Anda di halaman 1dari 9

BUSINESS FUNCTION

A. Tujuan Praktikum
Pada praktikum Sistem Basis Data ini akan digunakan salah satu sistem manajemen Basis Data yang
sudah dikenal dan cukup handal, yaitu Oracle Database. Oracle merupakan salah satu sistem manajemen
Basis Data yang cukup dapat dihandalkan untuk menangani data, baik dalam skala kecil maupun dalam
skala besar. Beberapa perusahaan Nasional dan Multi Nasional di Indonesia menggunakan Oracle sebagai
salah satu sistem untuk mengatasi data perusahaan. Oracle Database memiliki beberapa versi, dimulai dari
Oracle Database 9i, Oracle Database 10g, Oracle Database 11g, dan Oracle Database 12c. Versi terbaru
adalah Oracle 12c. Sedangkan untuk versi express (untuk skala enterprise lebih kecil), oracle menyediakan
Oracle Database Express.
Praktikum Sistem Basis Data akan mencakup pengenalan database relasional, SQL (Structure Query
Language), Obyek Basis Data, dan pengenalan dasar programming basis data dengan menggunakan
procedural SQL (PL/SQL). Diharapkan dengan mengikuti praktikum simbad selama satu semester,
mahasiswa dapat:
1) Memahami struktur yang ada di dalam database dan memahami relational database yang ada.
2) Memahami dan mengerti struktur bahasa SQL yang merupakan salah satu bahasa yang harus
dipelajari
3) Memahami dan mengerti obyek – obyek basis data yang terdapat di dalam sistem manajemen basis
data (Database Management Systems / DBMS)
4) Memahami dan mengerti programming dasar di level database dengan menggunakan Procedural
SQL (PL/SQL).
5) Menggunakan bahasa SQL untuk membuat obyek basis data, menampilkan data, mengubah data,
dan menghapus data.
6) Menciptakan obyek basis data lainnya.
7) Menggunakan bahasa pemrograman database untuk melakukan pemrograman level basis data.

B. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari pertemuan pertama praktikum ini adalah memberikan pemahaman kepada
mahasiswa tentang perbedaan antara structural business rules dan procedural business rules. Selain itu, akan
dibahas jenis – jenis relasi yang terjadi dalam relasi antarentitas.
C. Pengantar
Organisasi formal / badan usaha bekerja berdasarkan aturan – aturan dan seperangkat hukum dan
kebijakan yang dibuat oleh pimpinan. Prinsip – prinsip pengendalian yang tertuang dalam aturan – aturan
tersebut yang disebut dengan aturan bisnis / business rules. Aturan bisnis sendiri memiliki peranan dalam
menentukan desain basis data. Hal ini dikarenakan dengan adanya aturan bisnis akan membantu dalam
menerapkan aturan tersebut ke dalam sistem yang akan di bangun. Aturan – aturan bisnis ini perlu
diterapkan ke dalam basis data yang akan dibangun dan harus dapat diakomodasikan ke dalam sistem.
Menurut Business Rules Group (1993), aturan bisnis adalah pernyataan yang mendefinisikan atau
membatasi beberapa aspek bisnis. Adanya aturan-aturan bisnis ini dimaksudkan untuk menegaskan struktur
bisnis atau untuk mengendalikan atau mempengaruhi perilaku bisnis. Aturan bisnis biasanya dituliskan
dalam dokumentasi sederhana terkait sistem yang dibangun dan menghubungkannya dengan spesifikasi
kebutuhan fungsional.
Menurut Business Rules Group, terdapat 5 aturan bisnis, yaitu :
1. Fakta
Fakta adalah pernyataan yang benar tentang bisnis. Contoh : setiap pesanan yang di pesan harus
di kenakan pajak restoran, setiap mahasiswa harus melakukan registrasi.
2. Constraints
Constraints merupakan aturan bisnis yang digunakan untuk membatasi aksi – aksi yang
diperbolehkan oleh sistem atau user. Biasanya dalam constraints terdapat kata – kata : harus,
tidak boleh, hanya, harus tidak.
Contoh : Setiap pesanan yang di bawa pulang, tidak boleh dikenakan biaya tambahan, setiap
pesanan harus siap dalam waktu 15 menit.
3. Action Enablers
Action enablers adalah aturan yang memicu terjadinya beberapa aktivitas di bawah kondisis
khusus/tertentu. Pernyataan action enabler biasanya ditulis dengan situasi “JIKA <kondisi
benar atau kejadian tertentu terjadi>, MAKA <sesuatu akan tejadi>”.
Contoh : Jika terjadi keterlambatan dalam penyajian pesanan, maka akan diberikan French fries
gratis, Jika file attachment yang diupload ke dalam e-Class melebihi 5 Mb, maka mahasiswa
harus mengunggahnya ke penyimpanan eksternal.
4. Inferences
Inferences sebenarnya mirip dengan action enablers yaitu harus terpenuhinya kondisi tertentu.
Hanya saja perbedaannya jika kondisi benar atau terpenuhi, maka tidak menyebabkan sesuatu
akan terjadi, melainkan menciptakan satu fakta (fact) baru atau sepotong informasi baru.
Contoh : Jika dalam 30 hari pesanan tidak dibayar, maka pesanan hangus, Bahan kimia yang
mengandung toksin lebih kecil dari 5 mg/kg dimasukkan kategori berbahaya.
5. Computations
Computations merupakan aturan-aturan bisnis yang menentukan komputasi apa yang harus
dikerjakan oleh sistem menggunakan formula matematika atau algoritma tertentu.
Contoh : Nilai Akhir = (0.3 * Nilai UTS) + (0.3 * Nilai UAS) + (0.4 * Tugas); Amnesti Pajak
= 3% dari total nilai aset yang di deklarasikan.

