Oleh :
Debi Theresa 1509005081
Ni Made Sawitri 1509005085
Fransisco Victoriano Pero 1509005089
Messy Saputri Br Sembiring 1509005090
Nur Liliana Puri Prihatiningsih 1509005091
Bella Fania 1509005092
I Gusti Bagus Mahardika 1509005100
Gede Yuda Darmadi Putra 1509005102
I Made Vega Anjarcika 1509005103
I Nyoman Dodik Gunawan 1509005104
Kadek Anggita Puspa Narendri 1509005113
Vivi Ekatry Sihombing 1509005117
Sindika Anastasya 1509005118
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul
“FOTOSENSITISASI”
Adapun paper ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Penyakit
Dalam Veteriner 2. Diharapkan kami bisa lebih memahami tentang Ftosensitisasi
tersebut. Kiranya makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembacanya.
Kami menyadari masih perlu banyak belajar untuk bisa memahami topik
bahasan Fotosensitisasi dan juga dalam penulisan paper, maka dari itu kami
sangat mengharapkan kritikan dan masukan yang membangun dari pembaca untuk
menyempurnakan paper ini.
Penulis
DAFTAR ISI
1
penyakit ini menunjukkan gejala reaksi hipersensitivitas kulit terhadap sinar
matahari (fotosensitisasi) yang disebabkan oleh konsumsi tanaman yang bersifat
meracuni hati, seperti Lantana camara.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui
penyebab, patogenesa, gejalaklinis, diagnosa dan diagnosa banding serta
pengobatan yang dilakukan pada fotosensitisasi pada bali ziekta.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan paper ini adalah menambah pengetahuan
mahasiswa mengenai penyebab, patogenesa, gejala klinis yang timbul, diagnosis
dan diagnosis banding serta cara pengobatan dari fotosensitisasi pada bali ziekta.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 FOTOSENSITISASI
Banyak kasus keracunan tanaman pada hewan domestik ditandai dengan
fotosensitisasi. Fotosensitisasi adalah gejala dermatitis dan/atau konjungtivitis
dan/atau cutaneous hyperesthesia yang berkembang pada hewan yang terpapar
oleh cahaya matahari. Fotosensitivitas berarti peningkatan kepekaan terhadap
sinar matahari secara berlebihan yang disebabkan oleh deposisi molekul yang
mampu mengabsorbsi gelombang matahari pada kulit.
3
2.1.2 Klasifikasi Fotosensitisasi
Seekor hewan menglami fotosensitisasi biasanya melalui absorpsi
senyawaan tertentu yang dimasukan atau terbentuk di dalam traktus alimentarius.
Namun fotosensitisasi yang lebih luas dapat terjadi melalui absorpsi ke dalam
kulit dimana senyawa fotosensitisasi secara lokal mengandung bahan minyak atau
bahan obat gosok. Keberadaan penyakit metabolik kongenital dan obat penyebab
penyakit (drug-induced diseases) dapat menimbulkan senyawa sensitisasi
endogenous yang berlebihan atau abnormal. Senyawa tersebut dapat berupa
porphyrin non-fisiologis seperti uroporphyrin I (seperti porphyria erythropoietic
kongenital pada sapi dan babi), atau jumlah berlebihan dari tipe III porphyrin
alami, termasuk protoporphyrin IX ( seperti pada obat penyebab gangguan sintesis
haem hati).
