Anda di halaman 1dari 23

BLOK

URINARIA
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 1

MIKROBIOLOGI
ETIOLOGI E.coli
 Infeksi bakteri biasanya scr asendens MANIFESTASI KLINIS  FN pada usus manusia dan hewan
- Dari komunitas:  UTI bwh akut:  Gejala:
3% 2% - Dysuria: rasa sakit saat miksi - Septisemia: asal infeksi adalah ISK/penjalaran
E.coli
5% - Urgensi: anyang-anyang kuman dari usus
10% Koagulase (-) - Frekuensi: sering miksi - ISK: 80%kasus, kuman hemolisin (+), tahan
staphylokok  Urin keruh karena pyuria (jk hasil tdk +: chlamydia, serum, f.virulensi: fili P
proteus infeksi mycobacterium) dan bakteriuria - Meningitis pada neonates: E,coli K1
minimalis
80% gram (+)  Pyelonephritis: demam dan gejala isk bawah - Gastroenteritis (diare): e.coli
 Infeksi asimtomatik: ibu hamil, anak keci,
gram (-) kateterisasi, org tua, diabetes Proteus, Providencia, Morganella
 Spesies penting: P. vulgaris, P.mirabilis
- Dari RS→ kateterisasi  Pertumb: menjalar, H2S (+), urease (+)

5%3%
e.coli

gram (-)
ISK  Gejala: ISK, bakterimia, pneumonia, infeksi
nosocomial (P. vulgaris, Morganella)
 Terapi: ampisilin, trimetropin (prl tes sensi kmn)
12% gram (+)
42% TES LAB
11% Klebsiella
proteus mirabilli  Specimen: MSU, aspirasi suprapubic, urine bag,  Batang, gram (-), ≠gerak, kapsul tebal
27% candida urin dikateter pasien  F. virulensi: kampsul hambat fagositosis dan AgO
 Quantitative kultur: hambat lisis olh komplemen
koagulase (-)
- infeksi→ bakteri ≥105ml urin  Gejala: ISK, bronkopneumoni, infeksi nosocomial
staphylokok
- kontaminasi → bakteri <104/ml urin
 Yang menyebar scr hematogen: s. typhii, s. aureus, m.tuberculosis  urin sampel special: Enterobacter
 Virus: jarang tp bisa ditemukan pada urin→ CMV, rubella, adenovirus, - 3x urin pagi → m. tuberculosis
hantavirus  Serupa dengan klebsiella, tapi gerak
- Ml terkahir urin pagi dikumpulkan stlh
 Parasit:candida, H.capsulatum, tricomonas vaginalis, s.hematobium  Spesies penting: E. aerogenes dan . doacae
OR→ s. haematobium
 Penyebab infeksi nosocomial dan ISK
 Umumnya resisten thd penisilin
PATOGENESIS Treatment  Terapi gold: aminoglikosida
 Faktor predisposisi: urethra pr lbh pdk, hub. Sex, pd bayi LK (blm UTI ≠ komplikasi→ antibacterial oral (single dose/
sirkum), hamil, hipertrofi prostat, kateterisasi, aliran urin tergangggu, 3hr) Mycoplasmataceae
batu, tumor. UTI Komplikasi (pyelonephritis)→ agen
 Factor bakteri: antibacterial sistemik
- Serotype somatic: O1, O2, O4, O6, O7, O75
- Serotype kapsular: K1-3, K5, K12-13 Pencegahan
- Uropatogenic e.coli (upec) - Infeksi rekuren pada wanita normal →
 Sal. Urin yang sehat resisten thd kolonisasi bakteri, krn: pH, bahan mengosongkan VU teratur
kimia, mekanisme “flushing urine” - Hindari kateterisasi atau durasi sebentar
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 2

ILMU KESEHATAN ANAK


 INFEKSI SALURAN KEMIH: tumbuh bakteri dlm sal. Kemih FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
 BAKTERIURIA BERMAKNA: bakteri dlm urin, CFU > 100.000 Bakteri Abses intraperitonial,
PATOGENESIS
koloni/ml urin segar uropatogenik paravesika fistula Sifat bakteri
 BAKTERIURIA ASIMTOMATIK (COVERT): bakteriuria pada (e.coli) genito urinarius ↓
anak yang tidak bergejala virulensi uropatogenik ecoli
 REFLUX NEPHROPATHY: Kerusakan ginjal fokal atau umum, ↓
kalises clubbing atau blunting Fimbrae/fili I, P, X
 PIURIA: lekosit >10 /µl pd laki dan >50 /µl pd perempuan ISK Antigen O, K dan H
 ISK BERULANG (RECCURENT): berulangnya ISK, ditandai Kemampuan adhesif bakteri
adanya interval bebas gejala, biasanya reinfeksi oleh Pertahanan penjamu
bakteri yang sama tap beda serotipe
Kelenjar limf rectum, Farktor host: mekanisme
 RELAPS: biasanya oleh strain bakteri yang sama, ada Sifat Mekanisme
pertahanan VU (pada laki2 lap.
kelainan struktur anatomi bakteri → kolon, prostat, vu imun: Dalam ureter dpt menampung lbh
 ISK ATAS atau PYELONEFRITIS: Infeksi pada parenkim ginjal fimbriae

pertahanan vu, byk cairan, produksi kelenjar
sampai vesicouretero junction tipe I,P,X anti perlekatan prostat yang dpt memperlambat
 ISK BAWAH: Infeksi pada vesika urinaria, uretra kolonisasi bakteri pertumbuhan kuman), anti
perlekatan bakteri

Manifestasi klinis

Neonatus 1bln-1thn Prasekolah, Arti diagnostic kultur urin


sekolah Cara ambl sample Σ koloni Kemungkinan ISK
Tidak spesifik:
suhu badan tidak
stabil, enuresis,
Demam, iritabel,
nyeri perut,
muntah,
Disuria, urgensi,
nyeri pinggang,
demam,
ISK Aspirasi
suprapubic
Gram (-) brpn
jmlhnya
Gram (+) >bbrp rb
>99%

lemah, FTT BB tidak hematuria,


Kateterisasi >105 >95%
bertambah enuresis(ngompol)
104-105 Diperkirakan isk
diurnal maupun
103-104 Ragu, ulangi
nokturnal
<103 ≠isk
UPT LK >104 Diperkirakan isk
Pem. Penunjang yg menyokong kecurigaan ISK
UPT PR 3 spesimen >105 95%
Periksa Pencitraan jika: Leukosituria Ada Kimiawi Kultur urin
2 spesimen>105 90%
1. ISK PERTAMA KALI pada: kuman
1 spesimen>105 80%
dipusing: ≠dipusing: Tes nitrit Simpan
Bayi/anak simtomatik, Anak laki simtomatik, Massa di atas 5X104-105 Diragukan, ulangi
>5/Lpb 1-2 Tes dalam
simfisis setelah BAK, Massa di daerah abdomen bagian 104 – 5x104 Diperkirakan ISK,
≠dipusing: kuman/lpb reductase suhu 4oC
atas, Kadar urea N atau serum kreatinin meningkat, Klinis simtomatik ulangi
Lk: biru Σurin hrs
Tekanan darah meningkat, ISK yang tidak ada respons Klinis Tidak ada ISK
>10/mm3 metilen ckp bsr →
terhadap antibiotik adekuat asimtomatik Tidak ada ISK
pr: sensitivitas
2. ISK BERULANG <104
>50/mm3 spesivitas
tinggi
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 3
ISK pertama kali (biakan urin)
Kelainan struktur

Neonates/bayi Anak
Tanpa komplikasi Dengan komplikasi
Gejala sistemik Gejala kemih bawah ↓ ↓
Rawat jalan Rawat inap
Rawat jalan antibiotic Rawat jalan Antibiotic oral 7-10 hari Antibiotic IV
(IV) -kontrimoksasol -gram (-) → sefalosporin
-nitrofurontoin gen III (selfriakson,
#ampisilin & aminoglikosida Biasanya ssdh 24-48jam kbykn pasien: -amoksisilin sefotaksim, seftazidin)
Biakan urin 48 jam
(gentamisin) atau ampilisn & pns trn & keadaan membaik. Obat
sesuaikan antibiotik -Enterococcus  Ampisilin
sefalotaksim selama 5 hari sesuai biakan, sensitivitas, pilih yang Sefalosporin gen III
krg toxic. Lama pengobatan 10-14 -Pseudomonas 
USG+MSU sesudah 2-4 hari, sesudah 48jam tdk mkn obat Sefalosporin gen III
minggu terapi biakan urin diulang u/ lihat hasil terapi

Normal AbNormal PIELONEFRITIS AKUT REFLUX VESIKO URETER (RVU)


