Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PERSIAPAN PENYEMPURNAAN

Pengaruh Variasi Waktu Pada Proses Merserisasi Kain Kapas


Disusun oleh :

Nama anggota : 1. Diva Mustopa

2. Hanifah Eka P

3. Indri Nur A

4. Kiffan Rizky R

Dosen : 1. Ir. Elly K., Bk.Teks, M.Pd

2. Ikhwanul Muslim, S.ST., M.T.

3. Eka O., S.ST., M.T.

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan


1.1.1. Maksud
Menganalisa dan mengevaluasi hasil proses merserisasi
1.1.2. Tujuan
Mendapatkan hasil optimum pada proses merserisasi dari variasi waktu pada
kain kapas
BAB II
TEORI DASAR
Serat adalah sebuah zat yang panjang, tipis, dan mudah dibengkokkan. Panjang
serat beberapa ratus kali lebarnya. Ditinjau dari segi zat kimia penyusunnya, serat tekstil
tersusun atas molekul-molekul yang sangat besar yaitu berupa selulosa, protein,
thermoplastics atau mineral. Serat digunakan sebagai bahan dasar kebutuhan sandang
kehidupan manusia yaitu bahan dasar pakaian, alat rumah tangga dan lain-lain.

Serat buatan maupun serat alam dapat dijadikan bahan dasar pakaian. Sebelum
dijadikan pakaian, serat-serat akan dijadikan kain-kain mentah dan kain-kain mentah
yang telah dibuat akan disempurnakan dan dibuat menjadi kain yang berkulaitas baik.
Serat mempunyai sifat dan ciri khasnya masing-masing, ada beberapa sifat yang
menguntungkan maupun merugikan. Untuk menyempurnakan kegunaan serat dan
mengoptimalkan penggunaannya maka dilakukan beberapa proses persiapan
penyempurnaan. Proses persiapan penyempurnaan diantaranya singeing (bakar bulu),
desizing (penghilangan kanji), scouring (pemasakan, degumming, relaxing), bleaching
(pengelantangan), heat setting (pemantapan panas), mercerization (mersserisasi), weight reduce
(pengurangan berat), optical brightening (pemutihan optic), dan proses simultan. Proses
persiapan penyempurnaan yang dilakukan pada praktikum ini adalah proses desizing atau proses
penghilangan kanji dan kain mentah (grey) yang digunakan adalah kain grey kapas.

2.1 Serat Kapas

Serat kapas diperoleh dari buah kapas. Buah kapas yang sudah matang dipetik,
bulu-bulunya dipisahkan dari bijinya, dibersihkan dan dipintal. Bulu-bulu pendek yang
masih melekat pada biji-biji kapas tersebut disebut linter. Kapas terutama tersusun atas
selulose. Selulose dalam kapas mencapai 94 % dan sisanya terdiri atas protein, pektat,
lilin, abu dan zat lain. Proses pemasakan dan pemutihan serat akan mengurangi jumlah
zat bukan selulose dan meningkatkan persentase selulose.

Serat kapas pada umumnya tahan terhadap penyimpanan, pengolahan, dan


pemakaian sehari-hari, kapas bersifat higroskopis atau menyerap air. Kapas memiliki
ketahanan terhadap panas yang tinggi, dan tahan sabun alkali. kapas memiliki beberapa
sifat istimewa, misalnya mudah dicuci, dan dalam pemakaiannya nyaman saat dipakai,
menyerap panas tubuh sehingga kapas lebih unggul dari Serat-Serat lain.

Salah satu kain yang berasal dari serat kapas, yaitu kain katun. Kain katun
memiliki kelebihan dibanding dari bahan sintetis, katun lembut di tubuh, karena memiliki
sirkulasi udara yang baik, menyerap panas tubuh sehingga terasa tetap sejuk, dan kering,
karena mampu menyerap keringat, berdasarkan sifat tersebut kain katun ideal untuk
dijadikan busana anak. Kelebihan katun yang lain adalah katun memiliki sifat
hypoallergenic dan resisten terhadap tungau debu, sehingga cocok bagi penderita asma,
atau yang berkulit sensitif. Maka dari itu banyak sekali bahan-bahan pakaian yang
berasal dari serat kapas.

Dari sekian banyak kelebihan serat kapas, ternyata serat kapas mempunyai
kelemahan yaitu diantaranya mudah diserang oleh jamur dan bakteri terutama pada
keadaan lembab, dan pada suhu hangat dan mudah kusut.

2.2 Kain Grey (Kain Mentah)

Kain grey adalah kain mentah yang masih mengandung banyak kotoran–kotoran baik
berupa kotoran alam maupun kotoran yang berasal dari luar. Kotoran alam adalah
kotoran yang timbul bersama tumbuhnya serat seperti malam, lemak/lilin, pigmen dan
lainnya. Kotoran luar adalah kotoran yang timbul karena proses pengerjaan dari
pengolahan serat sampai menjadi kain seperti noda minyak, potongan daun, ranting,
debu, dan kanji yang sengaja ditambahkan sebelum pertenunan. Lemak, malam/lilin
dan kanji bersifat menghalangi penyerapan larutan (hidrofob).
Kain grey jenisnya bermacam-macam tergantung jenis serat yang digunakan sepert :

