Anda di halaman 1dari 32

BAB I

MENGOPERASIKAN ALAT UKUR LISTRIK

Untuk melakukan pengukuran suatu variabel, tentunya kita harus tahu cara
pengoperasiannya. Dengan demikian hasil pengukuran dapat ketahui dengan pasti. Dalam
bab ini , kita bahas hanya cara pengoperasian alat ukur listrik, yaitu avometer, megger dan
earthtester.

1.1. Earth Tester


Untuk mengukur tahanan tanah diperlukan suatu alat ukur sejenis ohmmeter yang
disebut Earth Resistance Meter. Alat ini mengukur rasio antara kumparan arus (terminal C dan
E ) dan kumparan tegangan (terminal P dan E), sehingga diperoleh nilai resistansi tanah:

V dimana : R pe = tahanan pentanahan ( ohm)


Rpe =
I V = Tegangan (Volt)

I = Arus ( Ampere)

Pentanahan berkaitan dengan hubungan dari bagian–bagian instalasi pengawatan ke


bumi (a common earth connection). Pada umumnya pentanahan bertujuan untuk mencegah dua
bahaya: kebakaran dan sengatan listrik.

Bahaya kebakaran dapat terjadi apabila ada kebocoran arus dari penghantar atau
sambungan beraliran yang rusak dan mencapai titik tegangan nol oleh beberapa lintasan yang
tidak normal. Lintasan demikian mempunyai tahanan yang tinggi sehingga arus dapat
membangkitkan panas yang cukup untuk menimbulkan api.

Bahaya sengatan listrik biasanya timbul ketika ada sedikit atau tidak ada arus yang
bocor, karena tegangan yang menimbulkan arus muncul. Misalnya, jika kawat bertegangan
yang terbuka tersentuh kerangka logam dari lempengan perlengkapan listrik bawah tanah,
tegangan kawat yang beraliran akan mengisi kerangka logam trsebut. Kemudian, jika anda

1
menyentuh kerangka logam yang teraliri tadi, tubuh anda akan berperan sebagai lintasan arus
menuju ke tanah dan anda akan terkena sengatan kejutan listrik serius.

Gambar Pentanahan Untuk Perlindungan

Gambar di atas melukiskan pentanahan untuk perlindungan. Agar sistem perlindungan


bekerja, sistem penghantar yang mengalirkan arus listrik dan perangkat keras dari rangkaian
(bagian logam) keduanya harus ditanahkan. Pada sistem pentanahan yang baik, suatu kesalahan
hubungan langsung ke tanah menghasilkan hentakan arus yang tinggi. Arus ini memutuskan
sekering atau melepaskan kait pemutus rangkaian sehingga terjadi rangkaian terbuka seketika.
Pentanahan tidak berpengaruh apa – apa dengan kerja perlengkapan listrik. Satu – satunya
tujuan adalah perlindungan kehidupan dan harta benda. Alat yang diberi daya yang tidak
ditanahkan dapat membunuh anda ! Gunakan selalu alat berarus yang ditanahkan secara baik.

Sebelum melakukan pentanahan perlu dilakukan pengukuran untuk mendapatkan


pentanahan yang baik dengan menggunakan alat ukur Earth tester.

Penggunaan alat, diperlukan tiga buah elektroda (C1, P1, dan E yang berguna untuk
mengalihkan arus dan tegangan didalam tanah, sehingga akan terukur nilai resistansinya. Titik
C1 berfingsi untuk mengalirkan arus didalam tanah, sedang titip P1 adalah netral tanah, dan E
adalah titik pentanahan.

Syarat-syarat pentanahan yang baik adalah:

 Unsur tanah, meliputi daerah berair dan yang mengandung unsur garam dan zat besi.
 Bahan penghantar, diameter penghantar pentanahan,
 Kedalaman batang penghantar.

2
Pengecekan Bateray Alat Earth tester :

a) Mengecek baterai earthtester


 Posisis saklar pada area simbol B (bateray)
 Lalu tekan saklar ‘push button’
 Jika jarum penunjuk earth tester bergerak pada daerah batasan bateray, maka bateray
masik bagus dan sebaliknya jika jarum tidak pada batasan baterai berarti baterai soak..
b) Mengukur nilai tahanan pentanahan :

 Semakin kecil nilai tahanan pentahanan, semakin bagus untuk pentanahan


 Atur posisi jarum monitor pada area batasan 0 sampai 10 volt.
E P C
E P C 0 1
0 2
10
20
5
Batt

30
200 10
15
100
50 20

L L
Batt volt ohm
Push on
L = 5 – 10 meter

Gambar : Earth Tester

1.2. Avometer Analog

a. Pengertian Avometer

Multitester atau AVOmeter ( amper volt, ohm meter ) seperti ditunjukkan pada
gambar dibawah, biasa juga disebut pengetes rangkaian, cocok sekali untuk memeriksa
kondisi-kondisi rangkaian dimana arus mengalir dan mengetes mesin-mesin listrik dan
aparat-aparat. Terdapat juga tester yang bisa digunakan sebagai amperemeter DC, voltmeter
DC, voltmeter AC, ohmmeter, dan lain-lain.

Jika mengukur suatu besaran listrik, perlu diperhatikan besaran apa yang mau diukur
lalu pastikan dengan alat yang digunakan sesuai dengan fungsi alat tersebut agar jangan
terjadi kerusakan pada alat ukur.

