Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KUNJUNGAN

BALAI PENELITIAN TERNAK (BALITNAK) CIAWI BOGOR

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Hasna Salsabila N J3L116052
Ridha Ihsani J3L216172
Widyan Yuri I J3L116138
Yeni Apriliani J3L116141

PROGRAM STUDI ANALISIS KIMIA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kuliah lapang merupakan salah satu mata kuliah yang meperkenalkan dunia
kerja kepada mahasiswa. Hal ini tentunya membantu mahasiswa untuk
mendapatkan gambaran mengenai cara kerja yang baik dan disiplin, sehingga
kelak mahasiswa dapat mempersiapkan mental untuk menembus ketatnya
persaingan di dunia kerja. Kunjungan kuliah lapang dilaksanakan di Balai
Penelitian Ternak (Balitnak). Balai Penelitian Ternak (Balitnak) merupakan
gabungan dua Unit Kerja bidang peternakan yaitu Lembaga Penelitian Peternakan
(LPP) di jalan Raya Pajajaran, Bogor dan Pusat Penelitian dan Pengembangan
Ternak (P3T) di Ciawi, Bogor pada tahun 1981. Sejalan dengan
perkembangannya, sejak didirikan masing-masing unit kerja tersebut telah
beberapa kali mengalami perubahan nama. Balai Penelitian Ternak (Balitnak)
merupakan sebuah lembaga penelitian, di bawah pengawasan Kementrian
Pertanian Republik Indonesia, yang memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan
penelitian ternak unggas, sapi perah dan dwiguna, kerbau, kambing perah, domba
serta aneka ternak.

1.2 Tujuan
Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan memotivasi
mahasiswa untuk memasuki dunia kerja.

1.3 Waktu Kunjungan


Kunjungan kuliah lapang dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Oktober 2018 dan
Pukul 10.00-12.00 WIB.

1.4 Tempat Kunjungan


Kunjungan kuliah lapang dilaksanakan di Balai Penelitian Ternak (Balitnak)
yang beralamat di Jalan Veteran III, Banjar Waru, Ciawi, Bogor, Jawa Barat.
2. ISI

2.1 Sejarah Singkat


Balai Penelitian Ternak (Balitnak) merupakan gabungan dua unit kerja bidang
peternakan yaitu Lembaga Penelitian Peternakan (LPP) di Jalan Raya Pajajaran,
Bogor dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak (P3T) di Ciawi, Bogor.
Sejalan dengan perkembangannya, sejak didirikan masing-masing unit kerja
tersebut telah beberapa kali mengalami perubahan nama.
Lembaga Penelitian Peternakan di Bogor berdiri dengan nama Balai Penelitian
Umum (BPU) pada tahun 1950. Nama Balai telah beberapa kali mengalami
perubahan, yaitu Balai Penyidikan Peternakan (BPP) pada tahun 1952, Pusat Balai
Penyelidikan Peternakan (PBPP) pada tahun 1956, Lembaga Penelitian
Peternakan pada tahun 1961, Lembaga Peternakan pada tahun 1966, dan Lembaga
Penelitian Peternakan dari tahun 1967 sampai sekarang.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak (P3T) di Ciawi – Bogor adalah
lembaga penelitian Indonesia-Australia berdasarkan memorandum persetujuan
tanggal 4 Desember 1974, kerjasama Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen
Pertanian, Indonesia dengan Colombo Plan, CSIRO (Commonwealth Scientific
and Industri Research Organization) Australia yang direncanakan berlangsung
selama 10 tahun. Semula bernama B.A.R.I. (Bogor Animal Husbandry Research
Institute) kemudian berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan (P4). Pada tanggal 13 Nopember 1978 berubah menjadi P3T dan
diresmikan pengunaannya oleh Presiden Soeharto dan dihadiri oleh Perdana
Menteri Australia serta pejabat tinggi kedua negara. Penggabungan LPP dan P3T
tahun 1981 secara resmi menjadi Balai Penelitian Ternak (Balitnak) berdasarkan
SK Mentan No. 71/KPts/OT.210/1/2002 dan sekaligus pelimpahan kedudukan
yang semula dibawah Direktorat Jenderal Peternakan menjadi Unit Kerja Badan
Litbang Pertanian.
Timeline jabatan Direktur Balitnak ialah sebagai berikut.

 1950 Balai Peternakan Umum (BPU) (Direktur) Prof. Drs. Sutisno


Djuned P.
 1952 Balai Penyidikan Peternakan (BPP) (Direktur) Prof. Drs. Sutisno
Djuned P.
 1956 Pusat Balai Penyidikan Peternakan (PBPP) (Direktur) Drh. Wardojo
 1961 Lembaga Penelitian Peternakan (LPP) (Direktur) Drh. Zainoel Arifin

