Wrap Up SK2 Kedkel A12
Wrap Up SK2 Kedkel A12
Kelompok A.12
Astuti (1102012031)
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Yarsi
2015 – 2016
0
KATA-KATA SULIT
Keluarga : Kumpulan 2 orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan emosional dan individu mempunyai peran amsing masing yang
merupakan bagian keluarga
Pertanyaan
Jawab
6. Hak : bebas dari tanggung jawab social dan menuntut bantuan/perawatan orang lain
7. Semakin tinggi pengetahuan pendidikan makan semakin tinggi pula tingkat kesadaran
terhadap kesehatan
1
Hipotesis
Terjadi nya suatu penyakit dapat disebabkan karena dua factor. Eksternal seperti radiasi
handphone, polusi udara. Dan internal seperti pola makan tidak sehat, stress, dan kurangnya
istirahat. Mengenal gangguan perkembagan kesehatan setiap anggota keluarga, memberikan
keperawatan kepada yang sakit, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan bagi keluarganya dapat
mengurangi terjadinya suatu keparahan penyakit. Agama, budaya, cinta dan kasih sayang
juga dapat memegang peranan kunci keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan
SKENARIO 2
2
KUNJUNGAN RUMAH PASIEN DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN
Seseorang dokter berkunjung ke rumah pasien anak laki-laki, berumur 8 tahun dengan
keluan sesak nafas berulang. Keluhan seperti ini timbul hampir setiap hari sehingga dokter
ingin mengunjungi rumah pasien untuk mengetahui lebih jauh tentang kondisi pasien dan
keluarganya.
Pasien tinggal di sebuah rumah dengan ukuran 4 x 7 meter bersama keluarganya yang
terdiri dari ayah ibu dan dua orang kakak yang berumur 12 dan 14 tahun. Selain itu dirumah
tersebut tinggallah kakek dan neneknya (orang tua dari ayah). Kondisi dalam rumah kurang
pencahayaan dan ventilasi.
Kakek dan ibu dari pasien mempunyai riwayat asma bronchial. Kakek dan ayahnya
adalah perokok berat.
Ayah pasien adalah lulusan SMP yang bekerja sebagai seorang buruh bangunan yang
merupakan sumber pencari nafkah dalam keluarga. Ibu pasien adalah seorang lulusan SD
yang bekerja sebagai tukang cuci pakaian di rumah tetangganya, sedangkan kakek dan
neneknya tidak kerja. Kedua orangtua pasien sibuk dengan pekerjaannya sehingga pasien
kurang mendapat perhatian yang baik. Karena kondisi ekonomi yang kurang pasien sering
terlambat berobat ke dokter.
SASARAN BELAJAR
3
LI 1. Memahami dan menjelaskan Konsep dan Struktur Keluarga
LO 1.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Keluarga
LO 1.2. Memahami dan Menjelaskan Struktur Keluarga
LO 1.3. Memahami dan Menjelaskan Bentuk Keluarga
LO 1.4. Memahami dan Menjelaskan Ciri – ciri Keluarga
LO 1.5. Memahami dan Menjelaskan Fungsi Keluarga
LO 1.6. Memahami dan Menjelaskan Peranan Keluarga
LO 1.7 Memahami dan Menjelaskan Dinamika Keluarga dan Genogram
LI 2. Memahami dan menjelaskan Mekanisme yang Mendasari berbagai gangguan
serta Faktor Internal dan External yang Mempengaruhi Masalah Kesehatan Keluarga
LI 3. Memahami dan menjelaskan Konsep Keluarga Islami
LI 4. Memahami dan menjelaskan Hak dan Kewajiban dalam Merawat Orang Sakit
4
satu sama lain dan didalam perannya masing-masing, dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.
1. Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional,
serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup
dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi.
Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
Keluarga dibagi menjadi beberapa bentuk berdasarkan garis keturunan, jenis perkawinan,
pemukiman, jenis anggota keluarga dan kekuasaan.