3
Gambar Avometer dan bagian-bagiannya

Tabel Keterangan Avometer dan bagian-bagiannya

NO. Keterangan NO. Keterengan

1. Penunjuk kalibasi ke skala nol 8. Tombol pemindah polaritas


(Zerro position) Pusat pemancar hubungan
untuk Pengecekan TR
2. Tombol pemutar range/kisaran 9. Tombol tekan pengukuran TR
skala hFE
3. +pusat pengukur ( DC dan ) 10. Jarum penunjuk

4. COM pengukur 11. Papan skala


5. Pusat eksklusif DC 12A+ 12. LED penunjuk kontinuitas

6. Pusat keluaran * Series 13. Bagian belakang alat


7. Pemutar kalibrasi ke skala nol

Gambar bagian operasional avometer.

Range untuk
measuring tegangan DCV ( NULL )
± 25 ±5
Range untuk measuring
DCV ACV~
1000 750

bolak –balik DC 250


250
0 ADJ
tegangan bolak-balik
50
50
10
10 (22 dB)
HV
PROBE
2.5
C ( μF)
X100k
Range untuk measuring
0.25
OFF
0.1
50 μ x1K
150μ A
Tahanan
2.5m
x10
15mA hFE
!
25m x1 PROBE DC1000V MAX
150mA
DCA 0.25 BUZZ
AC 750V MAX
L1 (CAT.II)
DC.AC 600V
MAX (CAT.III)

Range untuk measuring


arus searah DC

Gambar Indicator Range Selector switch

4
2k 30 20 10
1k 50 5
00
5 00 2 00 1 2 1
0

8
100 150
50 20 30 20 0
V-A 10 4 6 40 25 0 V-A
0 2 8
0 50
0 10
AC10V AC10V
.1 .2 .5 1
C ( μF) .05 5 C ( μF)
0 .0 1 10
-10 -5 0 +5 +10
-15 +15
-20 +20 +2
-25 0 5
-2 -1 +1 +2 +3
-4 -3 +4
NULL -5 5 DCV( NULL) 10 ACV~
+5 DCV
0 ± 25 ± 5 1000 15
ICEO DCV 1000 LI(μA.mA)
250 250
LV 2 1 LV(V)
3 50 50 0
hFE10 50 100 200 500 10 00
0 10 (22 dB)
HV 2.5 +15 dB
+10 +20 C ( μF)
PROBE
-10 0 +22 X100k
0.25
OFF
0.1
50μ x1K
150 μ A
2.5m x10
15mA
25m
0.25
x1 hFE
PROBE
DCA 150mA
BUZZ L1

Gambar Measuring Resistance

30 20 10
2k 50 5
1k 10 0
20 0 2
1
50 0 0
8

100 150 2 00
0
510 20 30
40
V-A 4 6 25 V-A
00 2 8 50 0
0 10
AC10V AC10V
.1 .2 .5 1
C ( μF) .05 5 C ( μF)
0 .0 1 10
-10 -5 0 +5 +10
-15 +15
-20 +20 +2
-25 0 5
-2 -1 +1 +2
-3 +3
-4 +4
NULL -5 5 DCV( NULL) 10 +5 DCV
0
± 25 ± 5 1000 ACV~15
ICEO DCV 1000 LI(μA.mA)
250
2 1 250
LV LV(V)
3 50 0
50
hFE 10 50 100 200 500 10 00
0 10 (22 dB)
HV 2.5 +15 dB
+10 +20 C ( μF)
PROBE -10 0 +22 X100k
0.25
OFF
0.1
50 μ x1K
150 μ A
2.5m x10
15mA
25m x1 hFE
0.25 150mA PROBE
DCA L1
BUZZ

Gambar Measuring AC volt

b. Multimeter digunakan untuk mengukur resistansi

Untuk mengukur resistansi suatu resistor, posisi saklar pemilih multimeter diatur pada
Kedudukan Ω dengan batas ukur x 1. Test lead merah dan test lead hitam saling dihubungkan
dengan tangan kiri, kemudian tangan kanan mengatur tombol pengatur kedudukan jarum pada
posisi nol pada skala Ω. Jika jarum penunjuk meter tidak dapat diatur pada posisi nol, berarti
baterainya sudah lemah dan harus diganti dengan baterai yang baru. Langkah selanjutnya kedua
ujung test lead dihubungkan pada ujung-ujung resistor yang akan diukur resistansinya.

5
Cara membaca penunjukan jarum meter sedemikian rupa sehingga mata kita tegak lurus
dengan jarum meter dan tidak terlihat garis bayangan jarum meter. Supaya ketelitian

tinggi kedudukan jarum penunjuk meter berada pada bagian tengah daerah tahanan. Jika jarum
penunjuk meter berada pada bagian kiri (mendekati maksimum), maka batas ukurnya di ubah
dengan memutar saklar pemilih pada posisi x 10. Selanjutnya dilakukan lagi pengaturan jarum

penunjuk meter pada kedudukan nol, kemudian dilakukan lagi pengukuran terhadap resistor
tersebut dan hasil pengukurannya adalah penunjukan jarum meter dikalikan 10 Ω. Apabila
dengan batas ukur x 10 jarum penunjuk meter masih berada di bagian kiri daerah tahanan, maka
batas ukurnya diubah lagi menjadi KΩ dan dilakukan proses yang sama seperti waktu
mengganti batas ukur x 10. Pembacaan hasilnya pada skala KΩ, yaitu angka penunjukan jarum
meter dikalikan dengan 1 KΩ

