Dokumen - Tips - Referat Hipopion 565debd8d70e9
Dokumen - Tips - Referat Hipopion 565debd8d70e9
BAB 1. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Bilik mata depan adalah ruang yang terdapat antara kornea dan iris.
Sedangkan bilik mata belakang adalah ruang yang lebih kecil yang terdapat diantara
iris dan lensa. Kedua ruangan ini diisi oleh cairan aqueous. Berbagai perubahan yang
terjadi pada mata dapat menyebabkan perubahan dari cairan aqueous dan bilik mata
depan. Karena itu gambaran klinis pada bilik mata depan dapat membantu dalam
menegakan diagnosa penyakit, juga dalam memantau respons pasien terhadap terapi.
Reaksi inflamasi iris dan badan siliar akan memberikan gambaran Anterior
chamber cell and flare di bilik mata depan. Diartikan sebagai kumpulan sel dan
peningkatan protein (flare) di aqueous humor. Kumpulan sel biasanya terdiri dari sel
darah putih, disebut juga hipopion. Kadang bisa juga terdiri dari sel darah merah,
disebut sebagai hifema. Kumpulan sel ini akan mengendap di bagian inferior,
membentuk lapisan yang dapat terlihat di bilik mata depan.1
Sel darah di bilik mata depan merupakan hasil pelepasan sel darah akibat
dilatasi pembuluh darah di iris dan badan siliar. Adanya sel di bilik mata depan
memberikan gambaran penyakit yang onsetnya akut. Sedangkan flare adalah
akumulasi dari protein di bilik mata depan. Dapat menetap, bahkan setelah sel darah
tidak ditemukan lagi. Mungkin disebabkan karena adanya kebocoran persisten dari
blood-aqueous barrier. Maka dari itu, presentasi flare sendiri tidak dapat dijadikan
pegangan sebagai gejala inflamasi yang masih aktif.2
1. 2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah
a) Untuk mengetahui definisi hipopion
b) Untuk mengetahui etiologi hipopion
2
2.1.1 Kornea
Kornea adalah jaringan transparan, yang ukurannya sebanding dengan
kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea ini disisipkan ke sklera di limbus,
lengkung melingkar pada persambungan ini disebut sulkus skleraris. Kornea
dewasa rata-rata mempunyai tebal 0,52 mm di tengah, sekitar 0,65 di tepi, dan
diameternya sekitar 12,5 mm dari anterior ke posterior, kornea mempunyai lima
lapisan yang berbeda-beda. 9
4
1. Lapisan epitel
2. Membran Bowman
5
Lapisan Bowman adalah lapisan yang terkuat dan terbentuk dari lapisan
fibril kolagen yang tersusun secara random.
Ketebalan lapisan ini sekitar 8-14 mikro meter. Bila terjadi luka yang
mengenai bagian ini maka akan digantikan dengan jaringan parut karena
tidak memiliki daya regenerasi.
3. Jaringan Stroma
Terdiri atas lamela yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu
dengan yang lainnya. Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang
dibagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat
kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan.
Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblast terletak
diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan
6
4. Membran Descement
5. Endotel
Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 m.
Endotel melekat pada membran descement melalui hemidosom dan zonula
okluden.
Sel endotel mempunyai fungsi transport aktif air dan ion yang
menyebabkan stroma menjadi relatif dehidrasi sehingga terut menjaga
kejernihan kornea
2.1.2 Uvea anterior (iris dan badan siliaris)
Uvea terdiri dari 3 bagian yaitu:
Iris dengan lubang di tengah yang disebut pupil. Pupil berfungsi
m,engendalikan cahaya yang masuk dengan mengecil (miosis) yang
merupakan suatu akibat dari aktivitas parasimpatis melalui N. III
dan juga bias melebar (midriasis) oleh aktivitas saraf simpatis.
Badan siliaris, berfungsi untuk menghasilkan aquos humour. Aquos
humour berfungsi untuk mengendalikan tekanan bola mta (selain
7
2.2 Definisi
Hipopion didefinisikan sebagai pus steril yang terdapat pada bilik mata depan.