5
1. Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan seorang istri.
2. Poligami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan lebih dari satu istri.
Berdasarkan Pemukiman
1. Patrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan keluarga
sedarah suami.
2. Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan keluarga satu
istri
3. Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami maupun istri.
Berdasarkan Jenis Anggota Keluarga
1. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
anak.
2. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambahkan dengan sanak
saudara. Misalnya : kakak, nenek, keponakan, dan lain-lain.
3. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4. Keluarga Duda/janda (Single Family) dalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
5. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami
dan hidup secara bersama.
6. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang terjadi tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.
Berdasarkan Kekuasaan
1. Patriakal adalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah dipihak ayah.
2. Matrikal adalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah pihak ibu.
3. Equalitarium adalah keluarga yang memegang kekuasaan adalah ayah dan ibu.
TRADISIONAL :
1. The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
2. The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah
6
3. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
4. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar
karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
5. The extended family (keluarga luas/besar) : Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang
hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua
(kakak-nenek), keponakan, dll)
6. The single-parent family (keluarga duda/janda) : Keluarga yang terdiri dari satu orang
tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian,
kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
7. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
9. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya
: dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
10. Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali
dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
11. The single adult living alone / single-adult family : Keluarga yang terdiri dari orang
dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti :
perceraian atau ditinggal mati
NON-TRADISIONAL :
1. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah
7
3. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /
membesarkan anak bersama
4. The nonmarital heterosexual cohabiting family : Keluarga yang hidup bersama berganti-
ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
5. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
6. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu
8. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
9. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
10. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental
11. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
8
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
a. Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi oleh semangat
kegotongroyongan.
b. Merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya ketimuran yang kental
yang mempunyai tanggung jawab besar.
c. Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang dominan dalam
mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui musyawarah dan mufakat.
c. Berbentuk monogram
d. Bertanggung jawab
e. Pengambil keputusan
1. Fungsi Edukasi
Fungsi edukasi terkait dengan pendidikan anak secara khusus dan pembinaan anggota
keluarga pada umumnya. Ki Hajar Dewantara menyebutkan bahwa “keluarga adalah
9
pusat pendidikan yang utama dan pertama bagi anak”. Fungsi pendidikan amat
fundamental untuk menanamkan nilai-nilai dan sistem perilaku manusia dalam keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi
3. Fungsi Proteksi
Tujuan dari fungsi proteksi yaitu untuk melindungi anak bukan saja secara fisik,
melainkan pula secara psikis. Secara fisik fungsi perlindungan ditujukan untuk menjaga
pertumbuhan biologisnya sehingga dapat menjalankan tugas secara proporsional.
Disamping itu fungsi proteksi psikis dan spiritual yaitu dengan mengendalikan anak dari
pergaulan negatif dan sikap lingkungan yang cenderung menekan perkembangan
psikologinya.
4. Fungsi Afeksi
Fungsi ini terkait dengan emosional anak. Anak akan merasa nyaman apabila mampu
melakukan komunikasi dengan keluarganya dengan totalitas seluruh kepribadiannya.
Kasih sayang yang dicurahkan kepada anak akan memberi kekuatan, dukungan atas
kehiduapn emosionalnya yang berpengaruh pada kualitas hidupnya di masa depan.
5. Fungsi Religius
Yang dimaksud adalah fungsi keluarga untuk mengarahkan anak ke arah pemerolehan
keyakinan keberagamaannya yang benar. Keluarga menjadi kendali utama yang dapat
menunjukkan arah menjadi Islam yang kaffah atau sekuler.
6. Fungsi Ekonomis
Fungsi ini berkaitan dengan pemenuhan selayaknya kebutuhan yang bersifat materi.
Secara normatif anak harus dipersiapkan agar kelak memikul tanggung jawab ekonomi
keluarga, membangun kepribadian yang mandiri bukan menjadi objek pemaksaan orang
tua.
