Ekstraksi Mangrove
Ekstraksi Mangrove
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh ektraks mangrove yang
berfungsi sebagai bahan bioaktif, yang dapat menghambat dan membunuh bakteri
vibriosis yang sering menyerang udang yang dibudidayakan oleh petani tambak
Indonesia. Manfaat yang diperoleh adalah diketahuinya komponen bioaktif yang ada
pada daun mangrove Avicennia alba yang merupakan penelitian dasar yang dapat
dikembangkan dimasa datang sebagai zat bioaktif dalam pembudidayaan udang di
Indonesia.
1
1.3 Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah ditemukannya zat bioaktif
yang diperoleh dari tumbuhan mangrove, yang dapat digunakan sebagai bahan
antimikroba, terutama untuk bakteri vibrio sp yang merupakan penyebab utama
penyakit udang yang di budidayakan di Indonesia. Dari hasil pencaharian literatur
sampai saat ini belum ada zat bioaktif yang berasal dari mangrove yang dipatenkan
(HAKI) baik untuk farmasi maupun makanan, sehingga merupakan suatu kesempatan
untuk mempatenkan zat bioaktf yang berasal dari mangrove sebagai bioaktif untuk
antibiotik atau antimikrobial.
2
seluruh wilayah, yaitu Jawa, Bali, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Aceh (Taslihan
1991). Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus mempersiapkan diri dengan
matang dalam menghadapi penyakit vibriosis sebagai masalah yang besar bagi dunia
perikanan. Maka setelah ditemukan beberapa bahan alam yang dapat digunakan
untuk mencegah dan mengobati penyakit tersebut, pemerintah berusaha
menyebarluaskannya kepada petambak, khususnya petambak udang.
Kita dapat membandingkan keunggulan mangrove dan bahan-bahan kimia sintetis
dalam penggunaannya untuk mengatasi serangan penyakit vibriosis pada udang
windu. Tumbuhan mangrove cenderung tidak menimbulkan efek samping sehingga
aman dalam penggunaanya. Selain itu, tumbuhan mangrove juga mudah didapat.
3
BAB II
STUDI PUSTAKA
4
Flavonoid ditemukan hampir pada semua tumbuhan tingkat tinggi. Sedikitnya
terdapat 4000 struktur flavonoid yang telah dilaporkan. Kelas flavonoid lainnya
adalah flavon, flavonol, flavanon, flavanonol yang kurang begitu berwarna terutama
pada tumbuhan berkayu (Harborne, 1987).
Salah satu sifat yang dimiliki oleh suatu antibiotik adalah mempunyai
kemampuan untuk merusak atau menghambat mikroorganisme patogen spesifik.
Selanjutnya Efendi (1998), menambahkan bahwa pathogenitas merupakan salah satu
ciri utama mikroorganisme. Mikroba dapat menimbulkan penyakit, kemampuannya
untuk menimbulkan penyakit merupakan ciri khas organisme tersebut.
Tumbuhan mangrove mengandung senyawa seperti alkaloid, flavonoid, fenol,
terpenoid, steroid dan saponin. Golongan senyawa ini merupakan bahan obat-obatan
modern (Eryanti et al., 1999). Akan dilakukan pengujian produksi antibiotik dari
ekstrak ini terhadap bakteri Vibrio sp dan diharapkan antibiotik yang dihasilkan dapat
digunakan dalam menanggulangi penyakit kunang-kunang dan vibriosis pada ikan dan
udang yang bernilai ekonomis pada usaha-usaha budidaya.
Dari survey awal yang telah dilakukan, diketahui bahwa beberapa spesies
mangrove (R apiculata, B gymnorhyza) (A. alba, N. fruticans) memiliki efek
antimikrobial terhadap bakteri Vibrio (Effendi,1998). Namun golongan senyawa kimia
yang menghambat bakteri tersebut dan juga efektivitasnya belum diketahui dengan
pasti.
Penyakit Vibriosis disebabkan oleh bakteri gram negatif Vibrio yaitu; V.
parahaemolyticus, V. alginolyticus, dan V. anguillarum. Penyakit tersebut dapat
dideteksi dengan mengisolasi bakteri dari tubuh udang sakit dan menanamnya pada
media agar selektif untuk Vibrio, yaitu TCBS Agar. Pada media ini koloni bakteri yang
tumbuh tampak berwarna kuning dan hijau (Effendi, 1998).
Dari hasil penelitian awal (Feliatra, 2000) yang dilakukan terhadap beberapa
spesies mangrove memiliki anti mikrobial terhadap bakteri vibrio sp. Sensitifitas
bakteri terhadap beberapa mangrove yang dilakukan dengan menggunakan diagnosis
melalui metoda cakram (paper disk method) dengan mengamati zona bebas bakteri
(clear zone) di sekitar sampel (Tabel 1).
5
Tabel 1. Daya hambat beberapa spesies mangrove terhadap bakteri Vibrio sp.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
7
25 gram serbuk kering daun A. alba
Direndam dg : n-heksan
diklorometan
etilasetat
metanol
Vibrio sp
8
antimikrobial yang berdifusi ke dalam agar dari kertas cakram (Amsterdam,
1992).
Ekstraksi ini diambil dengan konsentrasi 10% b/v, untuk perendaman
kertas cakram dengan diameter 6 mm. Respon aktifitas yang positif ditunjukkan
dengan adanya daerah bening (clear zone) pada sekitar medium yang telah
diinokulasi bakteri Vibrio sp, dimana daerah bening ini merupakan zona hambat
yang dibentuk oleh ekstrak dan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak.
Efektivitas antibotik akan terlihat dengan adanya jarak zona hambat tertinggi
pada konsentrasi kecil.
9
Serbuk kering daun A. alba
Ekstrak etilasetat
VLC
F1 F2 F3 ------------------- F11
FX
(fraksi paling aktif)
Kromatografi kolom,
cromatotron, flash, KLT
Senyawa murni
10
BAB IV
PEMBIAYAAN
Penelitian ini akan didanai oleh Dana Hibah Penelitian Strategis Nasional dapat
dilihat pada Tabel 2, sedang perinciannya dapat dilihat pada Lampiran 1.
Jumlah Pembiayaan
No. Komponen Pembiayaan
(Rupiah)
1. Honor tim penelitian 26,480,000
2. Bahan habis pakai dan peralatan penelitian 54,120,000
3. Perjalanan, Akomodasi 14,400,000
4. Laporan, Seminar, dan Jurnal 5,000,000
Jumlah Keseluruhan 100,000,000
11
DAFTAR PUSTAKA
Alam, S. 2000. Efektifitas ekstrak mangrove Nypa Fruticans terhadap baktei Vibrio
harveyi didalam lumpur dan air laut. Skripi Sarjana. Laboratorium
Mikrobiologi Laut Universitas Riau. 45p.
Brown, M.S. 1984. Mangrove leaf litter production and dynamics. P. 231 – 238. In
Snedakker J.G (ed). The mangrove Ecosystem. Research methods. Unesco.
Paris.
Edberg and Berger 1986. Antibiotik dan infeksi. (terjemahan Chandra Sanusi) penerbit
buku kedokteran. EGC Jakarta 219 halaman.
Eryanti. 1999. Identifikasi dan isolasi senyawa kimia dari Mangrove (hutan Bakau).
Laporan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Kawasan Pantai dan Perairan
Universitas Riau. 18 hal.
Feliatra. 1998. Isolasi dan identifikasi bakteri heterotrof yang terdapat pada daun
Mangrove (Avicienna sp dan Sonneratia sp) dari kawasan Stasiun Kelautan
Dumai. Jur Natur Indonesia.Vol. 3.No 2 : 104 – 112
Gritter, R.J., James, M.B., dan Arthur, E.S., 1991. Pengantar Kromatografi. Edisi ke-
2. Institut Tekhnologi Bandung. Bandung.
12
Mulyani s. 1982 . Kimia dan biologi antibiotic b-laktan Morin RB dan Corman m
(terjemahan) academic Press New York 418 hal.
Noske, R.A. 1996. Abundance, zonation and feeding ecology of birds in mangroves of
Darwin Harbour, Northern territory. Wildl. Research 23: 443-74.
Noske, R.A. 1999. Notes on the breeding biology of the tropical mangrove-dwelling
Yellow White-eye Zosterops lutus. Aust. Bird Watcher 18: 3-7.
Nobbs, M and McGuinness, K.A. 1999. Developing methods for quantifying the
apparent abundance of fiddler crabs (Ocypodidae: Uca) in mangrove habitats.
Australian Journal of Ecology 24:43-49.
O’Grady, A.P., McGuinness, K.A. and Eamus, D. 1996. The abundance and growth of
Avicennia marina and Rhizophora stylosa in the low shore zone of darwin
Harbour, Northern . Australian Journal of Ecology 21:272-279
Pelczar, M.J. and E.C.S. Chan., 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi II. Universitas
Indonesia Press. Jakarta. 192 hal.
Rowe, J.W., 1989. Natural Product of Woody Plant I-II. Chemicals Extraneous to
Lignocellulosic Cell Wall. Springer Series in Wood Science. Springer Verlag.
Berlin Heidenberg. 1243 pp.
Subagyo, Setyati W.A. dan Ridho A. 2004. Uji aktifitas ekstraks batang tumbuhan
benalu mangrove (Casstha filiformis): II Uji anti bakteri. Ilmu Kelautan 10,(1):
35 – 40.
