran cairan yang telah mengalir palung pemanasan pertama di
preheater ( heat exchanger ). tungku Bagan secara umum. dapat dilihat Fugure berikut tungku
juga memanaskan cairan yang menggunakan bahan bakar gas bahan bakar. Untuk mengatur
pengaturan suhu adalah laju aliran bahan bakar gas bahan bakar
Bagian Konveksi di daerah di mana masuknya cairan dipanaskan. Pada bagian ini, cairan
yang dipanaskan oleh konveksi dengan aliran pembakaran gas buang. Untuk memperluas
area perpindahan panas, sirip diberikan ke pipa Fluid . Kemudian disalurkan ke bagian radiasi
di mana cairan akan dipanaskan oleh bahan bakar yang dibakar
Bagian Radiasi juga disebut kotak kebakaran atau pembakaran , karena proses pembakaran
bahan bakar di bagian ini . Panas pembakaran bahan bakar ditransfer ke cairan dalam proses
radiasi .
Jenis pembakaran
1. Konveksi
Perpindahan panas terjadi di bagian konveksi
2. Radiasi
Perpindahan panas terjadi dari sekitar dan burner adalah di bagian berseri-seri
3. Fire tube
Perpindahan panas yang terjadi pada flid dalam tabung
Untuk pembakaran , bahan bakar yang digunakan dalam tungku biasanya terdiri dari
bahan bakar minyak, bahan bakar gas atau kombinasi keduanya, serta bahan bakar
padat seperti batu bara, tergantung pada berapa banyak panas yang ingin dihasilkan
dan ekonomi jumlah aspects.The beban Heta untuk dipasok oleh furnce untuk
dipanaskan cairan tergantung pada jumlah pakan dan inlet dan umpan perbedaan suhu
outlet ke dicapai. semakin besar perbedaan suhu, dan semakin banyak jumlah umpan,
maka beban akan dapur lebih tinggi. Tapi LSO perlu dicatat bahwa suhu yang dicapai
oleh cairan proses dipanaskan tidak harus mencapai suhu yang dapat terjadi dalam
cairan proses thermal cracking dipanaskan. retak termal akan menghasilkan
pembentukan gas cahaya yang whould mengakibatkan volume cairan pembakaran
menjadi sangat besar dan melebihi volume pipa fluida proses. Ketika ini terjadi, dapat
menyebabkan bahaya ledakan dalam tungku. retak termal juga dapat mengakibatkan
pembentukan kokas yang dapat mengurangi area perpindahan panas dalam tungku .
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 49
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Tungku sesuai dengan cara intake udara dan gas buang dapat panggang diklasifikasikan
menjadi :
a . Draught Alam
Pada rancangan alam , udara masuk ke dalam tungku alami karena perbedaan antara
tungku pers dengan udara di atmosfer. Tekanan dalam tungku yang lebih rendah
sehingga udara bisa masuk ke dalam tungku . Tekanan rendah di tungku karena
tumpukan yang tinggitinggi tumpukan rancangan alam memiliki karakteristik sebagai
berikut:
b . Paksa Draught
Air ke dalam tungku karena pers yang berbeda yang dihasilkan oleh blower
forceddraft memiliki karakteristik sebagai berikut :
c . Induced Draught
Udara ke dalam tungku dengan bantuan blower terletak di ujung tumpukan. Ini
menyebabkan blower tarik pada tekanan tungku lebih rendah dari tekanan atmosfer ,
sehingga udara luar ke dalam tungku. Berdasarkan desain mekanik Ada beberapa
jenis tungku desain mekanik berbasis, yaitu :
Jenis pengaturan kapal silinder tegak di bidang radiasi serba vertikal dalam
lingkaran mengelilingi kompor . Satu kapal di kapal lain commected menggunakan U
- Beand dipasang secara vertikal di lantai bawah sehingga arah sejajar dengan arah
kunci kontak kapal di mana cairan mengalir
b . Box Furnace
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 50
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Jenis berbentuk kotak dengan radiasi dan bagian konveksi dipisahkan oleh
satu atau lebih dinding yang disebut dinding jembatan. Semua kapal dipasang
horizontal, baik di atap lantai, atau di dinding samping tungku, sehingga yang
menembak arah tegak lurus terhadap arah kapal . Tipe ini memiliki kapasitas yang
sangat besar, dan biasanya memakai bagian kotak api bercahaya ganda
c . Cabin Furnace
Jenis ini tidak memiliki dinding jembatan. Bagian Konveksi terletak tepat di
atas bagian radiasi. Kapal di bidang radiasi umumnya dipasang horizontal, namun ada
juga yang dipasang secara vertikal . Burner dipasang di bagian bawah yang memiliki
api tegak lurus ke kapal.
