Anda di halaman 1dari 54

Pembangunan Ekonomi Thailand Melalui Pemulihan

Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Menurun Pasca


Tragedi Tenggelamnya Kapal Phoenix di Phuket

Oleh :

Ruth Emanuellasari Lasso 372016065

Diajukan kepada Program Studi Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi

Tugas Akhir Mata Kuliah Study Visit

Program Studi Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2018

1
HALAMAN PENGESAHAN
PEMBANGUNAN EKONOMI THAILAND MELALUI PEMULIHAN
JUMLAH KAPAL WISATAWAN MANCANEGARA YANG
MENURUN PASCA TRAGEDI TENGGELAMNYA KAPAL
PHOENIX DI PHUKET

Oleh :
Ruth Emanuellaasari Lasso
372016065

Menyetujui,
Petsy Jessy Ismoyo, S.Hum., M.Si.

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Christian H.J. de Fretes, S.IP, MA Triesanto R. Simanjuntak, S.IP, MA.

Koordinator Study Visit Ka.Progdi

Telah disetujui pada tanggal :


...........................................................................

2
Daftar Isi

Halaman Judul……………………………………………………….......... 1

Halaman Pengesahan…………………………………………….............. 2

Daftar Isi………………………………………....................................... 3

Bab I. Pendahuluan……………………………………........................... 5

1.1 Latar Belakang……………………………………………………....... 5

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………......... 7

1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………..... 7

1.4 Manfaat Penulisan…………………………………………………..... 8

1.5 Tinjauan Pustaka…………………………………………………........ 8

1.5.1 Pembangunan Ekonomi..................................................... 10

1.5.2 Kerangka Berpikir……………………………………………..... 10

1.6 Metodologi………………………………………............................. 10

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data………………………………........... 11

1.6.2 Teknik Analisis Data………………………………………….... 11

Bab II. Pembahasan………………………............................................ 12

2.1 Sejarah Pembangunan Ekonomi Thailand.............................................. 12

2.2 Sektor Penyokong Ekonomi Thailand.............................................. 15

2.3 Tragedi Tenggelamnya Kapal Phoenix serta Dampaknya terhadap


perekonomian Thailand................................................................. 18

3
2.4 Solusi Pemerintah Pasca Tragedi Tenggelamnya Kapal Phoenix untuk
Memulihkan Perekonomian Thailand.......................................................... 21

Bab III. Penutup………………………………………………………...... 27

3.1 Kesimpulan.................................................................................. 27

3.2 Saran........................................................................................... 28

Daftar Pustaka...................................................................................... 30

Lampiran I……………………………………………………………...... 33

Lampiran II…………………………………………………………....... 50

4
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Di dunia yang sudah memasuki era modern ini, usaha-usaha
telah dilakukan oleh berbagai negara yang sedang berkembang demi
meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat selaras dengan
negara-negara maju. Pembangunan ekonomi merupakan aspek
terpenting dalam perekonomian negara. Perekonomian yang stabil
dan berotasi sesuai dengan porsinya menjadi tujuan utama dari para
negara-negara berkembang untuk memajukan negaranya.
Pembangunan ekonomi disini menjadi salah satu jawaban yang
menjadi kunci bagi keberhasilan perekonomian suatu negara.
Pembangunan ekonomi dapat ditemukan dan diterapkan dalam
berbagai sektor. Salah satunya adalah sektor pariwisata.
Sektor pariwisata kini semakin berkembang menjadi sebuah
industri besar yang menjadi salah satu aspek pendukung dalam
pembangunan perekenomian berbagai negara di dunia. Sektor
pariwisata yang terus dikembangkan dapat menyumbangkan devisa
yang besar bagi negara karena kedatangan oleh wisatawan-wisatawan
mancanegara. Hal ini berarti kedatangan dan partisipasi wisatawan-
wisatawan mancanegara untuk berbisnis ataupun berlibur menikmati
industri pariwisata dalam suatu negara itu sangat penting. Semakin
besar wisatawan yang masuk maka pendapatan perekonomian negara
yang dikunjungi akan berangsur-angsur meningkat. Saat sektor
pariwisata dikembangkan dan banyak wisatawan yang masuk maka
berdampak pula pada meningkatkan pendapatan masyarakat, dan
tentunya roda perekonomian negara akan terus berotasi.

5
Cadangan devisa adalah aspek yang menjadi penunjang
pembangunan ekonomi suatu negara, terlebih bagi negara
berkembang, di masa yang akan datang (Presiden Joko Widodo:
2018). Salah satu syarat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi
dan pemerataan fasilitas didalam suatu negara adalah melalui
pembangunan ekonomi.
Apabila membicarakan mengenai sektor pariwisata maka
Thailand sebagai salah satu negara anggota ASEAN ini akan menarik
untuk dibahas. Pemerintah Thailand berupaya keras untuk
menjadikan negaranya sebagai salah satu destinasi wisata yang paling
diminati tidak hanya di kawasan Asia Tenggara namun juga di dunia.
Hal ini dapat terlihat dari perkembangan infrastruktur yang memadai
dan negaranya yang tertib serta aman sehingga menjadikan Thailand
sebagai tempat yang menarik perhatian para wisatawan. Banyaknya
destinasi wisata serta infrastruktur yang memadai menjadi komponen
utama bagi sektor pariwisata Thailand. Secara rata-rata angka
kunjungan wisatawan mancanegara ke ASEAN pada tahun 2017
tumbuh sebesar 8,4%. Jumlah wisatawan mancanegara tertinggi
diraih Thailand dengan 35,4 juta wisatawan mancanegara, disusul
Malaysia 25,7 juta wisatawan mancanegara. Adapun negara dengan
pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara tertinggi adalah
Vietnam (29,1%) dan Indonesia (22%) (Sindo, 2018).
Sayangnya, pada tahun 2018 terjadi tragedi kecelakaan kapal
di dekat Phuket pada tanggal 5 Juli yang menewaskan puluhan
wisatawan Tiongkok mengurangi jumlah wisatawan asal Tiongkok
ini sebanyak 669.000 atau 11,5% menjadi 5,15 juta di bulan Juli-
Desember (Kementerian Pariwisata Thailand : 2018). Jumlah kamar
hotel di Phuket yang diambil oleh orang Tiongkok pada bulan Juli

6
dan Agustus telah 30% lebih rendah dari biasanya (Asosiasi Hotel
Thailand: 2018). Otoritas Pariwisata Thailand mengatakan enam
maskapai Tiongkok telah membatalkan total 19 penerbangan ke
Phuket, atau sekitar 6% dari weekly arrivals.
Penurunan angka wisatawan mancanegara ini merupakan
masalah bagi Thailand karena akan berdampak secara langsung
terhadap pendapatan perekonomian negara. Maka pembangunan
ekonomi disini akan sangat berperan dalam mengembalikan
kestabilan perekonomian Thailand. Penulis ingin mengkaji lebih
lanjut bagaimana dampak dari tragedi tenggelamnya kapal Phoenix
ini serta bagaimana pemerintah dapat menanggulangi penurunan
angka wisatawan mancanegara ini dilihat dari segi pembangunan
ekonominya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana dampak tragedi tenggelamnya kapal Phoenix
terhadap perekonomian Thailand dari sektor pariwisata?
1.2.2 Bagaimana solusi dari pemerintah untuk memulihkan
penurunan angka wisatawan mancanegara?
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk memenuhi tugas akhir dalam mata kuliah Study Visit.


b. Mengkaji lebih lanjut dampak dari tragedi tenggelamnya kapal
Phoenix.
c. Mengkaji lebih lanjut solusi dari pemerintah untuk
menanggulangi penurunan angka wisatawan mancanegara dilihat
dari segi pembangunan ekonominya.
d. Menambah wawasan bagi para pembaca.

7
1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah penulis maupun


pembaca menjadi mengerti mengenai pembangunan ekonomi negara
Thailand dan strategi apa saja yang dilakukan oleh pemerintah
Thailand dalam peningkatan ekonomi Thailand melalui
pembangunan ekonomi dalam sektor pariwisata Thailand. Selain itu,
penulis juga mendapatkan hasil belajar melalui penulisan ini, yaitu
berupa nilai akhir untuk mata kuliah Study Visit.

1.5 Tinjauan Pustaka

1.5.1 Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi terdiri dari dua kata yaitu


pembangunan dan ekonomi. Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia, pembangunan adalah hasil pekerjaan membangun,
sedangkan ekonomi adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan
pengolahan barang industri, pertanian dan perdagangan (Badudu,
2001). Berdasarkan definisi ini dapat diketahui bahwa
pembangunan ekonomi berarti adanya suatu proses pembangunan
yang terjadi terus menerus yang bersifat menambah dan
memperbaiki segala sesuatu menjadi lebih baik lagi. Pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi merupakan memiliki hubungan yang erat
dalam perekonomian dan saling mempengaruhi. Pembangunan
ekonomi akan mendorong pertumbuhan ekonomi, begitu pula
sebaliknya, pertumbuhan ekonomi akan memperlancar proses
pembangunan ekonomi. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan
indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

8
Kaitannya dengan perekonomian Thailand, pada awalnya
perekonomian negara tersebut tertutup. Namun perubahan pun terjadi
ketika rancangan five year development plans diimplementasikan
pada tahun 1961. Rancangan ini membuat perekonomian Thailand
menjadi lebih terbuka. Dalam rancangan tersebut tidak hanya
pemerintah yang berperan, tetapi modal dari pihak swasta pun mulai
bergerak. Selain itu, rancangan ini melibatkan para teknokrat
Thailand yang melakukan kerjasama dengan World Bank dan
beberapa penasehat dari Barat agar melakukan perubahan dalam
makroekonomi (Kelly, 2012). Hal ini tentu saja berdampak pada
pertumbuhan serta pembangunan ekonomi di Thailand. Berangkat
dari hal ini, Thailand perlahan mulai membangun industri pariwisata
sebagai realisasi dari pembangunan ekonomi Thailand.

