KEPEMIMPINAN
KEPEMIMIPNAN
Pedahuluan
a. kecerdasan
b. kedewasaan dan keluasan hubungan sosial
c. motivasi diri dan dorongan berprestasi
d. sikap-sikap hubungan manusiawi
Gaya-gaya Kepemimpinan
Anggapan-anggapan Teori X
1. Penggunaan usaha phisik dan mental dalam bekerja adalah kodrat manusia,
seperti bermain atau istirahat
2. Pengawasan dan ancaman hukuman eksternal bukanlah satu-satunya cara
untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organisasi , orang akan
melakukan pengendalian diri dan pengarahan diri untuk mencapai tujuan
yang telah disetujuinya
3. Keterikatan pada tujuan merupakan fungsi dari penghargaan yang
berhubungan dengan prestasi mereka
4. Rata-rata manusia, dalam kondisi yang layak, belajar tidak hanya untuk
menerima tetapi mencari tanggung jawab
5. Ada kapasitas besar untuk melakukan imajinasi, kecerdikan dan kreatifitas
dalam penyelesaian masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar
pada seluruh karyawan
6. Potensi intelektual rata-rata manusia hanya digunakan sebagaian saja dalam
kondisi kehidupan industri modern
Tinggi
9
8
9.1 9.9
COUNTRY CLUB TEAM
7
MANAGEMENT MANAGEMENT
ORIENTASI
PADA ORANG- 5 5.5
ORANG MIDDLE OF THE
4 ROAD
MANAGEMENT
3
1.1 1.9.
IMPROVISHED AUTHORITY
2
MANAGEMENT COMPLIANCE
Rendah 2 3 4 5 6 7 8 9 Tinggi
1
ORIENTASI PADA PRODUKSI (PEKERJAAN)
Dr. H. Muhammad Santoso. SE. MM. 25
Gambar : menunjukkan suatu kisi-kisi atau jaringan dengan sumbu horizontal
perhatian terhadap produksi dan sumbu vertikal perhatian terhadap
karyawan. Terdapat lima gaya kepemimpinan
• Manajer 1.1. Pada sudut kiri bawah dalam kisi-kisi, digambarkan sebagai
seorang manajer yang “turun tahta” perhatian rendah terhadap karyawan
maupun terhadap produksi atau tugas. Ini adalah bentuk esktrim dari gaya
manajemen laissez faire.
• Manajer 1.9. Mempergunakan kepemimpinan “santai” serba mengijinkan,
dengan tekanan pada pemeliharaan keuangan dan kepuasan karyawan.
Manejer tipe ini cenderung menghindari ketegangan dalam pelaksanaan
pekerjaan, dengan perhatian terhadap karyawan tinggi tetapi perhatian
terhadap produksi rendah. Tekanannya pada penyelesaian kerja bila perlu dgn
penerapan ketegangan tertentu.
• Manejer 9.9. percaya bahwa saling memahami dan menyetujui tentang apa
tujuan-tujuan organisasi dan cara-cara penyampainnya adalah inti pengarahan
kerja. Manajemen team atau demokratik ini memberikan perhatian penuh
baik terhadap produksi maupun semangat kerja dan kepuasan karyawan,
melalui penggunaan pendekatan partisipatif atau team dalam pelaksanaan
pekerjaan. Blake dan Mouton mengemukakan bahwa gaya manajemen 9.9.
adalah tipe perilaku kepemimpinan yang paling efektif.