1 . Kitchen dinding
• Lapisan luar, dinding baja yang berfungsi sebagai struktur penahan dari dapur.
• Lapisan dalam, terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan langsung terkena api.terbuat
dari batu tahan api, sementara tidak langsung dipengaruhi oleh dinding dapur
.
2 . Chimney ( stack)
Berfungsi untuk mengatur asap knalpot yang akan melewati cerobong asap
serta regulator dari panas yang hilang dalam tumpukan akan berkurang. Tapi jika
pembukaan adalah t kecil, tekanan akan meningkat pemanas.
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 51
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
4 . Window Observer
5 . Register Air
Terbuat dari bahan tahan terhadap korosi dan memiliki kekuatan cukup kuat (
biasanya terbuat dari kromium ). Pipa ini berfungsi untuk menghilangkan panas dari
pembakaran bahan bakar cairan yang terkandung dalam tabung Eustachian.
• tabung Radiant : kapal pipa - pipa yang menerima radiasi panas dari gas
ketahanan api
• Tabung konvensi : thr pipa pembuluh yang raceive panas dari gas buang dari
7 . Burner
Berfungsi untuk memandu arah aliran udara pada pemanas yang menggunakan
bahan bakar gas untuk memperoleh pencampuran bahan bakar dengan udara yang
baik.
8 . Soot blower
Basictally proses perpindahan panas yang terjadi lebih banyak menggunakan panas
radiasi ke cairan ( long residu ) yang mengalir di dalam tabung. Ruang terbuka utama
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 52
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
dalam tungku box adalah api bercahaya ( ruang pembakaran ), di mana itu terjadi di
buang ruang bakar. Liquid bahan bakar atau gas atau kombinasi keduanya
dimasukkan ke dalam tungku setelah dicampur dengan udara pembakaran di kompor
kemudian dinyalakan. cairan dipanaskan mengalir melalui tabung batin disusun
horizontal atau vertikal di sepanjang lantai, dinding samping, atau di atas ruang
pembakaran. pemilihan lokasi tabung tergantung pada konfigurasi layout perencanaan
yang memungkinkan masuk langsung radiasi panas dari pembakaran api dan panas
refleksi kembali dari permukaan dinding ke permukaan dipanaskan. Fluida umumnya
melewati pertama melalui bagian konveksi berada antara ruang bakar dan cerobong
asap, dalam rangka memanfaatkan convecion panas yang terkandung dalam gas
pembakaran. Furhermore, melalui cross-over pipa, radiantfluid mengalir ke dalam
kotak api
• Entalpi
Entalpi adalah fungsi termodinamika yang terdiri dari sejumlah energi internal
dan tekanan produk Volume atau potensi fungsi kerja eksternal Aljabar :
H= E + PV
dimana :
H = jumlah entalpi sistem
Karena kita prihatin dengan perubahan energi atau energi transfer tidak ada isi mutlak
tertulis :
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 53
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
ΔH = Δ + ΔE PV
dimana :
Untuk mentransfer energi dalam bentuk panas, perubahan entalpi sama dengan
ditambahkan dalam kasus gas ideal di bawah tekanan konstan. Dinyatakan dalam cara
yang sedikit berbeda, panas yang diserap oleh lingkungan sistem di sebuah wqual
tekanan konstan untuk penurunan di entalpi sistem
Q = - ΔH
dimana :
Persamaan di atas dan definisi sebelumnya begitu sering digunakan dalam rekayasa
bahwa perbedaan antara entalpi dan perubahan konten panas sering kehilangan
pandangan .