9
1.5.2 Kerangka Berpikir

Sejarah Pembangunan
Ekonomi Thailand

Sektor Penyokong
Perekonomian Thailand

Ekspor Komoditi Industri Pariwisata


Barang dan Jasa

Tragedi Tenggelamnya Kapal


Phoenix serta Dampaknya terhadap
perekonomian Thailand

Solusi Pemerintah Pasca Tragedi


Tenggelamnya Kapal Phoenix untuk
Memulihkan Perekonomian Thailand

10
1.6 Metodologi

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah


studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dari literatur yang
didapatkan sesuai dengan permasalahan dan topik yang penulis
angkat.

1.6.2 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis kualitatif. Data kualitatif akan diperoleh melalui studi
kepustakaan.

11
Bab II

Pembahasan

2.1 Sejarah Pembangunan Ekonomi Thailand

Thailand yang terletak di Asia Tenggara merupakan sebuah


negara dengan bentuk pemerintahan monarki konstitusional. Negara
ini berbatasan langsung dengan Laos, Myanmar, Malaysia, dan
Kamboja. Thailand menggunakan mata uang Baht. Sebelumnya
negara ini dikenal dengan nama Siam, tetapi berganti menjadi
Thailand pada tahun 1939. Arti dari Thailand sendiri adalah “Tanah
Orang-orang Merdeka” dan nama ini dinilai tepat karena Thailand
merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah
dijajah oleh bangsa Eropa (Thai Embassy, 2018).

Meskipun terus mengalami perubahan secara dinamis dari


waktu ke waktu, dalam segi perekonomiannya, sektor pertanian
dengan komoditi beras merupakan sektor utama perekonomian
Thailand. Thailand merupakan negara yang memiliki luas
wilayah sebesar 514.000 kilometer persegi, dan 40% dari
wilayahnya tersebut merupakan lahan pertanian (2015). Pasca
Perang Dunia II, arah kebijakan ekonomi Thailand mulai menjadi
lebih terbuka dari yang awalnya tertutup. Hal ini merupakan dampak
dari rancangan five year development plans yang diimplementasikan
sejak tahun 1961. Saat itu, World Bank yang melakukan kerjasama
dengan lembaga pemerintahan Thailand turut mempengaruhi arah
dan kerangka kerja dalam bidang ekonomi serta pembangunan sosial
di Thailand (Thai Embassy, 2018). Rancangan five year development
plans pada periode itu ternyata tidak begitu berdampak positif karena
hanya fokus untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara cepat
12
namun tidak berkala dan memiliki dampak di kemudian hari.
Dampak positif dari rancangan tersebut hanya dirasakan di daerah
perkotaan karena pembangunan lebih difokuskan pada daerah itu
saja. Hal ini tentu saja mengakibatkan kesenjangan pendapatan antara
daerah perkotaan dengan daerah pedesaan. Rancangan tersebut lebih
tertuju pada kemakmuran ekonomi secara cepat namun kurang
mengedepankan kesejahteraan rakyat.

Perekonomian Thailand menjadi melemah saat ada krisis


moneter pada tahun 1997 dan hal tersebut juga berdampak pada
sejumlah negara di Asia. Krisis tersebut diawali dengan pembentukan
Bangkok International Banking Facillities (BIBIF) (2015).
Sussangkarn (2000: 32), menyebutkan bahwa ketidakseimbangan
ekonomi makro terjadi dalam pembangunan ekonomi nasional di
Thailand yang menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi. Hal
ini dapat dilihat dari adanya kesenjangan investasi tabungan dari
masyarakat Thailand yang menyebabkan defisit pada anggaran
pemerintahan. Pemerintah Thailand memiliki utang luar negeri yang
besar dan memutuskan untuk mengambangkan nilai tukar mata uang
Baht karena hanya sedikit valuta asing yang dapat
mempertahankannya ke dollar Amerika Serikat. Saat itu nilai tukar
baht menurun hingga 25% dari nilai tukar sebelumnya (UNAIR,
Yosicha, 2015). Hal ini dilakukan untuk mengamankan cadangan
devisa dari spekulan mata uang serta untuk merangsang pendapatan
ekspor. Namun, langkah yang diambil pemerintah Thailand gagal
sehingga berdampak pada negara Asia lain, khususnya negara Asia
Tenggara dan yang masuk dalam Asian Economic Miracle countries
seperti Indonesia (Tirto ID, 2017). Kemudian, Pemerintahan Perdana
Menteri Thailand, Chavalith Yongchaiyudh, tidak mampu untuk

13
mengambil kebijakan ekonomi yang efektif bagi para investor yang
telah menarik investasi mereka dari Thailand.

Pemerintah belajar pada kejadian di masa lalu, mulai dari


kurang efektifnya five year development plans dan kemudian
memburuk sejak krisis moneter pada tahun 1997. Perekonomian
Thailand mulai membaik sejak tahun 1999 menjadi semakin lebih
baik pada tahun-tahun berikutnya. Terbukti bahwa ekspor dan sektor
pariwisata mulai membangkitkan perekonomian Thailand pada tahun
1999. Peningkatan pendapatan masyarakat Thailand menyebabkan
permintaan domestik turut meningkat. Meningkatnya pendapatan
mereka tidak terlepas dari adanya peningkatan produksi komoditi
pertanian seperti beras, karet, dan singkong. Yang menjadi komoditas
utama Thailand dalam sektor ekspor barang yaitu beras, karet,
perhiasan, mobil, komputer, dan produk-produk manufaktur lainnya.
Adanya krisis tersebut menyadarkan pemerintah Thailand untuk terus
berusaha agar krisis tersebut tidak membuat perekonomian Thailand
semakin minus di bawah nol atau berada dalam posisi stagnan dan
tidak berotasi.

Pembangunan ekonomi dan sosial Negara Thailand pada


periode 2012-2016 menggunakan konsep pengembangan secara
terpadu dan menyeluruh. Aspek pembangunan yang dikembangkan
secara terpadu diantara adalah aspek pendidikan, sosial, ekonomi,
lingkungan dan politik. Semua aspek pembangunan tersebut memiliki
peran yang penting bagi manusia untuk bertahan dan menghadapi
perubahan global yang terjadi, baik dalam level individu, masyarakat,
maupun Negara (Mahadee Siya, 2013). Tidak hanya dari sektor
ekspor dan impor, namun pemerintah Thailand juga mulai

14
memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh Thailand dalam bidang
industri pariwisata untuk mengembangkan pembangunan
ekonominya. Pembangunan infrastruktur untuk sarana dan
pembangunan sektor pariwisata mulai menjadi perhatian pemerintah
Thailand.

2.2 Sektor Penyokong Ekonomi Thailand

Thailand memiliki potensi pasar yang besar karena ditunjang


dengan infrastruktur yang berkembang dengan baik, pemerintahan
yang pro-kebijakan investasi, perekonomian bebas dan terbuka,
industri ekspor yang kuat serta industri pariwisata yang menarik.
Hasil ekspor barang dan jasa memberikan dampak yang besar dalam
peningkatkan pertumbuhan perekonomian Thailand, kemudian
dengan adanya sektor pariwisata yang juga menjadi unggulan dari
negara yang dijuluki sebagai negri Gajah Putih ini.

Contoh untuk komoditas barang ekspor Thailand adalah dari


industri tekstil. Thailand merupakan eksportir garmen dan tekstil
terbesar ke-12 di dunia dengan nilai ekspor 6,8 milyar (236 milyar
baht). Tidak heran apabila di Thailand banyak sekali industri tekstil
dan banyak pula pakaian-pakaian yang sangat bermode dan berkelas
dari Thailand. Produk dengan desain yang bagus dan dengan merek
tertentu akan terlihat jauh lebih menarik, hal ini membuat pemerintah
berusaha untuk mendorong produk tekstil Thailand agar menjadi
bermerek dengan desain yang menarik. Pemerintah didesak untuk
membantu mempromosikan usaha tekstil dalam skala kecil dan
menengah. Pemerintah berupaya untuk mempromosikan merk lokal
dan mengembangkan kualitas kain. Potensi ekspor tekstil Thailand
semakin besar ketika diketahui bahwa sekitar 60% konsumen tekstil

15
di Thailand sangat menyukai dan menikmati berbelanja produk
Thailand (Atase Perdangan, 2016).

Tidak hanya ekspor barang, Thailand juga melakukan ekspor


dalam bentuk jasa. Produk-produk jasa yang utama yaitu transportasi,
perjalanan dan layanan bisnis lain. Jasa mencakup berbagai acam
produk serta kegiatan yang tidak dapat disentuh (intangible). Di
kawasan ASEAN sendiri, komponen produk jasa tertinggi yang di
ekspor yaitu sektor perjalanan. Seluruh sektor perdagangan jasa
Thailand pada tahun 2005-2013 memperlihatkan peningkatan yang
pesat dengan rata-rata sebesar 15% per tahun. Pertumbuhan ekspor
jasa di Thailand meningkat dari tahun tahun 2005 yang hanya sebesar
19 milyar USD, menjadi 58 milyar USD tahun 2013 (Atase
Perdagangan, 2015).

Tak hanya melalui hasil dari ekpornya, Thailand juga


memiliki senjata dalam peningkatan ekonominya, yaitu sektor
Pariwisata. Sektor pariwisata bagi negara Thailand merupakan
keunggulan yang dapat ditawarkan oleh negara ini. Tak tanggung-
tanggung, pemerintah mulai berfokus pada pembangunan
infrastruktur dalam industri pariwisata. Dengan adanya infrastruktur
yang memadai, terawat dan dilindungi oleh hukum setempat, maka
tak heran apabila Thailand membuat sektor pariwisata menjadi sektor
unggulan untuk mendongkrak perekonomian Thailand. Jumlah
wisatawan mancanegara yang masuk ke Thailand akan
mempengaruhi apakah ekonomi di Thailand akan semakin meningkat
atau bahkan menurun. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari
devisa negaranya, dan selain dari hasil ekpor, maka jumlah

16
kunjungan wisatawan mancanegara menjadi salah satu aspek penting
dalam peningkatan perekonomian negara.

Thailand memiliki industri pariwisata yang signifikan yang


memiliki potensi, dengan kebijakan dan bantuan Pemerintah, untuk
dikembangkan jauh lebih banyak pertumbuhan ini untuk Thailand
menyediakan sumber mata uang asing yang sangat baik. Sejak zaman
kuno manusia telah menjelajahi dan melakukan perjalanan dan
sekarang dengan teknologi modern terutama dalam transportasi dan
komunikasi, dan populasi dunia yang semakin bergerak di sana dapat
tumbuh hampir tanpa batas. Pertumbuhan ini telah mengubah cara
bisnis dilakukan, dari kelompok teknik ke organisasi perencanaan
yang lebih khusus.

Thailand merupakan salah satu negara di kawasan ASEAN


yang kaya akan obyek wisata, warisan-warisan alam yang
menakjubkan, budaya-budaya Thailand yang otentik serta makanan-
makanan khas yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para
wisatawan asing. Akses untuk menuju ke Thailand pun tidak sulit
dijangkau karena banyak maskapai penerbangan yang menyediakan
rute penerbangan dari berbagai negara menuju ke Thailand.
Sepanjang tahun 2017, rata-rata angka kunjungan wisatawan
mancanegara ke ASEAN pada tahun 2017 tumbuh sebesar 8,4%.
Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Thailand mencapai
angka 35juta orang dan menyumbang pengahasilan negara sebesar 53
miliar dolar AS (Travel Kompas, 2018). Destinasi pariwisata yang
paling sering dikunjungi yaitu kota Bangkok, dan Phuket. Mayoritas
wisatawan mancanegara yang masuk ke Thailand ini berasal dari

17
Tiongkok dan persentase nya naik sebanyak 30% dari tahun
sebelumnya (Tribun Travel, 2018).

Phuket yang merupakan bagian dari Thailand merupakan


tujuan kelas dunia lainnya. Tempat ini sangat indah dan terkenal akan
pantai dan laut biru dan juga salah satu dari sepuluh tujuan menyelam
terbaik di dunia. Ada banyak kegiatan yang tersedia di sekitar Phuket
seperti, scuba diving, snorkeling, kayak, parasailing, memancing,
surfing pantai, jet ski dan tempat untuk berbulan madu. Secara umum
Berbicara, wisatawan internasional tidak hanya berfokus pada
produk, tetapi juga pada orang-orang yang bekerja untuk perhotelan
dan industri pariwisata dapat memberikan informasi yang tepat
kepada wisatawan.

Oleh karena itu, ada banyak wisatawan internasional yang


meningkatkan kedatangan ke Phuket. Menurut laporan statistik oleh
Departemen Pariwisata (2006), jumlah kedatangan turis internasional
di Phuket adalah 1,2 juta pada tahun 2008 dan 1,1 juta pada tahun
2009 dan sekarang merupakan bagian yang signifikan di pasar
Thailand.

2.3 Tragedi Tenggelamnya Kapal Phoenix serta Dampaknya terhadap


perekonomian Thailand

Kapal Phoenix merupakan kapal penumpang yang khusus


untuk mengangkut para wisatawan untuk melakukan perjalanan di
daerah Thailand Selatan, khususnya Phuket. Tragedi menyedihkan
terjadi pada kapal Phoenix saat berlayar di laut lepas pada bulan Juli
di lepas pantai barat pulau Phuket. Kapal tersebut mengangkut
sebanyak 101 orang yang terdiri dari 12 awak kapal dan 89
penumpang yang hampir seluruh penumpang tersebut merupakan
18
wisatawan dari Tiongkok sedangkan dua lainnya bukan berasal dari
Tiongkok. Pada saat itu Thailand berada di tengah musim hujan yang
dimulai pada bulan Mei dan biasanya berakhir pada bulan Oktober.
Musim hujan sering membawa angin kencang dan badai kilat ke
daerah pesisir terutama di lepas pantai barat. Gubernur Noraphat
mengatakan, pejabat di Phuket telah mengeluarkan peringatan cuaca
buruk sejak Rabu (4/7/2018) dan memperingatkan warga akan
kemungkinan datangnya badai (Internasional Kompas, 2018). Ada
banyak spekulasi dan pertanyaan yang diajukan tentang mengapa
kapal tersebut tetap saja berangkat ke laut meskipun sudah ada
peringatan tentang cuaca buruk sebelumnya.

Kapal Phoenix tersebut saat itu dalam perjalanan kembali ke


Phuket, berangkat dari Koh Racha, sebuah pulau wisata kecil yang
merupakan destinasi untuk melakukan snorkeling di selatan Thailand,
pada tanggal 5 Juli 2018 sekitar pukul 16.00 waktu setempat
(Internasional Kompas, 2018). Kapten Phoenix telah dituduh untuk
kelalaian yang menyebabkan kematian, kata polisi. Dia membantah
tuduhan itu. Di tengah perjalanan cuaca memburuk dengan badai dan
gelombang besar. Menurutnya, kapal terbalik usai diterjang ombak
setinggi lima meter, menyebabkan air masuk ke kapal dan mulai
membanjiri bagian dalam kapal. Petugas segera memerintahkan
penumpang untuk mengenakan jaket pelampung dan mulai
menurunkan rakit penyelamat. Malangnya kapal ini tenggelam
sampai di kedalaman sekitar 40 meter (News Detik, 2018). Kedutaan
China di Bangkok mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa
mereka telah meminta pemerintah Thailand melakukan upaya
penyelamatan habis-habisan, dan itu telah mengirim sebuah tim ke
Phuket untuk membantu. Ia menambahkan bahwa konsulat Tiongkok

19
di Thailand selatan sudah memiliki staf di lokasi yang membantu
warganya. Tercatat total korban yang tewas adalah sebanyak 47
orang dan semuanya adalah warga Tiongkok (Reuters, 2018).

Tragedi yang menewaskan puluhan wisatawan tiongkok ini


menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para wisatawan mancanegara
yang berkunjung ke Thailand, terkhusus bagi para wisawatan
Tiongkok. Sedangkan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,
wisatawan Tiongkok merupakan mayoritas wisatawan mancanegara
terbesar yang mengunjungi Thailand. Tragedi ini lantas membuat
cemas warga Tiongkok. Pasca tragedi tersebut banyak keluarga dari
Tiongkok yang menunggu kabar kelanjutan dari para penumpang
yang menjadi korban tersebut. Kekhawatiran ini lantas berdampak
pada minat warga Tiongkok untuk mengunjungi Thailand.

Tragedi Kapal Phoenix pada tanggal 5 Juli adalah bencana


wisata Thailand terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Tiongkok
adalah sumber pengunjung terbesar di Thailand, dan tahun lalu
menyumbang hampir sepertiga dari rekor 35,38 juta wisatawan
pendatang. Selama bulan Juli, kedatangan Tiongkok turun sebesar
0,9% dari tahun sebelumnya, penurunan pertama terjadi sejak awal
2017. Selain itu, kecelakaan ini juga menyebabkan penurunan
pemesanan hotel di Phuket. Telah dilaporkan bahwa sebesar 10%
hingga 15% pemesanan hotel terbaik di Phuket telah dibatalkan
(Pongpanu Svetarundra: 2018). Yang pasti, kematian perahu telah
memangkas jumlah kedatangan orang Tiongkok di Phuket, yang
notabene nya adalah sebuah resor pulau yang populer. Apicharn
Pasomsap, operator transfer bandara yang melayani kelompok tur
China mengatakan bahwa saat ini merupakan titik terendah dalam 20

20
tahun ia bekerja dengan orang Tiongkok. Menurut Asosiasi Hotel
Thailand, jumlah kamar hotel di Phuket yang diambil oleh orang
Tiongkok pada bulan Juli dan Agustus menunjukkan angka 30%
lebih rendah dari biasanya. Bahlan otoritas Pariwisata Thailand
mengatakan enam maskapai Tiongkok telah membatalkan total 19
penerbangan ke Phuket, atau menunjukkan angka sekitar 6% dari
kedatangan mingguan (weekly arrivals) (Reuters, 2018).

Kementerian Pariwisata Thailand berharap angka penurunan


jumlah wisatawan ini tidak lebih besar dari 14,3% untuk bulan
Agustus. Dalam laporan jumlah pengunjung Thailand oleh
Kementrian Pariwisata, jumlah wisatawan asal Tiongkok ini akan
menurun sebanyak 669.000 wisatawan atau 11,5% menjadi 5,15 juta
di bulan Juli-Desember (Kementerian Pariwisata Thailand : 2018).
Ini merupakan angka yang tergolong signifikan bagi negara
pengunjung Thailand yang terbesar ini. Virat Chatturaputpitak, wakil
presiden Asosiasi Agen Perjalanan Thailand, mengatakan ia
mengharapkan angka pengunjung untuk pulih selama liburan
"Golden Week" China pada bulan Oktober, ketika banyak warga
melakukan perjalanan secara massal. Hal ini tentu saja merupakan
suatu pemulihan secara berangsur-angsur yang diharapkan oleh
pemerintah Thailand pasca tragedi tenggelamnya Kapal Phoenix
yang menjadi latar belakang menurunnya angka jumlah wisatawan
Tiongkok di Thailand.