c. Multimeter digunakan untuk mengukur tegangan DC


Untuk mengukur tegangan DC (misal dari baterai atau power supply DC), saklar
pemilih multimeter diatur pada kedudukan DCV dengan batas ukur yang lebih besar dari
tegangan yang akan diukur. Test lead merah pada kutub (+) multimeter dihubungkan ke kutub
positip sumber tegangan DC yang akan diukur, dan test lead hitam pada kutub (-) multimeter
dihubungkan ke kutub negatip (-) dari sumber tegangan yang akan diukur. Hubungan semacam
ini disebut hubungan paralel. Untuk mendapatkan ketelitian yang paling tinggi, usahakan jarum
penunjuk meter berada pada kedudukan paling maksimum, caranya dengan memperkecil batas
ukurnya secara bertahap dari 1000 V ke 500 V; 250 V dan seterusnya. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah bila jarum sudah didapatkan kedudukan maksimal jangan sampai batas
ukurnya diperkecil lagi, karena dapat merusakkan multimeter.

d. Multimeter digunakan untuk mengukur tegangan AC


Untuk mengukur tegangan AC dari suatu sumber listrik AC, saklar pemilih multimeter
diputar pada kedudukan ACV dengan batas ukur yang paling besar misal 1000 V. Kedua test
lead multimeter dihubungkan ke kedua kutub sumber,listrik AC tanpa memandang kutub positif
atau negatif. Selanjutnya caranya sama dengan cara mengukur tegangan DC di atas.

6
e. Multimeter digunakan untuk mengukur arus DC
Untuk mengukur arus DC dari suatu sumber arus DC, saklar pemilih pada multimeter
diputar ke posisi DCmA dengan batas ukur 500 mA. Kedua test lead multimeter dihubungkan
secara seri pada rangkaian sumber DC (perhatikan Gambar 4 di bawah)

Gambar Multimeter untuk Mengukur Arus DC

Ketelitian paling tinggi akan didapatkan bila jarum penunjuk mendapatkan kedudukan
maksimum, saklar pilih diputar setahap demi setahap untuk mengubah batas ukurnya dari 500
mA; 250 mA; dan 0, 25 mA. Yang perlu diperhatikan adalah bila jarum sudah didapatkan
kedudukan maksimal jangan sampai batas ukurnya diperkecil lagi, karena dapat merusakkan
multimeter.

f. Cara membaca Hasil Pengukuran (HP)

1). Tahanan pada ohmmeter .


- Ukurlah tahanan dengan menempatkan posisi jarum merah dan posisi jarum hitam
masing-masing pada ujung tahanan yang berlainan dengan memastikan jarum
penujuk sudah dikalibrasi dengan tepat.
- Baca jarum penunjuk, lalu kalikan hasil pembacaan dengan nilai range selektor
switch yang dipakai sebagai hasil akhir pengukuran

2). Tegangan dan arus pada multitester.

Alat ukur amperemeter dan voltmeter dapat digunakan rumus di bawah ini :
JP  BT
HP 
BS

7
dimana : HP : Hasil Pengukuran
JP : Jarum Penunjuk
BT : Batas Ukur (merupakan kemampuan maksimum dari
skala nilai yang dipakai)
BS : Batas Skala (merupakan batas skala maksimum
yang dibaca pada monitor)

1.3. Multimeter Digital

Gambar Multimeter Digital.

Multi meter digital bekerja dengan dasar penerapan transducer dan op-amp sebagai
bagian penginderanya. Multimeter digital memperagakan hasil pengukuran dengan bentuk
angka diskrit sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada sebuah skala kontinu seperti pada
papan skala sistem analog.

Dalam banyak hal pemakaian penunjukan dengan angka ini menguntungkan karena,

- Mengurangi kesalahan pembacaan manusia dan kesalahan interpolasi


- Menghilangkan kesalahan paralaksis ( melihat jarum penunjuk analog harus tepat vertikal
dari atas supaya tidak salah )
- Memperbesar kecepatan pembacaan
Keuntungan lainnya adalah ketelitian yang jauh lebih tinggi dan proporsional, tidak
membebani rangkaian yang diukur (karena impedansi masukan yang sangat tinggi) lebih mudah
penanganan dan perawatannya.
Ketelitian multimeter digital berlaku tetap untuk semua pembacaan dinyatakan dalam
%, misalnya satu multimeter digital pada pengukur tegangannya mempunyai ketelitian 1%

8
berarti jika pada saat pengukuran terbaca 123.4 mVolt maka kesalahannya ada pada kisaran +/-
1% dari 123.4 mVolt atau nilai sebenarnya antara 122.2 s/d 124.6 mVolt.

Contoh lain terbaca,220.5 Volt maka kesalahannya ada pada kisaran +/- 1% dari 220.5
Volt atau nilai sebenarnya antara 218.3 s/d 222.7 Volt.

Ada beberapa kekurangan multimeter digital dibandingkan dengan multimeter analog


yang telah dipelajari sebelumnya a.l sebagai berikut:

- Lebih peka terhadap desah ( noise )


- Lebih peka terhadap sinyal-2 moda tunggal ( common mode signal )
- Kurang nyaman dipakai jika mengukur tegangan yang berubah-ubah/naik-turun. Pada
multimeter analog bisa diperkirakan nilai tengah jarum yang bergoyang-goyang, pada jenis
digital yang tampil adalah angka-angka yang terus berubah-ubah naik-turun (ilasan-kilasan )
- Pada jenis yang murah resolusi pengukurannya rendah dan kurang stabil.
Selain pengukuran tegangan, arus dan hambatan serta kontinyuitas biasanya paling tidak
multimeter digital mempunyai kemampuan mengukur tegangan tembus maju dioda, beberapa
dilengkapi dengan pengukuran kapasitas kondensator.

