Anda di halaman 1dari 21

Hifema

Pembimbing
dr. Amarusmana, Sp,M
dr. Marisca, Sp.M

Oleh
Riyo Agustiawan 19710145

KEPANITRAAN SMF ILMU KESEHATAN MATA


RSUD. dr. MOH. SALEH PROBOLINGGO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
Apa Itu Hifema?
Akumulasi darah dalam bilik mata depan yang berasal dari pecahnya
pembuluh darah pada iris atau badan silier akibar trauma tumpul
atau terjadi spontan.
Epidemiologi
Insiden hifema
traumatis adalah 12
dari 100.000

70% anak-anak. Laki-laki berusia 10


sampai 20 tahun. Anak-anak
biasanya
terluka melalui olahraga dan
bermain.
Etiologi
Trauma mata tumpul Kondisi medis tertentu membuat
adalah penyebab paling pasien
umum dari hifema, berisiko terkena hifema:
meskipun trauma tembus  Leukemia
dan hifema spontan juga  Hemofilia
dapat terjadi.  Penyakit von Willebrand
 Penyakit sel sabit,
 Penggunaan obat antikoagulan
 Neovaskularisasi mata
 Hifema intraoperatif
Patofisiologi
Tekanan yang
Trauma sangat tinggi Penyebaran tekanan Posterior
tumpul didalam bola kearah Badan kaca
mata Sklera (Equatual Zone)
Perubahan
Pembuluh darah Perdarahan Hifem
letak diafragma
pecah masuk ke a
lensa-iris ke
dalam BMD
posterior
Diagnosis Pemeriksaan
Anamnesis
 Nyeri  Visus : fisik
< Jika melewati visual axis
 Penglihatan kabur setelah  TIO:
mata penderita terkena benda Normal/Mningkat/Menurun
tumpul  Konjungtiva: Pembuluh darah
 Epifora perikornea melebar,
 Fotofobia perdarahan sub- konjungtiva
 Blefarospasme  BMD: Hifema(+) dengan derajat
Pemeriksaan hifema, Eight ball/Black ball
eye
 penunjang
Tes fluorescein  Kornea: Darah yang menempel pada
 Pemeriksaan segmen anterior epitel kornea, abrasi kornea
dengan slit-lamp  Pupil: Normal/Midriasis/lonjong
(oftalmoplegi)
 Iris: kadang disertai iridiplegia
dan iridodialisis
Grade 1

Grade 0/Microhyphaema Grade 2


Grade 3 Grade 4
Grade 4/Eight ball/Black eye ball
Iridodialisis
Iridoplagia
Abrasi kornea Fluorescein test
Tatalaksana
Konservatif
 Meninggikan kepala tempat tidur setidaknya 30 derajat
 Pelindung mata juga harus dipasang dan dipakai sampai hifema benar-benar
hilang
 Bila perlu pada pasien anak-anak diberikan obat penenang
 Antibiotika tetes mata bila ada tanda-tanda infeksin
 Kortikosteroid tetes mata bila ada inflamasi
 Antifibrinolitik oral atau injeksi dapat diberikan untuk mencegah perdarahan
ulang.
Operatif
Tindakan operasi parasintesa atau pengeluaran darah dari
bilik mata depan, dikerjakan bila:

 Ada tanda-tanda kenaikan tekanan intraokuler atau


glaukoma sekunder,

 Hifema yang tetap dan tidak berkurang lebih dari 5 hari,

 Hemosiderosis pada endotel kornea.


 Glaukoma sekunder.
Komplikasi
Blok trabekula meshwok oleh fibrin dan sel darah. Blok pupil oleh blok darah
mengakibatkan gangguan pengaliran humor akuos.
 Uveitis.
 Hifema sekunder.
Kadang sesudah hifema hilang atau 7 hari setelah trauma dapat terjadi perdarahan
atau hifema baru. Perdarahan lebih sukar hilang dan memiliki risiko tinggi
menimbulkan komplikasi glaukoma dan hemosiderosis.
 Hemosiderosis (Corneal blood staining).
Zat besi didalam bola mata bila didiamkan dapat menimbulkan ftisis bulbi dan
kebutaan.⁴
Prognosis
Dubia ad bonam, bila penanganan tepat dan dilakukan sesegera mungkin.
Kesimpulan
 Hifema adalah kumpulan darah di bilik mata depan.
 Penyebab paling umum dari hifema adalah trauma tumpul, meskipun hifema
spontan dapat terjadi pada penyakit sel sabit atau peningkatan keadaan
perdarahan lainnya.
 Hifema dinilai berdasarkan derajat darah yang menutupi kornea.
 Semua pasien dengan hifema memerlukan konsultasi oftalmologi.
 Setiap pasien dengan hifema lebih besar dari derajat II, dapat terjadi
peningkatan tekanan intraokular.
 Pendarahan ulang akan terjadi pada sekitar 30% pasien dan mungkin
memerlukan evakuasi bekuan darah.
 Semua pasien dengan hifema harus memiliki konsultasi oftalmologi di gawat
darurat, baik untuk tindak lanjut harian atau untuk pengobatan akut jika ada
hipertensi intraokular terkait.
Terima
Kasih
Daftar
Pustaka
Asbury & Vaughan. 2014. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 372-381.

Gragg J, Blair K, Baker MB. 2021. Hifema. Stat Pearls. Treasure Island:
Penerbitan StatPearls.

James, B & Chew, C et all. 2006. Lecture Note Oftalmologi Edisi Kesembilan.
Penerbit Erlangga. Hal 95-109.

Pedoman Diagnosis dan Terapi. Bagian Ilmu Kesehatan Mata. Edisi III. 2006.
Rumah sakit Umum dr. soetomo Surabaya. Hal. 137-138.
 

Anda mungkin juga menyukai