13
LAMPIRAN
1. Alokasi Biaya
14
C. Peralatan Penelitian
1 Kertas cakram 6 Tempat pertumbuhan 100 buah 25,000 2,500,000
mm bakteri
2 Petri Dish Tempat Media 100 buah 25,000 2,500,000
3 Tabung Reaksi Tempat Media 100 buah 60,000 6,000,000
10ml
4 Rak Tabung Reaksi Tempat Media 10 buah 100,000 1,000,000
5 Jarum Ose Pembiakan 10 buah 12,000 120,000
6 Lampu Bunsen Pembiakan 10 buah 100,000 1,000,000
Total 54,120,000
Penelitian ini tidak ada dukungan dana dari pihak manapun juga.
III. Sarana
3.1. Laboratorium
Laboratorium yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laboratorium
Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sriwijaya
15
No. Peralatan yang Kegunaan Lokasi Status Ket.
Tersedia
1. Mikroskop Elektron Pengamatan Lab. Bioteknologi Sewa Bagus
Mikroba
2. Spektrofotometer Analisis mikroba Lab. Bioteknologi Sewa Bagus
3. Peralatan Pengamatan Lab. Bioteknologi Sewa Bagus
Pengamatan, Mikroba
Perhitungan bakteri
dan uji bakterial
4.1 Ketua
A. Data Pribadi
1. Nama : Rozirwan, S.Pi, M.Sc
2. Tempat Tanggal Lahir : Sukamaju, 21 Mei 1979
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Alamat : Perumahan Griya Sejahtera Blok AA No. 03
Jalan Palembang Prabumulih Km 35
Inderalaya, Kabupaten Ogan Ilir. SUMATERA
SELATAN
5. Telepon : 081371711885 (HP)
6. Email : rozirwan2@yahoo.com
B. Data Pekerjaan
1. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2. NIP/Gol : 132 325 697/IIIb
3. Instansi : PS Ilmu Kelautan - FMIPA UNSRI
4. Jabatan : Staf Pengajar/Dosen
5. Alamat : UNSRI Km 35 Inderalaya, Kabupaten Ogan
Ilir. SUMATERA SELATAN
6. Telepon/Fax. : 0711581118 / 0711581118
C. Data Pendidikan
D. DATA PENELITIAN
16
No Judul Penelitian Jabatan Sumber Tahun
1 A study on the taxonomy, Research 2005
physiology and toxicity Asisten
Prorocentrum minimum
(Pavillard) Schiller(Dinophyceae).
Thesis. Bangi: UKMalaysia
2 Distribusi kelimpahan Ketua Mandiri 2001
fitoplankton pada perairan yang
berbeda di Dumai
E. DATA PUBLIKASI
17
Indralaya, 24 Maret 2009
18
4.2 Anggota
DATA PEKERJAAN
DATA PENDIDIKAN
PENELITIAN
19
5 Kelimpahan dan Sebaran Fitoplankton Anggtota Pusat Penelitian 2006
di Perairan Berau Kalimantan Timur Oseanologi-LIPI
(P2O-LIPI).
3. Peserta dan Pemakalah pada kegiatan seminar BKS PTN Wilayah Barat Bidang
MIPA di Universitas Sriwijaya,2003. Judul Makalah: Toksisitas Logam Berat Cu
(LC50) pada Larva Kepiting Bakau.
4. Peserta dan Pemakalah pada kegiatan seminar Forum Perairan Umum Indonesia di
Palembang, Desember 2005. Hubungan Kondisi Oseanografi dengan Kelimpahan
Fitoplankton di Perairan Banyuasin.
5. Peserta dan Pemakalah pada kegiatan seminar BKS PTN Wilayah Barat Bidang
MIPA di Universitas Bengkulu pada tanggal 13-14 Mei 2008. Judul makalah:
Kandungan Logam Berat Cu dan Zn pada Kerang darah (Anadara granossa).
6. Peserta dan Pemakalah pada kegiatan seminar Nasional Peran Iptek dalam
Pengembangan Kelautan dan Perikanan di Bogor, Oktober 2008. Sebaran
Fitoplankton di Perairan Berau, Kalimantan Timur.
7. Peserta dan Pemakalah pada kegiatan seminar Internasional ” International
conference on Indonesian Inland Waters”, di Palembang 2008.
PUBLIKASI
1. Jurnal Ilmiah MIPA (JIM), 2003. Judul Makalah: Kelimpahan dan Sebaran
Rumput Laut di Kepulauan Karimun Jawa, Jawa Tengah.
2. Prosiding Forum Perairan Umum Indonesia, 2005. Judul Makalah: Hubungan
Kondisi Oseanografi dengan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Banyuasin.
3. Prosiding ” International conference on Indonesian Inland Waters”, 2008. Judul
Makalah; Composition and Distribution of Makrozoobenthos in Tanjung Api-
Api, banyuasin.
20
Riris Aryawati
21