Telah memenuhi persyaratan dan mendapat persetujuan untuk mengikuti Seminar Laporan
Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS di Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Bali yang akan dilaksanakan pada tanggal 13 April 2016.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI
PEGAWAI NEGERI SIPIL
Dr. I.B. Kumara Adi Adnyana,SH., M.Hum I Nyoman Sumayasa, S.Pd, M.Pd.
NIP 19580327 198303 1 010 NIP 19650919 198606 1 002
Widyaiswara Pembimbing/Coach
iii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI
PEGAWAI NEGERI SIPIL
Widyaiswara Pembimbing/Coach
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan “Laporan Aktualisasi Nilai Dasar Profesi PNS di SD Negeri
1 Pidpid Kabupaten Karangasem” tepat pada waktunya.
Laporan ini tidak dapat penulis selesaikan tanpa bimbingan dan pengarahan dari
berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan laporan ini. Dalam
kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr Ida Bagus Sedhawa, SE, M.Si, selaku kepala Badan Diklat Provinsi Bali
yang telah memfasilitasi kegiatan Diklat Prajabatan Golongan III Angkatan XV.
2. Ibu Siti Nurmawan Damanik, SH., MH., selaku coach yang senantiasa memberikan
bimbingannya.
3. Bapak I Nyoman Sumayasa, S.Pd., M.Pd., selaku mentor yang memberikan pengarahan
pada penulis serta motivasi.
4. Bapak/Ibu Widyaiswara yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya
dengan sabar selama diklat.
5. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karangasem atas dukungannya.
6. Keluarga besar SDN 1 Pidpid sebagai tempat penulis melaksanakan aktualisasi.
7. Teman-teman angkatan XV Diklat Prajabatan Golongan III Kabupaten Karangasem
tahun 2016 yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan serta
pengalaman penulis. Namun demikian, rancangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi pihak- pihak yang berkepentingan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 28
4.1 Simpulan................................................................................................................ 28
4.2 Saran ...................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Kegiatan 1. Pembelajaran Model Mind Mapping (Peta Pikiran) pada Pelajaran IPS
Kelas V
Lampiran Kegiatan 2. Pelaksanaan Apersepsi Matematika menggunakan Tabungan Prestasi
Lampiran Kegiatan 3. Pelaksanaan Ulangan Harian IPA Kelas V Dengan Konsep Belajar
Sambil Bermain
Lampiran Kegiatan 4. Pemanfaatan Barang Bekas (Kardus Bekas dan Pelepah Pisang) untuk
Membuat Tempat Kapur Tulis
Lampiran Kegiatan 5. Pelaksanaan Program Buku Poin
Lampiran Kegiatan 6. Pembuatan Balok dan Prisma Segitiga sebagai Media Pembelajaran
Matematika
Lampiran Kegiatan 7. Pelaksanaan Kegiatan Sabtu Ceria
Lampiran Kegiatan 8. Pengenalan Cerita Daerah Nusantara melalui Budaya Membaca
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan dari dibuatnya laporan kegiatan aktualisasi
adalah sebagai pedoman atau acuan yang jelas dalam memecahkan masalah yang terjadi di
lokus aktualisasi dengan menerapkan nilai-nilai dasar profesi PNS yakni:
1) kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya;
2) kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas jabatannya;
3) kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas jabatannya;
4) kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya; dan
5) kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi di
lingkungan instansinya.
2
BAB II
TEORI NILAI DASAR PROFESI PNS
2.1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban individu, kelompok, atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas berarti kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai (LAN RI, 2015:7).
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki sikap tanggung jawab
dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan. Bofens (dalam LAN RI, 2015:10)
menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:
1) untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
2) untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
3) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu akuntabilitas vertikal dan
akuntabilitas horizontal. Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan
dana kepada otoritas yang lebih tinggi. Akuntabilitas vertikal membutuhkan pejabat
pemerintah untuk melaporkan “ke bawah” kepada publik. Sedangkan akuntabilitas horizontal
adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Selain itu, menurut LAN RI (2015: 11)
akuntabilitas memiliki lima tingkatan, yaitu: 1) Akuntabilitas personal; 2) Akuntabilitas
individu; 3) Akuntabilitas kelompok; 4) Akuntabilitas organisasi; 5) Akuntabilitas
stakeholder.
Ada banyak aspek yang harus diperhatikan dalam menciptakan lingkungan organisasi
yang akuntabel, yaitu: 1) Kepemimpinan; 2) Transparansi; 3) Integritas; 4) Tanggung jawab;
5) Keadilan; 6) Kepercayaan; 7) Keseimbangan; 8) Kejelasan; dan 9) Konsistensi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas merupakan
kewajiban dalam memberikan pertanggungjawaban yang harus dimiliki oleh PNS.
3
2.1.2 Nasionalisme
Dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain (LAN RI, 2015:1).
Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Menurut LAN RI (2015:1), nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila. Nilai-nilai dari kelima sila Pancasila seharusnya benar-benar mengakar kuat
pada setiap aparatur Negara.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah menjalankan
kebijakan publik. ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan
perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan
yang ditetapkan.
Untuk melaksanakan kebijakan publik tentunya dibutuhkan pelayanan publik yang
berkualitas dan relevan. Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala bentuk
pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat yang
bergerakdi bidang perekonomiandalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (LAN,
2015:120). Sebagai pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi profesional untuk
menciptakan pelayanan yang prima.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki integritas tinggi yang
merupakan bagian dari kode etik dan kode etik perilaku yang telah diatur dalam Undang-
Undang ASN. Etika-etika dalam kode etik tersebut harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang
benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat luas.
4
2) Setia dan mempertahankan Undang-undang dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
1945.
3) Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir.
Etika publik memiliki enam prinsip yaitu keindahan (beauty), persamaan (equality),
kebaikan (goodness), keadilan (justice), kebebasan (liberty), dan kebenaran (truth). Dimensi
etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik yang bertujuan untuk mewujudkan
pelayanan yang berkualitas dan relevan, dimensi modalitas yang terdiri dari akuntabilitas,
transparansi, dan netralitas, serta dimensi tindakan integritas publik (LAN RI, 2015:11).
