Anda di halaman 1dari 8

makalah Pencemaran Udara Karena

Kebakaran Hutan
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmat-nya lah maka saya boleh menyelesaikan sebuah makalah dan tepat waktu. Berikut ini
penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Pencemaran Udara Karena Kebakaran Hutan”
melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila isi makalah
ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggung perasaaan pembaca

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah
SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Peranap, 20 September 2014

i
DAFTAR ISI

Halaman judul………………………………………………………………………….. i
Kata pengantar…………………………………………………………………………. ii
Daftar isi……………………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang……………………………………………………………………… 1
B. Rumusan masalah………………………………………………………………….. 1
C. Tujuan penulisan…………………………………………………………………… 1
D. Manfaat penulisan………………………………………………………………….. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………. 2

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN


A. Faktor-faktor penyebab kebakaran hutan………………………………………….. 5
B. Dampak akibat kebakaran hutan…………………………………………………………………………. 6

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan………………………………………………………………………….. 9
B. Saran………………………………………………………………………………… 9

BAB V Daftar pustaka…………………………………………………………………… 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebakaran hutan merupakan proses yang paling dominan dalam kemampuannya menimbulkan
polutan di samping juga proses atrisi dan penguapan. Karena dari pembakaran itulah akan meningkatkan
bahan berupa substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai jumlah tertentu,
sehingga dapat dideteksi dan memberikan efek terhadap manusia, hewan, vegetasi dan material.
Dampak kebakaran yang sangat dirasakan manusia berupa kerugian ekonomis yaitu hilangnya
manfaat dari potensi hutan seperti tegakan pohon hutan yang biasa digunakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya akan bahan bangunan, bahan makanan, dan obat-obatan, serta satwa untuk memenuhi
kebutuhan akan protein hewani dan rekreasi. Kerugian lainnya berupa kerugian ekologis yaitu
berkurangnya luas wilayah hutan, tidak tersedianya udara bersih yang dihasilkan vegetasi hutan serta
hilangnya fungsi hutan sebagai pengatur tata air dan pencegah terjadinya erosi.
Dampak global dari kebakaran hutan dan lahan yang langsung dirasakan adalah pencemaran udara
dari asap yang ditimbulkan mengakibatkan gangguan pernapasan dan mengganggu aktifitas sehari-hari.
Peristiwa kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 – 1998 dan 2002 – 2005 menghasilkan
asap yang juga dirasakan oleh masyarakat Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam serta mengancam
terganggunya hubungan transportasi udara antar negara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka, dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa faktor-faktor penyebab kebakaran hutan?
2. Apa akibat kebakaran hutan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kebakaran hutan.
2. Untuk mengetahui akibat kebakaran hutan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Kebakaran Hutan menurut SK. Menhut. No. 195/Kpts-II/1996 yaitu suatu keadaan dimana
hutan dilanda api sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan hasil hutan yang menimbulkan kerugian
ekonomi dan lingkungannya.
Kebakaran hutan merupakan salah satu dampak dari semakin tingginya tingkat tekanan terhadap
sumber daya hutan. Dampak yang berkaitan dengan kebakaran hutan atau lahan adalah terjadinya kerusakan
dan pencemaran lingkungan hidup, seperti terjadinya kerusakan flora dan fauna, tanah, dan air. Kebakaran
hutan dan lahan di Indonesia terjadi hampir setiap tahun walaupun frekwensi, intensitas, dan luas arealnya
berbeda.
Secara umum kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu
kondisi bahan bakar, cuaca, dan sosial budaya masyarakat. Kondisi bahan bakar yang rawan terhadap
bahaya kebakaran adalah jumlahnya yang melimpah di lantai hutan, kadar airnya relatif rendah (kering),
serta ketersediaan bahan bakar yang berkesinambungan. Faktor iklim berupa suhu, kelembaban, angin dan
curah hujan turut menentukan kerawanan kebakaran. Suhu yang tinggi akibat penyinaran matahari langsung
menyebabkan bahan bakar mengering dan mudah terbakar, kelembaban yang tinggi (pada hutan dengan
vegetasi lebat) mengurangi peluang terjadinya kebakaran hutan, angin juga turut mempengaruhi proses
pengeringan bahan bakar serta kecepatan menjalarnya api sedangkan curah hujan mempengaruhi besar
kecilnya kadar air yang terkandung dalam bahan bakar.