(Tinggi)
Struktur tinggi
P dan
Struktur rendah Pertimbangan
e dan
r tinggi
Pertimbangan
t tinggi
i
m
b
a
n Struktur rendah Struktur tinggi
g dan dan
a Pertimbangan Pertimbangan
n rendah rendah
(Rendah)
(Rendah) (Tinggi)
Struktur
pemrakarsaan
Kemampuan dan
kualitas pemimpin
Kemampuan
Situasi
Dan kualitas bawahan
Faktor-faktor Makro
Faktor-faktor Mikro
Pengharapan
Dan perilaku
Organisasi atasan
Pengharapan
Dan perilaku
bawahan
Industri
Kondisi Perekonomian
Kepemimpinan Kepemimpinan
Terpusat pada Terpusat pada
pimpinan bawahan
Penggunaan wewenang
Oleh manajer
Daerah kebebasan
Bagi bawahan
Baik
i
Motivasi tugas
s
a
t
s
e
r
P Moderat Motivasi hubungan
Jelek Menguntungkan Tdk menguntungkan
1 2 3 4 5 6 7 8
Baik Baik Baik Baik Jelek Jelek Jelek Jelek Hubungan pimimpin
anggota
Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Struktur tugas
Kuat Lemah Kuat Lemah Kuat Lemah Kuat Lemah Posisi kekuasaan
pimpinan
Dr. H. Muhammad Santoso. SE. MM. 37
Teori Siklus – Kehidupan dari Hersey dan Blanchard
i
g
Gaya-gaya efektif
g
n
P
i
e
T Hubungan tinggi Tugas tinggi
r
Dan tugas rendah Dan hubungan
i
tinggi
l
a
k
u Gaya pimimpin
h
u
b
u
n
g
a
n
(Rendah) Perilaku tugas (Tinggi)
Kedewasaan para
pengikut
Dewasa Belum dewasa
Pentingnya Fleksibilitas
High
Low
Low High
TASK BEHAVIOR
(Memberikan Panduan)
Model ini diperkenalkan oleh Fred Fiedler . Model ini menjelaskan bahwa
gaya kepemimpinan yang sebaiknya digunakan beragam tergantung
kepada kecenderungan situasi yang terjadi. Menurut Fiedler , kunci
pemahaman dari pendekatan situasional adalah tingkat kecenderungan
manajer terhadap penilaian situasi pekerjaan yang dihadapi olehnya.
Artinya, manajer perlu menilai apakah situasi yang dihadapinya memiliki
kecenderungan yang mungkin didekati dengan gaya kepemimpinnannya
ataukah tidak.
Fiedler mengukur gaya kepemimpinan manajer melalui angket yang dapat
menggambarkan situasi minimum yang sanggup dihadpi oleh manajer.
Angket tersebut berisi 16 pertanyaan yang mencoba menlai situasi
bawahan seperti apa yang dapat dihadpi olehnya.
Emosional 1 2 3 4 5 6 7 8 Tenang
Membosankan 1 2 3 4 5 6 7 8 Menarik
Sumber : Diadaptasi dari Griffin (2000) . Contoh angket lengkapnya dapat dilihat dalam artikel
Chester A. Schriessheim, Bennett J. Tepper , dan Linda A. Tetrault, “ Least Preffered C0-
Worker Score, Situational Control, and Leadership Efectiveness: A Meta Analysis of
Contingency Model Performance Prediction”, Journal of Applied Psychology, Vol, 79, No.
4 (1994)
Peran/Posisi Kekuasaan Kuat Lemah Kuat Lemah Kuat Lemah Kuat Lemah
Model ini diperkenalkan oleh Martin G. Evans dan Robbert J. House . Pendekatan
Evans dan House berangkat dari asumsi dasar mengenai teori
penghargaan(expectancy theory). Berdasrkan asumsi ini, Evans dan House
berpendapat bahwa sekalipun gaya kepemimpinan perlu disesuaikan dengan
situasi yang dihadapi, apakah kecenderungan pekerja untuk beroreintasi pada
pekerjaan atau relasi sosial, akan tetapi faktor terpenting yang perlu diperhatikan
justru bahwa pemimpin harus mampu menyediakan dan menjelaskan
penghargaan apa yang akan diterima oleh para pekerja sekiranya mereka
mengikuti apa yang diperintahkan atau diarahkan oleh pemimpin atau manajer.
Manajer harus menentukan tujuan (rewards yang diharapkan pekerja) dan jalan-
jalan (path) yang perlu dilakukan pekerja untuk meraih tujuan tersebut. Oleh
sebab itulah model Evans dan House dinamakan sebagai “model jalan tujuan” (
Path Goal Theory).
1) Faktor personal dari para pekerja, pemimpin perlu memperhatikan latar belakang, karakteristik ,
serta kemampuan dari setiap individu yang dihadapinya. Secara ringkas Griffin (2000)
menyebutkan faktor kemampuan (ability) dan ruang lingkup kontrol individu (locus of control)
menjadi dua faktor utama dari faktor personal ini. Bagi individu yang tidak mampu untuk
melakukan suatu pekerjaan , termasuk orang-orang yang baru misalnya, maka pendekatan direktif
dari kepemimpinan barang kali lebih cocok. Sebaliknya bagi individu yang telah mampu bekerja
dengan baik dan termotivasi dengan baik, barangkali pendekatan partisipatif akanlebih cocok
baginya.