Ketiga dimensi tersebut dapat menjadi dasar untuk dapat mewujudkan pelayan publik yang
beretika.
5
dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan,
sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk
beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI
(2015:11) menyatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat
evolusioner) atau bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Hal ini bergantung
pada kecepatan proses berpikir, ketersediaan sarana pendukung, kelancaran proses
implementasi, dan keberanian untuk mengungkapkan inovasi tersebut.
Kini kepuasan customers lebih dititikberatkan pada aspek mutu (kualitas). Goetsch and
Davis dalam (LAN, 2015:14) mengungkapkan bahwa mutu merupakan suatu kondisi dinamis
berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan
melebihi harapan konsumen atau pengguna. Menurut Edward Deming dalam (LAN: 2015)
mendefinisikan mutu adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Sedangkan menurut Juran mutu perupakan kesesuaian terhadap spesifikasi. Berdasarkan
pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan
produk /jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan
bahkan melampaui harapannya.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah mewujudkan
kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Faktor yang bisa menjadi pendorong sekaligus
penghambat upaya untuk meningkatkan kinerja aparatur yang kreatif, inovatif dan komitmen
terhadap mutu, antara lain perubahan pola pikir, pergeseran budaya kerja perbaikan tata
kelola pemerintah.
6
c. Tingkat korupsi yang tinggi meningkatkan ketimpangan pendapatan dan kemiskinan
d. Korupsi menurunkan investasi dan karenanya menurunkan pertumbuhan ekonomi
e. Persepsi korupsi memiliki dampak yang kuat dan negative terhadap arus investasi asing
f. Negara-negara yang dianggap memiliki tingkap korupsi yang relative rendah selalu
menarik investasi lebih banyak dari pada negara rentan korupsi.
Setiap negara mempunyai undang-undang yang berbeda terkait dengan tindak pidana
korupsi. Menurut UU No. 31 Tahun 1999 jo No. UU 20 Tahun 2001, terdapat 7 kelompok
tindak pidana korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian keuangan negara, (2) suap-menyuap, (3)
pemerasan, (4) perbuatan curang, (5) penggelapan dalam jabatan, (6) benturan kepentingan
dalam pengadaan, (7) gratifikasi.
Tindak pidana korupsi berdasarkan pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999 yaitu,
(1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau
perekonomian negara, dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) taunt dan denda
paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
(2) Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam
keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu ingat
akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh
ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi
benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat
yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki
semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaikagar
dapat dipertanggungjawabkan secara publik.
7
siswa 113 orang yang terbagi menjadi 6 rombel. SD Negeri 1 Pidpid memiliki 2 unit gedung
(6 ruang). Sarana yang dimiliki antara lain, buku-buku (1 buku/siswa), 90 buah meja siswa,
92 bangku duduk, dan 1 set meja tamu.
Visi SD Negeri 1 Pidpid adalah ” Unggul dalam prestasi, berbudi pekerti luhur,
berbudaya dan cinta lingkungan.”. Untuk mewujudkan visi tersebut maka disusunlah
beberapa misi SD Negeri 1 Pidpid, adalah sebagai berikut.
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara terjadwal dan efektif sehingga siswa
dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Mensosialisasikan dan menumbuhkembangkan semangat keunggulan yang intensif
kepada seluruh warga sekolah.
3. Mensosialisasikan dan menumbuhkembangkan persaingan kepada seluruh warga sekolah
dalam menyongsong persaingan global.
4. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya agar dapat
berkembang secara optimal.
5. Membina siswa melalui jalur kesiswaan dan kegiatan kepramukaan untuk menghasilkan
pribadi yang tangguh, disiplin dan bertanggungjawab.
6. Mendorong dan menggelorakan semangat olahraga dengan menjadi atlet yang tangguh
dan berprestasi melalui pembinaan yang intensif.
7. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama yang dianut,
menanamkan budaya bangsa sehingga menjadi kearifan dalam bertindak.
8. Mendorong siswa ke arah pergaulan global melalui penggunaan penggunaan bahasa
Inggris praktis dengan memanfaatkan guru/narasumber yang professional.
9. Menumbuhkan penghayatan di bidang seni budaya melalui pembinaan kelompok
pesantian, seni lukis, dan seni suara.
10. Menanamkan pentingnya disiplin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
11. Mendorong guru dan siswa meningkatkan diri dalam teknologi informatika.
12. Mengembangkan perangkat manajemen dalam rangka pelaksanaan MBS.
13. Meningkatkan pengelolaan perpustakaan, sehingga menimbulkan minat baca bagi siswa.
14. Mendorong guru dan siswa meningkatkan diri dalam 9K.
15. Mewujudkan kebiasaan dan perilaku mencintai dan peduli lingkungan.
8
Untuk mewujudkan visi misi sekolah, SD Negeri 1 Pidpid memiliki 7 guru yang
berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 2 guru pengabdi, dengan siswa berjumlah
113 orang.
9
KEPALA SEKOLAH KOMITE SEKOLAH
I NYOMAN SUMAYASA, S.Pd, M.Pd. I MADE SUMADRA
GURU KELAS I GURU KELAS II GURU KELAS III GURU KELAS IV GURU KELAS V GURU KELAS VI
NI KDK RUPINI, S.Pd.SD NI KDK NURIATI, S.Pd. I GD SUPUTRA, S.Pd. NI WY WIRYANI, S.Pd.SD NI KM SUMIANTINI, S.Pd. I NGH SUDIARSANA,S.Pd.SD
PENJAGA SEKOLAH
I KETUT SUKERTA
PESERTA DIDIK
10
2.2.2 Tugas Pokok Guru
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru Dan Angka
Kreditnya, tugas utama Guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
Kewajiban Guru dalam melaksanakan tugas yaitu sebagai berikut.