2.2 Produk
Balai Penelitian Ternak telah menghasilkan berbagai produk yang menunjang
pengembangan dalam bidang ternak. Produk Balai Penilitian Ternak
menghasilkan produk sebagai berikut.
A. Itik PMp (Bibit Itik Pedaging Unggulan Lokal
Itik PMp merupakan bibit itik tipe pedaging baru yang dikembangkan oleh
Balai Penelitian Ternak di Ciawi-Bogor. Bibit itik ini secara genetis
mengandung kombinasi darah itik Peking dan itik Mojosari putih, dan
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dari tingkat bawah sampai
atas dan dapat diproduksi lokal. Itik ini dapat digunakan untuk menghasilkan
karkas ukuran sedang ataupun besar dengan kualitas daging itik yang tinggi.
Adanya bibit itik yang baru ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan itik
tipe petelur dalam penyediaan daging itik yang dapat berakibat pada terjadinya
pengurasan sumberdaya genetik itik petelur.
B. Itik Master
Itik master merupakan itik hibrida Mojosari dan Alabio. Itik Master
diharapkan mampu beradaptasi dengan lingkungan dan berpotensi sebagai
bibit niaga penghasil telur dengan sistem terkurung.
C. Itik Serati
Itik Serati adalah hasil kawin silang antara Entog Jantan dengan Itik
Betina untuk menghasilkan itik pedaging yang berkualitas tinggi.Itik ini telah
diproduksi secara komersial di beberapa negara di Asia.
D. Bioport
Bioport merupakan pakan aditif yang diberikan kepada ternak ruminansia
besar dan kecil yang akan, sedang maupun telah mengalami
perjalanan/transportasi ataupun ternak yang sedang mengalami stress karena
suatu sebab lainnya.
E. Domba Komposit Sumatera
Domba unggul hasil persilangan antara domba lokal sumatera, Domba St.
Croix dan Domba Barbados Blackbelly. Domba ini memiliki pola warna
beragam, putih, coklat, belang, dan ada pula yang berpola warna barbados
blackbelly.
F. Kambing Peranakan Etawah
Kambing ini merupakan persilangan antara kambing kacang dengan
Kambing Etawah (Jamnapari) dengan proporsi genotipe yang tidak jelas.
Potensi produksi susu cukup tinggi. Dengan ciri khas bentuk muka cembung,
telinga panjang menggantung dengan postur tubuh tinggi, panjang dan agak
ramping.
G. Leguminosa Herba
Leguminosa herba adalah jenis leguminosa yang tumbuhnya merambat
diatas permukaan tanah dan dapat tumbuh dengan cepat pada tanah yang kritis
sekalipun.
H. Comin Blok
Merupakan pakan imbuhan padat mineral untuk ruminansia. Tersusun dari
komponen bahan ransum seperti dedak padi, campuran mineral lengkap,
molases, kapur, garam, dan semen.

Produk lainnya Balai Penelitian Ternak ialah berupa kelinci, rumput


unggul pakan ternak, pemisahan spermatozoa X dan Y pada sapi perah dengan
motede albumin, chilled semen, biovet, probion, bioplus, dan bioport. Semua
produk yang dihasilkan BALITNAK diharapkan dapat menambah efisiensi
pengolahan ternak di Indonesia maupun mancanegara.
2.3 Laboratorium
Ruang lingkup kegiatan laboratorium balai penelitian ternak sebagai berikut
a. Laboratorium terakreditasi : laboratoium pelayanan kimia analitik
terkareditasi KAN : ISO/IEC/17025-2005

 Analisis peroksimal lengkap yaitu yaitu kadar air, serat lemak kasar, abu
dan serat kasar dengan metode gravimetri; protein kasar menggunakan
autoanalyser, energi kasar menggunakan bom kalorimeter); penentuan
mineral makro (Ca, P, Na, Mg, K,) dan mikro (Cu, Fe, Mn, Zn) dengan
menggunakan AAS dengan prinsip destruksi kering, analisis gula, protein
dengan HPLC analisis peroksimal secara langsung dengan NIR, penentuan
asetat, propionat, malerat, palmitat dengan gas liquid kromatografi.

 Laboratorium preparasi : sampel ada yang perlu dikering kan dengan


menggunakan oven atau dengan dikering bekukan

 Analisis komponen fermentatif rumen asam lemak mudah menguap dan


bahan orgaik.

b. Laboratorium Eksplorasi

 Laboratorium teknologi pakan : melakukan penelitian antara lain :


peningkatan mutu pakan dan bahan pakan, pengaruh senyawa
sekunder (tanin, saponin) terhadap produksi ternak, teknik produksi
pre dan probiotik sebagai imbuhan, teknik produksi enzim, teknik
produksi mineral organik, teknik produksi CRM ( Complete Rumen
Modifier), kecernaan bahan pakan dengan gas tranduscer, mempelajari
aktifitas mikroba rumen ( total mikroba, protozoa), perbanyakan
inokulan untuk fermentasi.

 Laboratorium nutrisi ruminan : kecernaan pakan dengan menggunakan


rusitek analisis komponen susu, menetapkan produksi enterik gas oleh
rumen (metana, oksigen, Karbondioksida) dengna menggunakan
respratory chamber.

 Laboratorium RIA/EIA : analisis hormon reproduksi ( progesteron,


testosteron,LH,FSH) dan hormon produksi (T3 dan T4)

 Laboratorium pemulihan ternak

c. Laboratorium pelayanan kesehatan hewan


3. PENUTUP

Berdasarkan hasil kunjungan ke Balai Penelitian Ternak Ciawi-Bogor,


Mahasiswa Analisis Kimia memperoleh banyak wawasan dan pengetahuan yang
lebih luas tentang dunia kerja secara nyata khususnya pada bidang analisis kimia
dan mendapatkan informasi khususnya tentang pengujian pakan ternak,
peroksimal, konsentrat, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai