Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemeriksaan preparat apus darah tepi merupakan pemeriksaan darah rutin

dan pemeriksaan penyaring. Pemeriksaan darah rutin terdiri dari hemoglobin,

jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, dan laju endapan darah. Pemeriksaan

penyaring terdiri dari gambaran darah tepi, jumlah eritrosit, hematokrit, indeks

eritrosit, jumlah retikolosit, dan trombosit. (Budiwiyono I ,1995)

Menurut jenisnya preparat apus darah tepi dibagi menjadi dua yaitu

sediaan hapus darah tipis dan sediaan hapus darah tebal. (Ismid IS, 2000) Preparat

darah apus tipis yaitu preparat yang sedikit membutuhkan darah untuk

pemeriksaan dibandingkan dengan preparat darah apus tebal, morfologinya lebih

jelas, dan perubahaan pada eritrosit dapat terlihat jelas. (Budiwiyono I, 1995)

Eritrosit merupakan sel darah yang tidak mempunyai inti dan granula.

Morfologi eritrosit sangat penting dalam pembacaan preparat darah apus, selain dari

segi penyebaran eritrosit yang berfungsi sebagai zona hitung jenis sel, pembacaan

morfologi eritrosit juga dapat membantu mendirikan diagnosa beberapa penyakit,

seperti anemia. (R. Gandasoebrata, 2007) Warna eritrosit dalam sediaan darah apus

dapat menghasilkan warna yang berbeda-beda sesuai dengan jenis pengecatannya.

Pewarnaan preparat darah apus menurut Romanowsky ada empat macam

pewarnaan preparat darah apus yaitu pewarnaan wright’s stain, pewarnaan

lieshman, pewarnaan may grunwald, pewarnaan giemsa, (Tjokronegoro A, 1996)

1
namun yang sering digunakan antara lain pewarnaan giemsa dan wright. (R.

Gandasoebrata, 2007)

Pewarnaan giemsa adalah pulasan yang terdiri dari eosin, metilin azur dan

metilen blue berguna untuk mewarnai sel darah dan melakukan fiksasi sendiri

dengan metil alkohol. Sedangkan pewarnaan wright adalah pulasan yang

mengandung eosin Y, azure B, metilen blue, dan metil alkohol dalam konsentrasi

tinggi, sehingga tidak perlu mengadakan fiksasi tersendiri. (R. Gandasoebrata,

2007). Perbedaan ini memungkinkan komposisi cat dan fiksasi dapat

memengaruhi warna, ukuran, bentuk sel eritrosit, kerataan cat dan endaan cat.

Warna, ukuran, bentuk sel eritrosit dapat memberikan hasil yang berbeda

sehingga terjadi perbedaan penilaian preparat darah hapus dan mendirikan

diaknosa penyakit. Sedangkan kualitas cat semakin baik maka akan memudah

pembacaan preparat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan suatu

permasalahan, “Bagaimana perbedaan hasil pewarnaan giemsa dan wright

terhadap morfologi eritrosit dan kualitas cat pada preparat darah apus?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan hasil pewarnaan giemsa dan wright terhadap

morfologi eritrosit dan kualitas cat pada preparat darah apus.


2. Tujuan Khusus

a. Membedakan hasil pewarnaan giemsa dan wright terhadap morfologi

eritrosit pada preparat darah apus.

b. Membedakan hasil pewarnaan giemsa dan wright terhadap kualitas cat

pada preparat darah apus.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan kepada

para petugas kesehatan, khususnya kepada analis yang bekerja di laboratorium,

tentang perbedaan hasil pewarnaan giemsa dan wright terhadap morfologi eritrosit

dan kualitas cat pada preparat darah hapus.

Anda mungkin juga menyukai