Polusi Udara Akibat Kebakaran Hutan


Pencemaran udara yang disebabkan dari kebakaran hutan, yang mendapatkan beberapa dampak yang
sangat merugikan bagi seluruh makluk hidup yang ada disekitarnya. Dapat manggangu kesehatan, estetika,
kenyaman maupun merusak properti. Penyebab kebakaran hutan sebagian dari kegiatan manusia yang tidak
bertanggung jawab, maupun dari keadaan alam yang bisa menyebabkan kebakaran hutan yang menjadikan
polusi diudara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung
dan lokal,regional,maupun global.
Salah satu penyebab polusi udara di Indonesia saat ini adalah seringnya terjadi kebakaran hutan.
Kebakaran hutan yang sering terjadi adalah di hutan-hutan. Kebakaran hutan merupakan bencana yang
setiap tahun terus terjadi. Kebakaran hutan skala besar adalah fenomena yang menjadi sebuah
kecenderungan yang rutin dalam 20 tahun terakhir.
Polusi adalah masuknya makluk hidup, zat energi, atau komponen lain dalam lingkungan atau
perubahan tatatnan lingkungan oleh kegiatan manusia.Pencemar udara dapat berupa gas dan
partikel. Contohnya, gas H2S, Gas CO, CO 2’ dan batu bara.Sebab itu sangatlah merugikan bagi
semuannya.
Sumber polusi udara dibagi menjadi dua yaitu pencemaran primer dan pencemaran sekunder.
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer
karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar
yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam
smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Beberapa bahan polutan yang mencemari udara diantaranya bahan polutan primer diantaranya
adalah bahan primer seperti hidrokarbon dan oksida, adalah bahan polutan primer, karbon
dioksida, senyawa sulpur oksida, senyawa nitrogen oksida dan dioksida. Adapun polutan bentuk
partikel berupa asap karbon yang sangat halus bercampur debu dari proses pemecahan suatu
bahan.
Polusi udara melanda di kota-kota sekitar hutan. Kebakaran hutan berakibat pada pencemaran udara
oleh debu, gas SOx, NOx, COx, dan lain-lain. Dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan
manusia.Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana polutan udara mencetuskan gejala penyakit.
1. Modifasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraseluler seperti enzim bekerja pada tubuh.
2. Komponen biologis menginduksi inflamasi dan gangguan system imunitas.
3. Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor mengatur kerja jantung dan saluran napas.
4. Efek adjuvant terhadap sistem imunitas tubuh.
5. Efek procoagulant dapat mengganggu sirkulassi darah dan penyebaran polutan ke seluruh tubuh.
6. Menurunnya sistem pertahanan tubuh normal.
7. Terjadinya radang pada paru-paru
8. Terbentuk radikal bebas
Namun sebagian besar polusi udara terfokuskan pada efek akibat terhirup melalui saluran
pernapassan mengingat saluran napas merupan pintu utama masuknya polutan udara kedalam tubuh.
Atas dasar hal tersebut, jadi jelas-jelas bahwa akibat adanya kebakaran hutan akan menghasilkan polusi
udara. Ada beberapa bahan polutan dari pembakaran yang dapat mencemari udara, diantaranya adalah
bahan polutan primer, seperti: hidrokarbon dan karbon oksida, karbon dioksida, senyawa sulphur oksida,
senyawa nitrogen oksida dan nitrogen dioksida. Adapun polutan berbentuk partikel adalah asap berupa
partikel karbon yang sangat halus bercampur dengan debu hasil dari proses pemecahan suatu bahan.
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN

A. Faktor Penyebab Kebakaran Hutan


Faktor sosial budaya masyarakat mempunyai andil yang paling besar terhadap adanya kebakaran
hutan. Beberapa faktor penyebab kebakaran hutan antara lain :
1. Penggunaan api dalam kegiatan persiapan lahan Masyarakat di sekitar kawasan hutan seringkali
menggunakan api untuk persiapan lahan, baik untuk membuat lahan pertanian maupun perkebunan seperti
kopi dan coklat. Perbedaan biaya produksi yang tinggi menjadi satu faktor pendorong penggunaan api
dalam kegiatan persiapan lahan. Metode penggunaan api dalam kegiatan persiapan lahan dilakukan karena
murah dari segi biaya dan efektif dari segi waktu dan hasil yang dicapai cukup memuaskan.

2. Adanya kekecewaan terhadap sistem pengelolaan hutan


Berbagai konflik sosial sering kali muncul di tengah-tengah masyarakat sekitar kawasan hutan. Konflik
yang dialami terutama masalah konflik atas system pengelolaan hutan yang tidak memberikan manfaat
ekonomi pada masyarakat. Adanya rasa tidak puas sebagian masyarakat atas pengelolaan hutan bisa
memicu masyarakat untuk bertindak anarkis tanpa memperhitungkan kaidah konservasi maupun hukum
yang ada. Terbatasnya pendidikan masyarakat dan minimnya pengetahuan masyarakat akan fungsi dan
manfaat hutan sangat berpengaruh terhadap tindakan mereka dalam mengelola hutan yang cenderung
desdruktif.

3. Pembalakan liar atau illegal logging


Kegiatan pembalakan liar atau illegal logging lebih banyak menghasilkan lahan-lahan kritis dengan
tingkat kerawanan kebakaran yang tinggi. Seringkali, api yang tidak terkendali secara mudah merambat ke
areal hutan-hutan kritis tersebut. Kegiatan pembalakan liar atau illegal logging seringkali meninggalkan
bahan bakar (daun, cabang, dan ranting) yang semakin lama semakin bertambah dan menumpuk dalam
kawasan hutan yang dalam musim kemarau akan mengering dan sangat bepotensi sebagai penyebab
kebakaran hutan.

4. Kebutuhan akan Hijauan Makanan Ternak (HMT)


Kehidupan masyarakat sekitar kawasan hutan tidak lepas dari ternak dan penggembalaan. Ternak
(terutama sapi) menjadisalah satu bentuk usaha sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Kebutuhan akan HMT dan areal penggembalaan merupakan salah satu hal yang harus dipenuhi. Untuk
mendapatkan rumput dengan kualitas yang bagus dan mempunyai tingkat palatabilitas yang tinggi biasanya
masyarakat membakar kawasan padang rumput yang sudah tidak produktif. Setelah areal padang rumput
terbakar akan tumbuh rumput baru yang kualitasnya lebih bagus dan kandungan gizinya tinggi.
5. Perambahan hutan
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya sebagai agen penyebab kebakaran hutan adalah migrasi
penduduk dalam kawasan hutan (perambah hutan). Disadari atau tidak bahwa semakin lama, kebutuhan
hidup masyarakat akan semakin meningkat seiring semakin bertambahnya jumlah keluarga dan semakin
kompleknya kebutuhan hidup. Hal tersebut menuntut penduduk untuk menambah luasan lahan garapan
mereka agar hasil pertanian mereka dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.

6. Sebab lain
Sebab lain yang bisa menjadi pemicu terjainya kebakaran adalah faktor kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap bahaya api. Biasanya bentuk kegiatan yang menjadi penyebab adalah
ketidaksengajaan dari pelaku. Misalnya masyarakat mempunyai interaksi yang tinggi dengan hutan. Salah
satu bentuk interaksi tersebut adalah kebiasaan penduduk mengambil rotan yang biasanya sambil bekerja
mereka menyalakan rokok. Dengan tidak sadar mereka membuang puntung rokok dalam kawasan hutan
yang mempunyai potensi bahan bakar melimpah sehingga memungkinkan terjadi kebakaran.

