Dokumen - Tips - Pembelian Bahan Makanan
Dokumen - Tips - Pembelian Bahan Makanan
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam suatu institusi diperlukan yang namanya prosedur pembelian yaitu sebagai
berikut:
1. Tanda terima dan analisis Daftar Permintaan Pembelian (Purchase Requisition –
PR)
2. Pemilihan sumber persediaan yang potensial
3. Pengajuan Permintaan Penawaran Harga
4. Pemilihan Sumber yang Tepat
5. Penetapan Harga yang Tepat
6. Pengeluaran Pesanan Pembelian ( Purchase Order – PO )
7. Analisis Laporan Penerimaan dan Persetujuan Faktur Penjaja/Vendor bagi
pembayaran
c. Prinsip dalam pembelian bahan makanan
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2009) prinsip adalah hal pokok yang
dijadikan pedoman dalam melakukan sesuatu, oleh karena itu, yang dimaksud dengan
prinsip-prinsip pembelian adalah hal-hal pokok dalam pelaksanaan fungsi pembelian
yang perlu dijadikan pedoman atau acuan. Fungsi pembelian diadakan untuk melayani
atau menunjang organisasi lain tersebut. Oleh karena itu, prinsip-prinsip kerjanya harus
sedemikian rupa sehingga juga berorientasi pada aktivitas penunjang seperti yang
ditugaskan tersebut dan prinsip kerja dari fungsi pembelian harus diatur supaya mampu
memberikan kontribusi yang besar bagi keberhasilan perusahaan
Prinsip dari purchasing yaitu:
1. The Right Price
The right price merupakan nilai suatu barang yang dinyatakan dalam mata uang
yang layak atau yang umum berlaku pada saat dan kondisi pembelian dilakukan.
1. The Right Quantity
Jumlah yang tepat dapat dikatakan sebagai suatu jumlah yang benar-benar
diperlukan oleh suatu perusahaan atau perhotelan pada saat tertentu.
2. The Right Time
The right time menyangkut pengertian bahwa barang tersedia setiap kali
diperlukan. Dalam hal ini persediaan barang haruslah diperhitungkan karena jika ada
persediaan barang tentunya ada biaya perawatan barang tersebut.
3. The Right Place
The right place mengandung pengertian bahwa barang yang dibeli dikirimkan
atau diserahkan pada tempat yang dikehendaki oleh pembeli.
4. The Right Quality
The right quality adalah mutu barang yang diperlukan oleh suatu institusi sesuai
dengan ketentuan yang sudah dirancang yang paling menguntungkan institusi.
d. Cara pembelian bahan makanan
Terdapat beberapa macam proses pembelian bahan makanan yang diterapkan yaitu :
1. Pembelian langsung ke pasar (the open market of buying)
Pembelian ini digolongkan sebagai pembelian setengah resmi, karena banyak hal-
hal yang merupakan kesepakatan antara pembeli dan penjual, yang tidak dapat
dikendalikan secara pasti. Pembelian bahan makanan secara langsung ke pasar
biasanya dilakukan di institusi makanan yang melayani konsumen sedikit sekitar 50
orang, sehingga penyediaan bahan makanan masih dapat dibatasi dengan cara
pembelian langsung. Metode macam ini melalui prosedur yang sederhana. Pesanan
dapat dilkukan melalui telepon, datang langsung ke pasar atau berdasarkan perjanjian
antara pembeli dan penjual. Metode pembelian ini diharapkan mengikuti prosedur
administrasi keuangan yang berlaku, harus ada bon pesanan, penerimaan dan
pencatatan.
2. Pembeliaan dengan pelelangan (the formal competitive of bid)
Pembelian bahan makanan dengan pelelangan adalah Cara pembelian semi resmi
semacam ini yaitu mengikuti prosedur pembelian yang telah disebarkan dalam
keppres No. 29-30 Tahun 1984 dan No.8 Tahun 1986 serta peraturan yang ditetapkan
pemerintah daerah ataupun penanggung jawab tertentu.
3. Pembelian dengan musyawarah (the negosation of buying)
Cara pembelian ini termasuk pembelian setengah resmi pembelian ini hanya
dilakukan untuk bahan makanan yang hanya tersedia pada waktu-waktu tertentu,
jumlahnya terbatas dan merupakan bahan makanan yang dibutuhkan klien.
4. Pembelian yang akan datang (future contract).
Pembelian ini dirancang untuk bahan makanan yang telah terjamin pasti,
terpecaya mutu, keadaan dan harganya karena produk bahan makanan yang dibatasi,
maka pembeli berjanji membeli bahan makanan tersebut dengan kesepakatan harga
saat ini tetapi bahan makanan dipesan sesuai dengan waktu dan kebutuhan pembeli
dan institusi.