• Panas Spesifik
Definisi yang disarankan oleh definisi panas spesifik dari unit panas , seperti jumlah
panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu derajat dibandingkan dengan zat-
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 54
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
zat yang dibutuhkan untuk bobot yang sama dengan berat air. Panas jenis air antara 15
dan 16 derajat Celcius atau 60 derajat Fahrenheit dan 61 diambil sebagai satu
kesatuan .
Unit umum dari panas spesifik ( C ) adalah Btu / Ib derajat fahrenheit dan nilai-nilai
numerik kal / gm derajat Celcius. Adalah sama dalam kedua unit untuk setiap
substansi, panas spesifik air adalah salah satu kalori per gram per derajat Celcius dan
satu Btu per pon per derajat Fahrenheit .
• Pembentukan Panas
Sebuah efek panas yang menyertai reaksi kimia. Efek termal yang menyertai
pembentukan senyawa dari unsur-unsur akan membentuk panas pembentukan . Panas
pembentukan hidrokarbon dan zat bahan bakar (tidak mengandung oksigen
digabungkan) kecil dibandingkan dengan panas pembakaran, tetapi masih cukup
panas pembentukan senyawa diperoleh dengan perhitungan panas pembakaran dan
komponen.
= ( Pembentukan panas dari CO2 H2O Dan eqivalent C Dan H ) - ( panas pembakaran
hidrokarbon ).
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 55
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
BAB III
DESKRIPSI PROSES
Suhu umpan yang masuk dijaga dengan menyesuaikan laju aliran bahan bakar untuk
pemanas. Di bawah suhu kolom maitained dengan menyesuaikan tingkat refluks dalam
kolom vakum. Tekanan vakum dalam kolom dipertahankan dengan menggunakan sistem
ejector .
Residu panjang dari CDU IV ( pabrik 1 ) dan CDU V lonjakan umpan yang masuk
drum 2-02 C dan dipompa ke pre - heater ( heat exchanger ) E - 2-02 melalui vakum pompa
muatan G -2- 01. Dalam pemanas awal , residu panjang suhu panas atau meningkat karena
suhu belum mencapai kombinasi suhu panjang residu inlet ( Cit ) dari tungku pada 270-271
0C . Dalam furnac F -1- 01 A / B, residu panjang dalam tabung dipanaskan lagi dengan
menggunakan bahan bakar gas . Bahan Bakar ( hidrokarbon ), yaitu metana ( C1 ) dan etana (
C2 ) dan C3 dan C4 kemungkinan besar dibawa ke tungku dan bahan bakar minyak.
Pembakaran prosess yang terjadi dalam tungku menggunakan oksigen ( 02 ) dari udara dan
menghasilkan panas ( reaksi panas ) dengan reaksi pembakaran yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Panjang residu dengan kondisi suhu pemanasan 370-404 º C ke dalam kolom vakum
untuk dipisahkan berdasarkan poin mendidih masing-masing komponen. Residu aliran
panjang intro kolom vakum dalam aliran short residu ( residu vakum ) dan slop lilin yang
keluar dari kolom vakum. Kolom distilasi vakum adalah kolom atau pemisahan untuk
memisahkan komponen residu panjang dengan titik didih, di mana vakum dibuat dengan
tujuan menurunkan titik didih setiap komponen. Dengan desain, tekanan dalam kolom vakum
adalah sama dengan 40 mmHg. Tekanan ini adalah cara di bawah tekanan atmosfe, yang 760
mmHg yang diharapkan untuk lebih menurunkan titik didih setiap komponen residu panjang .
Proses pemisahan yang terjadi dalam kolom distilasi vakum menggunakan prinsip,
pemisahan berdasarkan titik didih. Produk yang dihasilkan tidak Vacuum Cahaya Gas Oil (
LVGO ), Heavy Vacuum Gas Oil ( HVGO ), slop lilin, dan residu pendek. Fraksi di atas
kolom vakum LVGO, fraksi berikutnya adalah HVGO, maka lilin slop dan fraksi bawah
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 56
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
adalah short residu ( residu vakum ). LVGO atau HVGO aliran keluar dari kolom ada
kekosongan parsial dalam refluks atau biasa disebut pompa sekitar. Hal ini bertujuan untuk
memastikan bahwa setiap fraksi adalah dalam posisi dan keepig suhu ( titik didih dan titik
akhir ) dengan flush belakang faksi HVGO ingin diangkat atau fraksi LVGO yang akan jatuh
menjadi baki bawah ( tray HVGO ). Produk lain, lilin slop di refluks atau di pompa sekitar
untuk menjaga tingkat lapangan. Sedangkan produk bawah , residu vakum atau residu pendek
digunakan sebagai bahan bakar ( fuel ) untuk tungku.