Hipopion dapat terlihat sebagai lapisan putih yang mengendap di bagian bawah bilik
mata depan karena adanya gravitasi
Tabel. 2.1 Derajat jumlah sel dan efek Tyndall pada BMD 11
2. 3 Etiologi
Hipopion merupakan reaksi inflamasi di bilik mata depan. Karena itu
semua penyakit yang berhubungan dengan uveitis anterior dapat menyebabkan
terjadinya hipopion. Hipopion dapat timbul pasca bedah, trauma dan disebabkan oleh
karena adanya infeksi. Pembedahan dengan komplikasi hipopion contohnya
keratoplasty 12.
9
2.3.5 Rifabutin
Merupakan terapi profilaksis untuk Mycobacterium avium complex
(MAC) pada penderita dengan HIV-aids. Uveitis merupakan efek samping
yang dapat terjadi pada pemakaian Rifabutin. Selang waktu antara mulainya
terapi rifabutin den munculnya hipopion berkisar antara 2 minggu hingga 7
bulan.18
2.3.6 Trauma
Corpus alienum, toxic lens syndrome, post operasi dengan infeksi
sekunder.
2.5 Epidemiologi
Hipopion merupakan salah satu tanda atau gejala yang terjadi pada sindrom
Behcet yang terdiri dari trias berupa lesi pada mukosa oral, ulserasi pada genital dan
iritis hipopion terjadi pada 41% kasus keratitis bacterial14.
2. 6 Patofisiologi
Struktur yang berhubungan dengan hipopion adalah iris dan badan siliar.
Radang iris dan badan siliar menyebabkan penurunan permeabilitas dari blood-
aqueous barrier sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin dan sel radang dalam
cairan aqueous, sehingga memberikan gambaran hipopion. Hipopion juga dapat
muncul sebagai manifestasi ocular pada ALL sebagai hasil infiltrasi langsung sel
leukemik akibat dari respon hematologis yang abnormal terhadap infeksi oportunis21.
Adanya pus di bilik mata depan biasanya memberikan gambaran lapisan
putih. Karena pus bersifat lebih berat dari cairan Aquous, maka pus akan mengendap
dibagian bawah bilik mata depan. Kuantitas dari hipopion biasanya berhubungan
dengan virulensi dari organism penyebab dan daya tahan dari jarinfan yang terinfeksi
itu sendiri. Beberapa organism menghasilkan pus lebih banyak dan lebih cepat seperti
Pneumokokkus, Pseudomonas aeruginosa, Streptokokkyus pyogene, dan
Gonokokku.22. Hipopion yang berwarna kehijauan biasanya disebabkan oleh infeksi
Pseudomonas. Sedangkan hipopion yang berwarna kekuningan bisanya disebabkan
oleh jamur.
Hipopion pada ulkus fungal biasanya dapat terinfeksi karena jamur dapat
menembus membran Descemet. Bakteri memproduksi hipopion lebih cepat dari
jamur sedangkan infeksi virus tidak menyebabkan hipopion. Apabila ditemukan
hipopion pada infeksi virus, biasanya disebabkan adanya infeksi sekunder oleh
bakteri.4
2. 7 Manifestasi Klinis
13
Gejala subyektif yang biasanya menyertai hipopion adalah rasa sakit, iritasi,
gatal dan fotofobia pada mata yang terinfeksi. Beberapa mengalami penurunan visus
atau lapang pandang, tergantung dari beratnya penyakit utama yang diderita.
Gejala obyektif biasanya ditemukan aqueous cell and flare, eksudat fibrinous,
sinekia posterior dan keratitis presipitat.2,3
2. 8 Diagnosis
Diagnosis hipopion ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
menggunakan slit lamp. Pada anamnesa, ditanyakan adanya riwayat infeksi,
pemakaian lensa kontak, trauma, pemakaian obat serta riwayat operasi.
Pada pemeriksaan dengan slit lamp, ditemukan lapisan berwarna putih yang
bersifat opaque pada bagian inferior dari bilik mata depan. Jarang sekali hipopion ini
ditemukan pada bagian lain dari bilik mata depan. Aspirasi jarum pada bilik mata
depan oleh oftalmologis dapat dibutuuhkan untuk mengidentifikasi organisme
penyebab pada infeksi yang resisten.