1. Kain grey dari serat selulosa


- Kain Grey Kapas
- Kain Grey Rayon Viskosa
2. Kain Grey dari Serat Protein
- Kain Grey Sutera
- Kain Grey Wol
3. Kain Grey dari Serat Campuran
- Kain Grey Tetoron Kapas (T/C)
- Kain Grey Tetoron Rayon (T/R)

Kain grey kapas mengandung kotoran - kotoran baik berupa kotoran alam maupun
kotoran luar selain itu terdapat pula kotoran berupa bulu–bulu serat pada permukaannya
sebagai akibat dari gesekan-gesekan mekanik dan peregangan-peregangan pada waktu
proses pertenunan, bulu-bulu pada permukaan kain menyebabkan hasil pencelupan
warnanya kurang cerah dan pada pencapan menyebabkan warna blobor dan motif
kurang tajam. Kotoran – kotoran berbentuk bulu tersebut terdapat pula pada kain grey
rayon, wol, dan kain grey campuran. Serat sutera mengandung kotoran alam berupa
serisin.

Kotoran–kotoran alam, kotoran luar maupun bulu-bulu pada permukaan kain akan
mengganggu proses penyempurnaan tekstil baik pengelantangan, pencelupan, maupun
pencapan sehingga perlu dihilangkan dalam proses persiapan penyempurnaan.
BAB III
PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
 Beaker glass - NaOH
 Batang pengaduk - Zat Pembasah
 Setrika - CH3COOH 98%
 Mikroskop
 Gabus
 Benang
 Jarum
 Gunting
3.2. Diagram Alir

Timbang Bahan

Perendaman dalam larutan NaOH

Peregangan

Pemerasan/padding

Pencucian air panas

penetralan
Evaluasi :

- tes daya serap

- Uji mikroskop : melintang &membujur

3.3. Resep
𝑔
NaOH : 300 ⁄𝐿
CH3COOH 98% : 50 mL dalam 2 L air
Suhu : Kamar
Waktu : 35 s, 45 s, 55s

3.4. Fungsi zat

 NaOH = Zat yang akan menyabunkan lemak, malam, minyak, menjadi sabun
yang larut dalam air dan menggelembungkan serat sehingga mudah menyerap
larutan pemasakan
 CH3COOH 98% = sebagai zat penetral

3.5. Skema Perendaman


kamar
Suhu

Waktu (s)

35s 45s 55s


BAB IV
DISKUSI
Tabel Penampang Kain Grey Kapas Sebelum Dimerser

Membujur Melintang

Pada hasil mikroskop pada penampang melintang,


Pada hasil mikroskop pada penampang kain sebelum dimerser menunjukkan bentuk serat
membujur ,kain sebelum dimerser terdapat masih seperti ginjal.
puntiran seperti pita.

Tabel Penampang Kain Grey Kapas Setelah Dimerser

Membujur Melintang
( 35 detik) ( 35 detik)
Hasil mikroskop penampang melintang pada
Hasil mikroskop penampang membujur kain yang telah dimerser selama 35 detik, serat
pada kain yang telah dimerser selama 35 kapas masih terlihat memiliki bentuk seperti
detik, serat kapas masih terlihat berbentuk ginjal dan beberapa sudah ada ynag
seperti pita tapi tidak terlalu memuntir. menggelembung.

( 45 detik) ( 45 detik )
Pada hasil merserisasi selama 45 detik. Pada hasil merserisasi selama 45 detik. Dilihat
Dilihat dari mikroskop serat mulai dari mikroskop, pada penampang melintang
mengelembung dan masih terdapat serat kapas masih ada yang terlihat seperti
beberapa serat yang berbentuk seperti pita. ginjal dan ada yang berbentuk elips karena
menggelembung.
( 55 detik ) ( 55 detik )
Pada hasil merserisasi selama 55 detik. Pad hasil merserisasi selama 55 detik. Dilihat
Dilihat dari mikroskop serat mulai dari mikroskop, pada penampang melintang
menggelembung dan masih terdapat serat kapas masih terlihat berbentuk seperti
beberapa serat yang berbentuk seperti pita ginjal.

Dari hasil praktikum diketahui bahwa kain yang telah dimerserisasi dengan waktu
35 detik belum menunjukkan penggelembungan serat, pada waktu 45 detik serat kapas
juga belum mulai menunjukkan adanya penggelembungan, dan pada waktu 55 detik
serat kapas mulai menggalami penggelembungan tetepi tidak secara merata. Di ketahui
bahwa larutan NaOH digunakan untuk menggelebungkan serat selulosa. Pengaruh
waktu yang kurang terlalu lama sehingga belum menunjukkan hasil yang maksimal.
Tetapi jika kain kapas jika direndam terlalu lama dalam larutan NaOH 300 g/l, serat-serat
kapas akan mengalami kerusakan. Untuk daya serap disemua variasi waktu memiliki
daya serap yang sama yaitu lebih dari 1 menit. Karena kain yang digunakan yaitu kain
grey yang masih belum di proses sehingga masih terdapat kandungan kanji di dalam kain
tersebut.
BAB V

KESIMPULAN

Pada praktikum merserisasi, nilai optimum pada variasi waktu yaitu pada waktu 55 detik
dengan penampang membujur yang sudah terlihat tidak berbentuk seperti pita lagi dan
penampang melintang yang beberapa sudah berbentuk elips/bulat. Untuk daya serap disemua
variasi waktu sama yaitu > 1 menit

Anda mungkin juga menyukai