Tindak lanjut u/ cegah infeksi ( byk Pertimbangkan PIV/skan (untuk  Infeksi bakteri pada parenkim ginjal  RVU grade I-III → antibiotic profilaksis
minum, jgn nahan pipis, kencing lihat apakah ada reflux,  Gejala klinis: demam, sakit pinggang, sampai umur 5 thn
habiskan sebelum tidur vesikoureter atau neuropati reflux)
muntah, dapat disertai toksik sistemik  RVU grade IV-V → PEMBEDAHAN
 Biasanya merupakan lanjuta sistitis
 Pemeriksaan BAKU EMAS  PIV
LOKASI  Penatalaksanaan:
 Ambil sampel urin untuk kultur 
 Terapi PARENTERAL dg Seftriakson, atau
SISTITIS AKUT PIELONEFRITIS AKUT
Ampisilin + Gentamisin
 Jika resisten  Siprofloksasin
UROPATI OBSTRUTIF
BERAT RINGAN Segera rawat  Lama terapi parenteral: 3-5 hari atau 48 jam

Ambil specimen Terapi ditunda bebas demam, dilanjutkan terapi oral 10-14
ABSES RENAL
urin u/ sampai ada hasil hari sesuai hasil kultur
ABSES PERIRENAL
pemeriksaan, lsg kultur  48 jam setelah bebas makan obat  Biakan
INFEKSI PADA OBSTRUKSI SALURAN
obati dgn 2 mcm urin ulang
antibiotic u/ gram KEMIH
 Bakteriuria msh ada → antibiotic teruskan
+/- ↓
sampai dilakukan MSU → REFLUX (+) →
TINDAKAN BEDAH
Antibiotik lanjutkan
(drainase perkutaneus)
 Bakteri (-) → antibiotic STOP
ANTIBIOTIKA
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 4

SINDROM NEFRITIK AKUT SINDROM NEFROTIK


DEFINISI Suatu sindroma yang ditandai dengan gejala hematuria, hipertensi, Sindroma Nefrotik (SN) adalah penyakit yang mengenai glomerulus dan
edema ringan dan berbagai derajat insufisiensi ginjal ditandai dengan adanya:
 edema bisa sampai berat (karena ada proteinuria massif)
 proteinuria masif (terdapatnya proteinuria +2 atau lebih yang diperiksa
secara semikuantitatif/Bang)
 hipoalbuminemia (kurang dari 2,5 g/dl)
 dengan atau tanpa disertai hiperkolesterolemia
ETIOLOGI Paling sering setelah infeksi Beta Hemolyticus Streptococcus group A
EPIDEMIOLOGI  Insidens tidak diketahui dengan tepat  Morbiditas > 50
 Tertinggi pada usia 2-10 tahun  Pasien dirawat bila mengalami SN untuk pertama kali
 Laki-laki : perempuan= 2:1  Dirawat dalam jangka waktu lama jika: Edema anasarka sampai shock,
 Kejadian Acute Post Streptococcal Glomerulonephritis (APSGN) pada Ulserasi dan infeksi kulit, Gagal ginjal kronik
penderita infeksi Streptokokus nefrogenik: 10-15%  60 – 90% SN tipe minimal
 APSGN dapat timbul secara sporadik atau epidemic  10 – 15% SN tipe non minimal
MANIFESTASI KLINIS  Gejala ringan s.d. berat  Edema (palpebra, pretibial, ascites, efusi pleura, edema skrotum, edema
 Periode laten: 1-3 minggu (rata-rata 10 hari) pasca ISPA anasarka)
Streptokokus, atau > 3 minggu pasca infeksi kulit  Urine keruh
 Gejala umum: panas badan, anoreksia, lemah badan, nyeri perut,  Oliguria
sakit kepala  kadang hematuria
 Gejala khas: hematuria, hipertensi, edema (ringan) karena protein  Gejala infeksi
yang keluar tidak banyak, gejala insufisiensi ginjal (oligouri sampai  Tekanan darah dapat N,  atau paradoks 
anuri)  KU terlihat kurang baik
 Gejala akibat overload: takipneu, dyspneu akibat edema paru atau  Pada hipovolemik suhu ekstremitas 20C dari suhu badan, ekstremitas
efusi pleura pucat, refilling kapiler lambat
 Nyeri pada abdomen spontaneous bacterial peritonitis
PATOGENESIS  Pencetus APSGN: faringitis atau pyoderma  Proteinemia  ekskresi protein ≥40 mg/jam/m2 LPT
 Strain nefritogenik pada infeksi tenggorok: tipe 12,1, 4, 6, dan 49  Selektif protein  terutama albumin
 Pada infeksi kulit: strain 49, 53, 55, 56, dan 57  Perubahan pada filter kapiler glomerulus, kelainan pada glomerulus
 Patogenesis APSGN belum diketahui secara pasti, teori yang menimbulkan:
diterima: karena reaksi imunologis  hilangnya protein bermuatan negatif yang merupakan barrier
 Peranan sistem imunitas humoral dan sistem komplemen pada membran glomerulus (proteoglikan sulfat heparan, sialoprotein
APSGN ditandai dengan adanya C3 dan IgG pada membran basalis glomerulus)
glomerulus (Smith, 2003)  perubahan pori-pori membran glomerulus kebocoran protein
 C3 mengaktifkan monosit & netrofil → infiltrasi sel-sel radang  Hipoalbuminemia
sitokin → kerusakan glomerulus  Kelainan metabolisme lipid (kompensasi hipoalbuminemia)
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 5

PEMERIKSAAN PENUNJANG  Analisis urin:  Hematuria (-) atau mikroskopis


- Hematuria mikroskopis/makroskopis  Albuminuria/Proteinuria
- Proteinuria (biasanya < +2) > 50mg/kb BB/hari atau > 40mg/m2
 Fungsi ginjal: LFG menurun sejalan dengan derajat berat penyakit  Rasio protein kreatinin urin > 2,5
 Darah:  Perbandingan protein urin dan plasma
- dapat terjadi anemia, trombositopenia < 0,1 selektif tinggi,
- albumin & protein total menurun sedikit 0,1-0,2 selektif sedang,
 Bakteriologi: Hapus tenggorok atau kulit isolasi & identifikasi kuman > 0,2 selektif rendah / non selektif
penyebab  Lipiduria
 Serologi:  kadar natrium (< 10 mmol/ltr)
- Titer Anti Streptolisin-O (ASO)  perbandingan urea-kreatinin urin dan plasma (hipovolemik jika < 0,01)
- Titer DNase-B  Darah :
 Pem. Imunologi: Kadar C3 - Hipoalbuminemia (<30 gr/ltr)
 Radiologi: foto toraks - IgG turun, IgM biasanya naik
 EKG - LDL dan VLDL meningkat, HDL biasanya normal
- ureum dan kreatinin meningkat
- Na dan Ca menurun
- Hb dan hematokrit meningkat
DIAGNOSIS BANDING  Glomerulonefritis kronis eksaserbasi akut 
 Purpura Henoch-Schonlein
 Hematuria idiopatik
 Nefropati IgA
 Sindroma Alport’s
 Lupus eritematosus sistemik
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 6

TERAPI  Terapi suportif dan simtomatis 1. Hypovolemi


 Perawatan bila:  Cairan koloid / plasma, krn akan lama bertahan dalam intravaskuler
- Hipertensi  Albumin rendah garam
- edema berat (0,5-1 gr albumin / BBkg). Pemberian albumin tidak rutin, dan tidak
- penurunan fungsi ginjal yang berat boleh diberikan pada pasien tanpa gejala kekurangan cairan
- gejala uremia Albumin hanya diberikan pada keadaan:
 Terapi umum: - Ada penurunan volume darah hebat (hipovolemia berat)
- Istirahat dengan gejala postural hipotensi, sakit perut, muntah dan
- diet rendah garam diare.
 Terapi khusus: - Sesak dan edema hebat disertai edema pada skrotum/labia.
- Hipertensi: furosemid → kurang efektif - Dosis albumin adalah 0,5-1 gr/kgBB iv, diberikan dalam
- Antihipertensi lain: vasodilator (Hidralazin), Kalsium antagonis beberapa jam (2-4 jam), diikuti oleh pemberian furosemide
(nifedipin), ACE inhibitor (utk mencegah gagal jtg) 1-2 mg/kgBB/iv
- Edema & bendungan sirkulasi: etriksi natrium dan air
- Oligouria persisten atau anuria: terapi sesuai gagal ginjal akut 2. Panas
- Antibiotik untuk eradikasi kuman:  Jika terdapat tanda-tanda Peritonitis atau septikemia, diberikan
 Penisilin Prokain 50.000 U/kg bb/kali, I.M 2 kali/hari atau cefalosporin generasi ketiga sambil menunggu hasil pemeriksaan
 Penisilin V 50 mg/kg bb/hari, p.o atau sensitivitas dan resistensi.
 Eritromisin 50/kg bb/hari selama 10 hari
3. Prednisone/prednisolone (standar ISKDC)
Beri  Sebelum pemberian kortikosteroid perlu dilakukan skrining untuk
menentukan ada tidaknya TB. Krn pemberian kortikosteroid pada
penicillin/eritromicin
penderita TB dapat menyebabkan TB milier
jika ASTO (+) selama 7
 SN berat: OAT + prednisone
hari. Kalau ASTO sudah  SN ringan: OAT dl 2minggu br prednison
(-) STOP!
4. Alkalating agent
 Zat ini merubah transkripsi DNA dengan merusak rantai alkil pada
rantai purin. Contoh dari zat ini adalah :
- Siklofosfamid (imunosupresan) 2-3 mg/kgBB/hari dosis tunggal
diberikan selama 8-12 minggu. Diberikan bersama-sama
dengan prednisone 40 mg/m2/hari secara alternate, bila
lekosit <3000/mm3 siklofosfamid harus dihentikan, dan
diteruskan lagi jika lekosit >5000/mm3
- Klorambusil 0,15-0,2 mg/kgBB/hari selama 8 minggu
- Mekhlorethamin. Zat ini jarang digunakan lagi karena
toksisitasnya dan banyak literatur yang mempertanyakan
efektivitasnya

5. Analog purin
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 7

 Azathioprin, 6-merkaptopurin, 6 tioguanin adalah termasuk analog


purin yang dalam penelitian lebih lanjut tidak memperlihatkan efek
terapeutik.