1) Merencanakan pembelajaran/bimbingan, melaksanakan pembelajaran/ bimbingan yang
bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/ bimbingan, serta melaksanakan
pembelajaran/perbaikan dan pengayaan.
2) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
3) Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas pertimbangan jenis kelamin,agama,
suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi
peserta didik dalam pembelajaran.
4) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik Guru, serta
nilai agama dan etika;
5) memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Selain itu, guru bertanggungjawab menyelesaikan tugas utama dan kewajiban sebagai
pendidik sesuai dengan yang dibebankan kepadanya. Pada rangkaian pembelajaran, guru
berwenang memilih dan menentukan materi, strategi, metode, media
pembelajaran/bimbingan dan alat penilaian/evaluasi dalam melaksanakan proses
pembelajaran/bimbingan untuk mencapai hasil pendidikan yang bermutu sesuai dengan kode
etik profesi Guru.
Rincian kegiatan Guru Kelas sebagai berikut:
1) menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;
2) menyusun silabus pembelajaran;
3) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;
4) melaksanakan kegiatan pembelajaran;
5) menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
6) menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran dikelasnya;
11
7) menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
8) melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi;
9) melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya;
10) menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat
sekolah dan nasional;
11) membimbing guru pemula dalam program induksi;
12) membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;
13) melaksanakan pengembangan diri;
14) melaksanakan publikasi ilmiah; dan
15) membuat karya inovatif.
12
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI NILAI DASAR
3.1 Pembelajaran Model Mind Mapping (Peta Pikiran) pada Pelajaran IPS Kelas V
Waktu pelaksanaan : 28-29 Maret dan 1 April 2016
Output : Terlaksananya pembelajaran model mind mapping (peta
pikiran) pada pelajaran IPS kelas V
Deskripsi kegiatan :
Model Pembelajaran Mind Mapping (peta pikiran) merupakan model
pembelajaran yang bertujuan untuk mengkonstruksi konsep-konsep yang terdapat
dalam materi pelajaran. Pemberian Mind Mapping (peta pikiran) kepada siswa
diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memvisualisasikan konsep-konsep,
sehingga dapat digambarkan konsep satu dengan lainnya dari yang lebih umum ke
konsep yang lebih khusus. Penggambaran peta pikiran diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengingat konsep, hal ini dikarenakan dalam pembelajaran
mind mapping (peta pikiran) melibatkan otak kanan yang dapat menyimpan memori
dalam jangka yang panjang.
Realisasi kegiatan pembelajaran model mind mapping (peta pikiran) pada
pelajaran IPS kelas V dimulai dengan kegiatan pengerjaan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) IPS yang dilakukan dari tanggal 28 s.d 29 Maret 2016. Selain
persiapan RPP, dilaksanakan pembuatan contoh mind mapping (peta pikiran) dengan
mengambil materi pelajaran Bandung Lautan Api pada tanggal 29 Maret 2016.
Tanggal 1 April 2016 dilaksanakan pembelajaran IPS dengan mengaktualisasikan
model pembelajaran mind mapping (peta pikiran). Siswa dikelompokan dalam 4
kelompok, yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 orang siswa. Tahapan eksplorasi
dalam pembelajaran diisi dengan pemberian contoh kepada siswa dalam pembuatan
mind mapping (peta pikiran). Contoh mind mapping digambarkan oleh guru di papan
tulis, yang selanjutnya pada tahap elaborasi setiap kelompok mengerjakan mind
mapping (peta pikiran) dengan materi Pertempuran Ambarawa. Dalam pengerjaan mind
mapping oleh siswa, guru melaksanakan pengawasan dan pendampingan kepada siswa
di setiap kelompok untuk memastikan setiap siswa saling bertukar ide dan pendapat.
Hal ini melatih siswa untuk bekerjasama dalam menyeesaikan sebuah permasalahan.
13
Kemudian ditunjuk salah satu kelompok untuk menunjukkan mind mapping (peta
pikiran) yang telah dikerjakan ke depan kelas, dan kelompok yang lain bertugas untuk
menanggapi hasil mind mapping (peta pikiran) kelompok penyaji.
Pada tahap konfirmasi, guru bertugas untuk mengomentari dan memberi masukan
kepada kelompok yang menunjukkan hasil kerjanya. Guru juga mengoreksi dan
menyampaikan pada kelompok siswa mengenai hal-hal yang kurang tepat, dan solusi
dari permasalahan tersebut. Sebelum pembelajaran ditutup, guru memberikan penilaian
terhadap hasil kerja semua siswa.
a. Keterkaitan Nilai-nilai Dasar Profesi PNS dengan Kegiatan Pembelajaran Model
Mind Mapping (Peta Pikiran) pada Pelajaran IPS Kelas V
1) Akuntabilitas
Guru bertanggung jawab menyiapkan RPP dan menerapakan model
pembelajaran yang sesuai dan interaktif guna mempermudah siswa dalam
menyerap materi. Penggunaan mind mapping (peta pikiran) dalam pembelajaran
diharapkan siswa dapat memahami konsep-konsep penting dalam IPS.
2) Nasionalisme
Guru tidak membeda-bedakan siswa saat pembagian kelompok belajar dan saat
membimbing siswa dalam membuat mind mapping (peta pikiran).
3) Etika Publik
Guru menghargai proses kerjasama siswa dalam kelompok untuk
menyelesaikan mind mapping (peta pikiran). Dalam penilaian tidak hanya
produk yang dinilai tetapi guru juga menilai peran serta setiap siswa dalam
kelompoknya.
4) Komitmen Mutu
Guru berinovasi dalam pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran
mind mapping (peta pikiran) yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran yang
dapat membantu siswa dalam menyerap materi lebih baik.
5) Anti Korupsi
Guru adil dan tidak membeda-bedakan saat pembentukan kelompok belajar
siswa.
14
b. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan pelaksanaan pembelajaran model mind mapping (peta pikiran)
pada pelajaran IPS kelas V bagi siswa adalah untuk membantu siswa dalam
mengkonstruksi konsep-konsep yang terdapat dalam materi pelajaran. Sedangkan
bagi guru kegiatan ini bermanfaat untuk membantu guru untuk mengembangkan
inovasi pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran mind mapping (peta
pikiran) sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Bagi organisasi kegiatan
ini memberi kontribusi untuk mewujudkan misi sekolah yaitu melaksanakan
pembelajaran dan bimbingan secara terjadwal dan efektif sehingga siswa dapat
berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
c. Bukti Aktualisasi
Bukti aktualisasi sesuai lampiran kegiatan 1.
15
Pada tanggal 1 April 2016 dalam kegiatan apersepsi siswa ditugaskan untuk
mengumpulkan soal yang telah dibawa dan dimasukkan ke dalam kotak yang telah
disediakan. Guru meminta 2 siswa maju untuk mengambil secara acak kumpulan soal
yang ada di dalam kotak. Siswa yang telah memperoleh pertanyaan diminta untuk
mengerjakan lagsung di papan tulis. Siswa yang tidak berkesempatan ke depan juga
ikut mengerjakan permasalahan dan memperhatikan guru dalam menuntun 2 orang
siswa tersebut dalam menyelesaikan permasalahan, dan jika ada yang belum dipahami
siswa bisa bertanya ke guru.
Kegiatan apersepsi dilaksanakan selama 10 menit, setelah 2 orang siswa tersebut
berhasil menyelesikan permasalahan, guru melanjutkan pembelajaran ke tahap
selanjutnya. Diakhir pembelajaran guru melaksanakan penilaian kepada siswa dalam
mengerjakan permasalahan yang diambil dari pertanyaan siswa yang telah terkumpul
pada tahap apersepsi. Kegiatan ini dilaksanakan kembali pada hari Jumat, 8 April 2016.
a. Keterkaitan Nilai-nilai Dasar Profesi PNS dengan Pelaksanaan Apersepsi
Matematika Menggunakan Tabungan Prestasi
1) Akuntabilitas
Guru bertanggung jawab dalam pembuatan dan penghiasan kotak tabungan
prestasi.
2) Nasionalisme
Guru mengamalkan nilai kemanusiaan (saling peduli) terhadap perkembangan
pengetahuan siswa melalui pelaksanaan apersepsi.
3) Etika Publik
Guru melaksanakan kegiatan yang berdaya guna pada apersepsi berupa
pengumpulan soal, untuk merangsang siswa untuk belajar.
4) Komitmen Mutu
Guru melakukan hal yang kreatif dalam membuat kegiatan, sehingga menarik
minat siswa dalam belajar.
5) Anti Korupsi
Guru menunjukkan sikap kepedulian pada pemahaman siswa dengan
menugaskan siswa membuat sebuah soal di rumah mengenai materi yang telah
dipelajari
16
b. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan pelaksanaan apersepsi matematika menggunakan tabungan
prestasi bagi siswa adalah untuk melatih siswa dalam membuat serta menjawab soal
matematika. Sedangkan bagi guru kegiatan ini bermanfaat untuk membantu guru
dalam mewujudkan pembelajaran yang berlanjut (berkesinambungan). Bagi
organisasi kegiatan ini memberi kontribusi untuk mewujudkan misi sekolah yaitu
melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara terjadwal dan efektif sehingga
siswa dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
d. Bukti Aktualisasi
Bukti aktualisasi sesuai lampiran kegiatan 2.
3.3 Pelaksanaan Ulangan Harian IPA Kelas V dengan Konsep Belajar Sambil
Bermain
Waktu pelaksanaan : 30 Maret dan 6 April 2016
Output : Terlaksananya ulangan harian IPA kelas V dengan konsep
belajar sambil bermain
Deskripsi kegiatan :
Pelaksanaan ulangan harian dengan menggabungkan konsep permainan ke
dalamnya merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membiasakan siswa dalam
mempersiapkan diri menghadapi berbagai kondisi. Melalui permainan, siswa
diharapkan mampu untuk menghadapi ujian dengan riang, sehingga tidak terjadi
kondisi terbebani pada siswa.
Ulangan harian IPA kelas V dengan konsep belajar sambil bermain dilaksanakan
pada tanggal 6 April 2016. Sebelum pelaksanaan ulangan harian, pada tanggal 30
Maret 2016, guru telebih dahulu menentukan lagu yang akan digunakan serta membuat
aturan permainan dalam pelaksanaan ulangan. Dalam waktu yang sama guru juga
mempersiapkan soal ulangan harian yang akan diberikan kepada siswa.
Dalam pelaksanaan ulangan, guru menginformasikan aturan permainan pada
seluruh siswa menggunakan bahasa yang baik. Pada pelaksanaan ulangan siswa diminta
duduk melingkar dan salah satu siswa membawa kotak korek api yang digunakan
sebagai penanda siswa yang mendapat giliran menjawab soal ulangan. Kemudian siswa
diminta menyanyikan lagu yang sudah ditentukan dan memberikan kotak korek api
17
pada teman sebelahnya, begitu seterusnya hingga akhir dari lagu yang menandakan
giliran siswa menjawab soal. Siswa yang mendapat giliran menjawab soal akan maju ke
tengah lingkaran dan diminta menjawab pertanyaan yang dberikan oleh guru. Setelah
itu guru memberi reward pada siswa dengan memberikan pujian dan punishment
berupa pemberian soal tambahan.
a. Keterkaitan Nilai-nilai Dasar Profesi PNS dengan Pelaksanaan Ulangan Harian IPA
Kelas V dengan Konsep Belajar Sambil Bermain
1) Akuntabilitas
Guru bertanggung jawab menyusun soal sesuai dengan mata pelajaran, alat ukur
soal tersebut berbentuk isian yang ditulis pada kertas
2) Nasionalisme
Guru menumbuhkan sikap mencintai budaya daerah dengan memakai lagu
daerah dalam pelaksanaan ulangan harian.