2.4 Solusi Pemerintah Pasca Tragedi Tenggelamnya Kapal Phoenix


untuk Memulihkan Perekonomian Thailand

Pada tanggal 17 November 2018 pemerintah setempat


melakukan pengangkatan bangkai kapal. Tindakan dari pengangkatan

21
kapal ini dapat menjadi kunci untuk menentukan penyebab tragedi
yang sebenarnya dan memberikan keadilan bagi para korban dan
keluarga mereka. Tim penyelamat Thailand awalnya menggunakan
sling dan crane untuk mengangkat kapal ke dalam satu meter dari
permukaan, kata Pol Gen Rungroj Saengkram, wakil kepala polisi
nasional. Teknisi kemudian memeriksa apakah perahu itu dapat
diambil lebih lanjut. Lalu proses pengangkatan bangkai kapal
dilakukan pukul 17.00 waktu setempat. Bangkai kapal lalu
dipindahkan ke dermaga untuk pemeriksaan lebih jauh. Pol May Gen
Hakparn, kepala kepolisian imigrasi yang juga bertanggung jawab
atas kepolisian pariwisata, mengatakan pemerintah tidak akan
mengijinkan pengulangan insiden semacam itu. Beliau berkata bahwa
pemerintah bertekad untuk mengetahui sampai ke akar penyebab
insiden itu sehingga bisa memperbaiki dan menunjukkan ketulusan
kepada para keluarga korban. Beliau menambahkan bahwa siapa pun
yang bertanggung jawab atas kecelakaan itu, mengatakan pemerintah
tidak akan mengijinkan pengulangan insiden semacam itu.

Setelah kasus-kasus terhadap para korban maupun seluruh


pihak yang terlibat telah disimpulkan, maka kepercayaan di antara
wisatawan Tiongkok akan berangsur-angsur memulih. Penyelidikan
awal menunjukkan bahwa awak kapal Phoenix mengabaikan
peringatan untuk tetap di darat ketika badai berkembang pada hari
perjalanannya yang buruk di Phuket. Setelah kecelakaan itu, banyak
orang Cina mulai mempertanyakan apakah mereka akan aman di
Thailand.

Pihak berwenang telah mengambil langkah-langkah untuk


meningkatkan citra negara di kalangan wisatawan Tiongkok,

22
termasuk pengabaian biaya visa kedatangan dan peningkatan
langkah-langkah keamanan untuk transportasi darat, udara dan air,
Pol Maj Gen Surachate mengatakan pada briefing yang diadakan di
Phuket. Di Phuket, langkah-langkah keamanan di semua 24
pelabuhan telah ditingkatkan, dengan para pejabat kelautan, polisi
pariwisata dan instansi terkait lainnya yang ditugaskan di masing-
masing pelabuhan. Tugas utama dari mereka adalah untuk
memastikan keselamatan kapal dan orang-orang sebelum kapal
meninggalkan pelabuhan. Pihak kepolisian pariwisata Thailand turut
mengundang perwakilan dari kedutaan China serta media China
untung datang ke pengarahan demi menunjukkan dan menjelaskan
soal transparansi kronologi serta seluruh informasi serta untuk tetap
memperbarui kabar bagi keluarga korban tentang kemajuan kasus ini.
Pihak kepolisian telah mengadili mantan kepala laut Phuket dan
beberapa perusahaan. Hal ini merupakan upaya-upaya dari
pemerintah untuk menarik kembali ketertarikan wisatawan Tiongkok
terhadap Thailand setelah terjadinya tragedi ini.

Ada pula langkah lain yang dilakukan oleh pemerintah untuk


memulihkan “interest” dari wisatawan Tiongkok. Salah satunya yaitu
yang disarankan oleh Menteri Pariwisata dan Olahraga, Weerasak
Kowsurat, untuk persetujuan kabinet. Yaitu untuk memberikan para
wisatawan asal Tiongkok visa masuk ganda selama periode enam
bulan. Weerasak berbicara pada hari Senin (19/11/2018) setelah ia
bertemu perwakilan dari organisasi pariwisata swasta dan agen
perjalanan untuk membahas penurunan baru-baru ini dalam jumlah
wisatawan China dan strategi untuk menarik mereka kembali ke
Thailand menjelang “Golden Week”. Beliau mengatakan sektor
swasta telah menyuarakan keprihatinan bahwa wisatawan asing,

23
terutama dari Tiongkok, mungkin tidak mengunjungi tahun ini karena
adanya tragedi ini. Kedatangan orang Cina turun 12% bulan ke bulan
Agustus ini, dari 983.212 menjadi 867.461, dan turun 15% lagi pada
bulan September (Bangkok Post, 2018).

Perlu diketahui bahwa jumlah dan hasil dari wisatawan yang


berkunjung ke suatu negara sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan perekonomian negara tersebut. Khususnya Thailand
yang notabene nya adalah negara dengan industri pariwisata yang
besar dan menjadi salah satu faktor pendongkrak perekonomian
Thailand. Pengaruh dari adanya industri pariwisata di Thailand ini
dirasakan secara langsung maupun tidak langsung baik bagi
pemerintah maupun bagi masyarakat lokal. Tidak hanya dari
pariwisata, namun perjalanan (travel) juga menjadi bagian dari
industri pariwisata. Indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara
dapat dilihat dari Produk Domestrik Bruto (PDB). Menurut
McEachern, PDB (2000:146) artinya mengukur nilai pasar dari
barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber daya yang
berada dalam suatu negara selama jangka waktu tertentu,
biasanya satu tahun. GDP juga dapat digunakan untuk
mempelajari perekonomian dari waktu ke waktu atau untuk
membandingkan beberapa perekonomian pada suatu saat.

Kontribusi langsung dari Perjalanan & Pariwisata (Travel and


Tourism) ke PDB mencerminkan pembelanjaan internal untuk
Perjalanan & Pariwisata serta pengeluaran individual pemerintah.
Pengeluaran oleh pemerintah untuk layanan Perjalanan & Pariwisata
secara langsung terkait dengan pengunjung, contohnya dalam bidang
budaya di Thailand yaitu Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun yang

24
merupakan istana dan kuil Kerajaan Thailand. Conoth dalam bidang
rekreasi di Thailand yaitu Chatuchak Weekend Market, Asiatique
River Cruise, Thai Chocolate House. Kontribusi langsung dari hasil
Perjalanan & Pariwisata ke PDB dihitung untuk tetap konsisten
dengan output yang dihasilkan, seperti yang dinyatakan dalam
National Accounting, dari sektor karakteristik pariwisata seperti
hotel, penerbangan, bandara, agen perjalanan dan layanan rekreasi
dan rekreasi yang berhubungan langsung dengan para wisatawan.
Kontribusi langsung Perjalanan & Turisme terhadap PDB dihitung
dari total pembelanjaan internal dengan mengosongkan pembelian
yang dilakukan oleh berbagai sektor pariwisata. Ukuran ini konsisten
dengan definisi PDB Pariwisata, yang ditentukan dalam Satelit
Pariwisata 2008 (Gloria Guevara Manzo, 2018).

Kontribusi total Perjalanan & Pariwisata mencakup dampak


yang lebih luas terhadap perekonomian. Kontribusi tidak langsung
termasuk PDB dan lahan pekerjaan yang didukung oleh:

 Pengeluaran investasi Perjalanan & Pariwisata. Aspek penting


dari aktivitas saat ini dan masa depan yang mencakup
kegiatan investasi seperti pembelian pesawat baru dan
pembangunan hotel baru;
 Pengeluaran pemerintah kolektif, yang membantu kegiatan
Perjalanan & Wisata dalam berbagai cara karena dibuat atas
nama masyarakat luas, conothnya pemasaran dan promosi
pariwisata, penerbangan, administrasi, layanan keamanan,
layanan keamanan area resor, area resor layanan sanitasi, dll;
 Pembelian barang dan jasa domestik oleh sektor-sektor yang
berhubungan langsung dengan wisatawan termasuk,

25
pembelian makanan dan layanan kebersihan oleh hotel, bahan
bakar dan jasa katering oleh maskapai penerbangan, dan
layanan TI oleh agen perjalanan.

Kontribusi dari Perjalanan & Pariwisata menjadi tolak ukur


PDB dan terbukanya lahan pekerjaan yang didukung oleh
pengeluaran dari para wisatawan yang secara langsung atau tidak
langsung akan dipekerjakan oleh industri Perjalanan & Pariwisata
(Gloria Guevara Manzo, 2018).

26
Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Thailand memiliki potensi pasar yang besar sehingga


ekonomi mereka akan semakin meningkat ketika potensi tersebut
dikelola dengan maksimal. Hasil ekspor barang dan jasa memiliki
peran yang besar dalam peningkatan perekonomian Thailand.
Thailand melakukan ekspor dalam bentuk barang dan jasa. Kemudian
ada sektor lainnya yang turut berperan besar dalam perekonomian
Thailand, yaitu sektor pariwisata. Perlu diketahui bahwa jumlah dan
hasil dari wisatawan yang berkunjung ke suatu negara sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan perekonomian negara tersebut.
Khususnya Thailand yang notabene nya adalah negara dengan
industri pariwisata yang besar dan menjadi salah satu faktor
pendongkrak perekonomian Thailand. Pengaruh dari adanya industri
pariwisata di Thailand ini dirasakan secara langsung maupun tidak
langsung baik bagi pemerintah maupun bagi masyarakat lokal.
Phuket yang merupakan bagian dari Thailand merupakan tujuan kelas
dunia lainnya. Tempat ini sangat indah dan terkenal akan pantai dan
laut biru dan juga salah satu dari sepuluh tujuan menyelam terbaik di
dunia. Namun tragedi menyedihkan terjadi pada kapal Phoenix saat
berlayar di laut lepas pada tanggal 5 Juli 2018 di lepas pantai barat
pulau Phuket. Kapal yang mengangkut sebanyak 101 orang yang
terdiri dari 12 awak kapal dan 89 ini memakan korban jiwa sebanyak
47 penumpang asal Tiongkok.