1.4. Megger

Pada umumnya tahanan-tahanan isolasi akan mengalami kurang lebih 1000 mega ohm
sampai 10.000 mega ohm, tergantung kepada kelembaban udara dan kontaminasi pada
permukaan . Untuk pengukuran tahanan isolasi dipakai dengan alat megger.

Hal-hal yang perlu diperhatikan khusus untuk pengukuran tahanan tinggi :

 Perhatikan secara seksama isolasi-isolasi dari pada seluruh sirkuit pengukuran termasuk
penghantar-penghantar peralatan lainnya.

 Perhatikan kelembaban pada tempat pengukuran. Tempat pengukuran sedapat mungkin


diusahakan harus kering. Bila seorang pengukur membawa badan atau bagian dari tangan,
dekat pada sirkit pengukuran yang menyebabkan berubahnya kelembaban, maka jalan untuk
arus bocor akan dapat melalui udara yang lembab. Kadang-kadang akan menjadi suatu
keharusan untuk membuat suatu pengukuran didalam suatu tempat yang tertutup rapat,
dengan menjaga agar udara yag terdapat didalamnya menjadi kering dan pelayanan dari pada

9
sirkit pengukuran tersebut dilakukan secara khusus melalui sarung-sarung tangan dari bahan
isolator yang ditempatkan melalui kotak atau tempat pengukuran .

 Tahanan isolasi akan berubah jika tegangan yang ditempatkan berubah

 Tahanan isolasi untuk ruangan/tempat kering adalah 1000 ohm/volt tegangan kerja

Contoh: Jika tegangan 220 V maka tahanan isoalsi 1000 x 220 = 220000 ohm atau 220 K
ohm ohm Jika tegangan 380 V maka tahanan isolasi 380 V x 1000 = 380000 ohm atau 380
K ohm.

 Tahanan Isolasi untuk tempat lembab minimal 500 0hm/volt

EART H GUARD LINE

10000

1000000 MΏ 1000

Batt
Check

PRESS TO TEST OFF

LOCK

Gambar Megger

Pengujian/pengukuran tahanan isoalsi kabel dilakukan dengan menggunakan alat


megger dengan cara membuka/memutuskan hubungan dengan beban atau dengan peralatan-
peralatan lainnya yang terhubung paralel seperti lampu , motor listrik dll. Sedangkan sekering
dan amperemeter dihubungkan dengan seri dengan tertutup.

10
BAB II

ALAT UKUR LISTRIK

2.1. Sistem Pengukuran

Ada dua sistem pengukuran yaitu sistem analog dan sistem digital. Sistem analog
berhubungan dengan informasi dan data analog. Sinyal analog berbentuk fungsi kontinyu,
misalnya penunjukan temperatur dalam ditunjukkan oleh skala, penunjuk jarum pada skala
meter, atau penunjukan skala elektronik

Sistem digital berhubungan dengan informasi dan data digital. Penunjukan angka digital
berupa angka diskret dan pulsa diskontinyu berhubungan dengan waktu. Penunjukan display
dari tegangan atau arus dari meter digital berupa angka tanpa harus membaca dari skala meter.
Sakelar pemindah frekuensi pada pesawat HT juga merupakan angka digital dalam bentuk
digital

Gambar Penunjukan meter analog dan meter digital

11
a. Alat Ukur Listrik Analog

Alat ukur listrik analog merupakan alat ukur


generasi awal dan sampai saat ini masih
digunakan. Bagiannya banyak komponen
listrik dan mekanik yang saling
berhubungan. Bagian listrik yang penting
adalah, magnet permanen, tahanan meter,
dan kumparan putar. Bagian mekanik
Komponen alat ukur analog meliputi jarum penunjuk, skala dan sekrup
pengatur jarum penunjuk

Mekanik pengatur jarum penunjuk merupakan dudukan poros kumparan putar yang diatur
kekencangannya Jika terlalu kencang jarum akan terhambat, jika terlalu kendor jarum akan
mudah goncang. Pengaturan jarum penunjuk sekaligus untuk memposisikan jarum pada skala
nol meter. Alat ukur analog memiliki komponen putar yang akan bereaksi begitu mendapat
sinyal listrik. Cara bereaksi jarum penunjuk ada yang menyimpang dulu baru menunjukkan
angka pengukuran. Atau jarum penunjuk bergerak ke angka penunjukan perlahan-lahan tanpa
ada penyimpangan. Untuk itu digunakan peredam mekanik berupa pegas yang terpasang pada
poros jarum atau bilah sebagai penahan gerakan jarum berupa bilah dalam ruang udara. Pada
meter dengan kelas industri baik dari jenis kumparan putar maupun jenis besi putar seperti
meter yang dipasang pada panel meter banyak dipakai peredam jenis pegas.

12
Multimeter salah satu meter analog yang
banyak dipakai untuk pekerjaan kelistrikan dan
bidang elektronika

Multimeter memiliki tiga fungsi pengukuran,


yaitu

1. Voltmeter untuk tegangan AC dengan batas

ukur 0-500 V, pengukuran tegangan DC

dengan batas ukur 0-0,5 V dan 0-500 V.