3) Etika Publik
Guru menginformasikan aturan permainan pada siswa dengan bahasa yang baik
dan tidak mendiskriminasi salah satu siswa.
4) Komitmen Mutu
Guru membuat inovasi dengan menciptakan ulangan harian yang
menyenangkan, sehingga siswa tidak merasa terbebani.
5) Anti Korupsi
Guru bersikap disiplin dengan selalu mematuhi aturan permainan yang telah
ditentukan
b. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan pelaksanaan ulangan harian IPA kelas V dengan konsep belajar
sambil bermain bagi siswa adalah membiasakan siswa dalam mempersiapkan diri
menghadapi berbagai kondisi masalah dan tidak terbebani dalam menjawab soal
ulangan. Sedangkan bagi guru kegiatan ini bermanfaat untuk dapat melatih guru
dalam menyiapkan beragam soal. Bagi organisasi kegiatan ini memberi kontribusi
untuk mewujudkan misi sekolah yaitu mensosialisasikan dan
menumbuhkembangkan semangat keunggulan yang intensif kepada seluruh warga
sekolah.
18
e. Bukti Aktualisasi
Bukti aktualisasi sesuai lampiran kegiatan 3.
3.4 Pemanfaatan Barang Bekas (Kardus Bekas dan Pelepah Pisang) untuk Membuat
Tempat Kapur Tulis
Waktu pelaksanaan : 1 dan 8 April 2016
Output : Tersedianya tempat kapur tulis dari barang bekas (kardus
bekas dan pelepah pisang).
Deskripsi kegiatan :
Melalui kegiatan ini siswa diajak untuk memanfaatkan kembali barang-barang
yang tak terpakai, menjadi barang yang berguna. Pemanfaatan barang bekas menjadi
barang yang bermanfaat sesuai dengan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Membiasakan siswa untuk kreatif, merupakan bekal siswa dalam menghadapi
persaingan di era global. Salah satu barang yang dapat dibuat adalah tempat kapur tulis
dari kardus bekas.
Pada tanggal 30 Maret 2016, guru menginformasikan pada siswa untuk
membawa alat dan bahan berupa kardus bekas, pelepah pisang kering, gunting,
penggaris, lem, dan kertas bekas, yang digunakan dalam kegiatan membuat tempat
kapur tulis secara berkelompok. Alat dan bahan yang digunakan harus dicari secara
berkelompok. Alat dan bahan tersebut dibawa pada tanggal 1 April 2016 untuk
dibentuk prakarya secara bersama.
Pada tanggal 1 dan 8 April 2016 guru membentuk siswa menjadi empat
kelompok belajar dan menjelaskan cara membuat tempat kapur tulis kepada siswa.
Setelah itu guru membimbing setiap kelompok dalam membuat dan menghias tempat
kapur tulis. Guru juga menuntun siswa agar mengerjakan secara bersama-sama, dengan
porsi yang merata setiap siswa. Kotak kapur yang telah selesai dikerjakan, diberi nilai
oleh guru, dan selanjutnya kotak kapur yang dinilai paling bagus akan digunakan di
kelas. Sedangkan kotak kapur lainnya dikumpulkan dan diletakkan di lemari sebagai
inventaris kelas.
a. Keterkaitan Nilai-nilai Dasar Profesi PNS dengan Pemanfaatan Barang Bekas
(Kardus Bekas dan Pelepah Pisang) untuk Membuat Tempat Kapur Tulis
1) Akuntabilitas
19
Guru memberikan contoh kepada siswa dalam pengerjaan kerajinan kotak kapur
dari barang bekas
2) Nasionalisme
Guru menghargai kreativitas dan inovasi siswa dalam membuat kerajinan kotak
kapur
3) Etika Publik
Guru melayani siswa dalam menyelesaikan kerajinan dengan komunikasi yang
baik.
4) Komitmen Mutu
Guru menjelaskan kepada siswa mengenai pemanfaatan barang bekas yang
dapat diolah secara kreatif menjadi barang yang berguna.
5) Anti Korupsi
Guru secara mandiri mengumpulkan barang bekas yang akan digunakan sebagai
percontohan dalam pembuatan kerajinan
b. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan pemanfaatan barang bekas (kardus bekas dan pelepah pisang)
untuk membuat tempat kapur tulis bagi siswa adalah untuk melatih kreativitas siswa
dalam menghias kerajinan tangan. Sedangkan bagi guru kegiatan ini bermanfaat
untuk membantu guru dalam menanamkan kreativitas pada generasi muda melalui
contoh nyata. Bagi organisasi kegiatan ini memberi kontribusi untuk mewujudkan
misi sekolah yaitu mewujudkan kebiasaan dan perilaku mencintai dan peduli
lingkungan
c. Bukti Aktualisasi
Bukti aktualisasi sesuai lampiran kegiatan 4.
20
pertanggungjawaban guru kepada orang tua/ wali siswa. Melalui buku poin, diharapkan
siswa semakin memperhatikan guru dalam menyampaikan materi di kelas.
Pada tanggal 28-30 Maret 2016, guru merancang tampilan sampul dan isi buku
poin agar mudah diisi dan dapat digunakan berlanjut hingga akhir semester. Pada waktu
yang sama disusun aturan penggunaan buku poin yang akan diterangkan kepada siswa
di sekolah. Buku poin khusus digunakan untuk penilaian mata pelajaran IPA, IPS,
Bahasa Indonesia, dan PKn.
Pada tanggal 1 April 2016 guru membagikan buku poin kepada setiap siswa dan
menjelaskan cara penggunaan buku poin. Aturan penggunaan buku poin yaitu bagi
setiap siswa dalam menjawab pertanyaan berpoin maka wajib menuliskan jawaban
pada buku poin. Usai menjawab di buku poin siswa wajib mengumpulkan buku
tersebut kepada guru dan jika ada yang salah maka akan diberikan satu kesempatan lagi
untuk menjawab pertanyaan berpoin. Saat akhir pembelajaran buku dikembalikan pada
siswa, dan siswa diwajibkan melaporkan buku poin ke orang tua/wali dengan bukti
paraf dari orang tua/wali.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada tanggal 1, 4, 5, 6, 8, 11 April 2016, pada
langkah awal guru melaksanakan apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran.
Kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran. Setelah materi selesai
disampaikan, guru memberikan pertanyaan yang akan ditulis jawabannya pada buku
poin dan meminta siswa mengumpulkan buku poin yang telah diisi jawaban dalam 3
menit. Selanjutnya guru memberikan poin pada setiap siswa sesuai dengan skala yang
ditentukan dan memberikan paraf pada buku poin siswa pada akhir pembelajaran. Jika
ada siswa yang kurang tepat dalam menjawab, maka diberikan kesempatan untuk
menjawab satu pertanyaan kembali. Sebelum siswa pulang sekolah, guru meminta
seluruh siswa menunjukkan hasil buku poin kepada orang tua atau/wali dan meminta
paraf orang tua/wali sebagai bukti
a. Keterkaitan Nilai-nilai Dasar Profesi PNS dengan Pelaksanaan Program Buku Poin
1) Akuntabilitas
Guru terbuka dalam menyampaikan hasil belajar siswa di kelas dengan
menunjukkan hasil buku poin kepada orang tua atau wali dan meminta paraf
orang tua sebagai bukti
2) Nasionalisme
21
Guru bersikap adil dalam memberi poin pada setiap siswa
3) Etika Publik
Guru menjalankan tugasnya untuk memberikan penilaian kepada siswa dengan
professional dan tidak memihak yang dapat dibuktikan dengan adanya buku
poin.
4) Komitmen Mutu
Guru berkomitmen untuk membentuk siswa yang aktif dan mampu
menyelesaikan masalah, komitmen ini ditunjukkan dalam pembuatan buku poin
yang dapat mendorong siswa agar lebih aktif dalam belajar.
5) Anti Korupsi
Guru disiplin dalam menginput nilai sesuai dengan yang diperoleh siswa yang
direkam dalam buku poin
b. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan pelaksanaan program buku poin bagi siswa adalah untuk
menumbuhkan motivasi dalam belajar dan melatih siswa untuk bertanggungjawab
pada tugasnya sebagai siswa. Sedangkan bagi guru kegiatan ini bermanfaat untuk
menumbuhkan sikap transparan dalam menyampaikan hasil belajar siswa di kelas.
Bagi organisasi kegiatan ini memberi kontribusi untuk mewujudkan misi sekolah
yaitu mensosialisasikan dan menumbuhkembangkan semangat keunggulan yang
intensif kepada seluruh warga sekolah.
c. Bukti Aktualisasi
Bukti aktualisasi sesuai lampiran kegiatan 5.
3.6 Pembuatan Balok dan Prisma Segitiga sebagai Media Pembelajaran Matematika
Waktu pelaksanaan : 26 dan 29 Maret 2016
Output : Tersedianya balok dan prisma segitiga sebagai media
pembelajaran matematika
Deskripsi kegiatan :
Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah media pembelajaran.
Pembuatan media balok dan prisma bertujuan untuk mempermudah siswa dalam
memahami bangun ruang. Prisma dan balok yang telah dikerjakan dapat digunakan
sebagai inventaris di kelas V yang dapat digunakan kembali di tahun berikutnya.
22
Dalam pembuatan balok dan prisma segitiga sebagai media pembelajaran
matematika, terlebih dahulu guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan seperti
karton, penggaris, pensil, gunting, dan lem pada tanggal 26 Maret 2016. Kemudian
guru membuat jaring-jaring balok dan prisma segitiga. Setelah selesai, guru
mengunting dan menempelkan jaring-jaring balok dan prisma segitiga sehingga
membentuk bangun tiga dimensi dan siap digunakan sebagai media pembelajaran
matematika. Pada tanggal 29 Maret 2016, setelah media balok dan prisma selesai
dikerjakan, media diletakkan di ruang kelas V untuk digunakan sebagai inventaris
media pembelajaran, yang diharapkan bisa digunakan pada tahun pelajaran berikutnya.
a. Keterkaitan Nilai-nilai Dasar Profesi PNS dengan Pembuatan Balok dan Prisma
Segitiga sebagai Media Pembelajaran Matematika
1) Akuntabilitas
Media sebagai bukti fisik kepada siswa terhadap usaha guru dalam
mempertanggungjawabkan kewajibannya sebagai pendidik
2) Nasionalisme
Guru peduli kepada siswa (kemanusiaan) yang terwujud dalam usaha
penyampaian materi yang dapat mempermudah siswa menyerapnya melalui
penggunaan media
3) Etika Publik
Guru mengerjakan media sebagai bentuk pelayanan kepada siswa untuk
mempermudah dalam proses pembelajaran
4) Komitmen Mutu
Guru berusaha meningkatkan hasil belajar siswa dengan merancang
pembelajaran menggunakan media pembelajaran konkret seperti media balok
dan prisma segitiga
5) Anti Korupsi
Guru berusaha dalam mentransfer ilmu ke siswa melalui pembuatan media
pembelajaran
b. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan pembuatan balok dan prisma segitiga sebagai media pembelajaran
matematika bagi siswa adalah untuk mempermudah siswa dalam memahami materi
23
pelajaran. Sedangkan bagi guru kegiatan ini bermanfaat dalam membantu guru
untuk mengembangkan inovasi guru dalam membuat media pembelajaran konkret.
Bagi organisasi kegiatan ini memberi kontribusi untuk mewujudkan misi sekolah
yaitu melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara terjadwal dan efektif
sehingga siswa dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
c. Bukti Aktualisasi
Bukti aktualisasi sesuai lampiran kegiatan 6.
24
Guru mampu memimpin siswa dalam pelaksanaan permainan tradisional
sehingga permainan dapat berlangsung sesuai aturan.