6. Cyclosporine a
 Adalah imunosupresif metabolik jamur yang bekerja dengan
merubah fungsi sel T.
 bersifat nefrotoksik dalam pemakaian jangka panjang dengan dosis
tinggi.
 Pemberian pertama kali dengan dosis kecil 4 mg/kg BB/hari dibagi
dalam 2dosis diberikan paling sedikit selama 1 tahun

7. Levamisole (obat cacing)


 Merupakan zat antihelmintes yang dapat merubah fungsi sel
T(menstimulasi sel T) dosis 2-3 mg/kg BB/hari diberikan selang sehari
selama 6-18 bulan.
 tidak terdapat efek samping yang penting dan dapat ditoleransi oleh
tubuh, hanya tidak dapat secara permanen mengobati SN.
KOMPLIKASI   Kelainan koagulasi dan timbulnya trombosis
 Perubahan hormon dan mineral
 Pertumbuhan abnormal kehilangan protein atau akibat terapi
 Infeksi  kurangnya Ig atau akibat terapi
 Peritonitis
 Infeksi kulit bs smp ulterasi
 Anemia  jarang gangguan ginjal akut dan kronik
 Gangguan tubulus renal
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 8

GAMBARAN TIPIKAL SN SERANGAN PERTAMA GAMBARAN ATIPIKAL

STEROID TIDAK RESPONSIF BIOPSI

Berikan Prednison fulldose RELAPS ULANGI DOSIS AWAL


60/mg/m2/hari (max 80mg)
Sediaan tablet 5mg → dibuat
3x makan RELAPS FREKUEN/ RELAPS INFREKUEN
BERIKAN SELAMA 4minggu STEROID DEPENDEN
non stop
STEROID INTERMITEN
Setiap pagi cek urin pagi, 1
minggu pertama (-) → STEROID SELANG SEHARI
kemungkinan lesi minimal. Steroid responsif
Walaupun gejala sdh tdk ada
Respon buruk
tetap berikan 4 minggu full
dose TERUSKAN STEROID
SELANG SEHARI
CYCLOPHOSPHAMID
4 minggu berikutnya:  REMISI: Bila terjadi proteinuri (-) 3 hari berturut-turut disertai
40mg/m2/hari (max 60mg) hilangnya edema
TIDAK REMISI
Berikan scr:  INFREQUENTLY RELAPSING NS:
- Alternate: selang sehari- Relaps setelah serangan I, tetapi <2x serangan dalam 6 bulan atau <
sehari Disarankan CYCLOSPRIN 4x serangan kapan saja dalam waktu 12 bulan.
- Intermitten: senin, selasa, A/ LEVAMISOL  FREQUENTLY RELAPSING NS WITHOUT STEROID DEPENDENCY:
rabu → minum kamis Relaps setelah serangan I, > 2x serangan dlm 6 bln atau >4x serangan
jumat sabtu → tdk. kapan saja dalam waktu 12 bln.
 FREQUENTLY RELAPSING NS WITH STEROID DEPENDENCY
Responder yang menjadi frekuen relaps pada saat dosis diturunkan
4 minggu berikutnya: turunin baik secara alternate, tappering off atau dalam waktu 14 hari setelah
dosis pelan-pelan sampai stop terapi steroid
5mg/m2/hari  INITIAL RESPONDER
Respon selama 8 minggu pemberian terapi inisial (pengobatan awal)
 LATE RESPONDER
Kalau proteinuria (-) → Respon terjadi setelah 8 minggu pemberian terapi inisial (pengobatan
STOP! awal)
 STEROID RESISTANT
Bila proteinuri tetap ada > 2+ setelah pengobatan awal 4 minggu
REMISI
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 9

SINDROM NEFROTIK RESISTEN STEROID

1. GLOMERULOSKLEROSIS FOKAL SEGMENTAL (GSFS) 2. GLOMERULONEFRITIS PROLIFERATIF MESANGIAL (GNMP) 3. GLOMERULONEFRITIS


 GSFS merupakan diagnosis patologi yang menggambarkan  GNMK secara histipatologi dan gambaran klinis betul-betul MEMBRANOSA
distribusi dari kerusakan glomerulus tanpa melihat penyebab berbeda dengan glomerulonefritis kronik lainnya  Merupakan diagnosis secara
patogenesisnya.  Tipe I GNMK histopatologi yang dilihat
 Apabila GSFS terlihat pada pasien sindroma nefrotik, implikasi Terjadi perubahan mesangium dan dinding kapiler. Glomerulus melalui mikroskop electron.
prognosisnya menjadi penting karena merupakan suatu terlihat lebih besar karena proliferasi sel-sel mesangeal dan  Lebih sedikit terjadi pada anak-
identifikasi kelompok anak atau dewasa yang memiliki respon penambahan matriks mesangium. Proliferasi mesangium anak. Sindroma nefrotik pada
buruk terhadap terapi steroid. berputar mengelilingi capillary loops dan berada diantara anak-anak 2-5 % dimana 20%
membrana basalis dan sel sel endotel yang memberi gambaran berhubungan dengan hepatitis
Prednison selama 2bln, 60mg/m2/hari ganda dari membran basalis. B.
 Tipe II penyakit deposit padat  Diperkirakan bahwa 1/3 kasus
Ditemukan peningkatan sel-sel mesangium dan matriks tetapi dari glomerulonefritis
Respon Tidak Respon tidak sebanyak tipe I dan tidak ada interposisi mesangium. membranosa disebabkan atau
 Tipe III berhubungan dengan berbagai
Pengobatan Deposit merusak membrana basalis dan keluar sub endotel ke macam penyakit sistemik
Relaps Tidak Relaps Prednisone & subepitel, sehingga secara parsial merubah posisi membrana lainnya, obat-obatan atau
Prednisone selang obat sitostatik slm basalis toksin.
sehari slm 4-6bln 6bln  Manifestasi Klinis
- 5% pada anak NS
Responsif tidak responsif - Hematuria bervariasi dan disertai dengan sindroma nefritis
akut atau hematuria rekuren.
Pengobatan simptomatik Siklosporin - Terdapat hipertensi dan GFR yang menurun. Hipertensi
dicetuskan dengan terapi kortikosteroid.
Tidak responsive Responsif - Pada anak-anak lebih banyak terjadi tipe II dari pada tipe I.
 Terapi
- Tidak ada terapi spesifik sindroma nefrotik yang disertai
dengan GNMK tidak berespon terhadap kortikosteroid dan
dapat memperburuk keadaan dengan meningkatnya edema,
erosi gaster dan hipertensi eksaserbasi akut yang berat.
- Kombinasi kortikosteroid, siklofosfamid, dipiridamol dan anti
koagulan lebih meningkatkan kelangsungan hidup.
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 10