2) Faktor Lingkungan, ruang lingkup situasinya adalah segala sesuatu yang berada diluar kontrol
individu, termasuk struktur pekerjaan. Sekiranya struktur pekerjaan cukup baik, di mana diskripsi
jabatan misalnya jelas, jadwal pengerjaan pun jelas, serta target-target pencapaian pekerjaanpun
jelas, maka kepemimpinan direktif tidak begitu diperlukan. Sebaliknya jika struktur tugas atau
pekerjaan relatif rendah, di mana diskripsi pekerjaan kurang jelas, jadwal dan target pengerjaan
pun kurang jelas, maka pola kepemimpinan direktif cenderung sangat dibutuhkan. Selain struktur
tugas, yang termasuk ke dalam faktor lingkungan adalah tim kerja. Sekiranya tim kerja cukup baik,
maka kepemimpinan direktif barangkali tak begitu diperlukan, sebaliknya sekiranya tim kerja
kurang baik, maka kepemimpinan direktif justru sangat diperlukan, demikian seterusnya.
Model ini dalam diperkenalkan pada tahun 1973 oleh Victor Vroom, Phillip Yetton,
dan kemudian disempurnakan pada tahun 1988 oleh Vroom dan Arthur G. Jago.
Model VYJ ini memfokuskan hanya pada tingkat partisipasi bawahan dalam
pengambilan keputusan. Model ini memiliki dasar asumsi bahwa sebuah
keputusan diikatakan efektif jika keputusan tersebut memiliki dua ciri, yaitu
berkualitas dan diterima.
Sebuah keputusan dikatakan berkualitas sekiranya keputusan memberikan
implikasi positif pada kinerja.
Keputusan dikatakan diterima sekiranya keputusan tersebut diterima oleh
bawahan dan bawahan berkomitmen untuk menjalankannya.
Untuk memaksimumkan tingkat efektivitas dari sebuah keputusan, Model VYJ
menganjurkan agar para manajer mengadopsi salah satu dari lima pilihan tipe
pengambilan keputusan, yaitu dua dari tipe otoriter(authocratic style), yaitu tipe
AI Dan AII, dua dari tipe konsultatif (consultatif style) , yaitu tipe CI dan CII, dan
satu dari tipe satu kelompok (one-group style), yaitu tipe GII.
AII Manajer menanyakan informasi dari bawahan, akan tetapi keputusan diambil
sendiri oleh manajer. Bawahan tidak selalu harus mengetahui informasi
mengenai situasi yang dihadapi
CI Manajer berbagi informasi dengan bawahan secara individual, dan bertanya
mengenai berbagai informasi dan evaluasi mereka. Akan ttapi , manajer
mengambil keputusan sendiri
CII Manajer dan bawahan bertemu sebagai tim untuk mendiskuskan berbagai
hal menyangkut situasi yang dihadapi, akan tetapi manajer yang mengambil
keputusan
GII Manajer dan bawahan bertemu sebagi tim untuk mendiskusikan berbagai hal
yang menyangkut situasi yang dihadapi dan keputusan ditentukan oleh tim
a. Karakteristik Bawahan.
Karakteristik bawahan yang memungkinkan mereka untuk tidak menunggu
dulu arahan dari pemimpin adalah dilihat dari kemampuannya untuk melakukan
pekerjaan di lingkungan pekerjaannya tanpa bantuan orng lain, tingkat
independensi yang tinggi, serta memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan
yang diberikan.
b. Karakteristik Struktur Kerja atau Tugas
Jika struktur kerja atau pekerjaan baik, di mana jenis-jenis pekerjaan telah
jelas, deskripsinya jelas, prosedurnya jelas, hingga metode serta mekanismenya
jelas dan lengkap, maka bawahan tidak perlu menunggu arahan dari pimpinan,
sehingga kelengkapan dan kejelasan struktur kerja tadi telah dapat menggantikan
peran pimpinan dalam organisasi, paling tidak untuk pekerjaan-pekerjaan yang
bersifat rutinitas.
Cadangan : Soal-soal
1. Coba jelaskan mengenai Teori X dan Teori Y dari Mc Gregor, yang menyimpulkan dua kumpulan
anggapan yang saling berlawanan yang dibuat oleh para manajer dalam industri.
2. Menurut Stoner ada tiga implikasi penting dari pengertian kepemimpinan, jelaskan ketiga implikasi
penting tersebut.
3. Uraikan secra ringkas Trori Kebutuhan ERG dari Clayton Alderfer , dan gambarkan. Apa perbedaan
dengan Teori Kebutuhan menurut Maslow.