2) Nasionalisme
Guru mengaplikasikan nilai persatuan melalui kegiatan bersama dalam
pelaksanaan permainan tradisional.
3) Etika Publik
Guru menjadi wasit dan membuat keputusan yang harus sesuai dengan prinsip
keadilan. Melalui tidak memihak salah satu kelompok.
4) Komitmen Mutu
Guru mengisi hari sabtu dengan kegiatan yang tepat guna berupa pembersihan
dan permainan tradisional, guru dapat menanamkan nilai-nilai kebersamaan
bersama siswa.
5) Anti Korupsi
Guru berani mengambil keputusan terhadap kelompok siswa yang melanggar
aturan permainan
b. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan Sabtu ceria bagi siswa adalah untuk melatih kerjasama di antara
siswa. Sedangkan bagi guru kegiatan ini bermanfaat dalam membantu guru untuk
melatih jiwa kepemimpinan dan menumbuhkan rasa persatuan. Bagi organisasi
kegiatan ini memberi kontribusi untuk mewujudkan misi sekolah yaitu mewujudkan
kebiasaan dan perilaku mencintai dan peduli lingkungan.
c. Bukti Aktualisasi
Bukti aktualisasi sesuai lampiran kegiatan 7.
25
Indonesia, juga dapat mengajarkan siswa mengenai nilai-nilai yang terdapat dalam
setiap cerita daerah. Manfaat lainnya yang didapat dalam kegiatan ini adalah
membiasakan siswa dalam mengunjungi perpustakaan yang merupakan gudang ilmu.
Pada tanggal 9 April 2016, guru memberikan informasi mengenai kegiatan yang
akan dilaksanakan dan mengarahkan siswa dalam memasuki perpustakaan. Saat
memulai kegiatan di perpustakaan, guru meminta siswa duduk di tempat yang nyaman
untuk membaca kemudian guru membagikan cerita rakyat nusantara yang berbeda
untuk setiap siswa. Setelah itu guru mengawasi siswa dalam membaca dan
membimbing siswa saat mengalami kesulitan dalam mengartikan kata-kata dalam
bacaan. Pada akhir kegiatan guru meminta perwakilan siswa menyebutkan judul cerita,
tokoh dalam cerita dan perwatakannya, serta latar pada cerita. Kemudian guru
membimbing siswa mengenai budaya membaca, dan manfaat perpustakaan.
a. Keterkaitan Nilai-nilai Dasar Profesi PNS dengan Pelaksanaan Pengenalan Cerita
Daerah Nusantara Melalui Budaya Membaca
1) Akuntabilitas
Guru mampu memimpin dan mengarahkan siswa untuk mengenal cerita daerah
nusantara, sehingga siswa dapat mengetahui serta menyerap nilai positif dari
cerita rakyat nusantara tersebut.
2) Nasionalisme
Melalui kegiatan pengenalan cerita daerah guru dapat menanamkan nilai
persatuan, bahwa Indonesia terdiri dari beragam bangsa yang memiliki satu
tujuan dan setiap daerahnya memiliki kesamaan salah satunya memiliki cerita
daerah yang mengandung nilai-nilai pendidikan.
3) Etika Publik
Guru menggunakan bahasa yang santun kepada siswa saat bertanya mengenai
hal-hal yang dibaca siswa
4) Komitmen Mutu
Kegiatan membaca cerita daerah merupakan kegiatan efektif (tepat guna),
karena dengan kegiatan ini guru dapat mengenalkan siswa mengenai beragam
cerita rakyat nusantara, sekaligus dapat melatih siswa dalam mengenal manfaat
perpustakaan serta melatih kemampuan siswa dalam membaca.
26
5) Anti Korupsi
Kegiatan membaca cerita daerah ini adalah bentuk kepedulian guru kepada
siswa, dengan melaksanakan kegiatan ini siswa dapat memperoleh nilai-nilai
kehidupan dari teks yang dibacanya.
b. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan pelaksanaan pengenalan cerita daerah nusantara melalui budaya
membaca bagi siswa adalah untuk menambah wawasan siswa mengenai
keanekaragaman Indonesia. Sedangkan bagi guru kegiatan ini bermanfaat untuk
membantu guru dalam meningkatkan minat baca siswadan menanamkan nilai-nilai
yang terdapat dalam cerita. Bagi organisasi kegiatan ini memberi kontribusi untuk
mewujudkan misi sekolah yaitu meningkatkan pengelolaan perpustakaan, sehingga
menimbulkan minat baca bagi siswa.
c. Bukti Aktualisasi
Bukti aktualisasi sesuai lampiran kegiatan 8.
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Melalui diklat prajabatan, peserta diklat mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar
profesi PNS dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi di tempat tugas.
Dalam kegiatan aktualisasi peserta diklat melaksanakan delapan kegiatan yang di dalamnya
teraktualisasi nilai-nilai ANEKA, sehingga tujuan penerapan nilai ANEKA disetiap kegiatan
dapat tergambar sebagai berikut:
1) Nilai ANEKA telah tercermin melalui pelaksanaan pembelajaran menggunakan model
mind mapping (peta pikiran) pada pelajaran IPS kelas V. Akuntabilitas tercermin pada
kegiatan RPP, Nasionalisme tercermin pada kegiatan pembagian kelompok belajar, Etika
Publik tercermin pada penghargaan guru terhadap hasil belajar siswa, Komitmen Mutu
tercermin pada inovasi berupa mind mapping, dan Anti Korupsi tercermin dari sikap adil
guru.
2) Nilai ANEKA telah tercermin melalui pelaksanaan apersepsi matematika menggunakan
tabungan prestasi. Akuntabilitas tercermin pada pembuatan dan penghiasan kotak tabung
prestasi, Nasionalisme tercermin pada kegiatan peduli pada perkembangan pengetahuan
siswa, Etika Publik tercermin pada kegiatan yang berdaya guna, Komitmen Mutu
tercermin pada kegiatan menarik yang dibuat guru, dan Anti Korupsi tercermin dari
sikap guru yang peduli terhadap siswa.