KELAINAN NEFROPATI KONGENITAL


Agenesis ginjal Hipoplasia ginjal Displasia ginjal GPAD GPAR Medullary sponge kidney
 Agenesis ginjal unilateral  Hipoplasia  jumlah  Terjadi akibat hambatan  Familial, diturunkan secara  Disebut juga ginjal  Jarang ditemukan pada
biasanya asimptomatik nefron berkurang pertumbuhan autosomal dominan polikistik tipe infantil anak
dan ditemukan secara ukuran ginjal lebih kecil metanefritik, dapat  Gejala: asimptimatik,  Gejala klinik meliputi  Terdapat kista-kista di
kebetulan  Hipoplasia unilateral  disertai/tidak disertai kista sebagkian besar ditemukan kelainan ginjal dan hepar papilla ginjal
 Perlu pemeriksaan USG, asimptomatik  Tidak herediter pada usia 30-40 tahun., (fibrosis hepar dengan  Sering asimtomatik,
PIV, CT scan untuk melihat  Hipertensi pada dekade  USG  gambaran rongga- teraba massa bilateral di hipertensi portal) ditemukan karena
adakah ginjal ektopik pertama rongga tapi tidak abdomen, hipertensi,  Kelainan ginjal dibagi pembentukan batu ginjal
 Terapi: pemberantasan  Bilateral  gagal ginjal berhubungan proteinuria, hematuria, menjadi 4 subtipe (blythe dengan gejala obstruksi
jika ada infeksi ginjal yang pada usia dekade pertama  Terapi: USG ulang tiap 6- anemia & Oekeden): dan ISK berulang
ada untuk mencegah  Terapi  terhadap 12 bulan, sampai 5 tahun,  USG: pembesaran ginjal 1. tipe pranatal: presentasi  Gejala klinik: hematuria
gagal ginjal. komplikasi (hipertensi, dan selanjutnya tiap tahun dengan pembentukan pada saat lahir dengan dan hiperkalsiuria, fungsi
 Penderita agenesis ginjal ISK, RVU) untuk melihat kista-kista 90% tubulus berdilatasi ginjal normal
bilateral biasanya transformasi ke arah  Terapi: konservatif 2. tipe neonatal: presentasi  Diagnosis: USG dan PIV
meninggal karena keganasan pada bulan pertama  Terapi: simtomatik
hipoplasia paru atau gagal lahir dengan 40% tubulus
ginjal Perbedaan GPAD dan GPAR berdilatasi
GPAD 3. tipe infantil: presentasi
 Riw. GPAD pada pada 3-6 bulan pasca
anggota keluarga lahir dengan 25% tubulus
 Asimtomatis, berdilatasi
ditemukan pada 4. tipe juvenil: presentasi
anak yang sudah sesudah umur 1 tahun
besar dengan 10% tubulus
 Kista ekstra renal (+) berdilatasi
 Aneurisma serebral  Tipe 1 dan 2  gambaran
 Hematuria pembesaran ginjal difus
 ISK disertai oligouria, biasanya
disertai oligohidramnion
GPAR atau hipoplasia paru
 Presentasi pada  Tipe 3 dan 4 dapat
masa neonatal dideteksi dengan
 Hepatosplenomegali pemeriksaan USG pranatal.
 Hipertensi portal Insufisiensi ginjal terjadi
 Progresif ke gagal pada masa anak dengan
ginjal terminal pada progresifitas bervariasi.
masa anak-anak Kelainan hepar lebih
menonjol
 Gejala: teraba pembesaran
ginjal, hipertensi, gagal
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 11

jantung, gangguan
pertumbuhan, gangguan
GIT
 Terapi: suportif terhadap
hipertensi atau gagal
jantung atau hipertensi
pulmonal
 Untuk membedakan GPAD
dan GPAR, keduanya
mempunyai gambaran:
 Pembesaran ginjal
 Hipertensi
  daya konsentrasi tubulus
 Piuria steril

KELAINAN UROPATI KONGENITAL


Horse shoe kidney Obstruksi hubungan Megaureter dan obstruksi Katup uretra posterior (KUP) Duplikasi ureter/pelvis
ureteropelvik (HUB) hubungan ureteropelvik (HUV)
 Kelainan fusi ginjal yang paling  Merupakan kelainan paling  Merupakan penyebab  Banyak ditemukan pada anak  Dibedakan menjadi: duplikasi
sering ditemukan, 95% sering hidronefrosis kedua setelah HUB laki-laki pelvis, duplikasi ureter lengkap,
mengenai pool bawah ginjal  >> pada laki-laki dan di sebelah  Dapat disertai/tanpa obstruksi  Gejala klinik: gangguan miksi dan duplikasi ureter sebagian
 Gejala: 1/3 kasus asimtomatik, kiri atau dengan/tanpa refluks obstruksi uretra pancaran urin  Terapi: bervariasi (reseksi ginjal
biasanya ditemukan bila ada ISK,  Gejala: bervariasi, tergantung  HUV (megaureter primer) terjadi kecil, kadang menetes, dribbling, segmental bagian hidronefrosis
hidronefrosis, dan pembentukan usia anak karena ada segmen stenotik hematuria, distensi abdomen, dan reimplantasi ureter yang
batu ginjal  neonatus: teraba massa adinamik (karena pembesaran VU oleh retensi mengalami refluks)
 Ditandai: hematuria, abdomen hipoplasia/displasia) pada ujung urin, hipertensi, gagal ginjal  Diagnosis: PIV, MSU (untuk
leukosituria, sakit  Pada semua usia: mual, muntah masuknya ureter ke VU   Diagnosis: USG (ditemukan melihat refluks)
perut/pinggang intermiten, hematuria, ISK, bendungan ke atas  hidronefrosis dan hidroureter
 Diagnosis: USG, PIV, CT Scan hipertensi hidronefrosis dan hidroureter bilateral), MSU ( gambaran
 1/3 kasus disertai kelainan  Bisa asimtomatik  Gejala: hematuria, piuria, sumbatan di uretra dengan
saluran kemih (duplikasi ureter,  Terapi: pieloplasti efektif enuresis, teraba massa di dilatasi uretra proksimal)
hipospadia, atau anomali organ abdomen, Isk, kadang gagal ginjal  Terapi: bertujuan menghilangkan
lain seperti CV atau SSP  Diagnosis: USG, PIV, MSU untuk stasis urin  pemasangan
 Terapi: melihat refluks, venogram untuk kateter
 asimtomatik tidak perlu terapi melihat obstruksi fungsional atau  Terapi definitif: menghilangkan
 ISK antibiotik anatomik katup uretra dengan fulgurasi
secara endoskopi transuretra
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 12

 bila ada obstruksi ureteropelvik,  Terapi: tindakan bedah, bila


hidronefrosis, batu ginjal refluks (+)  antibiotika
koreksi bedah
 Prognosis: baik
Ureterokel Refluks vesikoureter (RVU) Hipospadia dan Epispadia EKSTROFI KANDUNG KEMIH Sindrom Prune-Belly
 Dilatasi kistik pada ureter distal  Adalah regurgitasi urin dari  Adalah kelainan muara uretra  Keadaan dimana kandung kemih  Disebut juga sindrom Eagle-
 Ada 2 tipe: kandung kemih ke ureter (bisa eksterna terbuka (mukosa kandung kemih Barret atau sindrom Triad
1. Tipe simpleks: jarang mencapai sistem kaliks pelvis)  Epispadia : muara uretra didorsal menonjol keluar), biasanya  Tidak adanya otot perut dan
ditemukan pada anak,  Ditemukan 30-50% pada ISK penis disertai dengan epispadia defisit otot juga terjadi
biasanya non-obstruktif, tidak  Ada 2 tipe:  Hipospadia: muara uretra di  Untuk mencegah infeksi: tutup sepanjang saluran kemih sampai
bergejala kecuali terjadi 1. Refluks primer  karena ventral penis  terbagi menjadi dengan kain kassa dan vaselin, uretra bagiaan prostat
pembentukan batu (diterapi defek kongenital hubungan hipospadia glandular&hipospadia popok sering diganti  Terdapat trias: defisit otot
dengan pembedahan) ureterovesika  kanal perineal  Ditemukan muskulus rektus perut, hidronefrosis,
2. Tipe kompleks: ada duplikasi submukosa ureter relatif lebih  Hipospadia lebih sering ditmukan terpisah dan simfisis terbelah kriptokismus
ureter, bersifat obstruktif  pendek dari diameternya dibandingkan epispadia  Terapi : operatif (penutupan  Insidensi 1:40.000
hidroureter dan hidronefrosis sehingga mekanisme  Hipospadia terjadi karena kemudian rekonstruksi)  laki-laki>perempuan
 Gejala klinis: ISK berulang antirefluks tidak berfungsi kegagalan penyatuan lipatan  Diagnosis: USG dan PIV
 Diagnosis: kombinasi USG 2. Refluks sekunder uretra di garis tengah, sering ditemukan hidroureter dan
(hidronefrosis segmen atas  Umumnya tidak bergejala, disertai chordae (pembentukan hidronefrosis bilateral,
ginjal), PIV (ginjal segmen kecuali ada infeksi jaringan ikat di sepanjang meatus  peristaltik ureter juga berkurang
bawah terdorong ke bawah dan  Diagnosis: MSU uretra eksterna ke penis  karena defisit otot, VU besar,
ke lateral), MSU gangguan ereksi) dapat ditemukan RVU, ISK
 Terapi: mencegah infeksi, stasis  Hipospadia bisa terjadi pada berulang
urin, dan pembentukan batu wanita, dimana muara uretra  Terapi: konservatif untuk
berada di dalam vagina mencegah ISK berulang,
 PIV sering diperlukan untuk reimplantasi ureter untuk
melihat adakah kelainan saluran mencegah refluks jarang
kemih bagian atas berhasil, orkidopeksi,
 Terapi: pembedahan rekonstruksi total saluran kemih
uretroplasti (memperpanjang
atau memajukan muara uretra),
biasanya pada usia 4 tahun
 Epispadia biasanya disertai
kelainan leher VU  terjadi
inkontinensia urin
 Dapat disertai ekstrofi kandung
kemih
 Terapi: pembedahan
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 13