2. Ampermeter untuk arus listrik DC dengan

batas ukur 0-50 μA dan 0-15 A, pengukuran

arus listrik AC 0-15 A.

3. Ohmmeter dengan batas ukur dari 1Ω-1MΩ.

b. Alat Ukur Listrik Digital

Alat ukur digital saat sekarang


anyakdipakai dengan berbagai
kelebihannya,murah, mudah
dioperaikan, dan praktis.Multimeter
digital mampu menampilkanbeberapa
pengukuran untuk arus
iliamper,temperatur °C, tegangan
milivolt, resistansiohm, frekuensi Hz,
daya listrik mW sampai kapasitansi nF.
Gambar Tampilan penunjuk digital
Pada dasarnya data /informasi yang akan
diukur bersifat analog

13
Blok diagram alat ukur digital terdiri komponen sensor, penguat sinyal analog, analog to digital

converter, mikroprosesor, alat cetak, dan display digital. Sensor mengubah besaran listrik dan
non elektrik menjadi tegangan, karena tegangan masih dalam orde mV perlu diperkuat oleh
penguat input

Gambar Prinsip kerja alat ukur digital

Sinyal input analog yang sudah diperkuat, dari sinyal analog diubah menjadi sinyal
digital dengan (ADC) analog to digital akan diolah oleh perangkat PC atau mikroprosessor
dengan program tertentu dan hasil pengolahan disimpan dalam sistem memori digital. Informasi
digital ditampilkan dalam display atau dihubungkan dicetak dengan mesin cetak. Display digital
akan menampilkan angka diskrit dari 0 sampai angka 9 ada tiga jenis, yaitu 7-segmen, 14-
segmen dan dot matrik 5 x 7. Sinyal digital terdiri atas 0 dan 1, ketika sinyal 0 tidak
bertegangan atau OFF, ketika sinyal 1 bertegangan atau ON.

14
Sebuah multimeter digital, terdiri dari tiga jenis alat ukur sekaligus, yaitu mengukur
tegangan, arus, dan tahanan. Mampu untuk mengukur besaran listrik DC maupun AC. Sakelar
pemilih mode digunakan untuk pemilihan jenis pengukuran, mencakup tegangan AC/DC,
pengukuran arus AC/DC, pengukuran tahanan, pengukuran diode, dan pengukuran kapasitor.
Terminal kabel untuk tegangan dengan arus berbeda. Terminal untuk pengukuran arus kecil 300
mA dengan arus sampai 10 A dibedakan.

2.2. Istilah dan Definisi Pengukuran Listrik

Untuk mengetahui besaran listrik DC maupun AC seperti tegangan, arus,


resistansi,daya, faktor kerja, dan frekuensi kita menggunakan alat ukur listrik. Awalnya dipakai
alat-alat ukur analog dengan penunjukan menggunakan jarum dan membaca dari skala. Kini
banyak dipakai alat ukur listrik digital yang praktis dan hasilnya tinggal membaca pada layar
display.

Bahkan dalam satu alat ukur listrik dapat digunakan untuk mengukur beberapa besaran,
misalnya tegangan AC dan DC, arus listrik DC dan AC, resistansi kita menyebutnya
Multimeter. Untuk kebutuhan praktis tetap dipakai alat ukur tunggal, misalnya untuk mengukur
tegangan saja, atau daya listrik saja. Sampai saat ini alat ukur analog masih tetap digunakan

15
karena handal, ekonomis, dan praktis. Namun alat ukur digital makin luas dipakai, karena
harganya makin terjangkau, praktis dalam pemakaian, dan penunjukannya makin akurat dan
presisi.

Adapun istilah-istilah dalam pengukuran adalah:

a. Alat ukur adalah perangkat untuk menentukan nilai atau besaran dari kuantitas atau
variabel.
b. Akurasi adalah alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variabel yang diukur
c. Presisi adalah hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran atau derajat untuk
membedakan satu pengukuran dengan lainnya.
d. Kepekaan adalah ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau
variabel yang diukur.
e. Resolusi adalah perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat
ukur.
f. Kesalahan paralaks adalah kesalahan akibat sudut pembacaan.
g. Overshoot adalah simpangan maksimum output sebelum alat ukur menunjukkan hasil
pengukuran.
h. Kalibrasi adalah penyesuaian skala penunjukan

2.3. Aspek-Aspek Pengukuran

a. Fungsi atau Kegunaan Pengukuran


Fungsi atau kegunaan didalam pengukuran adalah:
 Untuk mendapat nilai besaran yang tetap

16
 Untuk mengetahui perubahan besaran
b. Hasil Pengukuran Sangat Tergantung Pada :
- Alat ukur yang digunakan, tergantung kelas ketelitian seperti data dan arti simbol
berikut ini.

Artinya
a:

- Orang yang melakukan pengukuran, posisi pembaca dan ketajaman membaca


:

Gambar Cara sudut pembacaa jarum yang benar b

Gambar Cara sudut pembacaan tegak lurus dengan jarum penunjuk

17
c. Prinsip Kerja Berbagai Jenis Alat Ukur

Tabel Prinsip kerja jenis alat ukur.

Jenis Alat Ukur Simbol Sumber Prinsip Operasi

Jarum bergerak karena adanya daya


DC
Jenis Kumparan Putar electro-magnit antara arus yang mengalir
AC
dalam kumparan dan medan magnit.