10
7. Fungsi Rekreasi
8. Fungsi Biologis
Faktor biologis adalah faktor alamiyah manusia. Faktor ini meliputi perlindungan
kesehatan, termasuk juga memperhatikan pertumbuhan biologisnya serta perlindungan
terhadap hubungan seksualnya.
Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) bahwa fungsi keluarga
dibagi menjadi 8. Fungsi keluarga yang dikemukakan oleh BKKBN ini senada dengan fungsi
keluarga menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994, yaitu :
1. Fungsi Keagamaan
yaitu dengan memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam
kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan
lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
Dilakukan dengan membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
Diberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, serta memberikan
perhatian diantara anggota keluarga.
4. Fungsi Melindungi
Bertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga
anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
5. Fungsi Reproduksi
11
Merupakan fungsi dalam keluarga yang dilakukan dengan cara mendidik anak sesuai
dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak. Sosialisasi dalam keluarga juga
dilakukan untuk mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
7. Fungsi ekonomi
Adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah keluarga.
Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang.
Memberikan kepada setiap keluarga kemampuan menempatkan diri secara serasi, selaras,
seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan lingkungan yang berubah secara dinamis.
Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga tersebut dapat
diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan keluarga maupun kelompok
sosial yang sama. Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan anggota
keluarganya dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di lingkungan sekitarnya.
12
Keluarga diharapkan mampu memberikan dukungan dalam upaya kesembuhan pasien. Ada
empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga
a. Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiri yang
biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
b. Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan
pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.
c. Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka
seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang sebagai sistem nilai keluarga.
d. Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan
institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.
GENOGRAM
Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari silsilah keluarga
pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera mendapatkan informasi
tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga. Genogram
adalah biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus kehidupan keluarga,
riwayat sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota keluarga. Di dalam genogram
berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan, anak-anak, keluarga satu
rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal, dan pekerjaan. Juga terdapat
informasi tentang hubungan emosional, jarak atau konflik antar anggota keluarga, hubungan
penting dengan profesional yang lain serta informasi-informasi lain yang relevan.
Dengan genogram dapat digunakan juga untuk menyaring kemungkinan adanya kekerasan
(abuse) di dalam keluarga. Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota
keluarga, dan selalu dilengkapi (update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga
pada kunjungan-kunjungan selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa
keluarga sebagai sistem yang saling berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap kejadian
emosional keluarga dapat mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi keluarga.
Sehingga idealnya, genogram dibuat minimal untuk 3 generasi. Dengan demikian, genogram
dapat membantu dokter untuk :
a. mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara kesehatan fisik
dan mental di dalam keluarga.
13
LI 2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme yang mendasari berbagai gangguan
serta Faktor Internal dan External Yang mempengaruhi masalah kesehatan keluarga
Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah
yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
14
pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan
lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:
1. Bahan Bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan
kesehatan, antara lain sebagai berikut :
o
Debu Total tidak lebih dari 150 µg m3
o
Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam
o
Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan penataan ruang rumah
Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut:
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b. Dinding
o Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan
sirkulasi udara
o Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan
c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan
penangkal petir
e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga,
ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain anak.
f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh
bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.
4. Kualitas Udara
Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :
a) Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C
b) Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%
c) Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
d) Pertukaran udara
e) Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam
f) Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3
5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.
6. Binatang penular penyakit
15
Tidak ada tikus bersarang di rumah.
7. Air
a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.
9. Limbah
a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau
dan tidak mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan
pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.
10. Kepadatan hunian ruang tidur
Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur
dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.
Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan tentang
perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi “Setiap warga
negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah
yang layak dan lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan teratur”
Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat menempati rumah
yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung
dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi sebagai :
1. Mencegah terjadinya penyakit
2. Mencegah terjadinya kecelakaan
3. Aman dan nyaman bagi penghuninya
4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial
Internal
1. Pola makan tidak sehat
Dengan semakin majunya budaya dan teknologi, semakin membuat orang-orang harus
bekerja dan bergerak dengan cepat. Hal ini membuat pola makan kita menjadi tidak
sehat, dengan mengkonsumsi makanan cepat saji, yang sangat menggiurkan ketika
menyantapnya. Mie instant ketika malas untuk memasak makanan yang sesungguhnya.