HVGO sebagai produk utama sebagian mengalir ke HVGO bersih , sebagian di pompa
sekitar. HVGO memiliki titik didih 282 º C sehingga ketika keluar dari kolom vakum,
besarbesaran suhu HVGO di E -2 -04, E -2- 05, E - 2 - E - 13 dan 2-06 untuk mencapai suhu
akhir, adalah pada 79 º C. Dalam proses ini, pertukaran panas terjadi antara HVGO dengan
air umpan boiler ( BFW ). Sementara LVGO mayoritas sebagai bauran produk untuk
melayani sebagai ADO (minyak solar ), sementara yang lain di sekitar pompa untuk menjaga
suhu ( titik didih dan titik akhir ) LVGO. Sebelum LVGO di pompa sekitar, LVGO
didinginkan terlebih dulu ( dikurangi suhu ) melalui sirip -fan EA 2-12 kemudian didinginkan
kembali melalui pendingin E - 2-03 AB dengan menggunakan air laut ( SCW ) pendinginan.
Proses penukar panas melalui penukar panas pada proses yang terjadi di pabrik, serta
pemanas atau pendingin dilakukan dengan menggunakan air umpan boiler ( BFW ), suhu air
pendingin ( TCW ), atau minyak mentah ( residu panjang ) itu sendiri. BFW yang digunakan
untuk memproses penukar panas dalam penukar panas kemudian akan disimpan dalam kolom
kolom C -2- 04 dan kemudian dipompa kembali ke penukar panas melalui pompa G - 2-10
sementara yang lain digunakan untuk menghasilkan uap menggunakan kelebihan panas yang
dihasilkan dari proses tersebut. Jenis steam yang dihasilkan ada dua, yaitu superheated steam
dan steam jenuh. Untuk mempertahankan atau menyesuaikan suhu dalam tungku dilakukan
dengan mematikan pembakar atau mengatur laju aliran bahan bakar gas yang masuk.
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 57
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
BAB VI
METODE PERHITUNGAN
IV.1 Pengumpulan Data
Sebuah sumber untuk mengambil debit data, suhu inlet, temperatur dan tekanan stopkontak.
Sebagai data pendukung perhitungan diambil dari data yang ada pada Operasi Manual Book
terlihat dari desain, yang merupakan kondisi tungku desain tekanan operasi.
Sebagai data aktual yang diambil di lapangan dari januari 21,2014 sampai januari 24,2012.
IV Metode Perhitungan
2 . Asumsi Perhitungan
Asumsi yang dibuat dalam perhitungan tugas dan tungku efisiensi F - 01 A 1-01 B dengan
metode perhitungan Qrelease adalah :
Semua data diambil dari januari 21 2014 sampai Januari 24 , 2014 untuk perhitungan rata-
rata yang diambil , terutama perhitungan konsumsi rata-rata bahan bakar gas dan udara.
Jumlah steam yang digunakan adalah nol atau tidak ada.
3 . Contoh perhitungan
Berikut ini akan disajikan perhitungan sampel atau langkah-langkah dalam menghitung
kewajiban dan efisiensi tungku F -1- 01 A dan F - 1-01 B. langkah Perhitungan tungku F - 1-
01 B adalah sama dengan tungku tugas perhitungan A.
Untuk menghitung nilai kalor dari setiap komponen gas yang masuk , perlu menemukan nilai
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 58
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
panas pembakaran dari masing-masing komponen bahan bakar gas yang masuk Perhitungan
panas total pembakaran bahan bakar gas ( kkal / jam ) = 1 NM3 bahan bakar gas pembakaran
panas masing-masing komponen ( kCal/NM3 ) x volume bahan bakar gas ( NM3 / h)
Jumlah panas yang masuk akal dari setiap bahan bakar gas komponen ( kkal / jam ) = panas
sensible dari masing-masing komponen dari bahan bakar gas pada 1 NM3 ( kCal/NM3 ) x
volume bahan bakar gas ( NM3 / h)
Untuk menghitung panas requiredfor komposisi udara kering digunakan untuk udara
pembakaran, rasio air, dan komposisi gas bahan bakar yang digunakan .