ILMU PENYAKIT DALAM


3. Inkontinensia mekanik
1. Ketidak mampuan otot destrusor
 Anomali kongenital, extrophy VU, patent urachus dan
 VU mudah kontraksi tak terkontrolgangguan
ectopic ureteral opening distal pd leher VU
penghambat saraf
GANGGUAN  Mekanik ink dpt diikuti jg dg reseksi transuretral dp
 terutama pd orang tua 75%
prostat  merusak mekanisme sfingter internal dan
 meningkat pd pykt CNS spt CVA, Alzheimer, neoplasia,
hidrosefalus Infeksi/tumor pd VU/ pelvis, fecalit,
DIURESIS eksternal
 Operasi pd r. pelvis atau iiradiasi uterus /rektum 
prolaps uterus, hipertrofi prostat
inkontinensia
 Bbrp lesi dpt mengganggu jaras lateral dan ventral
 Fistel vesikovaginal, ureterovaginal, vesikoperineal
 menurunkan atau meniadakan hambatan impul
atau ureteroperineal
desenden pd reflek sacral spinal  ketidak mampuan
otot destrusor
 Penatalaksanaan :
- Imipramid 25 mg malam hari
- Ca channel blocker 4. Overflow atau paradoksikal
- Konvensional : infeksi lokal, tumor, fecalit  Obstruksi pd leher VU atau uretra (striktur uretra),
ggn neurologi
INKONTENESIA  ♂ : 75% BPH
DEFINISI: ketidakmampuan utk
 Manifestasikan : nokturia, berkurang ukuran dan
menahan urine dlm VU krn
kekuatan pancaran urin, ketegangan slm BAK
adanya ggn neurologi/mekanik
2. Stres Inkontinensia  Functional outflow obst  pykt pd jaras spinal, tdk
 ♀ post menopause  estro -  strk uretra atropi sinergis kontraksi destrusor, sfingter eksternal
  tek intraabd spt batuk, bersin, naik tangga dan  Hypotonic neurogenic bladder  pykt yg
aktifitas fisik menyebabkan neuropati perifer otonom spt DM,
 Partus : VU dan uretra turun uretra jd pendek  sdt uremia, hipotiroidism, alkohol kronik, GBS, pykt
uretrovesikal hilang (berguna sbg penutup sfingter kolagen p.d dan toxic neuropathie yg berhub dg Ca
uretra) (paru dan ginjal)  overdistention VU
 ♂ : post op prostat pd BPH/Ca prostat  kerusakan Psikogenik : anakdan
sfingter eksternal selama op  total ink
 Penatalaksanaan : peninggian sdt uretrovesikal,
Hormon Replacment Therapi 5. Psikogenik : anakdan dewasa muda

Fungsional : pd orang tua dg gangguan gerak / ggn CNS,


obat
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 14

DISURIA OLIGURI DAN ANURI PYURIA


DEFINISI: rasa sakit/terbakar saat BAK  Oliguria : vol urine < 400 ml/hari  Adanya pus dalam urine
PENYEBAB:  Anuria : urine (-)  Infeksi dan inflamasi pada TU bawah
1. Berkurangnya kemampuan VU
GANGGUAN  Penyebab :  Pyuria >>  pykt inflamasi ginjal terutama
- obstruksi pada TU tubulointertitial nephritis, lupus nefritis,
 inflamasi pd mukosa (sistitis)  infeksi, DIURESIS - sumbatan total pada arteri dan vena renalis pyelonefritis, renal transplant rejection
radiasi, kimia atau benda asing (batu,
kateter) - pykt ginjal yg berat spt nekrosis kortikal dan  proteinuria ringan / hematuria (+)
 rasa terbakar  infiltrasi oleh tumor pd VU - rapidly progressive glomerulonephritis
atau organ sekitar (prostat, rektum dan
uterus) NOKTURIA CHLYURIA
2. Infeksi  Semua poliuri menyebabkan nokturia  Adanya chyle dr limphatik didlm urine
A. Acute bacterial cystitis   urine  terutama pd tahap awal pykt ginjal  Urine spt susu
♀>>, BAK tiap malam, rasa terbakar+, gross  Malam hari  vol urine >> kapasitas VU  Jarang pd trauma atau tumor ttp srg pd pdrt dg filariasis
hematuria  Tjd pd keadaan edema spt CHF, SN, asites pd sir  Diet yg dianjurkan:
B. Prostatitis / prostatocystitis hepatis 1. Membatasi fat
♂>>, Rasa tidak enak pada perut bawah,  tjd akumulasi cairan pd bag yg tergantung  2. Banyak minum . Slm keadaan gross chyluria batasi gerak dan p tek
pangkal paha, perineum, rektum, testes saat berbaring akan tjd perubahan kekuatan intra-abdominal
atau penis  berhubungan dg kapiler cairan akan berpindah 3. Istirahat yg cukup.
BAK/ejakulasi  Kemampuan VU  4. Jangan bekerja keras dan menaiki tangga
3. Psycosomatic cystitis: functional bladder  Inf, tumor, batu  inflamasi  irritabilitas VU
synd & chronic glandular urethrotrigonitis  Chronic partial bladder outflow obstruction dari
 ♀ usia pertengahan dan lanjut hiperplasi prostat, striktur uretra, neoplasma
 rasa nyeri yg sukar ditentukan pd perut
HEMATURIA
jinak/ganas, batu  merangsang BAK
 Isolated : perdarahan pd TU dari uretra pd pelvis renalis, spt : batu TU,
bawah/vagina penebalan ddg otot shg akan m  kompliance
 frekuensi, nokturia (-), piuria (-) tumor jinak/ganas, TB, trauma, prostatitis, IgA neph, focal glomerulitis.
FBS  dd/ dg cystocele Tidak ada protein dan cast
 Total : tjd pd setiap kali BAK
ENURISIS  Bl tjd perdarahan pd permulaan/akhir BAK  berasal dari prostat/uretra
POLIURIA
 Hematuria yg berhubungan dg inf TU
DEFINISI: rasa ingin BAK terutama pada malam hari atau waktu tidur   Vol urine > 3 L/hari
- Inf bakteri pd TU bawah / ginjal
bed-wetting  Fisiologi  respon
PENYEBAB - berhubungan dg adanya pyuria
minum yg >>
- lab : [] bakteri > 105 koloni/ml urine
 Patologi :
1. Keterlambatan maturasi kontrol VU  Hematuria yg terbukti pykt ginjal(Nephronal hematuria) spt glom-nepritis,
- Diabetes Insipidus
2. Bayi : reflek sacral spinal  > 2 th tjd pematangan sistem saraf  tubuloinstitional injury, vaskuliti  kerusakan sirkulasi nepron
- Solute diuresis
kontrol kortikal  reflek spinal  kontrol volunter smp usia 2 ½ th  Nephronal hematuri + proteinuria  CRF
- Natriuretic
3. Disbb : usia pubertas, pykt organik, infeksi TU, lesi obstruksi dg  Hematuria dg protein/cast
syndrome
overflow inkontinensia, disfungsi neurovesikal dan keadaan poliuri
- Primary polydipsia
dg kelebihan dari VU
Penatalaksanaan : imipramine 75 mg pd malam hari
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 15