D. Prelab Activity
Jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
1. Buatlah contoh 3 aturan bisnis yang termasuk ke dalam Fakta!
2. Buatlah contoh 3 aturan bisnis yang termasuk ke dalam Constraints!
3. Buatlah contoh 3 aturan bisnis yang termasuk ke dalam Action Enablers!
4. Buatlah contoh 3 aturan bisnis yang termasuk ke dalam Inferences!
5. Buatlah contoh 3 aturan bisnis yang termasuk ke dalam Computations!

E. Inlab Activity
1. Struktural dan Prosedural Business Rules
Terdapat 2 jenis business rules (aturan bisnis), yaitu structural dan procedural business rules. Struktural
business rules mengindikasikan tipe dari informasi yang akan disimpan dan bagaimana elemen – elemen
system berinteraksi dan ketergantungan. Sedangkan procedural business rules berhubungan dengan langkah
– langkah, prosedur kerja, alur kerja.
Contoh Struktural Business Rules :
 Setiap dosen harus memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN)
 Setiap mahasiswa harus memiliki Nomor Induk Mahasiswa (NIM)
 Pengiriman paket melalui pos harus disertai dengan no resi untuk masing – masing paket
 Setiap dosen yang mengajar matakuliah harus sudah lulus S2.
 Setiap buku ditulis oleh pengarang dan harus memiliki ISBN
Sedangkan contoh Prosedural Business Rules:
 Prosedur Registrasi Mahasiswa
 Prosedur Pendaftaran Mahasiswa Baru
 Prosedur Pembayaran Kuliah
 Setiap pengajuan proposal penelitian harus di setujui oleh Dekan Fakultas
Konsep structural dan procedural business rules sangat diperlukan untuk mengambarkan ER Diagram.
Struktural business rules dapat digambarkan dalam ERD sedangkan untuk procedural business rules tidak
dapat digambarkan dalam ERD.
Dengan adanya hubungan tersebut, ini berarti di dalam relasi melibatkan 2 entitas yang berbeda atau
juga dapat terjadi hanya ke 1 entitas itu sendiri. Sifat dari relasi ini adalah:
 Memiliki hubungan 2 arah
 Memiliki nama di tiap akhir hubungan
 Memiliki opsionalitas
 Memiliki kardinalitas
Structural Business Rules mengindikasikan tipe dari informasi yang akan disimpan dan bagaimana
elemen informasi berhubungan satu dengan lainnya.
Contoh :
 Setiap pesanan yang ada dalam restoran harus ditangani oleh salah seorang staff.
 Setiap guru harus tersertifikasi dan memiliki nomor sertifikat.
Dari dua contoh tersebut, dapat di gambarkan ERD sebagai berikut :

Gambar 1 : Hasil ERD dari Structural Business Rules

Pertanyaan :
Bagaimana menggambarkan structured business rules untuk :
a) Setiap pengambilan matakuliah mahasiswa harus tercatat dalam registrasi
b) Setiap mahasiswa yang hadir di dalam setiap sesi pertemuan harus tercatat dalam presensi
c) Setiap karyawan yang bekerja dalam shift harus tercatat dalam kartu presensi
d) Setiap mahasiswa di bimbing oleh satu dosen wali

Sedangkan untuk procedural business rules, harus digambarkan dengan flowchart untuk menentukan
alur kerja. Contoh procedural business rules :
a) Setiap mahasiswa yang mengambil matakuliah algoritma dan pemrograman harus lulus
matakuliah Dasar – Dasar Pemrograman.
b) Setiap mahasiswa yang akan mengambil matakuliah skripsi, harus telah mengambil
matakuliah sebanyak 130 SKS

Dari contoh (a) dan (b) diatas, dapatkah kita mengambarkan ke dalam ER Diagram?
Hasil dari procedural business rules tidak dapat dituliskan ke dalam ER Diagram. Oleh sebab itu, di
dalam pengembangannya, untuk mengakomodasi procedural business rules, diperlukan suatu flowchart.