Rasio udara :
Jumlah rasio bahan bakar udara teoritis dari jumlah udara x gas yang digunakan
Perhitungan panas yang masuk akal untuk udara kering :
Jumlah udara yang digunakan ( NM3 / h) x panas spesifik udara ( kCal/Nm30C ) x suhu
atmosheric ( 0C )
Untuk menghitung panas karena kandungan air di udara diperlukan jumlah udara yang
digunakan, nilai kelembaban relatif dan tekanan uap saturasi . Juga dibutuhkan data tekanan,
suhu, dan kelembaban relatif.
Kadar air di udara ( 28,8 x total udara disuntikkan ( NM3 / h) x 0,622 x tekanan uap jenuh (
mmHg ) x kelembaban relatif yang / 100 ) / ( 22.4 x tekanan atmosfer ( mmHg ) tekanan uap
jenuh X ( mmHg ) x putar relatif kelembaban / 100 )
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 59
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Pada perhitungan ini , nilai yang diperoleh tidak panas karena pemanasan tungku uap karena
tidak menggunakan steam ( tidak dihitung ).
Untuk menghitung panas yang dibawa oleh cairan ( dalam hal ini residu panjang ) , suhu
delta diperlukan ( dalam hal ini suhu keluar - masuk ) dan nilai kapasitas panas ( Cp ).
Untuk menghitung nilai kalor dari setiap komponen dari gs masuk, perlu menemukan nilai
panas pembakaran dari masing-masing komponen bahan bakar gas yang masuk .
Setiap komponen dari panas total panas pembakaran pembakaran bahan bakar gas =
1 NM3 setiap komponen dari bahan bakar gas ( NM3 / h) x volume bahan bakar gas ( NM3 )
Output Q1 =
( Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + Q5 + Q6 ) masukan - ( Q2 + Q3 + Q4 + Q5 + + Q6 Q7 ) keluaran
Untuk menghitung panas yang dibawa oleh gas buang, perlu dicari rasio masing-masing
komponen dari gas buang, menghitung jumlah total gas buang .
( 79 x jumlah air yang diinjeksikan ) + ( jumlah gas bahan bakar yang digunakan x % N2
dalam gas bahan bakar ) / ( % N2 dalam gas buang )
Untuk menghitung panas yang dibawa oleh kandungan air di udara, dibutuhkan nilai
kandungan air di udara, panas spesifik dan temperatur gas buang
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 60
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
Perhitungan panas yang dibawa oleh kandungan air di udara (kkal / jam)
Kadar air di udara ( kg / jam ) x panas spesifik ( kj / kg º C ) x suhu gas buang ( º C
• Hitung panas yang dibawa oleh kadar air dinaikkan dari pembakaran bahan bakar ( Q6 )
untuk menghitung panas yang dibawa oleh kadar air yang dibangkitkan dari nilai yang
diperlukan komposisi gas pembakaran bahan bakar bahan bakar masing-masing komponen
dan jumlah air yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar gas. Perhitungan panas yang
dibawa oleh kadar air dinaikkan dari pembakaran bahan bakar :Dihitung panas ( kkal / jam ):
Jumlah air yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar ( kkal / jam )x panas spesifik ( kKal
/ kg º C) x suhu gas buang ( º C).
Untuk menghitung kehilangan panas karena radiasi yang melewati dinding tungku langkah
pertama adalah untuk menghitung nilai luas permukaan tungku . Langkah kedua adalah
menghitung suhu dinding tungku dan yang terakhir adalah untuk menghitung kehilangan
panas karena radiasi yang melewati tungku dinding.