Hipopion biasanya dinilai berdasarkan tingginya, diukur dari dasar bilik
mata depan dengan satuan milimeter. Atau bisa juga dengan hitungan kasar, misalnya.
ringan, moderat, setengah bilik mata depan dan seluruh mata depan.
Anamnesis
Gejala subyektif yang biasanya menyertai hipopion adalah rasa
sakit, iritasi, gatal dan fotofobia pada mata yang terkena. Ada juga pasien
yang mengalami penurunan ketajman penglihatan, fotofobia, dan
penyempitan lapang pandang. Keluhan bergantung pada parahnya
penyakit yang mendasari. Kelopak mata dapat bengkak dan terdapat
kemosis pada infeksi yang berat.
Pemeriksaan
Gejala obyektif biasanya ditemukan aqueous cell and flare,
eksudat fibrinous, sinekia posterior dan keratitis presipitat. Pada
14
2. 9 Diagnosa Banding
Hipopion harus dibedakan dari7:
2.9.1 Pseudohipopion
Pseudohipopion ditemukan pada retinoblastoma, injeksi steroid
okular dan ghost cell glaucoma. Pseudohipopion termasuk dalam
kelompok sindrom masquerade. Untuk membedakan harus dilakukan
pemeriksaan dengan pupil yang telah dilebarkan dengan midriatik.
Sindrom Masquerade disebabkan oleh iridoskisis, atrofi iris esensial,
limfoma maligna, leukemi, sarkoma sel retikulum, retinoblastoma,
pseudoeksfoliatif dan tumor metastasis.
2.9.3 Metastase
Merukapan suatu adanya metastasis, dimana metastasis tersebut
menuju ke bilik mata depan, misalnya dari leukemia dan Ca mammae.
2.10 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipopion tergantung dari ringan atau beratnya penyakit
yang mendasarinya. Sel darah putih biasanya akan di reabsorpsi. Tetapi bila hipopion
memberikan gambaran yang berat seperti pada Endoftalmitis dan tidak memberikan
resppon terhadap pemebrian kortikosteroid maka bias dilakukan Anterior Chamber
Parecentesis yang juga memiliki manfaat diagnostik.1,3
Parasentesis diagnostic dilakukan dengan cara:
1. Aplikasi anestesi topical pada kornea dan cul de sac konjungtiva
2. Sterilisasi dengan povidone iodine 5%
3. Mata distabilkan dengan forsep\
4. Parasentesis dilakukan sebanyak 0,1-0,2mL dengan menggunakan
jarum tuberculin 25G atau 30G dengan hati-hati agar tidak melukai
lensa.
Hasil aspirasi cairan BMD tersebut dapat dipakai untuk berbagai keperluan
diagnostic terutama untuk mengetahui mikroorganisme penyebab yang mungkin
terlibat sehubungan dengan penentuan antibiotic atau antifungi yang kan digunakan
utnuk terapi.
Pada kasus hipopion yang berat, terutama dengan disertai peningktan TIO,
maka dilakukan parasentesis dengan slit llamp atau posisi supine menggunakan pisau
V-lance 20 G.
Indikasi parasentesis ini adalah sebagai berikut22:
Hifema toptal tanpa nadanya tanda absorbs setelah beberapa
hari
Ulkus kornea yang tidak respons terhadap terapi konvensional
Hipopion denganm disertai gloukoma sekunder
17
2. 11 Komplikasi Klinis
Komplikasi hipopion dapat berupa endoftalmitis kronik dan kehilangan
penglihatan secara permanen. Selain itu struktur dari hipopion yang mengandung
fibrin, merupakan reaksi tubuh terhada inflamasi. Tetapi fibrin-fibrin ini dapat
menyebabkan terjadinya perlengketan antara iris dan lensa (sinekia posterior) Bila
seluruh pinggir iris melekat pada lensa disebut seklusio pupil, sehingga cairan dari
cop tidak dapat melalui pupil untuk masuk ke coa, iris terdorong ke depan, disebut
iris bombe dan menyebabkan sudut coa sempit sehingga timbul glaukoma sekunder.
Peradangan di badan silier dapat juga menyebabkan kekeruhan dalam badan
kaca oleh sel-sel radang, yang tampak sebagai kekeruhan seperti debu. Peradangan ini
19
2.12 Prognosis
Hipopion adalah gejala klinis yang muncul sebagai suatu respon inflamasi
yang berat. Sel darah putih dapat diserap sendiri atau diabsorpsi sepenuhnya. Tetapi
prognosis bergantung pada proses yang mendasari (penyakit) dan komplikasi yang
dapat terjadi.1
BAB 3. KESIMPULAN
Hipopion merupakan reaksi inflamasi di bilik mata depan. Karena itu semua
penyakit yang berhubungan dengan uveitis anterior dapat menyebabkan
terjadinya hipopion.
Etilogi hipopion merupakan proses inflamasi baik karena trauma, bedah,
penyakit infeksi lain yang ,mendasari baik lokal seperti keratitis, ulkus kornea,
uveitis, dan endoftalmitis maupun infeksi sistemik, serta agen toksik non
infeksi dan penyakit non infksi lain seperti sindrom behcet.
Faktor resiko timbulnya hipopion antara lain riwayat infeksi mata, riwayat
trauma dan pembedahan.
Patofisiologi struktur yang berhubungan dengan hipopion adalah iris dan
badan siliar. Radang iris dan badan siliar menyebabkan penurunan
permeabilitas dari blood-aqueous barrier sehingga terjadi peningkatan
protein, fibrin dan sel radang dalam cairan aqueous, sehingga memberikan
gambaran hipopion.
Diagnosa hipopion ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
menggunakan slit lamp, serta pemeriksaan penunjang lain terkait penyakit lain
yang mendasari terjadinya hipopion.
Diagnosis banding hipopion berupa pseudohipopion (merupakan tanda
keganasan), Ghost cell gloucoma, dan metastase.
Penatalaksanaan hipopion biasanya tergantung dari jenis dan derajat penyakit
yang mendasarinya. Bila proses inflamsi akut sudah diatasi, biasanya hipopion
akan direabsorpsi. Tetapi bila hipopion memberikan gambaran yang berat
seperti pada endoftalmitis, maka dapat dilakukan parasentesis.
Komplikasi hipopion dapa berupa endoftalmitis kronik dan kehilangan
penglihatan secara permanen. Apabila berkelanjutan, hipopion dapat
menyebabkan komplikasi berupa glaukoma sekunder, katarak, retinitis
proliferans dan pada kasus yang berat dapat menyebabkan ablasi retina
21
DAFTAR PUSTAKA
22
10. http://en.wikipedia.org/
11. Lang., G.K 2000. Opthalmology: A Short Textbook. New York: Thieme.
12. Asfour, Wafa., Shaban, R., Hina., J., Al-ejailat, S. 2011. Suture-Related
Complications after Penetrating Keratoplasty at King Hussein Medical Center.
J Royal Med Services vol.18(1)30.33
13. Zarei, Reza, Soleimani, M., Kairusi, M.Y. 2009. Iranian J Opthalmoplogy
Vol.21(3):56-59
14. Narsani, Ashok K, dkk. 2009. Demographic Pattern, Risk Factor, Clinical And
Microbiological Characteristics Of Microbial Keratitis At A Tertiary Care
Hospital. Med Chanel Vol 16
23
15. Vaughan, Daniel., Riordan-Eva, Paul., Asbury, Taylor. 2004. Vaughan &
Ashbury’s General Opthalmology. New York: McGraw-Hill Professional
16. Prajna dan Rathinam. 2007. Hypopion in Leprosy Uveitis. J Postgrad Med
vol 53:46-47
19. Rinfret, Pascale. 2008. TASS: Are You Cleaning Your OR Instruments
Correctly. CSORN J Vol. 1 (1): 1-4
22. Gioconi, John. 2009. Pearls of Gloucoma Management. New York: Springer.