Fotosensitisasi diklasifikasikan menjadi:
1. Fotosensitisasi primer (Tipe I) – langsung dari racun tanaman.
4
perifer secara tidak langsung diekskresikan melalui urin sebagai porphyrin
endogenous yang mengandung berbagai kelompok hydrofilik, dan hal ini juga
meningkatkan potensi fotosensitisasinya. Tanaman-tanaman tersebut adalah:
1. Lantana camara (bunga pagar, tahi ayam, tai kotok) – mengandung lantadene.
2. Cengkeh
3. Leguminosa
2.2 ETIOLOGI
Penyakit Baliziekte pertama kali ditemukan pada tahun 1925 Subberink
dan Le Cultre di beberapa tempat di Bali, yang kemudian juga ditemukan di
sulawesi, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Penyakit Baliziekte
biasa ditemukan pada musim kemarau pada sapi Bali, penyebab penyakit ini
adalah suatu reaksi hipersensitivitas fotosensitisasi yang disebabkan oleh tanaman
–tanaman : Lantana camara dan Medicago sp. Tanaman-tanaman ini sangat
mudah tumbuh dan mampu bertahan dalam situasi kering sehingga terkadang
menjadi pilihan makanan oleh ternak sapi yang dipelihara dengan pola
penggembalaan.
5
2.3 PENYEBAB TERJADINYA FOTOSENSITISASI
Fotosensitisasi terjadi bila terdapat agen fotodinamik dalam darah
perifer disertai dengan sinar ultra violet dari sinar matahari yang menimpa kulit
terutama yang kurang terlindung oleh bulu serta kurang berpigmen. Daerah-
daerah tersebut antara lain sekitar mulut dan hidung, sekitar mata dan telinga,
sekitar vulva, dan sekitar sisi bagian dalam dari kaki belakang. Pada daerah ini
agen fotodinamik akan menyerap energi sinar ultra violet, kemudian energi
tersebut diteruskan kedalam komponen-komponen dari sel disekitarnya.
Akibatnya terjadi kerusakan membran sel dan pada akhirnya terjadi
kerusakan dari struktur seluler (lvie, 1982). Pada keadaan ini terlihat adanya
dermatitis didaerah kulit tersebut. Pada keadaan yang parah (kronik) terbentuk
keropeng dan kadang-kadang kulit yang terluka dapat terkelupas.
6
(menyebabkan) terjadinya kerusakan pada organ hati. Agen (zatkimia)
fotodinamik penyebab langsung ini antara lain:
7
fototoksik) didalam darah dan daerah perifer sehingga terjadi gejala
fotosensitisasi bila kulit tersebut terkena sinar matahari.
2.5 DIAGNOSA
Untuk menentukan diagnosa harus dicari keterangan tentang
makanan/pakan (material) apa yang diberikan kepada ternak. Perhatikan juga
gejala klinisnya yang jelas terlihat adanya eritema atau dermatitis pada daerah
telinga, sekitar mulut, hidung, dan bagian-bagian lain yang sedikit ditumbuhi
bulu-bulu. Ada gejala ikterus pada membran mukosa. Disamping itu tampak jelas
bahwa ternak takut terhadap cahaya/sinar matahari (Fotopobia) dan berusaha
bergerak ke tempat-tempat yang terlindung dari sinar matahari. Analisis kadar
bilirubin dan enzim-enzim hati seperti SGPT, SGOT dan GDH dalam serum akan
dapat membedakan apakah fotosensitisasi tersebut primer atau sekunder. Kadar
bilirubin dan enzimenzim hati yang meningkat menandakan penyebabnya adalah
sekunder
8
Sumber : Internet
9
2.6 PATOLOGI ANATOMI
Dua ekor sapi yang menunjukan gejala Baliziekte, terlihat kerusakan kulit berupa
eksim yang kering kemudian mengelupas. Luka –luka tersebut muncul secara
simetris.
Sumber : http://bvetlampung.ditjenpkh.pertanian.go.id/penyakit-bali-ziekte/
10
11
2.7 PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Fotosensitisasi adalah gejala dermatitis dan/atau konjungtivitis dan/atau
cutaneous hyperesthesia yang berkembang pada hewan yang terpapar oleh cahaya
matahari.