B. Dampak Kebakaran Hutan


Dampak yang ditimbulkan kebakaran hutan ternyata sangat kompleks. Kebakaran hutan tidak
hanya berdampak terhadap ekologi dan mengakibatkan kerusakan lingkungan saja. Namun dampak dari
kebakaran hutan ternyata mencakup bidang-bidang lain.
Menurut Rully Syumanda (2003), menyebutkan ada 4 aspek yang terindikasi sebagai dampak dari
kebakaran hutan. Keempat dampak tersebut mencakup dampak terhadap kehidupan sosial, budaya, dan
ekonomi, dampak terhadap ekologis dan kerusakan lingkungan, dampak terhadap hubungan antar negara,
serta dampak terhadap perhubungan dan pariwisata.
1. Dampak Terhadap Sosial, Budaya, dan Ekonomi. Kebakaran hutan memberikan dampak yang
signifikan terhadap kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi yang diantaranya meliputi:
a. Terganggunya aktivitas sehari-hari; Asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan secara otomatis
mengganggu aktivitas manusia sehari-hari, apalagi bagi yang aktivitasnya dilakukan di luar ruangan.
b. Menurunnya produktivitas; Terganggunya aktivitas manusia akibat kebakaran hutan dapat
mempengaruhi produktivitas dan penghasilan.
c. Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di dan sekitar hutan; Selain itu, bagi masyarakat
yang menggantungkan hidup dari mengolah hasil hutan, dengan terbakarnya hutan berarti hilang pula area
kerja (mata pencarian).
d. Meningkatnya hama; Kebakaran hutan akan memusnahkan sebagian spesies dan merusak
keseimbangan alam sehingga spesies-spesies yang berpotensi menjadi hama tidak terkontrol. Selain itu,
terbakarnya hutan akan membuat sebagian binatang kehilangan habitat yang kemudian memaksa mereka
untuk keluar dari hutan dan menjadi hama seperti gajah, monyet, dan binatang lain.
e. Terganggunya kesehatan; Kebakaran hutan berakibat pada pencemaran udara oleh debu, gas SOx,
NOx, COx, dan lain-lain dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia, antara lain
infeksi saluran pernafasan, sesak nafas, iritasi kulit, iritasi mata, dan lain-lain.
f. Tersedotnya anggaran negara; Setiap tahunnya diperlukan biaya yang besar untuk menangani
(menghentikan) kebakaran hutan. Pun untuk merehabilitasi hutan yang terbakar serta berbagai dampak lain
semisal kesehatan masyarakat dan bencana alam yang diambilkan dari kas negara.
g. Menurunnya devisa negara. Hutan telah menjadi salah satu sumber devisa negara baik dari kayu
maupun produk-produk non kayu lainnya, termasuk pariwisata. Dengan terbakarnya hutan sumber devisa
akan musnah. Selain itu, menurunnya produktivitas akibat kebakaran hutan pun pada akhirnya berpengaruh
pada devisa negara.

2. Dampak Terhadap Ekologis dan Kerusakan Lingkungan. Kebakaran hutan memberikan dampak
langsung terhadap ekologi dan lingkungan yang diantaranya adalah:
a. Hilangnya sejumlah spesies; selain membakar aneka flora, kebakaran hutan juga mengancam
kelangsungan hidup sejumlah binatang. Bebrabagai spesies endemik (tumbuhan maupun hewan) terancam
punah akibat kebakaran hutan.
b. Erosi; Hutan dengan tanamannya berfungsi sebagai penahan erosi. Ketika tanaman musnah akibat
kebakaran hutan akan menyisakan lahan hutan yang mudah terkena erosi baik oleh air hujan bahkan angin
sekalipun.
c. Alih fungsi hutan; Kawasan hutan yang terbakar membutuhkan waktu yang lama untuk kembali
menjadi hutan. Bahkan sering kali hutan mengalami perubahan peruntukan menjadi perkebunan.
d. Penurunan kualitas air; Salah satu fungsi ekologis hutan adalah dalam daur hidrologis. Terbakarnya
hutan memberikan dampak hilangnya kemampuan hutan menyerap dan menyimpan air hujan.
e. Pemanasan global; Kebakaran hutan menghasilkan asap dan gas CO2 dan gas lainnya. Selain itu,
dengan terbakarnya hutan akan menurunkan kemampuan hutan sebagai penyimpan karbon.
Keduanya berpengaruh besar pada perubahan iklim dan pemansan global.
f. Sendimentasi sungai; Debu dan sisa pembakaran yang terbawa erosi akan mengendap di sungai dan
menimbulkan pendangkalan.
g. Meningkatnya bencana alam; Terganggunya fungsi ekologi hutan akibat kebakaran hutan membuat
intensitas bencana alam (banjir, tanah longsor, dan kekeringan) meningkat.