Tragedi Kapal Phoenix pada tanggal 5 Juli adalah bencana


wisata Thailand terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Tiongkok
27
adalah sumber pengunjung terbesar di Thailand, dan tahun lalu
menyumbang hampir sepertiga dari rekor 35,38 juta wisatawan
pendatang. Selama bulan Juli, kedatangan Tiongkok turun sebesar
0,9% dari tahun sebelumnya, penurunan pertama terjadi sejak awal
2017. Kementerian Pariwisata Thailand berharap angka penurunan
jumlah wisatawan ini tidak lebih besar dari 14,3% untuk bulan
Agustus. Dalam laporan jumlah pengunjung Thailand oleh
Kementrian Pariwisata, jumlah wisatawan asal Tiongkok ini akan
menurun sebanyak 669.000 wisatawan atau 11,5% menjadi 5,15 juta
di bulan Juli-Desember.

Pada tanggal 17 November 2018 pemerintah setempat


melakukan pengangkatan bangkai kapal. Tindakan dari pengangkatan
kapal ini dapat menjadi kunci untuk menentukan penyebab tragedi
yang sebenarnya dan memberikan keadilan bagi para korban dan
keluarga mereka. Pihak kepolisian pariwisata Thailand turut
mengundang perwakilan dari kedutaan China serta media China
untung datang ke pengarahan demi menunjukkan dan menjelaskan
soal transparansi kronologi serta seluruh informasi serta untuk tetap
memperbarui kabar bagi keluarga korban tentang kemajuan kasus ini.
Pihak kepolisian telah mengadili mantan kepala laut Phuket dan
beberapa perusahaan. Hal ini merupakan upaya-upaya dari
pemerintah untuk menarik kembali ketertarikan wisatawan Tiongkok
terhadap Thailand setelah terjadinya tragedi ini.

3.2 Saran

Telah diketahui bahwa sektor pariwisata merupakan sektor


penyokong perekonomian di Thailand, oleh sebab itu penting bagi
pemerintah maupun masyarakat Thailand sendiri untuk menjaga dan

28
meningkatkan sektor pariwisata di Thailand baik dari segi
infrasturktur maupun sumber daya manusianya. Jumlah dan hasil dari
wisatawan yang berkunjung ke Thailand akan berpengaruh terhadap
kelangsungan perekonomian negara Thailand tersebut karena akan
secara langsung berdampak pada PDB negara. Meskipun banyak hal
positif yang dapat diperoleh dari Thailand, namun hal ini tidak
menjadikan Thailand sebagai negara yang sempurna dan masih perlu
ada perbaikan-perbaikan lagi untuk kedepannya. Tragedi kapal
Phoenix yang terjadi dan menewaskan puluhan turis Tiongkok
menjadi sebuah pelajaran penting bagi Thailand karena hal tersebut
merupakan pukulan bagi perekonomian Thailand sebab jumlah
wisatawan China berkurang sejak kejadian tersebut. Menurut
pengalaman penulis, melihat dari pengamatan penulis selama di
Thailand dan dari cerita oleh pemandu wisata, Pak Kendo selama di
Thailand, sebenarnya sumber daya manusia yang dipekerjakan untuk
sektor pariwisata akan benar-benar disiapkan secara khusus untuk
melayani para wisatawan asing. Namun berkaca dari kejadian kapal
Phoenix ini, ditengarai merupakan kelalaian kapten kapal serta awak
kapal yang tidak mengikuti peringatan mengenai cuaca untuk
berlayar yang saat itu sedang tidak aman. Hal ini merupakan hal yang
sangat krusial karena akan berdampak pada kepercayaan publik dari
wisatawan asing terhadap pelayanan sektor pariwisata Thailand.
Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan hal-hal seperti ini agar
tidak terjadi lagi dikemudian hari.

29
DAFTAR PUSTAKA

 About Thailand: Country Profile [Online] / Thai Embassy // Royal


Thai Embassy. - 2018. - 21 November 2018. -
http://www.thaiembassy.ca/en/about-thailand/country-profile.

 Development Policy in Thailand: From Top-down to Grass Roots


[Jurnal] / Kelly Matthew. - Thailand : Canadian Center of Science and
Education, 2012. - 13 : Vol. 8.

 Ekonomi: Negara-negara yang Paling Terpuruk Saat Krisis


Ekonomi ASEAN [Online] / Tirto ID // Tirto ID. - Tirto ID, 18 July
2017. - 21 November 2018. - https://tirto.id/negara-negara-yang-paling-
terpuruk-saat-krisis-ekonomi-asean-csSK.

 Jumlah Turis Tumbuh Drastis, Pemerintah Thailand Siapkan Cara


Baru untuk Tarik Wisatawan China [Online] / Tribun Travel //
tribun.com. - Tribun, 24 Januari 2018. - 23 November 2018. -
http://travel.tribunnews.com/2018/01/24/jumlah-turis-tumbuh-drastis-
pemerintah-thailand-siapkan-cara-baru-untuk-tarik-wisatawan-china.

 Kapal Tenggelam di Phuket Thailand, Puluhan Turis China Hilang


[Online] / News Detik // News Detik. - detik.com, 6 Juli 2018. - 24
November 2018 . - https://news.detik.com/internasional/4101213/kapal-
tenggelam-di-phuket-thailand-puluhan-turis-china-hilang.

 Kapal Wisata Terbalik di Perairan Thailand, Puluhan Turis China


Hilang [Online] / Internasional Kompas // kompas.com. - Kompas, 5
Juli 2018. - 24 November 2018. -
https://internasional.kompas.com/read/2018/07/05/23550111/kapal-
wisata-terbalik-di-perairan-thailand-puluhan-turis-china-hilang.

30
 Kunjungan Wisman ke ASEAN Lampaui Target [Online] / Sindo
Koran // Koran Sindo. - 26 01 2018. - 20 November 2018. - http://koran-
sindo.com/page/news/2018-01-
26/2/1/Kunjungan_Wisman_ke_ASEAN_Lampaui_Target.

 Pembangunan Ekonomi Thailand dan Asean Economic Community


(AEC) [Online]. - 2015. - 21 November 2018. -
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/0921105006-3-BAB%20II.pdf.

 Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa


Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket, Thailand [Online] /
Mahadee Siya // perpustakaan.upi.edu. - Universitas Pendidikan
Indonesia, 2013. - 21 November 2018. -
http://repository.upi.edu/2338/4/T_IPS_1107064_Chapter1.pdf.

 'Phoenix' recovered four months after tragedy [Online] / Bangkok


Post // Bangkok Post. - Bangkok Post, 17 November 2018. - 26
November 2018. -
https://www.bangkokpost.com/news/general/1577622/phoenix-
recovered-four-months-after-tragedy%20-%20cxrecs_s.

 Politik Internasional IMF dan Krisis Ekonomi Asia 1997 [Online] /


UNAIR, Yosicha // UNAIR. - UNAIR, 2015. - 21 November 2018. -
http://yoshica-indah-putri-fisip14.web.unair.ac.id/artikel_detail-161182-
Ekonomi%20Politik%20Internasional-
IMF%20dan%20Krisis%20Ekonomi%20Asia%201997.html.

 Potensi Ekspor Produk Jasa di Pasar Thailand [Online] / Atase


Perdagangan // djpen.kemendag.go.id. - Kementrian Perdagangan, Juni
2015. - 23 November 2018. -

31
http://djpen.kemendag.go.id/membership/data/files/17399-market-brief-
potensi-ekspor-produk-jasa-di-pasar-thailand.pdf.

 Potensi Ekspor Produk Tekstil Pasar Thailand [Online] / Atase


Perdangan // djpen.kemendag.go.id. - Kementrian Perdagangan,
November 2016. - 23 November 2018. -
http://djpen.kemendag.go.id/membership/data/files/4423f-market-brief-
tekstil-di-thailand-hs-62.pdf.

 Thailand raises shipwreck that killed 47 tourists, hopes to restore


confidence [Online] / Reuters // Reuters.com. - Reuters, 17 November
2018. - 24 November 2018. - https://www.reuters.com/article/us-
thailand-accident-boat/thailand-raises-shipwreck-that-killed-47-tourists-
hopes-to-restore-confidence-idUSKCN1NM0DA.

 Thailand sees drop in Chinese visitors after tourist boat disaster


[Online] / Reuters // Reuters.com. - Reuters, 22 Agustus 2018. - 24
November 2018. - https://www.reuters.com/article/us-thailand-tourism-
china/thailand-sees-drop-in-chinese-visitors-after-tourist-boat-disaster-
idUSKCN1L70Q0.

 Travel & Tourism Impact 2018 Thailand [Online] / Gloria Guevara


Manzo // World Travel and Tourism Council. - Rochelle Turner, March
2018. - 26 November 2018. - https://www.wttc.org/-
/media/files/reports/economic-impact-research/countries-
2018/thailand2018.pdf.

 Travel Kompas [Online] / Travel Kompas // kompas.com. - Kompas,


25 Januari 2018. - 23 November 2018. -
https://travel.kompas.com/read/2018/01/25/110000727/tahun-2017-35-
juta-turis-asing-kunjungi-thailand.

32
Lampiran I

LAPORAN KEGIATAN HARIAN

KUNJUNGAN STUDI MAHASISWA PROGRAM STUDI


HUBUNGAN INTERNASIONAL

THAILAND

15-22 September 2018

Hari Pertama, 15 September 2018

 05.00 WIB : Bis dari Salatiga-Semarang

Semua peserta kegiatan kunjungan studi berkumpul di depan


kampus sebelum berangkat menuju ke bandar udara internasional
Ahmad Yani, Semarang. Saat itu penulis tidak berkumpul bersama
dengan peserta yang lain, namun saya berangkat langsung dari rumah
saya yang ada di Semarang untuk menuju ke bandar udara
internasional Ahmad Yani.