Penyebab timbulnya fotosensitisasi dapat diklasifikasikan menjadi 3
kelompok: Penyebab langsung atau fotosensitisasi primer, Penyebab langsung
atau fotosensitisasi primer, dan Fotosensitisasi terjadi oleh karena adanya
kelainan genetik dari ternak sejak lahir.
Pada kondisi awal, sapi yang mengalami penyakit Bali Ziekte mengalami
demam, pucat , mata berlendir, dan hidung mengalami peradangan. Peradangan
pada selaput lendir akan berlanjut menjadi luka-luka dangkal yang tertutup.
Untuk menentukan diagnosa harus dicari keterangan tentang
makanan/pakan (material) apa yang diberikan kepada ternak. Perhatikan juga
gejala klinisnya. Prinsip penanggulangan fotosensitisasi adalah dengan
menghindarkan agen penyebabnya.
3.2 SARAN
Adapun saran yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca untuk
mengetahui penyebab, patogenesa, gejala klinis yang timbul, diagnosis dan
diagnosis banding serta cara pengobatan dari fotosensitisasi pada bali ziekta
dengan pasti perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan lebih banyak referensi
penelitian terbaru mengenai penyakit bali ziekta.
13
DAFTAR PUSTAKA
Murdiati, T.B., H. Hamid, J . Van Eys ., A.J . Wilson, P . Zahari, dan D.R. Stoltz.
Studi Pendahuluan Kasus Keracunan Brachiaria Sp. Pro ceedings
Pertemuan Ilmiah Penelitian Ruminansia Kecil . Bogor; 1984.
14
FOTOSENSITISASI DAN PENANGGULANGANNYA PADA
TERNAK RUMINANSIA
Sjamsul Bahri
(Balai Penelitian Veteriner, Bogor)
13
SJAMSUL BAHRI: Fotosensitisasi dan penanggulangannya pada ternak ruminansia
sekitar vulva, dan sekitar sisi bagian dalam dari kaki gopyrum spp .), furocoumarin, dan lain sebagai-
belakang . Pada daerah ini agen fotodinamik akan nya .
menyerap energi sinar ultra violet, kemudian energi b. Asal obat-obatan seperti tetracyclin, pheno-
tersebut diteruskan ke dalam komponen-komponen thiazine dan beberapa sufonamida .
dari sei di sekitarnya . Akibatnya terjadi kerusakan
membran sel dan pada akhirnya terjadi kerusakan 2. Penyebab tidak langsung atau fotosensitisasi
dari struktur seluler (Ivie, 1982) . Pada keadaan ini sekunder .
terlihat adanya dermatitis di daerah kulit tersebut .
Fotosensitisasi sekunder ini disebut juga foto-
Pada keadaan yang parah (kronik) terbentuk kero-
sensitisasi hepatogenous oleh karena terjadinya
peng dan kadang-kadang kulit yang terluka dapat
fotosensitisasi didahului atau disertai dengan keru
terkelupas .
sakan organ hati . Di sini fotosensitisasi terjadi oleh
Agen foto dinamik yang umum adalah phylloe-
karena zat kimia (agen penyakit lainnya) yang ber-
rythrin yang merupakan metabolit normal hasil fer-
asal dari luar tubuh masuk ke dalam tubuh ternak,
mentasi anaerobik dari chlorophyl di dalam rumen,
dan zat atau agen tersebut menimbulkan gangguan
Phylloerythrin ini dengan segera dikeluarkan dari tu-
pada fotodinamik berupa phylloerythrin (asal Chlo-
buh melalui empedu dalam keadaan hewan nor-
rophyl yang secara normal dikeluarkan dari dalam
mal . Tetapi pada keadaan hewan menderita ke-
tubuh) menjadi tertimbun dan ikut beredar dalam
rusakan hati dan terjadi pembendungan pada salu-
darah serta mencapai daerah perifer. Zat tersebut
ran empedu, maka phylloerythrin tidak dapat dike-
akan menimbulkan reaksi fototDksisitas pada kulit
luarkan melalui empedu dan masuk ke peredaran
bila terkena sinar matahari . Di sini fotosensitisasi
darah sehingga jumlahnya meningkat dalam darah
disertai atau didahului oleh adanya kerusakan pada
termasuk dalam peredaran darah perifer. Menurut
hati . Oleh karena itu disebut juga fotosensitisasi
Ford dan Gopinath (1976), kadar phylloerythrin se-
kepatogenous . Agen penyebab fotosensitisasi se-
besar 0,1 ug/ml sudah dapat menimbulkan fotosen-
kunder ini antara lain :
sitisasi pada hewan . Di sini fotosensitisasi terjadi
a . Asal tanaman misalnya : (1) Tanaman yang
didahului dengan terjadinya kerusakan pada organ
mengandung alkaloid pyrrolizidine seperti Se-
hati .