3) Nilai ANEKA telah tercermin melalui pelaksanaan ulangan harian IPA kelas V dengan
konsep belajar sambil bermain. Akuntabilitas tercermin pada kegiatan guru yang
tanggung jawab dalam penyusunan soal, Nasionalisme tercermin pada sikap guru cinta
terhadap budaya daerah, Etika Publik tercermin pada sikap guru yang sopan dan baik,
Komitmen Mutu tercermin pada inovasi kegiatan, dan Anti Korupsi tercermin dari sikap
guru yang disiplin pada aturan permainan saat ulangan.
4) Nilai ANEKA telah tercermin melalui pemanfaatan barang bekas (kardus bekas dan
pelepah pisang) untuk membuat tempat kapur tulis. Akuntabilitas tercermin pada
kegiatan guru yang tanggung jawab dalam pemberian contoh kepada siswa,
Nasionalisme tercermin pada sikap guru menghargai kreativitas yang berbeda, Etika
Publik tercermin pada sikap guru yang berkomunikasi dengan bahasa yang baik,
28
Komitmen Mutu tercermin pada pemanfaatan barang menjadi lebih berguna, dan Anti
Korupsi tercermin dari sikap guru yang mandiri dalam mengumpulkan bahan untuk
contoh.
5) Nilai ANEKA telah tercermin melalui Pelaksanaan Program Buku Poin. Akuntabilitas
tercermin pada sikap guru yang terbuka dalam penyampaian hasil belajar Nasionalisme
tercermin pada sikap guru adil dalam memberi poin, Etika Publik tercermin pada sikap
guru yang objektif dalam pemberian poin, Komitmen Mutu tercermin pada komitmen
guru membentuk siswa yang aktif, dan Anti Korupsi tercermin dari kegiatan guru yang
menginputkan nilai sesuai dengan buku poin.
6) Nilai ANEKA telah tercermin melalui Pembuatan Balok dan Prisma Segitiga sebagai
Media Pembelajaran Matematika. Akuntabilitas tercermin pada tanggung jawab guru
dalam pembuatan media, Nasionalisme tercermin pada sikap guru peduli pada siswa,
Etika Publik tercermin pada sikap guru melayani siswa melalui pembuatan media,
Komitmen Mutu tercermin pada komitmen guru meningkatkan hasil belajar siswa
melalui media, dan Anti Korupsi tercermin dari usaha guru membuat media sebagai
usaha mentransfer ilmu ke siswa.
7) Nilai ANEKA telah tercermin melalui pelaksanaan Sabtu ceria. Akuntabilitas tercermin
dari sikap guru sebagai pemimpin, Nasionalisme tercermin dari sikap guru dalam
mengaplikasikan nilai persatuan, Etika Publik tercermin dari tindakan guru sebagai wasit
yang tidak memihak, Komitmen Mutu tercermin dari kegiatan yang tepat guna, dan Anti
Korupsi tercermin dari sikap guru yang berani mengambil keputusan.
8) Nilai ANEKA telah tercermin melalui pelaksanaan pengenalan cerita daerah nusantara
melalui budaya membaca. Akuntabilitas tercermin dari sikap guru sebagai pemimpin,
Nasionalisme tercermin dari sikap guru dalam mengaplikasikan nilai persatuan, Etika
Publik tercermin pada tutur bahasa guru yang santun, Komitmen Mutu tercermin dari
kegiatan yang tepat guna, dan Anti Korupsi tercermin dari sikap peduli guru kepada
siswa.
Aktualisasi yang dilakukan membuat penulis sebagai pihak pelaksana merasa
termotivasi untuk terus meningkatkan diri serta berinovasi untuk meningkatkan pelayanan
kepada siswa. Selain itu pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang sebagian besar merupakan
kegiatan baru bagi siswa sehingga menjadi pengalaman yang bermakna bagi siswa. Kegiatan
29
aktualisasi akan dilakukan secara berkelanjutan dan terus dilakukan penyempurnaan guna
meningkatkan kualitas dan pencitraan lokus sebagai lembaga pendidikan.
4.2 Saran
Berdasarkan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS melalui kegiatan yang telah
dilaksanakan di SD Negeri 1 Pidpid dapat disampaikan saran sebagai berikut.
1) Bagi Sekolah
Kegiatan yang telah teraktualisasi diharapkan dapat berkelanjutan melalui saran sebagai
berikut:
a. Sekolah diharapkan menetapkan program Sabtu Ceria dan Kunjugan Perpustakaan di
setiap hari sabtu agar siswa mampu mengembangkan kreativitas
b. Sekolah diharapkan dapat mendukung guru dalam pengembangan media
pembelajaran di setiap pembelajaran
c. Sekolah diharapkan dapat melaksanakan pertemuan bersama orang tua siswa untuk
menginformasikan penggunaan buku poin.
2) Bagi Guru
Kegiatan yang mencerminkan ANEKA agar dapat terus berlanjut maka :
a. Guru diharapkan rutin melaksanakan evaluasi terhadap diri sendiri terhadap
tindakan/kegiatan yang telah dilakukan dan melaporkan saat terdapat kunjungan
pengawas.
b. Guru diharapkan memiliki tanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan siswa,
sehingga guru semakin kreatif dan inovatif dalam pembelajaran.
30
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi Nilai Dasar Profesi PNS: Modul Diklat
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas PNS: Modul Diklat Prajabatan Golongan
III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Diklat Prajabatan Golongan
III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor
16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi
ALAT BANTU CATATAN BIMBINGAN AKTUALISASI
3
Kegiatan 1: Pembelajaran Model Mind Mapping (Peta
Pikiran) Pada Pelajaran IPS Kelas V
Gambar 01. Mencontohkan cara membuat Mind Mapping (Peta Pikiran)
Gambar 11. Memulai kegiatan ulangan dengan pemberian kotak kepada siswa
Gambar 12. Pengambilan soal oleh siswa