Jarum bergerak karena daya magnit

antara batang-batang besi yang menjadi


Jenis Besi Putar AC
magnit oleh arus yang mengalir dalam

kumparan stator.

DC Jarum bergerak oleh karena interaksi

Jenis Electro Dinamis daya magnit di antara arus yang mengalir


AC
dalam kumparan

DC Jarum bergerak oleh karena sebuah

Jenis Kawat Panas kawat logam yang menjadi panjang


AC
karena pengaruh panas dari aliran listrik

DC Jarum bergerak karena adanya pengaruh

Jenis Thermocouple panas dari arus dan daya thermoelectro


AC
motive thermocouple

Kombinasi pengarah dan jenis kumparan


Jenis Pengarah AC
putar

18
DC Jarum bergerak karena daya electro-
Jenis Electrostatis
statis pada plat logam
AC

Jarum bergerak oleh adanya interaksi


Jenis Induksi Magnit AC
medan magnit AC dan Arus Edy

2.4. Posisi Alat Ukur dan Simbolnya

Tabel Posisi alat ukur dan simbol

Posisi Memasang Simbol

Pemasangan Tegak Lurus

Pemasangan Mendatar

Pemasangan Miring
60o

2.5. Sistem Satuan Pengukuran

Pada awal perkembangan teknik pengukuran mengenal dua sistem satuan, yaitu
sistem metrik (dipelopori Prancis sejak 1795). Amerika Serikat dan Inggris juga
menggunakan sistem metrik untuk kepentingan internasional, tapi untuk kebutuhan lokal
menggunakan sistem CGS (centimeter-gram-second). Sejak tahun 1960 dikenalkan Sistem
Internasional (SI Unit) sebagai kesepakatan internasional. Enam besaran yang dinyatakan
dalam sistem SI, yaitu:

Tabel Besaran Sistem Internasional

BESARAN SATUAN SIMBOL

Panjang Meter m

Massa Kilogram Kg

19
Waktu Detik S

Arus Listrik Amper A

Temperatur Derajat Kelvin 0K

Intensitas Cahaya Candela Cd

Secara praktis besaran listrik yang sering digunakan adalah volt, amper, ohm, henry, dan
sebagainya. Kini sistem SI sudah membuat daftar besaran, satuan dan simbol di bidang
kelistrikan dan kemagnetan berlaku internasional.

Tabel Besaran listrik dan Simbol alat ukur

Jenis Alat Ukur Simbol Besaran Yang Diukur Satuan

Tegangan Searah (DC)


V volt (V)
Voltmeter
Tegangan AC (Nilai Efektif)
V
~
Arus Searah (DC)
A
Amperemeter ampere (A)
Arus AC (Nilai Efektif)
A
Daya DC
W watt (W)
Wattmeter

W Daya AC
~

Frequency meter Frekwensi Hertz (Hz)


F
~
Galvanometer Adanya Arus dan Tegangan
G

Power factor meter Faktor Daya (Cos  )


PF

Tahanan penghantar/ isolator Ohm (  )


Ohm meter

20
BAB III

PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN, FREKWENSI DAN DAYA


LISTRIK

Pada umumnya pengukuran besaran listrik pada industri, sekolah maupun rumah
tangga adalah pengukuran arus, tegangan , frekwensi dan daya listrik.

3.1. Pengukuran Arus Listrik

a. Amperemeter

Alat untuk mengukur arus pada suatu penghantar adalah ampere meter dan tang
amper. Alat ukur ampere meter ada dua jenis :

 Alat ukur ampere meter/ tang ampere DC ( Direct current ) untuk arus searah
Dengan simbol A satuan ampere

Gambar Ampere meter DC

Gambar Amperemeter dan Bagian-bagiannya

21
Pembacaan satu strip

Jumlah nilai skala akhir


Pembacaa satu strip =
Jumlah strip

Jumlah Strip = 30
Jumlah nilai skala akhir = 6 ,
Maka,
Satu strip = 6 / 30 = 0, 2

Gambar Pembacaan strip

Rangkaian pengukuran arus pada suatu penghantar dengan alat amperemeter.


Pemasangan alat ukur amperemeter pada rangkaian harus dihubungkan dengan hubungan
seri terhadap beban. Alat uku amperemeter DC untuk mengukur arus searah.

I = arus yang mengalir


▪ A ▪Amperemeter DC
searah (DC)
Tegangan
Sumber

Gambar Rangkaian pengukuran Arus

 Alat ukur ampere meter AC/ tang ampere AC ( alternating current) untuk arus bolik-
balik.
A
Dengan simbol dengan satuan ampere

Gambar Ampere meter AC

22
Pada suatu rangkaian bolak-balik perlu suatu alat ukur amperemeter bolak-balik (AC)
untuk mengukur arus bolak-balik pada rangkain tersebut, seperti gambar pemasangan
dibawah ini.

I = arus yang mengalir


▪ A▪
bola-balik
Tegangan
Sumber

(AC) R

Gambar Rangkaian pengukuran Arus AC

Rangkaian pengukuran dengan alat ampere meter mempunyai tahanan dalam pada
amperemeter.

I’’ I
R shunt I’ Gambar
R1 Rangkaian tahanan dalam

I” = arus shunt Rk = Tahanan alat ukur


I’ = arus yang masuk kedalam Rs = Tahanan shunt ( untuk
kumparan mengelakkkan arus yang
I = arus yang akan diukur besar)
Dimana :
V shunt = V alat ukur
Rk. I’
I”.. Rs = I’. Rk Rs = Karena : I” = I - I ‘
I”

Rk. I’
Maka : Rs =
I – I’

Dengan demikian untuk setiap nilai arus skala penuh, besarnya tahanan shunt yang
diperlukan dapat ditentukan.