3. Dampak Terhadap Hubungan Antarnegara. Asap hasil kebakaran hutan menjadi masalah serius bukan
hanya di daerah sekitar hutan saja. Asap terbawa angin hingga ke daerah lain bahkan mencapai berbagai
negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
4. Dampak Terhadap Perhubungan dan Pariwisata. Kebakaran hutan pun berdampak pada pariwisata baik
secara langsung ataupun tidak.

Dampaknya seperti ditutupnya obyek wisata hutan dan berbagai sarana pendukungnya, terganggunya
transportasi, terutama transportasi udara. Kesemunya berakibat pada penurunan tingkat wisatawan secara
nasional.
Mengingat sedemikian kompleknya dampak yang diakibatkan oleh kebakaran hutan sudah selayaknya kita
semua mewaspadai. Sekalipun tinggal jauh dari hutan, menumbuhkan kesadaran akan bahaya kebakaran
hutan mungkin salah satunya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

 Definisi Kebakaran Hutan menurut SK. Menhut. No. 195/Kpts-II/1996 yaitu suatu keadaan dimana
hutan dilanda api sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan hasil hutan yang menimbulkan kerugian
ekonomi dan lingkungannya.
 Bahan polutan primer diantaranya adalah bahan primer seperti hidrokarbon dan oksida, adalah bahan
polutan primer, karbon dioksida, senyawa sulpur oksida, senyawa nitrogen oksida dan dioksida. Kebakaran
hutan berakibat pada pencemaran udara oleh debu, gas SOx, NOx, COx, dan lain-lain.
 Faktor sosial budaya masyarakat mempunyai andil yang paling besar terhadap adanya kebakaran hutan.
 Ditinjau dari sektor kesehatan, strategi pengendalian dampak pencemaran udara akibat kebakaran hutan
sebagaimana tertuang dalam Kepmen Kesehatan RI no. 289/MENKES/SK/III/2003, mencakup 3 (tiga) fase
prosedur yaitu : Fase Prabencana, Fase Bencana, Fase Pascabencana Kebakaran Hutan.

B. Saran

 Mari menanggulagi pencemaran udara akibat kebakaran hutan dengan cara Reboisasi, Menghentikan
pembakaran hutan secara terus-menerus, Melakukan tebang pilih secara teratur dan Jangan melakukan
tindakan yang bisa merugikan hidup kita sendiri.
 Kita harus siap siaga dalam menjaga hutan untuk mengurangi dampak yang terjadi dari kebakaran hutan,
sehingga kerugian terhadap kerusakan alam dapat di minimalisasi.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

alamendah.wordpress.com/2009/09/15/ulang-tahun-kebakaran-hutan
http://skaterfm.blogspot.com/2012/04/bahan-makalah-pencemaran-lingkungan-dan.html
Schweithelm, J. dan D. Glover, 1999. Penyebab dan Dampak Kebakaran. Dalam Mahalnya Harga Sebuah
Bencana: Kerugian Lingkungan Akibat Kebakaran dan Asap di Indonesia. Editor: D. Glover & T. Jessup
www.greenradio.fm/news/latest/5028-miliaran-rupiah-hilang-akibat-kebakaran-hutan-

Anda mungkin juga menyukai