PATOLOGI KLINIK
GNA GNK Nefrotik syndrome Tubular Nekrosis akut Gagal ginjal
 Definisi: kelainan pada  Etiologi:  Etiologi:  Etiologi: 1. Akut
glomerulus (jejas/inflamasi), - Kelanjutan kerusakan Kenaikan permeabilitas membran Kerusakan tubulus renal yang  fungsi homeostatik ginjal gagal
ditandai dengan kumpulan/ glomerulus basalis sehingga protein yang berhubungan dengan syok, toxin, GFR <50%
sindrom hematuria, hipertensi, - Berkaitan dengan kerusakan mempunyai BM yang besar dan obat-obatan dan logam berat.  etiologi:
edema & berbagai derajat fungsi ginjal lemak dapat melewatinya.  Urinalisis: - kegagalan sirkulasi akut
insufisiensi ginjal. - Proses stadium akhir penyakit  Lab darah: - Oliguria - iskemik ginjal
 usia 5 – 15 th (2% pada usia <2th) ginjal - Hipoalbuminemia - Urin keruh ringan  klasifikasi:
 jenis kelamin terutama laki-laki  Lab darah: - Ratio alb/glob terbalik (N= 2:1) - Protein < 1g/dl - pre renal (vol. plasma turun,
 etiologi: Infeksi streptokokus - Anemia normositik - Kolesterol darah sangat tinggi - Tes darah samar positif racun)
(tmpt lain), toxin, allergen normokrom/ aplastic - Ureum dan NPN dalam batas - Mikroskopik hematuria - renal (GNA, GNK, SLE, PNA,
 hasil lab darah:  Urinalisis normal - Sedimen : Kenaikan eritrosit, MM)
- Titer ASTO meningkat - Hematuria  Urinalisis: lekosit, epithel ginjal - pos renal (obstruksi traktus
- Kadar komplemen ( C3) turun - Proteinuria (>2,5 g/dl) - Volume normal / berkurang - Silinder : hyalin,granular, lilin urinarius
- Kadar ureum kreatinin - Pemeriksaan darah samar dgn bj normal  hasil lab (sesuai fase):
meningkat → mengukur positif - Warna urin keruh pekat, krn - ureum kreatinin darah
keparahan pnykt - Sedimen : jumlah eritrosit, protein>> meningkat nyata
- LED cepat lekosit, epithel ginjal - Proteinuria (>3,5g/dl) - fase oligurik/anurik
- Lekositosis meningkat - Mengandung sedikit darah - fase penyembuhan: terjadi
- Anemia normokrom - Silinder : Granular, lilin (dalam - Sedimen : Peningkatan lekosit, kenaika vol. urin 2-3x, fungsi
normositik, krn adanya ukuran besar) oval fatbodies, lemak bebas, ginjal kembali normal
perdarahan dan gangguan  Tes fungsi ginjal: tanda-tanda epithel ginjal
eritropoietin kegagalan (+) CC, CU, PSP - Silinder : lemak, lilin (dalam 2. kronik
- Kadar Albumin plasma abnormal ukuran besar)  mengenai kedua ginjal, bersifat
menurun irreversibel
 Hasil urinalisis: *Semua hsl lab darah dan urin  etiologi: GNK, Toxic, DM,
- Hematuria (gross) tergantung berat/ ringannya hipertensi, nefritis interstitial,
- Proteinuria (<1g/dl) penyakit* herediter (polikistik), kolagen
- Bj meningkat *Kadar C3 pada GNA membaik +/- (SLE, scleroderma), obstruksi
- Pemeriksaan darah samar 6 sd 8 minggu sdg pada GNC lebih  Lab:
positif lama* - Hematologi : anemia
- Silinder : eritrosit, granula dan normositiknormokrom,
lilin lekopenia, trombositopenia,
- Sedimen: jumlah eritrosit, jml retikulosit menurun,burr
leokosit, epithel tubulus renal sel, fragmentosit
meningkat - Hemostasis : waktu
 Pada fase penyembuhan: silinder perdarahan memanjang
dan proteinuria menghilang, - Kimia : hipoalbuminemia,
hematuria mikroskopik masih hiponatremia, hiperkalemia,
ada. hipokalsemia,
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 16

 Diagnosis banding hiperpospatemia, asidosis


- Hematuria idiopatik metabolic
- Nefropati IgA - Urinalisa : GFR<, CC<25
- GNK eksaserbasi cc/menit,vol< proteinuria,
- Nefritis herediter hematuria, silinder hialin dan
- SLE granula
- Henoch-Schonlein Purpura
Pyelonefritis Akut Pyelonefritis Kronik Intertitialis Nephritis akut Batu Ginjal Sistitis
 Etiologi:  Etiologi:  Etiologi:  Ditemukan pada: Pelvis, ureter,  Etiologi:
Infeksi pada ginjal atau pelvis Kerusakan permanen dari Imflamasi intertitialis renal karena V.u Infeksi kandung kemih yang
oleh mikroorganisme jaringan ginjal keracunan obat-obatan atau  Bentuk dan ukuran: variasi terutama disebabkan oleh E coli
 Nyeri ketuk CVA  Urinalisis: reaksi alergi.  Lab: (85%)
 Urinalisis: - Polyuria, nokturia  Urinalisis: - Kristal ( tidak specifik)  Urinalisis:
- Lekositosis ringan - Urin keruh - Protein <1g/dl - Eritrosit meningkat ( saat - Urin keruh berbau busuk
- Tes fungsi ginjal normal - Protein < 2,5g/dl - Darah positif batu bergeser ) - Protein < 0,5 g/dl
- Urin sangat keruh dan berbau - Nitrit positif - Sedimen : lekosit, eritrosit, - Lekosit - Terdapat sedikit kandungan
busuk - Lekosit esterase positif eosinofil, ephitel - Analisa batu : darah
- Sedimen : kenaikan sel lekosit, - Sedimen : kenaikan lekosit - Silinder : kenaikan silinder  Calcium oksalat/ phosphat - Nitrit posotif
bakteri, epithel ginjal - Silinder : granular, lilin (besar- bergranula dan hyaline (75%) - Lekosit esterase positif
- Silinder : lekosit, granular, besar)  Magnesium amonium - Sedimen : kenaikan lekosit,
kadang-kadang silinder lilin phospat bakteri, eritrosit, epithel
 Asam urat transitional
 Cystnine
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 17

FARMAKOLOGI
DIURETIK
DIURETIK KUAT/LOOP BENZOTIAZID DIURETIK HEMAT KALIUM PENGHAMBAT KARBONIK DIURETIK OSMOTIK
DIURETIK ANHIDRASE
 Furosemid, torsemid, as  Gol yang paling banyak  Efek diuretic ringan, sbg obat  Asetazolamid, metazolamid  Manitol, isosorbid, urea, gliserin
etakrinat, bumetanid digunakan sbg diuretik (kekutan tambahan bagi yg (sulfonamid, sianida & azida )  Diuretik osmotik M↑↑ tekanan
 Efeknya sgt kuat dibandingkan sedang) mengkonsumsi diuretic kuat spy  Mek Kerja:hambat enzim KA di osmotik dlm cairan tubulus 
diuretik lain.  Termasuk derivat sulfonamid tdk terjadi hipokalemi tubulus proksimal jumlah air & elektrolit yg
 Tempat kerja ansa Henle dan dihubungkan dgn  Mekanisme kerja:  Penggunaan lebih sering utk diekskresi meningkat
ascenden bag tebal Loop penghambat karbonik anhidrase hambat reabsorbsi Na, sekresi K indikasi selain diuretik  Efek diuresis >>  Diuretik
diuretic  hambat reabsorbsi  Contoh: Hidroklorotiazid (HCT), (shg K↑) dan H di duktus koligen  Enzim KA  proses osmotik dosis >>
elektrolit Na+/K+/2Cl klorotiazid, hidroflumetazid,  Digunakan bila aldosteron pembentukan asam lambung  Manitol paling sering digunakan
 Efek Lain: ↑↑ eksresi K+, Ca , dan siklotiazid, klortalidon, berlebihan  Mekanisme kerja:  tdk dimetabolisme, difiltrasi
Mg++  terapi simptomatik kuinetazon, indapamid  Tu/ digunakan sbg kombinasi CO2 + H2O  H2 CO3 oleh glomerulus, tanpa reabsorb
hiperkalsemia  Tempat kerja: tubulus distal Na antihipertensi  Pertukaran H dan Na terhambat, atau sekresi tubular
 Kinetika: di tkd sudah lbh rendah  Contoh: Antagonis aldosteron HCO3 di lumen bertambah   Indikasi:
- Diberikan secara oral maupun dibanding di ansa henle (spironolakton, eplerenon), diekskresikan ke urin  asidosis - Profilaksis gagal ginjal akut
parenteral  Hambat reabsorbsi Na+ & Cl- di amilorid, triamteren metabolik krn syok hipovolemik yg telah
- Masa kerja 1-4 jam tub distal  ekskresi NA+, Cl- &  Spironolakton steroid sintetik  Efek diuretik kecil dikoreksi, akibat reaksi
- Terikat protein secara air meningkat. bekerja sbg antagonis kompetitif  Indikasi: glaucoma (menurunkan transfusi / sebab lain yg
ekstensif shg tidak difiltrasi.  Dibandingkan diuretik kuat laju aldosteron. tekanan cairan bola mata), menimbulkan nekrosis tubuli
Pengeluaran ke tubuli melalui ekskresi Na+ lebih rendah pd  Indikasi: epilepsy  krn obat lain yg kerjanya
sistim sekresi tiazid. Krn reabsorbsi Na+ di - Diuretik  Kinetika: diberikan scr oral 1x/hr mempengaruhi fungsi tubuli
 Efek samping: tubulus ini lebih kecil - Gagal jantung (pencegahan  Efek samping: asidosis metabolic tdk efektif untuk kasus
- Gangguan cairan & elektrolit  Menghambat sekresi asam urat hipokalemi) tersebut
 hipotensi, hiponatremi, di tub - Hiperaldosteronisme - Menurunkan tekanan
hipokalemia, hipokloroemia,  ↓↓ ekskresi Ca++ sd 40% ok sekunder intraokuler
hipokalsemia, reabsorbsi Ca++ di tub distal  Efek Samping: Hiperkalemia, - M↓↓ tekanan & volume
hipomagnesemia. HARUS DI tidak dihambat tiazid Ginekomastia cairan serebrospinal pd
STOP, atau berikan suplemen  Kalsium tdk di sekresi →  Triemteren dan amilorid edema serebri
- Ototoksisitas (tuli)  perub hiperkalsemia - Kerjanya tdk tergantung  Efek samping:
komposisi cairan elektrolit  Efek antihipertensi dgn aldosteron - nyeri kepala, mual, muntah
endolimfe  tuli (asam vasodilatasi dan penurunan - efektif utk - reaksi hipersensitif (urea >
etakrinat > furosemid > vol.darah hiperaldosteronisme primer iritatif  trombosis / nyeri)
bumetanid)  Kinetika: - Tidak ada ES ginekomastia - gliserin dimetabolisme dlm
- Efek metabolik  - Obat efektif per oral tubuh  hiperglikemia,
hiperglikemia, kolesterol LDL - Diberikan 1x/hr, digunakan glukosuria
& trigliserida↑↑ 1-3 minggu utk penurunan  Manitol didistribusi ke extrasel
(hiperkolesterolemia), HDL tekanan darah  lar manitol hipertonis >> 
↓↓ M↑↑ osmolaritas cairan
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 18