Setibanya di bandar udara internasional Ahmad Yani,


Semarang, saya menunggu teman-teman yang lain datang. Setelah
semuanya berkumpul kami langsung melakukan check in. Saat itu
kami menggunakan maskapai penerbangan AirAsia dengan nomor
penerbangan AK329, keberangkatan pukul 08.55 WIB.

 08.55/12.15 WIB : Pesawat dari Semarang-Kuala Lumpur,


Malaysia

Kami masuk kedalam ruangan untuk melakukan check in,


kami antre berdasarkan urutan nomor tiket, lalu kami mengurutkan
berat tas dan koper kami untuk dimasukkan ke bagasi, koper yang

33
paling berat dimasukkan lebih dahulu untuk mengindari kerusakan
koper yang lain. Setelah mendapatkan tiket, semua masuk ke ruang
tunggu penerbangan internasional, namun sebelum masuk kami
melapor ke bagian imigrasi di bandar udara terlebih dahulu.

Setibanya di Kuala Lumpur International Airport, kami


langsung melapor ke bagian imigrasi di bandar udara setempat dan
mengambil bagasi kami. Setelah itu, kami diberi uang oleh
koordinator studi visit kami sebesar 150 Ringgit Malaysia untuk
membeli makan siang di area bandara. Setelah itu kami check in
untuk penerbangan selanjutnya. Untuk berangkat ke Thailand kami
terbagi atas dua penerbangan dengan waktu yang berbeda 45 menit
namun tetap dalam maskapai yang sama yaitu AirAsia.

 18.35 (waktu Malaysia) Pesawat dari Kuala Lumpur-


Bangkok, Thailand
Kami semua berkumpul dan bersantai untuk menunggu
jadwal keberangkatan kami di ruang tunggu penerbangan
internasional. Ternyata ada pengumuman bahwa penerbangan kedua
menuju ke Bangkok ditunda selama 40 menit, mendengar kabar itu
kami juga senang karena artinya kami akan tiba di Thailand dengan
jarak waktu yang tidak lama antara penerbangan pertama dan kedua.
Ketika telah diumumkan agar penumpang naik ke pesawat, kami pun
bergegas dan memastikan kembali bahwa tidak ada peserta yang
ketinggalan. Penerbangan kami menuju Bangkok ditempuh selama
kurang lebih dua jam. Namun karena kondisi cuaca yang saat itu
sedang hujan kami harus menikmati turbulensi dan berputar-putar
diatas Bangkok selama kurang lebih 20 menit.

34
Setibanya kami di bandar udara Don Mueang, Bangkok,
Thailand, kami segera menuju ke bagian imigrasi untuk melapor,
tetapi sebelum itu kami dibagikan kartu imigrasi dan wajib
mengisinya. Setelah pelaporan ke bagian imigrasi, kami melakukan
pengambilan bagasi. Setelah memastikan semuanya telah mengambil
bagasi, kami segera menumpangi bis yang telah disediakan untuk
kami tumpangi selama berada di Thailand menuju ke The Seasons
Huamark Bangkok, yaitu hotel yang akan kami pakai selama empat
malam tiga hari di Bangkok.
Di bis kami bertemu dengan pemandu kami selama kegiatan
studi visit yaitu Pak Kendo dan Mas Saiful. Mereka merupakan orang
Thailand tetapi fasih dalam berbahasa Indonesia. Selama perjalanan
di bis, Pak Kendo menjual sim card kepada para peserta seharga 300
baht atau Rp150.000,-. Namun, tidak semua peserta membelinya.
Setibanya di hotel, kami berkumpul di lobby hotel dan
menunggu pembagian kamar serta pembagian makan malam untuk
semua peserta. Kemudian, kami diberikan sedikit pengarahan lagi
terkait dengan kegiatan untuk hari esok.
 21.00 (waktu Thailand) : Istirahat

Setelah menerima kunci kamar hotel masing-masing, kami


segera menuju ke kamar. Ada beberapa peserta yang memilih untuk
beristirahat, ada yang berkunjung ke kamar peserta yang lain, dan ada
juga yang memilih untuk jalan-jalan melihat suasana sekitar hotel di
malam hari dan membeli jajanan. Saya bersama roommate memilih
untuk berkumpul bersama di kamar teman kami yang lain. Pihak
hotel menyediakan WiFi gratis namun hanya tersedia di lobby hotel,
jika ingin menggunakannya di kamar maka akan dikenakan biaya.

35
Hari Kedua, 16 September 2018

 08.00 : Sarapan
Pihak hotel akan membangunkan seluruh peserta melalui
morning call yang dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada pukul
05.30 dan 06.00 setiap paginya. Kami pun bersiap-siap untuk
melakukan kegiatan yang telah dijadwalkan pada hari itu tetapi
sebelumnya kami menyantap sarapan yang telah disediakan oleh
pihak hotel. Menu sarapan saat itu ada Indian food, Chinese food, dan
lain-lain.
 09.00 : Honey Bee Farm

Selesai sarapan kami berangkat untuk menuju ke Honey Bee


Farm. Honey Bee Farm adalah kantor pemasaran produk-produk
madu asli Thailand. Ini merupakan salah satu tempat yang
pemerintah wajibkan bagi para wisatawan untuk datangi. Di sana,
produk yang dijual bukan hanya berupa madu, tetapi ada juga sabun,
snack, dan produk lainnya yang menggunakan madu sebagai bahan
dasar/bahan campurannya. Kami disambut dengan segelar air madu,
royal jelly, dan produk lainnya untuk dicicipi. Tidak hanya datang
untuk melihat-lihat, kami akan mendengarkan penjelasan mereka
terkait dengan lebah, proses pembuatan madu, khasiat madu, dan
lain-lain. Beberapa dari mereka telah terlatih untuk menggunakan
Bahasa Indonesia sehingga penjelasan mereka disampaikan dalam
Bahasa Indonesia. Bahasa yang digunakan untuk mempromosikan
produk-produk mereka kepada kami juga menggunakan Bahasa
Indonesia.

 12.00 : Belanja di Chatuchak Weekend Market

36
Setelah sarapan, kami segera menumpangi bis yang telah
menunggu di depan hotel dan siap membawa kami ke Chatuchak
Weekend Market. Setibanya di sana, kami diberikan waktu oleh tour
guide untuk berbelanja oleh-oleh atau hanya sekedar jalan-jalan di
Chatuchak Weekend Market. Sesuai dengan namanya maka
Chatuchak Weekend Market hanya ada saat akhir pekan, yakni Sabtu
dan Minggu pukul 08.00-19.00. Chatuchak Weekend Market
merupakan pasar serba ada terbesar di Asia Tenggara dan menjadi
daya tarik bagi warga Thailand maupun wisatawan mancanegara.
Terdapat banyak sekali gerai di pasar ini dan menjual barang secara
grosir. Pasar ini menjual berbagai macam kebutuhan, seperti busana,
aksesoris, produk-produk kecantikan asli Thailand, barang-barang
antik, keperluan rumah tangga dan interior design, buku, hewan
peliharaan, tanaman, dan tentunya berbagai jenis makanan serta
jajanan. Terdapat 27 sections di Chatuchak. Di sana, disediakan pula
peta lengkap Chatuchak serta kartu pos yang dapat diambil secara
gratis.
Setelah beberapa jam menghabiskan waktu di Chatucak, kami
berkumpul di meeting point, yaitu di depan JJ Mall dan kemudian
menunggu bis yang akan datang menjemput. Setelah bis datang, kami
masuk ke dalam bis dan menyantap makan siang yang dibagikan.
 16.00 : Asiatique River Cruise
Setelah beranjak dari Chatuchak Weekend Market, kami
menuju Asiatique The Riverfront, yaitu sebuah tempat wisata berupa
pasar malam (buka dari sore hingga malam). Letak Asiatique The
Riverfront dekat dengan Sungai Chao Phraya. Jenis produk yang
dijual di sini tidak jauh berbeda dengan yang dijual di Chatucak,
begitu pun dengan harganya. Para wisatawan dapat menemukan

37
berbagai macam pernak-pernik asli Thailand, busana, tas, dan lain-
lain. Asiatique The Riverfront juga dilengkapi dengan berbagai
restoran dan kafe. Tempat ini dapat menjadi pilihan yang tepat jika
ingin melihat matahari tenggelam dan di sini tersedia banyak lokasi
foto yang bagus. Selain itu, Asiatique The Riverfront menyediakan
perahu yang dapat mengantarkan para wisatawan untuk mengitari
Sungai Chao Phraya.
 19.00 : Istirahat (Kembali ke hotel)

Setelah beberapa jam menghabiskan waktu di Asiatique The


Riverfront, kami berkumpul di meeting point yang telah disepakati.
Saat itu bis yang kami tumpangi terlambat untuk melakukan
penjemputan sehingga kami harus menunggu. Tidak lama kemudian
setelah bis datang, kami dibawa kembali ke hotel untuk beristirahat.
Setibanya di hotel, kami dibagikan makan malam.

Hari Ketiga, 17 September 2018

 06.00 : Sarapan
Sama seperti hari sebelumnya, kami akan dibangunkan oleh
pihak hotel melalui morning call sebanyak dua kali namun kali ini
morning call dilakukan lebih pagi yaitu pukul 05.00. Setelah itu,
kami bersiap-siap untuk sarapan sebelum melakukan kegiatan yang
telah dijadwalkan untuk hari itu.
 08.30 : Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di
Bangkok

Kami berangkat menuju KBRI sekitar pukul 07.00 karena


letaknya yang agak jauh dari hotel dan mengantisipasi jika terjadi
macet. Setibanya di KBRI, kami tidak langsung masuk namun kami
harus menunggu sebentar diluar gedung. Setelah waktunya masuk,
38
kami bertemu dengan beberapa staf di sana dan ada pula warga
Indonesia yang melakukan magang disana. Setelah keduanya
memasuki ruang rapat, kami pun melakukan sharing terkait dengan
kondisi atau situasi di Thailand serta hubungan antara Thailand-
Indonesia dan apa yang dikerjakan oleh KBRI di Bangkok yang
dipimpin oleh Prof. Dr. Mustari M. Pd. selaku atase pendidikan
KBRI di Bangkok. Pada saat itu juga dibuka sesi tanya-jawab dan
mahasiswa terlihat antusias dalam bertanya. Sebelum kami
meninggalkan KBRI, kami menyempatkan untuk foto bersama dan
bapak Mustari ini sangat ramah kepada kami, dia tidak menolak
untuk kami ajak berswafoto dengan kami. Namun kami tidak dapat
berlama-lama mengobrol dan berfoto dengan bapak Mustari karena
beliau masih harus menghadiri rapat selanjutnya.