Kehilangan panas :
Gabungan koefisien perpindahan panas yang diperoleh dari grafik suhu perpindahan panas
kombinasi koefisien permukaan dinding.
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 61
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
BAB V
Evaluasi terhadap Air Preheting (APH) furnace F-1-01B & manfaatnya bagi
operasional furnace (f-1-01B) pada CDU IV.
P feed 1 atm
Tin 462 K
Gc 7389.9507 M3/jam
Gc 122614.08 Mol
Tout 462 K
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 62
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
fuel
No. component % mol mol fract. Mol weight
1 H2 13.46 0.135 2.016
2 CH4 58.32 0.583 16.043
3 C2H6 5.38 0.054 30.070
4 C3H8 8.09 0.081 44.097
5 C4H10 3.03 0.030 58.124
6 C4H10 3.12 0.031 58.124
7 C5H12 1.25 0.013 72.151
8 C5H12 0.66 0.007 72.151
9 C6H14 0.92 0.009 86.178
N2 0 0.000 28.013
CO2 5.77 0.058 44.010
total 100.000 1.000
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 63
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
fuel
componen entalpi pembentukan,
No. t A B C kJ/mol
-
0.009273 0.00001385
1 H2 27.143 8 1 0
0.00001197
2 CH4 19.251 0.052126 4 -74.86
3 C2H6 5.409 0.17811 0.00006938 -84.74
4 C3H8 -4.224 0.30626 -0.0001586 -103.92
5 C4H10 -1.39 0.38473 -0.0001846 -134.61
6 C4H10 9.487 0.3312 -0.0001108 -126.63
7 C5H12
8 C5H12 -3.626 0.48734 -0.000258 -146.54
9 C6H14 -4.413 0.58197 -0.0003119 -167.3
0.00002679
N2 31.15 -0.01357 6 0
CO2 19.795 0.073436 -0.00005602 -343.77
0.001923 0.00001055
H2O 32.243 8 5 -242
0.00001745
O2 28.106 -3.68E-06 9 0
Total
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 64
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
entalpi reaksi, kJ/mol entalpi out, Joule entalpi in, Joule Entalpi reaksi, Joule
-242 0 77506891.72 -3993933004
-752.91 0 478651027.5 -53839489135
-1328.8 0 90079878.12 -8765612032
-1895.39 0 144617946.9 -18801281689
-2450.47 0 71736684.98 -9104002497
-2458.45 0 74719306.43 -9404946376
-3170.85 0 0 -4859885759
-3024.31 0 19075448.64 -2447431755
-3589.32 0 31634682.71 -4048930814
0 0
855639685 45814326.85
1234410571 0
0 0
2090050256 1033836194 -1.15266E+11
V.2 Pembahasan
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 65
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
namun temperature flue gas harus diatas 180 ºC untuk menghindari kondensasi SO2 didalam
stack yang bersifat sangat korosif.
Komposisi dan jenis bahan bakar yang berubah-ubah secara signifikan dapat menyebabkan
akurasi peralatan berubah-ubah pula.
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 66
Praktek Kerja Lapangan PT. PERTAMINA (Persero) RU V
Januari-Februari 2014
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Berdasarkan evaluasi yang telah saya lakukan terhadap Air Preheating (APH) Furnace
F-1-01B & menfaatnya bagi operasional Furnace (F-1-01B) pada CDU IV sebelum dan
sesudah maka diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) Sebelum menggunakan APH pada furnace F-1-01B sangat tinggi penggunaan bahan
bakar yaitu 7913 NM3/Jam tetapi setelah menggunakan APH bahan bakar yang
digunakan menjadi 7764 NM3/Jam.
2) Bahan bakar yang digunakan berkurang karena Temperatur yang masuk sudah tinggi
setelah menggunakan APH sehingga bahan bakar yang digunakan berkurang.
3) Hasil perhitungan Qrelease sesudah menggunakan APH yaitu
4) Melihat dari hasil diatas, proses penggunaan APH yang telah dilakukan telah berhasil
mengurangi bahan bakar yang digunakan dalam Furnace F-1-01B.
VI.2 Saran
Fany Ristianingsih
1009055043
Teknik Kimia Universitas Mulawarman 67