- Reaksi alergi  terkait - Waktu paruhnya panjang (40 extrasel shg ∑ cairan >> 
struktur molekul mirip jam) berbahaya bagi penderita payah
sulfonamid, alternatif : asam  Indikasi: jantung
etakrinat Hipertensi, gagal jantung, edema
- Hiperurisemia kronik, nefrolitiasis krn
 Interaksi obat: hiperkasiuria idiopatik, diabetes
- AINS dan kortikosteroid insipidus idiopatik
→efek ↓  Toksisitas:
- Digitalis→aritmia alkalosis metabolik, hipokalemik
- Indometasin & probenesid aritmia pd pasien + digitalis /
penurunan klirens  antiaritmia lain
menghambat sekresi  Efek Samping:
furosemid di tubulus gangguan elektrolit, kelemahan,
- Obat nefrotoksik kelelahan, parestesi, rx alergi,
(aminoglikosida, sisplastin)  menurunkan toleransi glukosa &
risiko nefrotoksisitas >> Mengurangi efek obat
- Warfarin, klofibrat  ikatan hipolipidemik, hiperlipidemia,
protein plasma bergeser hiperurisemia
 Indikasi:
- Gagal jantung dengan
bendungan sirkulasi
- Asites pada sirosis hepatis
- Edema karena gagal ginjal
- Hiperkalsemia (bs bkn batu)
- Udem refrakter dikombinasi
dg diuretik golongan lain.
 Kontra Indikasi : gagal ginjal
dengan anuria
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 19

Obat Inkontinesia Urin


Tipe IU Golongan Obat

Overaktif VU Antikolinergik / antispasmodik Oxybutinin, tolterodine, trospium


(urgency) chloride, hyoscyamine, solifenacin
Antidepresan trisiklik Imipramin
Botulinum Toxin type A (BOTOX A)

Stress Alfa adrenergik Pseudoefedrin, fenilpropanolamin


Estrogen Estrogen (topikal)
Antidepresan trisiklik Imipramin

Overflow Kolinergik Betanekol


(BPH) Antagonis alfa adrenergik Tamsulosin, Alfuzosin, doxazosin
Antagonis androgen Finasterid, dutasterid
OKSIBUTININ TOLTERODINE TROSPIUM CHLORIDE SOLIFENACIN
 Antagonis non selektif asetilkolin reseptor  Antagonis kompetitif reseptor muskarinik  Antimuskarinik pd VU & GIT  Antagonis reseptor M1, M2 & M3
muskarinik pada otot polos  afinitasnya lebih kuat pd reseptor  Absorbsi << 70% bila ada makanan, T ½ 10- muskarinik
 Tidak mempunyai efek terhadap resptor kolinergik di VU drpd kelenjar saliva / 12 jam, ekskresi mll urin,  Efikasi ≈ oxybutinin & tolteridon
nikotinik pada sambungan saraf-otot dan organ lain  Efektif utk urge urinary incontinence dgn  Aborbsi baik, tidak dipengaruhi makanan,
ganglion otonom  Efektifitas hampir sama dg oxybutinin ER ES << oxybutinin T ½ 50-60 jam, eliminasi melalui renal
 Merelaksasikan otot polos VU pd pasien dan lebih unggul dibandingkan oksibutinin  ES seperti ES antikolinergik lainnya, dan ES  Dosis 5-10 mg 1 x sehari
yang mengalami kontraksi VU yg IR dengan ES lebih minimal meningkat pd pasien usia ≥ th75  ES ≈ oxybutinin & tolteridon
involunter  Efek terhadap parameter urodinamik :
 Penelitian cystometric : - Peningkatan residu urin ESTROGEN TOPIKAL AGONIS ALFA ADRENERGIK
- meningkatkan kapasitas VU - Penurunan tekanan otot detrusor
 Telah digunakan scr luas utk stress  Agonis -adrenergik  merangsang
- Mengurangi frekuensi kontraksi otot pressure
incontinence penutupan uretra  efikasi sedang utk
detrusor - Penurunan episode & keparahan IU
 Estrogen meningkatkan vaskularisasi dan stress incontinence ringan-sedang.
- Menunda keinginan untuk berkemih  Absorbsi oral : 77% diabsorbsi dgn baik ,
ketebalan mukosa uretra serta sensitifitas  Efedrin, pseudo-efedrin,
- Mengurangi urgensi kadar maksimal tolterodin ER dalam darah
reseptor alfa adrenergik pd leher VU  fenilpropanolamin , namun belum
- Mengurangi frekuensi inkontinensia dan 2-6 jam
memperbaiki penutupan uretra disetujui FDA
berkemih volunter  Metabolisme di hepar  metabolit 5-
 FDA belum menyetujui  23 penelitian:  Efedrin : 25-50mg 4 x sehari,
 Kadar plasma tercapai dlm 4-6 jam, kadar hydroxymethyl  punya efek farmakologi
tidak perbaikan yg objektif pd stress Pseudoefedrin: 60mg 3 x sehari.
mantap tercapai 3 hari pemberian dosis utama sama seperti tolterodine 
incontinence, jg terkait ES estrogen >> rekomendasi: Pseudoefedrin
berulang spesifikasi tinggi dlm menghambat
 Pemakaian utk stress incontinence efektif  ES: hipertensi, nyeri kepala, nausea,
 Metabolisme  enzim P450 CYP3A4 pd reseptor muscarinik
bila tdpt uretritis vaginitis karena defisiensi insomnia, sulit beristirahat
hepar & dinding usus  Produk metabolit:  Distribusi: obat terikat kuat pd plasma
estrogen (postmenopause). Sebaiknya  KI: hipertensi, aritmia, penyakit jantung
- Phenylcyclohexylglycolic acid  tidak protein
topikal koroner, infark miokard, hipertiroidism,
aktif  Ekskresi: 77% melalui urin, 17 feses dlm 7
gagal ginjal, glaukoma sudut sempit
hari
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 20

- Desethyloxybutynin (DEO) aktif scr  Indikasi: urge incontinence  overaktif VU DULOXETINE BOTOX A
farmakologi dgn gejala urgency dan frekuensi
 Ekskresi melalui urin:  Kontraindikasi : retensi urin, retensi  Duloxetine  menghambat serotonin &  Molekul neurotoksin yang dihasilkan C.
 < 0.1% dr dosis dikeluarkan dlm bentuk saluran cerna, glaukoma sudut tertutup yg norepinefrin uptake  kadar serotonin & botulinum  7 serotipe : A  G
utuh tidak terkontrol NE pd sacral spinal cord meningkat   Sediaan Injeksi  otot detrussor
 < 0.1% dr dosis dikeluarkan dlm bentuk  Efek samping: mulut kering, dispepsia, aktivitas saraf pudendus >>  kontraksi  Manfaat:
metabolit DEO nyeri kepala, konstipasi & mata kering  uretra saat fase pengisian  terapi stress  Memperbaiki IU : urgensi, frekuensi
 Tersedia: immediate (IR) & extended- ES << dibandingkan oxybutinin IR (pasien incontinence  Meningkatkan kapasitas VU dan
release (ER), transdermal (TD) DO 8%, oxybutinin 27%)  Telah digunakan sebagai antidepresan, menurunkan tekanan detrusor
 Oxybutinin IR 5mg, 3x/hr IU << sd >50%  Sediaan: Tolterodine IR (1-2mg 2x/hr) & ER namun belum disetujui oleh FDA sbg terapi  Menurunkan kebutuhan obat
stress incontinence  belum bisa antikolinergik
 Penggunaan IR dibatasi krn Efek samping (2-4mg 1x/hr)
direkomendasikan  Perbaikan kualitas hidup
yg disebabkan metabolit oxybutinin DEO
 Pada pasien yg kadang-kadang mengalami  Efek samping
 mulut kering,konstipasi, gangguan
stress incontinence dan tidak ada  Nyeri di tempat injeksi, hematuria
visual, bingung.
kontraindikasi terhadap estrogen / 
 oxybutinin ER & TD  DEO << ISK, retensi urin
pseudoefedrin  pilihannya kombinasi 
 Oxybutinin ER  5-30mg 1x/hr sama Kelemahan otot
estrogen & pseudoefedrin
efektif dg oxybutinin IR dgn ES <<
 Oxybutinin ER  absorbsi tdk dipengaruhi
makanan, obat tidak boleh dikunyah
 Oxybutinin TD  3,9mg / patch,2x / mggu
efektifitas sama dg IR
 ES lain Oxybutinin TD: eritema kulit lokal
(50%), gatal (17%)
 Indikasi : urge incontinence  overaktif
VU dgn gejala urgensi dan frekuensi
 Kontraindikasi: retensi urin, retensi
gastrointestinal, Glaukoma sudut sempit
yg tidak terkontrol
 Efek samping:
- Efek antikolinergik: mulut kering >>,
konstipasi, gangguan visual,
- Saluran cerna: mual, diare, dispepsia
- Traktus urinarius: retensi urin
- SSP: mengantuk, bingung, fungsi kognitif
menurun  hati-hati pasien demensia
- Lain: nyeri kepala, reaksi kulit 
Transdermal
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 21