Contoh,
Sebuah alat ukur 1 mA dengan tahanan dalam 100 ohm akan diubah menjadi 0 – 100 m A .
Tentukan nilai tahanan yang diperlukan.

23
Penyelesaian: Is = I – Ik 100 - 1 = 99 m A

Rs = Ik . Rk / Is = 1 x 1000 / 99 = 1,01 ohm.

Nilai tahanan dalam amperemeter:


Tabel Tahanan dalam dan nilai maksimum ampere meter

No Nilai skala maksimum Tahanan dalam (ohm)


1. 10 A 0,005
2. 1A 0,05
3. 100 m A 0,4
4. 10 m A 0,72
5. 1mA 380
6. 100  A 8100

b. Tang ampere
Pengukuran alat ukur dengan tang ampere sama dengan alat ukur portable yaitu
hubungan seri. alat tang amper praktis tanpa pemutusan pada penghantar hanya
memasukkan kabel penghantar pada cengkraman alat. Cara pembacaan sama dengan alat
ukur portable amperemeter.

Gambar Diagram tang amper

24
Gambar Pengukuran Arus dengan tang amper

3.2. Pengukuran Tegangan

Alat untuk mengukur tegangan pada suatu rangkaian berbeban adalah Voltmeter .
Alat ukur voltmeter ada dua jenis :
 Alat ukur voltmeter DC ( Direct current ) untuk tegangan searah
dengan simbol V satuan volt
 Alat ukur ampere meter AC/ tang ampere AC ( alternating current) bolik-balik
dengan simbol dengan satuan volt
~V

Gambar Voltmeter AC

25
Terminal batas ukur

Term.positip(+) 150 300


VA VSkala
A meter

V voltmeter
Volt meter

Gambar Voltmeter dan Bagian-bagiannya

Pemasangan alat ukur voltmeter pada suatu rangkaian berbeban harus dihubungkan
dengan hubungan paralel terhadap beban.

I = arus yang mengalir


searah (DC)

V ▪
Tegangan
Sumber

V R
▪voltmeter DC

Gambar Alat ukur voltmeter DC untuk tegangan searah

I = arus
V yang mengalir


bola-balik
Tegangan

V
Sumber

~ R
▪voltmeter AC
(AC)

Gambar Alat ukur voltmeter AC untuk tegangan bolak-


balik

Tahanan dalam dari alat ukur voltmeter kira-kira berkisar antara 100 Ω/V sampai dengan
100 K Ω/V.

26
3.3. Frekwensi Meter.

Alat untuk mengukur frekwuensi pada suatu tegangan bolak-balik adalah


frekwensimeter . Alat ukur frekwensi dengan salah satu diantaranya tipe alat ukur
frekwuensi dari tipe lidah-lidah bergetar.
Bila sejumlah kepingan baja yang tipis membentuk lidah-lidah bergetar, dan masing-masing
mempunyai perbedaan-perbedaan frekwensi getarnya yang relatif tidak jauh satu sama lainnya.
Dibariskan diberikan medan magnit arus bolak-balik, maka salah satu dari lidah-lidah getar akan
beresonansi dan memberikan defleksi yang besar bila frekwensi getarnya adalah sama dengan frewensi
medan magnit bolak-balik tersebut, maka gaya yang bekerja pada lidah getar berbanding lurus dengan
kwadrat dari magnit yang tetap Φ yang disebabkan oleh magnit parmanen dan fluksi arus bolak-balik.

Lidah bergetar

Kumparan
penguat N

Gambar Frekwensi dengan type lidah bergetar.

3.4. Pengukuran Daya Listrik

Wattmeter 1 fasa adalah alat untuk mengukur daya listrik suatu beban listrik AC 1 fasa maupun
3 fasa. Gambar di bawah memperlihatkan penampang atas sebuah wattmeter 1 fasa model PD-310; kelas
0.5; buatan Takimoto Electrical Instrument CO. LTD.

27
Keterangan gambar :

a) Terminal tegangan 120 V

b) Terminal tegangan 240 V

c) Terminal

d) Terminal tegangan 60 V

e) Terminal arus A

f) Terminal hubungan seri atau paralel

g) Skala pembacaan

h) Cermin

i) Jarum penunjuk

j) Sekrup pengatur kedudukan jarum

a. Penanganan Wattmeter.

Wattmeter portable biasanya mempunyai dua atau lebih batas ukur untuk setiap tegangan atau
amperemeter seperti ditunjukkan gambar diagram wattmeter.