 11.00 : Platinum Mall


Setelah dari KBRI kami berjalan kaki menuju ke Platinum
Mall untuk sekedar bersantai dan berjalan-jalan sembari menunggu
bis untuk menjemput kami ke destinasi selanjutnya
 13.00 : Gedung PBB di Thailand (UNESCAP, UNDP,
UNHCR)
Dari Platinum Mall kami melanjutkan kegiatan study visit
kami ke gedung PBB (United Nations) di Bangkok. Sesampainya di
depan degung PBB, kami harus menunggu diluar gedung untuk
menunggu salah satu staf dari PBB datang dan menjemput kami di
luar. Setelah itu kami masuk gedung melewati sistem pemeriksaan
gedung yang cukup ketat lalu kami diberi tanda pengenal. Kami
berkumpul di satu titik untuk bertemu dengan Ms. Tuenjai selaku
pihak penghubung antara kami dengan PBB. Kami dibawa
berkeliling gedung PBB dan akhirnya kami masuk ke ruang rapat,

39
ruangan tersebut seperti ruang seminar untuk mengikuti serangkaian
presentasi dan diskusi oleh pihak PBB.
Sebelum presentasi dimulai, staf dari PBB mengajukan
beberapa kuis untuk kami dan yang dapat menjawab kuis tersebut
akan mendapatkan hadiah berupa notes dari PPB. Setelah sesi kuis
tersebut, kami berkesempatan untuk mendengarkan pemaparan dari
perwakilan UNESCAP (United Nations Economic and Social
Commission for Asia and the Pasific) mengenai pertumbuhan
ekonomi khususnya wilayah Asia Pasific dan Thailand. Pemaparan
yang dijelaskan sangat berbau ekonomi jadi memang sebagian besar
dari kami tidak terlalu mengerti dengan grafik yang ia paparkan,
namun sungguh menambah wawasan kami. Setelah pemaparan dari
UNESCAP, dilanjutkan pemaparan oleh perwakilan dari pihak
UNDP (United Nations Development Programme). Kami
mendapatkan berbagai informasi mengenai Sustainable Development
Goals (SDGs), pembangunan di negara-negara berkembang, lalu
bagaimana peran pemuda di negara tersebut, dan lain-lain. Jika ada
hal-hal yang tidak dimengerti, kami dapat menanyakannya pada saat
sesi tanya jawab. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan oleh
UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees). Dari
pemaparan UNHCR ini kami dapat mengerti bagaimana krisis
kemanusiaan terhadap para pengungsi dan imigran khususnya di
kawasan Asia dan Thailand. Seperti yang sebelumnya, kami juga
mengajukan pertanyaan mengenai pengungsi dan juga imigran.
 17.00 : SIAM Centre, MBK

Setelah seharian melakukan kunjungan study visit, kami


menyempatkan diri untuk mampir ke Mall terbesar yang ada di
Thailand dengan total 7 mall yang saling berhubungan melalui jalan

40
layang. Kami tidak banyak berbelanja disana, beberapa ada yang
berjalan-jalan berkeliling beberapa juga ada yang memilih untuk
menikmati festival makanan yang ada di depan mall MBK.

 19.30 : Istirahat (Kembali ke hotel)

Kami tiba di hotel sekitar pukul 18.00 dan kegiatan yang para
peserta lakukan tidak jauh berbeda dengan hari sebelumnya. Kotak
makan malam akan disediakan seperti biasa, yaitu pada pukul 18.30.
Pada Malam itu saya dan teman-teman saya yang lain memutuskan
untuk berjalan-jalan di sekitar hotel dan kami menyempatkan diri
untuk masuk ke Mall yang tidak berada jauh dari hotel untuk
memberi beberapa makanan ringan serta kebutuhan kami yang lain.
Setelah itu kami kembali ke hotel untuk beristirahat.

Hari Keempat, 18 September 2018

 06.00 : Sarapan
Sama seperti hari sebelumnya, kami dibangunkan oleh pihak
hotel melalui morning call dans etelah itu, kami bersiap-siap untuk
sarapan sebelum melakukan kegiatan pada hari itu, kami hendak
mengunjungi universitas Thammasat serta beberapa destinasi wisata.
 06.30 : Thammasat University
Dari Hotel kami berangkat langsung menuju ke Universutas
Thammasat untuk melakukan kunjungan studi. Sesampainya kami di
lokasi, kami dipandu oleh Pak Kendo untuk masuk ke dalam
universitas, dan ternyata Pak Kendo adalah alumni dari universitas
Thammasat. Kami masuk ke dalam sebuah gedung dan disambut oleh
beberapa staf dan juga ada dua dosen yang sudah menunggu kami
disana. Kami diberi snack dan juga air minum sebelum kami masuk
ke dalam ruang presentasi dan mengatur diri untuk duduk. Disana
41
kami diberi kuliah selama kurang lebih dua jam dengan materi
perekonomian Asia Tenggara. Saya pribadi sangat kagum dengan
cara mengajar dari dosen tersebut karena membangkitkan semangat
untuk terus memperhatikan dosen tersebut.
Setelah mendengarkan materi dari dosen setempat, kami
berfoto bersama dan berjalan keluar untuk berkeliling area kampus.
Kami keluar dari gedung tempat kami diberi materi tadi, lalu kami
beranjak untuk berjalan ke gedung yang lain dimana didalam gedung
ini suasananya seperti museum. Kami disambut oleh staf disana dan
kami dijelaskan mengenai sedikit sejarang tentang universitas
Thammasat. Setelah itu kami berkeliling menjelajahi ruangan
tersebut dan kami meihat banyak sekali ornamen dan juga barang-
barang lama dari awal universitas itu terbentuk. Bahkan ada pula
mesin cetak yang pertama kali berfungsi di universitas tersebut
sebagai pencetak buku pembelajaran bagi para mahasiswa di zaman
dulu.
Setelah puas mengelilingi ruangan tersebut akhirnya kami
keluar dari ruangan tersebut dan tidak lupa untuk mengambil foto.
Kemudian kami melanjutkan perjalanan kami berkeliling kampus dan
berakhir di sebuah toko buku dan suvernir yang ada di kampus
tersebut. Beberapa dari kami ada yang berkeliling toko untuk
membeli suvernir, namun ada juga yang hanya duduk dan menunggu
didepan toko.
 13.00 : Grand Palace
Setelah puas berkeliling di Thammasat kami melanjutkan
perjalanan kami ke Grand Palace yaitu sebuah istana kerajaan yang
terkenal di Thailand. Karena letaknya yang tidak jauh dari kampus
Thammasat, kami menempuh perjalanan dengan berjalanan kaki.

42
Sebelum kami masuk kedalam Grand Palace, Pak Kendo
menghimbau kami semua untuk memeriksa penampilan kami, karena
disana ada aturan untuk berbusana yang rapi dan sopan. Grand Palace
merupakan kompleks Kerajaan Thailand. Di sana ramai pengunjung.
Terlihat bahwa arsitektur bangunannya adalah khas Thailand. Candi-
candi di sana berwarna emas dan beberapa di antaranya memang
dilapisi emas. Memasuki Grand Palace kami hanya memiliki waktu
sekitar 30 menit. Tidak lama memang karena kami hanya mengambil
foto di depan istana setelah itu kami beranjak untuk melanjutkan
kunjungan kami.
 14.00 : SIAM Centre, MBK dan Bangkok Art and Culture.
Kami berangkat dari Grand Palace menuju ke Siam Centre
yang terletak di pusat kota Bangkok. Disana kami diberi waktu bebas
oleh pemandu kami untuk berbelanja, sekedar berjalan-jalan atau
apapun. Pemandu juga menyarankan kami untuk pergi ke tempat-
tempat tertentu yang ada disana. Sesampainya kami di Siam Centre,
kami semua berpisah untuk bersenang-senang. Ada yang
mengunjungi museum Bangkok Art and Culture, dimana untuk
masuk museum ini tidak dikenakan biaya apapun, ada pula yang
sekedar berjalan-jalan mengelilingi skywalk dan mengabadikan
momen dalam sebuah foto.
 16:00 : Show DC Korean Mall
Setelah puas berjalan-jalan mengelilingi Siam Centre, kami
berangkat menuju ke Show DC Korean Mall. Sebelum sampai di
Show DC, kak Saiful memberi kami pengarahan mengenai mall ini
dan ada apa saja didalam mall ini. Sesampainya kami di mall kami
bersama-sama masuk dan berkumpul didalam. Kami menentukan
waktu dan meeting point kami. Setelah itu kami bebas menjelajahi

43
mall ini. Di mall ini juga terdapat ruang tunggu khusus bagi para
wisatawan. Ruang tunggu ini sangat besar dan nyaman, dilengkapi
dengan banyak kursi dan soket listrik. Fungsi dari ruang tunggu ini
adalah untuk membuat para wisawatan yang menunggu merasa
nyaman dan tidak bosan sembari membaca buku atau mengisi daya
baterai gadget mereka.
 19:00 : Chocolate Ville
Kami melanjutkan kunjungan kami hari ini dari Show DC
menuju ke Chocolate Ville. Disini kami lebih banyak berfoto dan
berjalan berkeliling menikmati angin malam. Pada saat kami akan
kembali dan menunggu bus, saya dan teman saya Sofyan bersenang-
senang menghibur teman-teman kami yang lain dengan menari
bersama di depan Chocolate Ville.
 21:00 : Istirahat (kembali ke hotel)
Setelah seharian bersenang-senang dan menikmati indahnya
Grand Palace, kami pulang menuju hotel untuk beristirahat. Seperti
biasa kami diberi makan malam dan kami beranjak ke kamar kami
masing-masing. Di malam ini kami harus bersiap-siap untuk packing
dan check out esok hari untuk berangkat ke Pattaya. Jadi malam itu
kami semua berada di kamar kami masing-masing untuk lekas
membereskan barang-barang kami kemudian beristirahat.