Obat Batu Saluran Kencing


Indikasi Terapi yg dianjurkan Keterangan

Hypercalciuria Thiazides + Kalium sitrat

Hyperoxaluria Alkalin sitrat

Asam Urat Allopurinol


Alkalin sitrat

Sistin Alkalin sitrat

Struvit Antibiotik
Acetohydroxamic acid
TIAZID ALKALIN SITRAT KALIUM SITRAT ACETOHYDROXAMID ACID
 Terapi batu kalsium  menurunkan  Sitrat diekskresi dalam urin normal  Sediaan: tablet 5mEq (540mg) &  Derivat hidroksilamin & etilasetat 
ekskresi kalsium urin 3,3mmol/hr 10mEq(1080mg) strukturnya mirip urea
 Tiazid  tidak menghambat reabsorbsi  Mekanisme kerja Sitrat pada batu sal  Indikasi:  Menghambat secara reversibel enzim
kalsium di tubulus distal  dapat kemih: - Renal tubular acidosis (RTA) dgn batu urease bakteri di urin  menghambat
menurunkan ekskresi kalsium << s.d 40%  Menghambat kristalisasi kalsium oksalat Kalsium hidrolisis urea & produksi amonia pd urin
 Penelitian: Tiazid 25mg 2x/hr vs plasebo  mengurangi supersaturasi kalsium - Nefrolitiasis kalsium oksalat yg terinfeksi bakteri pemecah urea  pH &
(selama 3 tahun)  pembentukan batu oksalat hipositraturia kadar amonia <<  antimikroba jadi >>
kalsium 17% vs 40%  Membentuk komplek dg kalsium  - Batu asam urat dengan / tanpa batu efektif  angka kesembuhan ↑↑
 Hidroklorotiazid (HCT) & Klortalidon menghambat langsung pertumbuhan dan kalsium  Tidak bekerja langsung sbg antimikroba
 Dosis 25-50mg / hari  2 x 50mg/hari agregasi kristal  diharapkan dpt  ES: iritasi saluran cerna  mual, muntah, dan tidak mengasamkan urin  sebagai
tergantung hasil urin 24 jam mencegah pembesaran batu diare, perut tidak nyaman, konstipasi terapi tambahan (setelah antibiotik /
 ES utama  hipokalemia  asidosis  Jenis alkalin sitrat:  Dosis: bedah) batu struvit
intraseluler  hipositraturia (ekskresi - Kalium sitrat (Potassium citrate) - Hipocitraturia berat (citrat urin  Absorbsi di GIT baik, biotransformasi 35-
sitrat urin << ), terapi ajuvan: - Kalium-Magnesium sitrat (Potassium- <150mg/hr) : 60mEq/hr (3x20mEq / 65%, T ½ 5-10jam, ekskresi dalam bentuk
 Kalium sitrat  suplementasi Kalium & Magnesium citrate) 4x15mEq) utuh di renal (efek terapetik)
sitrat - Natrium sitrat (Sodium citrate) - Hipocitraturia sedang (citrat urin  Diberikan oral 3-4x/hr, max 1,5g
 Amilorid (diuretik hemat Kalium) efek - Natrium bikarbonat (Sodium >150mg/hr) : 30mEq/hr (3x10mEq)  Overdosis: anoreksia, malaise, letargi,
minor: ekskresi kalsium urin << bicarbonate) - Dosis >100mEq/hr belum pernah diteliti tremor, ansietas, nausea, merasa tidak
 Triamteren tdk boleh: sulit larut & obat  Kalium sitrat  terpilih & lebih sering  hindari sehat
mengendap  pembentukan batu digunakan  Kontraindikasi:  ES: nyeri kepala, mual, nafsu makan <<,,
 Batasi garam  minimize kaliuresis &  Potassium-magnesium sitrat juga dapat - Hiperkalemia / kondisi predisposisi kelelahan, .diilaporkan juga : perubahan
maximize reducing kalsiuria meningkatkan sitrat urin dan mengurangi hiperkalemia: gagal ginjal kronik, DM mental, urine gelap, mata kuning, rambut
kekambuhan batu tak terkontrol, dehidrasi akut, rontok .
 Alkalin sitrat berbasis Natrium kurang ideal insufisiensi adrenal, terapi diuretik  Pemberian bersama Fe  absorbsi Fe <<
 Natrium dapat memperberat hemat kalium, latihan fisik >> pd org yg  Sebaiknya tidak diberikan pada pasien ISK
tak terlatih yg bukan disebabkan bakteri pemecah
RANGKUMAN BLOK URINARIA | SITI FARHANAH AULIA 22

ALOPURINOL hiperkalsiuria dan meningkatkan saturasi - Gangguan saluran cerna: gangguan urease, batu selain struvit, pasien dg
 Menghambat produksi asam urat di hepar natrium-urat pengosongan lambung, kompresi fungsi ginjal buruk, ibu hamil
 kadar asam urat serum << , ekskresi  Alkalin sitrat: esofageal, obstruksi usus, ulkus peptik,  Bakteri urease: Proteus mirabilis, Urea
xantin / hipoxantin >>  mencegah - Meningkatkan klirens residual fragmen obat antikolinergik plasma urelyticum, Klebsiella pneumonia
pembentukan batu asam urat pd pasien batu kalsium oxalat & struvit - Insufisiensi renal (GFR 0,7ml/Kg/menit)
setelah extracorporeal shock wave  kalsifikasi jaringan lunak & risiko FEBUXOSTAT
 Penelitian: alopurinol 300mg/h vs plasebo
 pembentukan batu asam urat 17% vs lithotripsy (ESWL). hiperkalemia meningkat  Penghambat xanthine oxidase 10-30 x >>
35% - Menurunkan angka kekambuhan - Infeksi saluran kemih aktif alopurinol
setelah ESWL baik pd pasien bebas batu  Kemampuan kalium sitrat  Bukan analog purin, tidak menghambat
/ residual fragmen meningkatkan eksresi sitrat akan enzim lain yang terlibat dalam
 Kalium-magnesium sitrat: dilemahkan oleh enzim bakteri metabolisme purin-pirimidin
- Mengurangi saturasi kalsium oksalat &  pH urin meningkat  pertumbuhan  Digunakan utk terapi jangka panjang
asam urat pada relawan yg menjalani bakteri >> hiperurisemia pasien gout.
bed rest  mengurangi risiko batu sal  Untuk menghindari gangguan saluran  Bioavailabilitas oral 84%, waktu paruh 5-8
kemih cerna pemberian obat 30 menit setelah jam
- ES saluran cerna << makan/snack  Metabolisme : sebagian besar di hepar
 Dosis yg adekuat dpt ditetapkan dgn  Efikasi  menurunkan serum dan ekskresi
OBAT BATU SALURAN KENCING mengukur pH urin & sitrat urin 24 jam asam urat
 Alopurinol membantu menormalkan urin  Kolik akut batu saluran kemih:  Setiap 4 bulan : periksa elektrolit serum  Febuxostat digunakan untuk pasien yang
pd hiperurikosuria dengan batu asam urat - Analgesik: NSAID, opioid: tramadol (Na, K, Cl, CO), kreatinin, blood count alergi atau gagal dengan terapi alopurinol.
serta hiperurikosuria sedang-berat dengan - Antiemetik : metoclopramid  Terapi kalium sitrat dihentikan bila 
batu ca oxalat - Spasmolitik: hyoscine, papaverin hiperkalemia, kreatinin serum meningkat
 Alopurinol (xantin oksidase)aloxantin : signifikan, penurunan hematokrit atau
masa paruh > alopurinol  alopurinol 1 x  Obat yang merangsang pengeluaran batu: hemoglobin
sehari - α blocker  relaksasi otot polos ureter
 ES: reaksi kulit kemerahan, gangguan sal  tamsulosin 0,4mg/hari 
cerna, reaksi alergi: demam, menggigil, meningkatkan pengeluaran batu
lekopenia/lekosistosis, eossinofilia, saluran kencing secara spontan dan
atralgia, pruritus. mengurangi waktu passage batu dan
 Sering dikombinasi dg Kalium sitrat  risiko rawat inap
- Memperlambat kristalisasi Ca oxalat yg - Calsium channel blocker  relaksasi
diinduksi urat otot polos uerter  nifedipin
- Asam urat mudah larut pd pH urin alkalin
 mudah dieksresikan

Anda mungkin juga menyukai