Dalam wattmeter satu phasa yang mana arus nominal dapat dirubah pada batas ukur 5 A dan 2,5
A untuk tegangan nominal 240 V, 120 V batas batas ukur dan pengganda ditentukan seperti tabel
dibawah ini:

Tabel Penggandaan nilai skala mak. Wattmeter, Tegangan dan Arus nominal

Tegangan nominal
(V) 240 V 120V 60 V
Arus nominal (A)
Pengganda
5A 10 5 2,5

2,5 A 5 2,5 1,25


Nilai skala
maksimum W
28
5A 1200 600 300

2,5 A 600 300 150

b. Pengukuran Daya Wattmeter Dengan System :


1) Sumber Tegangan Satu fasa dengan system satu wattmeter satu fasa :

WATTMETERR
I
Spoel arus
● ●

Spoel tegangan
SUMBER V1 V BEBAN
TEGANGAN

Gambar Wattmeter satu fasa

Maka yang terbaca dalam wattmeter : Daya real (P) dengan rumus

P = I x V : untuk arus searah

P = I x V cos α :untuk arus bolak-balik satu fasa jika :

Jenis beban tahanan Resistif cos α = Mendekati 1

Jenis beban tahanan induktif cos α < 0,65

JenisWattmeter
Cara pembacaan beban tahananSatu
capasitif
Fasa cos: α < 0,65

Jarum Penunjuk (JP) x Skala Klem ( Arus x Tegangan)


Hasil Pengukuran (HP) =
Skala nilai maksimum

2) Sumber Tegangan tiga fasa dengan beban seimbang:


 Satu wattmeter satu fasa
Pengukuran Daya listrik dengan sebuah wattmeter pada instalasi tiga fasa dengan
penghantar : R, S , T tanpa penghantar dengan netral dengan beban yang sama atau muatan
yang sama.

29
P total = 3 x P ( wattmeter )

Perbandingan dengan Rumus :

P = IxV x 3 cos α :untuk arus bolak-balik satu fasa jika :


Jenis beban tahanan Resistif cos α = Mendekati 1
Jenis beban tahanan induktif cos α < 0,65
Jenis beban tahanan capasitif cos α < 0,65
P
cos α =
VXI

WATTM ETER
I
Spoel arus
PENGHANTAR
● ●
FASA R

Spoel tegangan

B
E
PENGHANTAR B
FASA S A
N

PENGHANTAR
FASA T

Gambar Rangkaian pengukuran daya dengan satu wattmeter satu fasa

 Dua wattmeter satu fasa ,


Dua wattmeter merupakan metode yang paling umum digunakan dalam mengukur daya tiga
fasa dengan rangkaian tiga penghantar. Meskipun beban seimbang dan beban tidak
seimbang yang dihubungkan dengan hubungan bintang, daya diperoleh adalah merupakan
jumlah dua wattmeter.

WATTM ET ER.1
Spoel arus
PENGANT AR ● ● ●
FASA R ●
TEGANGA Spoel tegangan

NS B
E

PENGANT AR
● B
A
FASA S N
Spoel tegangan


PENGANT AR ● ●
Spoel arus
FASA T
WATTM ET ER.2

Gambar Pengukuran Daya dua wattmeter

30
V1.2
P1 = V1.2 X I 1 COS (α +
30º)

V2
P2= V3 .2 X I 1 COS (α - 30º)

30º

V3.2

α 30º

V1.2
V3 V1

Gambar Diagram Vector dua wattmeter

Gambar diagram vector untuk tegangan dan arus yang seimbang yang menggunakan
metode dua wattmeter. Bila pembacaan dari dua wattmeter tersebut adalah P1 dan P2 maka,

P1 = V 1.2 X I 1 COS (α + 30º)

P2 = V3.2 X I 1 COS (α - 30º)

P = P1 + P2

P = V1.2 X I 1 COS (α + 30º) + V3.2 X I 1 COS (α - 30º)

Disini :

V 1.2 = V 3.2 = 3 x V1 . I 1 = V3

P = 3 x V1 . I 1 cos α

P menunjukkan daya tiga fasa


Bila sudut factor daya beban lebih dari 60 derajat (factor daya
adalah 0,5 atau kurang), P1 akan mengalami negatif dan oleh
karena itu daya tiga ohasa P bias diperoleh dari :
P = P2 - P1

31
3) Sumber tegangan tiga fasa dengan dengan tidak seimbang
 Tiga wattmeter satu fasa
Jika setiap penghantar beban tidak sama, maka perlu dibuat system tiga wattmeter tanpa
penghantar netral ataupun dengan penghantar netral. Jika beban seimbang maupun tidak
seimbang maka :

P total = P1 + P2 + P3 atau

P total = V1 . I1 cos α1 + V2 . I2 cos α2 + V3 . I3 cos α3

Jika hubungan bintang :


Tegangan line = 0,73 x tegangan fasa/ beban

P total = Vfasa 1 . I1 cos α1 + Vfasa 2 . I2 cos α2 + Vfasa3 . I3 cos α3


Jika hubungan Delta :
Arus line = 0,73 x Arus fasa/ beban

P total = V1 . Ifasa 1 cos α1 + V2 . Ifasa 2 cos α2 + V3 . Ifasa 3 cos α3

 Wattmeter tiga fasa:


Sistem satu wattmeter tiga fasa merupakan sistem dua wattmeter yang mana kumparan
tegangan dan kumparan arus dari wattmeter satu fasa masing-masing dipasang diatas dan
dibawah, dengan kumparan-kumparan putar ( kumparan tegangan P1 dan P2 dipasang pada
poros yang sama.

Cara pembacaan Wattmeter Tiga Fasa:


Jarum Penunjuk (JP) x Skala Klem ( Arus x Tegangan x 2 )
Hasil Pengukuran (HP) =
Skala nilai maksimum

Cakupan dari ketiga penghantar beban.

Penghantar fasa R●

B
P1
E
Penghantar fasa T
● ● B
P2
● A
N
Penghantar fasa S ●

P3

Wattmeter tiga fasa

Gambar Wattmeter tiga fasa

32

Anda mungkin juga menyukai