SOAL INLAB 1
Kerjakan Inlab 1 di bawah ini di buku anda.

2. Relasi dalam Basis Data

Relasi adalah hubungan antara tabel yang mempresentasikan hubungan antar objek di dunia nyata.
Relasi merupakan hubungan yang terjadi pada suatu tabel dengan lainnya yang mempresentasikan
hubungan antar objek di dunia nyata dan berfungsi untuk mengatur mengatur operasi suatu database.
Terdaapat beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan relasi, yaitu:
 Dapatkah satu mahasiswa mengambil lebih dari satu matakuliah?
 Dapatkah satu matakuliah mengambil lebih dari satu mahasiswa?
 Dapatkah satu matakuliah diajar oleh lebih dari satu dosen?
 Dapatkah satu dosen mengajar lebih dari satu matakuliah?
 Seperti yang kita ketahui, semua relasi entitas yang kita miliki harus sesuai dengan aturan
bisnis yang kita terapkan
 Apabila sesuai dengan aturan bisnis yang kita terapkan, biaya kesalahan dapat di tekan.
Kesesuaian ini dapat membantu untuk mengimplementasikan di lingkungan bisnis
1. Relasi One to One
Relasi one to one dapat diartikan sebagai relasi yang terjadi antarentitas dimana Setiap baris
data pada tabel pertama dihubungkan hanya ke satu baris data pada tabel ke dua. Contoh relasi
one to one adalah : relasi antara anak dengan ibu, relasi antara suami dengan istri.
2. Relasi One to Many
Relasi One to Many dapat diartikan sebagai Setiap baris data dari tabel pertama dapat
dihubungkan ke satu baris atau lebih data pada tabel ke dua. Relasi one to many di dalam ER
Diagram dituliskan dengan 1:M. Many berarti bisa 1 atau lebih atau 0 atau lebih.
Lambang dari relasi one to many adalah sebagai berikut:

Contoh relasi one to many: relasi perwalian antara tabel dosen dan tabel mahasiswa. Satu baris
dosen atau satu dosen bisa berhubungan dengan satu baris atau lebih mahasiswa.
3. Relasi Many to Many
Relasi Many to Many dapat diartikan sebagai Satu baris atau lebih data pada tabel pertama
bisa dihubugkan ke satu atau lebih baris data pada tabel ke dua. Artinya ada banyak baris di
tabel satu dan tabel dua yang saling berhubungan satu sama lain.
Relasi many to many di tuliskan dengan M:M pada ER Diagram. Many to Many Relationship
dapat digambarkan dengan lambing :
Relasi many to many menjadikan indikasi bahwa terdapat entitas yang hilang di tengah.
Contoh: relasi antar tabel mahasiswa dan tabel mata kuliah. Satu baris mahasiswa bisa
berhubungan dengan banyak baris mata kuliah begitu juga sebaliknya

Untuk melihat contoh dari Relasi masing – masing, dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2: Contoh Relasi

Contoh lain untuk jenis relasi:


1. One to One Relationship
2. One to Many Relationship

3. Many to Many Relationship


QUIZ:

Apa perbedaan kedua relasi tersebut?

SOAL INLAB 2
Kerjakan Inlab 2 di bawah ini di buku anda.

SOAL POST LAB 3

SOAL HOME ACTIVITY 3


Kerjakan Tugas ini dirumah secara individu dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
1. Ambilah salah satu studi kasus
2. Identifikasi structured business rules dalam kasus tersebut. Sebutkan minimal 3 structured business
rules dalam kasus tersebut.
3. Identifikasi procedural business rules dalam kasus tersebut. Sebutkan minimal 3 procedural
business rules dalam kasus tersebut.
4. Identifikasi entitas – entitas yang ada dalam studi kasus tersebut
5. Tentukan atribut – atribut yang termasuk di dalam entitas yang disebutkan pada nomor 4. Lengkapi
pula atribut tersebut apakah termasuk mandatory atau opsional. Dan tentukan pula UID dari masing
– masing entitas.
6. Tentukan relasi yang terjadi antarentitas tersebut dan jenis dari relasi yang terjadi (1:1, 1:M, M:M).

Anda mungkin juga menyukai