necio spp ., Heliotropium spp ., Crotalaria spp .,
Agen foto dinamik lain seperti hipericin dan dan Eupatorium spp. Tanaman demikian banyak
fagopyrin dapat menimbulkan fotosensitisasi se- terdapat di Indonesia. (2) Tanaman yang me-
cara langsung tanpa didahului oleh kerusakan hati . nyebabkan kerusakan hati lainnya seperti Lan-
Dalam hal ini agen fotodinamik tersebut dapat be- tana camara yang mengandung zat hepato-
reaksi langsung dengan sinar ultra violet pada da- toksik Lantadene A . Tanaman ini tersebar luas
erah kulit sehingga terjadi kerusakan sel atau jaring- di Indonesia dan telah banyak menyebabkan ke-
an kulit tersebut . matian pada ternak, terutama pada sapi (Sobari,
Menurut Smith (1987), penyebab timbulnya 1983) .
fotosensitisasi dapat diklasifikasikan menjadi 3 ke- b . Asal metabolit cendawan (mikotoksin) seperti
lompok : sporidesmin yang merupakan metabolit dari
kegiatan cendawan Phytomyces chartarum
1 . Penyebab langsung atau fotosensitisasi primer . yang hidup saphrophyte pada rumput seperti
Fotosensitisasi primer terjadi oleh karena ada- Brachiaria spp . Tanaman rumput ini juga banyak
nya zat kimia (agen) fotodinamik yang berasal dari terdapat di Indonesia . Beberapa kasus fotosen-
luar tubuh hewan (misalnya asal bahan makanan sitisasi yang diduga disebabkan oleh jamur atau
atau obat-obatan) masuk dan beredar dalam tubuh cendawan ini pernah dilaporkan di Indonesia
sehingga sampai daerah perifer. Agen fotodinamik (Murdiati dkk., 1984) .
ini dapat bereaksi langsung dengan sinar ultra c. Asal agen penyakit seperti cacing hati (Fasciola
violet dari sinar matahari di bagian kulit yang ku- hepatica) yang menyebabkan terjadinya ob-
rang berpigmen dan tidak terlindung bulu, sehingga struksi saluran empedu .
terjadi kerusakan pada kulit tersebut . Di sini zat ki-
mia atau agen fotodinamik tersebut tidak perlu me-
3. Penyebab bawaan .
nimbulkan (menyebabkan) terjadinya kerusakan
pada organ hati . Agen (zat kimia) fotodinamik pe- Fotosensitisasi terjadi oleh*karena adanya ke-
nyebab langsung ini antara lain : lainan genetik dari ternak sejak lahii. Kelainan ter-
a . Asal tanaman misalnya hypericin (asal tanam- sebut terutama terhadap metabolisme phorpyrin.
an Hypercum spp .), fagopyrin (asal tanaman Fa- Hal ini menyebabkan tingginya kadar phorphyrin
14
WARTAZOA Vol. 3 No. 2-4, Maret 1994
15
SJAMSUL BAHRI : Fotosensitisasi dan penanggulangannya pada ternak ruminansia