Hari Kelima, 19 September 2018

 08.00 : Sarapan
Seperti biasa, kami dibangunkan oleh morning call lalu
bergegas untuk sarapan serta membawa koper kami ke lobby hotel
karena akan check out pagi itu.
 10.00 : Wat Pho, Wat Arun

44
Tempat wisata yang hari ini kami kungjungi sembari
melakukan perjalanan ke Pattaya adalah Wat Arun yang merupakan
sebuah kuil besar. Pagoda-pagoda di Wat Arun dihiasi dengan
kepingan porselen dan kerang sehingga terlihat anggun menawan. Di
sana terdapat banyak penjual oleh-oleh khas Thailand dan mereka
dapat berbahasa Indonesia. Harga yang ditawarkan tidak jauh
berbeda dengan di Chatuchak dan bahkan ada yang justru lebih
murah. Selain itu, kita masih dapat menawar harga yang ditetapkan
oleh penjual.
Setelah itu kami beranjak menuju ke Wat Pho yang
merupakan kuil yang terkenal dengan adanya patung Buddha
berbaring ( The Reclining Buddha). Tidak diperkenankan untuk
menggunakan sendal/sepatu dan topi jika ingin masuk ke dalamnya
dan berfoto dengan patung Buddha berbaring. Di sana akan
disediakan tas plastik kecil sebagai tempat sendal/sepatu. Ketika akan
pulang, tas tersebut harus dikembalikan.
 14.00 : Thai Chocolate House
Kami melanjutkan perjalanan kami dari Wat Pho menuju ke
Thai Chocolate House yang sama seperti Honey Bee Farm,
merupakan salah satu program kunjungan wajib dari pemerintah
Thailand. Disana banyak sekali macam-macam coklat, mulai dari
yang polos dan juga dengan berbagai rasa. Bahkan ada pula rasa khas
masakan Thailand yaitu Tom Yum dengan rasa pedas dan sedikit
masam namun tidak meninggalkan rasa coklat itu sendiri.
 16.00 : Gems Gallery Pattaya
Sama seperti Honey Bee Farm, Grand Palace, Wat Pho, dan
Wat Arun, Gems Gallery merupakan salah satu tempat yang
diwajibkan bagi para wisatawan untuk datang berkunjung. Gems

45
Gallery merupakan perusahaan permata terbesar di Thailand, dan
yang di Pattaya ini merupakn cabang dari yang ada di Bangkok. Di
sini kita akan menumpangi kereta kecil dan dibawa masuk untuk
melihat cara pembuatan permata dan perhiasan. Setelah itu kita dapat
melihat-lihat perhiasan yang dijual oleh mereka seperti gelang,
kalung, anting-anting, ada juga dompet serta tas dari kulit, dan lain-
lain. Pegawai di sana ramah dan lancar dalam menggunakan Bahasa
Indonesia.
 17.00 : Erawadee Herbal Medicine
Satu lagi destinasi yang diwajibkan oleh pemerintah Thailand
yaitu Erawadee Herbal Medicine. Disini banyak sekali macam-
macam obat-obatan herbal alami. Ada yang berbentuk minyak oles,
balsam dan lain-lain. Kami juga diberi sedikit briefing oleh staf
mengenai kegunaan obat-obatan yang ada disini dalam bahasa
Indonesia dan ternyata staf yang melayani kami adalah asli orang
Indonesia.
 17.30 : Pattaya
Kami melanjutkan perjalanan kami ke Pattaya. Hotel yang
kami tempati adalah Mike Beach Hotel Pattaya. Sesampainya di hotel
kami check in lalu beristirahat sejenak. Para peserta diberi kebebasan
untuk jalan-jalan ke sekitar hotel, pantai, maupun Pattaya Walking
Street. Saya dan teman-teman saya yang lain memutuskan untuk
berjalan ke mall yang ada di belakang hotel lalu kami ke pantai dan
berjalan-jalan di Pattaya Beach Walk sembari menikmati street food
berupa sate seafood dan juga daging. Setelah itu, kami kembali ke
hotel dan kamar masing-masing untuk istirahat maupun sekedar
nonton televisi.

Hari Keenam, 20 September 2018

46
 08.00 : Sarapan dan free event
Untuk kali ini kami tidak mendapatkan morning call namun
kami tetap bangun pagi untuk menikmati sarapan yang sudah
disediakan oleh pihak hotel. Hari ini adalah acara bebas bagi kami
semua, ada yang berjalan-jalan dan ada pula yang memutuskan untuk
beristirahat di hotel. Setelah sarapan, saya dan beberapa teman saya
berganti pakaian untuk menikmati kolam renang di hotel. Kemudian
kami bersiap-siap untuk berjalan dan menikmati Pattaya. Saya dan
beberap teman saya berjalan menyusuri pantai dan juga tempat-
tempat lain yang ada di Pattaya. Pada kesempatan kali ini, para
peserta juga diberi waktu untuk melakukan wawancara dengan orang
lokal bila diperlukan.
Di hari ini kami sangat menikmati Thailand dan juga pantai
Pattaya. malam harinya kami harus packing untuk persiapan check
out esok hari dan kembali ke Indonesia.

Hari Ketujuh, 21 September 2018

 08.00 : Sarapan dan check out


 10:00 : Nong Nooch Tropical Botanical Garden, Dried Food
Market, Don Mueang
Setelah check out dari hotel, kami menuju ke Nong Nooch
Tropical Botanical Garden yang merupakan taman terbesar di
Thailand dan dikelola oleh pihak swasta. Tamannya sangat indah dan
di sana terdapat pertunjukan tarian tradisional Thailand, tradisi
perang antara Siam dan Burma, serta Muay Thai. Secara keseluruhan
pertunjukan itu berlangsung selama 30 menit, lalu 30 menit
berikutnya akan diisi dengan pertunjukan gajah. Di sini juga para

47
wisatawan dapat berfoto dengan harimau (dikenakan biaya
tambahan) serta melihat koleksi mobil yang menarik.
Setelah berfoto di taman dan melihat pertunjukan yang ada,
kami menuju food court yang terletak di dalam Nong Nooch Tropical
Botanical Garden untuk makan siang. Makan siang terakhir di
Thailand saat itu terasa lebih spesial dari makan siang sebelumnya.
Makan siang kala itu disajikan dengan sistem prasmanan dan kami
bertemu dengan para rombongan yang juga berasal dari Indonesia.
Kami bergegas ke dalam bus setelah makan siang. Kami
melanjutkan perjalanan dari Pattaya menuju ke bandar udara
Internasional Don Mueang, Bangkok. Sebelum ke Don Mueang,
kami mampir sebentar di Dried Food Market yang merupakan pusat
oleh-oleh khas Thailand berupa makanan kering dan ada juga
beberapa yang bukan makanan kering. Kebanyakan karyawan di sana
dapat berbahasa Indonesia. Dalam perjalanan menuju Don Mueang
kami dibagikan makan sore.
Setibanya di Don Mueang, kami berpamitan dengan supir bis
dan istrinya yang setia mengantarkan kami selama di Thailand. Lalu
kami bergegas mengambil koper kami dan masuk ke dalam bandar
udara untuk check in. Saat itu Kak Saiful turut masuk ke dalam
bersama kami. Setelah memegang tiket, kami segera melapor ke
bagian imigrasi. Kami masih menggunakan maskapai yang sama
yaitu AirAsia.
 20.20 : Penerbangan dari Bangkok ke Kuala Lumpur
Seperti saat berangkat, kami dibagi menjadi dua penerbangan
dengan jarak waktu 30 menit. Namun karena cuaca di Thailand yang
sedang hujan deras maka kedua penerbangan ditunda selama seita 1-2
jam. Sembari menunggu, para peserta ada yang memutuskan untuk

48
tidur, membaca, dan juga bermain kartu dengan peserta yang lain.
Setelah ada pengumuman, kami bergegas untuk masuk ke pesawat.
Hari Kedelapan, 22 September 2018
 01.30 : KLIA
Sesampainya kami di bandar udara internasional Kuala
Lumpur, kami menghabiskan sisa ringgit kami untuk makan di food
court yang terelat di area bandar udara. Setelah makan kami
berkumpul di meeting point untuk check in dan melapor ke bagian
imigrasi untuk berangkat kembali ke indonesia
 06.55 WIB : Penerbangan dari KLIA ke Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
 09.00 WIB : Tiba di Semarang dan melanjutkan perjalanan ke
Salatiga.

49
Lampiran II

DOKUMENTASI KEGIATAN

KUNJUNGAN STUDI MAHASISWA PROGRAM STUDI


HUBUNGAN INTERNASIONAL

THAILAND

15-22 September 2018

 Suasana di Bandar Udara

 Suasana di Chatuchak Weekend Market dan Asiatique River

50
 Suasana di KBRI dan UN Bangkok dan Thammasat University

51
52
 Suasana di Grand Pallace, Wat Pho, Wat Arun

 Suasana di Siam Centre, MBK, Show DC Korean Mall

53
 Suasana di Pattaya

 Suasana di Nong Nooch Tropical Botanical Garden

54

Anda mungkin juga menyukai