5. Kontrak tanpa tanda tangan (unsign contac quction)
a. Firm at the opening of price (FOP)
Dimana harga bahan makanan ditetapkan menurut harga saat ini.
b. Subject approval of price (SAOP)
Dimana harga bahan makanan ditetapkan pada transaksi berlangsung (Mukrie,
1990).
e. Etika Pembelian
Etika pembelian menurut Mukri. Dkk (1990) adalah falsafah atau standar
penyelenggaraan yang harus dimliki suatu organisasi/ intitusi penyelenggara pembelian
bahan makanan. Fungsi bahan makanan dipengaruhi oleh kebijaksanaan intitusi, syarat
serta prosedur yang ditetapkan secara konsekuen dalam pembelian makanan.
Hal-hal yang perlu diterapkan secara konsekuen dalam pembelian bahan makanan, yaitu :
Pembelian bahan makan harus dilaksanakan dalam rangka pengawasan dan
pengendalian bahan makanan perorang/ perporsi.
Pembelian bahan makanan diselenggarakan dengan prosedur dan metode yang
berlaku dan dapat dipertanggung jawabkan segi-segi ekonominya.
Pembelian bahan makanan harus dilakukan oleh suatu tim atau panitia yang terdiri
dari unsur-unsur yang berkaitan dengan kegiatan peyelenggaraan makanan,
pengawasan atau manajemen keuangan, pemilik institusi, serta unsure lain yang
dibutuhkan sebagai pengawas.
Dalam pembelian bahan makanan harus ditetapkan syarat peraturan sanksi,
spesifikasi bahan makanan yang dibuat secara tertulis, jelas dan terbuka.
Pembelian bahan makanan sifatnya harus terbuka dan resmi.
f. Sistem pembelian bahan makanan
Menurut Nyoman Suarsana dalam buku Siklus Pengadaan Bahan makanan,
Aplikasi di Institusi (2007, p27) didalam bagian pembelian terdapat beberapa sistem atau
cara pembelian barang pada sebuah institusi yaitu:
1. Sistem Kontrak
Sistem atau pembelian barang untuk bahan makanan terutama jenis sayuran,
buah-buahan dan makanan yang musiman adalah dengan mempergunakan surat
perjanjian kontrak. Kontrak dilakukan dengan satu supplier atau lebih. Dalam surat
kontrak ditekankan dalam mengenai kualitas, kuantitas dan harga barang. Masa
berlaku surat kontrak untuk bahan makanan bias mencapai 3 atau 6 bulan dan
pembayarannya tetap dilakukuan setiap bulan.
2. Sistem Harian dan Bulanan
Pihak perusahaan atau hotel bias dengan bebas membeli barang-barang
keperluannya dari beberapa supplier atau dari beberapa toko supermarket yang ada
disekitarnya. Dengan cara seperti ini pihak hotel tidak perlu melakukan sebuah
analisa yang terlalu ketat terhadap kinerja dari beberapa supplier untuk dipilih.
Cukup dengan berbelanja pada took terdekat, took swalayan bahkan pasar
tradisional yang harganya lebih murah, baik secara kontan maupun secara utang
bulanan. Namun sistem dan prosedurnya harus tetap sama yaitu dengan mencari
informasi dimana toko atau supermarket dan pasar yang kualitas dan harga barangnya
paling murah.
3. Pembelian secara kontan
Di bagian pembelian sebuah hotel pada umumnya menyiapkan uang kas yang
jumlahnya tidak terlalu banyak yang disebut dengan kas kecil atau petty cash . Kas
kecil ini dipergunakan untuk membeli barang keperluan operasional hotel, terutama
bahan makanan keperluan dapur yang sering diminta secara mendadak. Pembelian
dengan cara kontan dengan menggunakan kas kecil dilakukan untuk membeli bahan
makanan atau minuman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Hal seperti ini
sering dilakukan pada saat gudang atau bagian dapur kehabisan bahan makanan yang
sangat diperlukan pada saat itu juga. Pembelian secara kontan tidak dapat dilakukan
setiap hari, tetapi hanya dilakukan jika keadaan sangat mendesak dan disinilah
peranan seorang buyer atau driver dibagian pembelian sangat diperlukan
kemampuannya.
Petugas monitoring pagi atau ahli gizi yang bertugas merekap jenis diet seluruh
pasien dari form “DaftarPemesanan Makan Pasien” di pagi hari yang diperoleh
dari pramusaji tiap-tiap ruangan
Bahan makanan kering adalah bahan makanan yang dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama sehingga memungkinkan adanya cadangan dalam gudang.
Contoh bahan makanan yang masuk dalam kelompok ini adalah teh, susu, bumbu-
bumbu kering, beras, dan garam. Bahan makanan kering datang setiap 2-3 hari
sekali atau rata-rata seminggu sekali. Ada sedikit perbedaan dalam proses
pemesanan bahan makanan kering dan bahan makanan basah, yaitu pemesanan
bahan makanan kering dilakukan dua kali dalam seminggu. Dalam melakukan
pemesanan bahan makanan kering, terlebih dahulu dilihat stok gudang sebagai
pertimbangan dalam pemesanan bahan makanan tersebut.Penyimpanan bahan
makanan kering tidak dilakukan dalam jumlah yang besar sehingga
pemesanannya dilakukan dua kali dalam satu minggu. Hal ini dikarenakan gudang
tempat penyimpanan bahan makanan kecil ruangannya kecil.