Comfort care adalah filosofi perawatan kesehatan yang nyaman bagi klien.
Comfort care mempunyai 3 komponen yaitu intervensi yang sesuai dan tepat
waktu, model perawatan yang perhatian dan empati, berfokus pada kenyamanan
pasien. Comfort measures adalah intervensi yang sengaja dirancang untuk
meningkatkan kenyamanan klien atau keluarga. Comfort needs adalah kebutuhan
akan rasa nyaman relief, ease dan transcendence dalam konteks pengalaman
manusia secara fisik, psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan. Intervening
variables adalah faktor positif maupun negatif yang sedikit sekali dapat dikontrol
oleh perawat atau institusi tetapi berpengaruh langsung kesuksesan rencana
intervensi kenyamanan. Contoh intervening variabels adalah dukungan sosial,
kemiskinan, prognosis, kondisi medis atau psikologis dan kebiasaan/pola
kesehatan (Kolcaba dan DiMarco, 2005., Kolcaba, 2003., Peterson dan Bredow,
2004).
2.7.1 Konsep Utama Teori Comfort dari Kolcaba
1. Keperawatan
Keperawatan adalah pengkajian yang sengaja dilakukan untuk pemenuhan
kenyamanan, merancang pengukuran kenyamanan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, dan mengkaji ulang tingkat kenyamanan pasien setelah
implementasi serta membandingkannya dengan target sebelumnya.
Pengakajian awal dan pengkajian ulang dapat bersifat subjektif atau intuitif
atau kedua-duanya. Pengkajian dapat dicapai melalui administrasi analog
visual atau daftar pertanyaan, atau kedua-duanya. Menurut Kolcaba dalam
Tomey dan Alligood (2006: 734), untuk memberikan kenyamanan pasien
setidaknya memerlukan tiga jenis intervensi kenyamanan, yaitu:
1) Teknik mengukur kenyamanan (technical comfort measures) adalah
intervensi yang didesain untuk mempertahankan homeostasis dan
manajemen nyeri, seperti monitor tanda-tanda vital dan hasil kimia
darah darah. Termasuk juga dalam pemberian obat anti nyeri.
Pengukuran kenyamanan didesain untuk membantu pasien
mempertahankan atau memulihkan fungsi fisik dan kenyamanan, dan
mencegah terjadinya komplikasi.
2) Pembinaan (coaching), termasuk intervensi yang didesain untuk
membebaskan rasa nyeri dan menyediakan penenteraman hati dan
informasi, membangkitkan harapan, mendengar, dan membantu
perencanaan yang realistis untuk pemulihan, integrasi, atau meninggal
sesuai budayanya.
3) ”Comfort Food” untuk jiwa, meliputi intervensi yang tidak dibutuhkan
pasien saat ini tetapi sangat berguna bagi pasien. Intervensi
kenyamanan ini membuat pasien merasa lebih kuat dalam kondisi yang
sulit diukur secara personal. Target intervensi ini adalah transcendence
meliputi hubungan yang mengesankan antara perawat dan pasien,
keluarga, atau kelompok. Sugesti kenyamanan ini dapat diberikan
dalam bentuk pijatan, lingkungan yang adaptif yang menciptakan
kedamaian dan ketenangan, guided imagery, terapi musik, mengenang
masa lalu, dan sentuhan terapeutik.
2. Pasien
Penerima suhan mungkin dapat berupa individu, keluarga, institusi atau
komunitas yang membutuhkan asuhan keperawatan. Perawat dapat berperan
sebagai penerima intervensi terkait kenyamanan di lingkungan tempat
bekerja ketika ada inisiatif untuk meningkatkan kondisikerja di bawah
tekanan, seperti untuk meningkatkan magnet status (Kolcaba, Tilton &
Drouin, 2006).
3. Lingkungan
Lingkungan adalah semua aspek luar (fisik, politis, kelembagaan, dan lain-
lain) dari pasien, keluarga, lembaga yang dapat dimanipulasi oleh perawat
atau seseorang yang dicintai untuk meningkatkan kenyamanan.
4. Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimum yang diperlihatkan oleh pasien baik
individu, keluarga, kelompok, atau komunitas.
Asumsi-asumsi
a. Setiap individu menunjukkan respon holistic terhadap stimulus
kompleks yang diterima (Kolcaba, 1994).
b. Kenyamanan adalah hasil holistic yang ingin dicapai oleh setiap
individu dan erat kaitannya dengan disiplin keperawatan (Kolcaba,
1994).
c. Kenyamanan adalah kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan dan
harus dipenuhi oleh setiap individu. Hal ini merupakan usaha aktif
(Kolcaba, 1994).
d. Pencapaian kenyamanan seorang individu memberikan kekuatan bagi
pasien dalam membentuk sikap kesadaran terkait kesehatan dirinya
(Kolcaba, 1991; Kolcaba,1994).
e. Pasien yang menunjukkan kesadaran terkait kesehatan dirinya yang
tinggi cenderung memiliki kepuasan tersendiri dengan asuhan yang
diperoleh (Kolcaba, 1997, 2001).
f. Integritas institusi didasarkan oleh orientasi sitem nilai penerima asuhan
(Kolcaba, 1997, 2001). Sama pentingnya orientasi terhadap promosi
kesehatan, asuhan holistic dalam 2.7.4 Penerimaan oleh Keperawatan
1. Praktek
Teori ini masih baru. Masih terus dikenalkan dan dipelajari oleh para lansia
yang memilih teori ini untuk kerangka studi mereka, seperti di dalam
keperawatan kebidanan, katheterisasi jantung, perawatan kritis, pekerja rumah
sakit, ketidaksuburan / kemandulan, terapi radiasi, keperawatan bedah tulang,
keperawatan perioperatif, keperawatan lanjut usia, dan infeksi saluran kemih.
Area studi yang tak diterbitkan, tetapi dibahas oleh Kolcaba melalui website
nya, meliputi unit luka bakar, klinik keperawatan, perawatan rumah, nyeri
kronis, terapi pijatan, pediatrik, oncology, dan perioperatif.
2. Pendidikan
Sesuai petunjuk dalam pengajaran kenyamanan pada program sarjana
keperawatan, teori kenyamanan telah diterapkan pada keperawatan terhadap
pasien yang mendapatkan terapi radiasi yang dilaporkan oleh Cox pada tahun
1998. Teori ini sangat mudah untuk dipahami dan diterapkan pada mahalansia
perawat yang menyajikan suatu metode efektif untuk menilai kebutuhan
kenyamanan holistik pada orang tua yang membutuhkan perawatan akut. Teori
ini tidak terbatas pada gerontologikal atau pendidikan praktik lanjutan.
3. Riset
The Encyclopedia of Nursing Research menyebutkan pentingnya mengukur
kenyamanan sebagai tujuan keperawatan. Perawat dapat memberikan bukti
untuk mempengaruhi keputusan institusi, masyarakat, dan tingkatan legislatif
yang hanya sampai pada studi kenyamanan yang menunjukkan efektivitas
keperawatan yang holistik/menyeluruh. Baru-baru ini, pengukuran
kenyamanan di rumah sakit besar dan perawatan rumah datanya telah
ditetapkan untuk menambah literatur untuk tujuan riset.