Belum lagi ketika mengkonsumsi minuman berkarbonasi.
2. Kelelahan
Ketika bekerja dalam mencukupi kebutuhan hidup, apalagi yang sudah berkeluarga,
beban itu semakin berlipat, terkadang sampai tidak memperdulikan tanda-tanda tubuh
yang menyatakan kalau tubuh sudah waktunya untuk berisitirahat. Sehingga membuat
kondisi kesehatan kita menjadi turun dan rentan terkena penyakit.
16
3. Stress /tertekan
Dalam menghadapi tuntutan hidup yang membuat kita harus bekerja lebih keras lagi,
manusia tidak luput dari rasa tertekan, stress, putus asa, dan sebagainya.
4. Gaya hidup tidak sehat
Dengan masuknya budaya dari luar, dan pergaulan, membuat gaya hidup tidak sehat,
dengan merokok, “dugem” sampai dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang, hal
tersebut terkadang merupakan salah satu cara “pelarian”.
5. Kurang istirahat dan olahraga
Dengan adanya tuntutan pekerjaan, problema hidup, stress yang berkepanjangan, tak
jarang manusia selalu memikirkannya, bekerja sampai larut malam, sehingga membuat
kurang isitrahat dan juga kurang berolah raga untuk membuat tubuh tetap fit.
6. Obat-obatan kimia
Pada saat sakit tidak jarang orang-orang minum obat untuk meredakan sakit yang di
derita, baik itu dengan menggunakan resep dokter atau dengan obat bebas. Untuk
menunjang kesehatan pun, terkadang mengkonsumsi vitamin-vitamin.
Eksternal
1) Radiasi ponsel
Semua orang baik tua maupun muda, 90% menggunakan handphone, menurut
penelitian, radiasi yang dikeluarkan dari handphone, lama kelamaan dapat
mengakibatkan efek yang negative terhadap otak kita.
2) Polusi udara
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan bertambahnya penduduk dunia,
membuat polusi udara semakin meningkat, mengapa begitu ? Karena semakin banyak
dibangun pabrik untuk memenuhi kebutuhan dari pasar, kendaraan semakin banyak, dari
hari ke hari jalanan semakin macet. Asap knalpot kendaraan dan pabrik mengandung
karbon monoksida.
3) Jadi perokok pasif
Perokok pasif merupakan seorang penghirup asap rokok dari orang yang sedang
merokok. Akibatnya lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya yang
harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif.
Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)
mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke
tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke
tubuh orang di sekelilingnya.
Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang
terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam
tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. “Namun konsentrasi
racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok
yang ia hembuskan.” Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari
ujung rokok yang sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari
17
pembakaran tembakau yang tidak sempurna. Dapat anda bayangkan seberapa
beresikonya perokok pasif.
4) Efek rumah kaca
Dari asap pabrik, kendaraan bermotor, asap rokok, asap pembakaran sampah, hal ini
memicu terjadinya efek rumah kaca. Meningkatnya kadar karbondioksida diudara
merupakan permasalahan yang sangat serius dan mesti diperhatikan sejak dari sekarang.
Jika hal ini dibiarkan berlarut, justru akan mengancam kehidupan makhluk hidup.
Meningkatnya kadar karbondioksida di atmosfer dapat menyebabkan terjadinya efek
rumah kaca (green house effect) atau lebih dikenal dengan pemanasan global suhu bumi.
Pada dasarnya, karbondioksida tidak berbahaya bagi manusia. Namun, kenaikan kadar
karbondioksida diudara dapat mengakibatkan peningkatansuhu permukaan bumi.
Efek rumah kaca terjadi dikarenakan karbondioksida yang ada di atmosfer melebihi
ambang batas. Gas karbondioksida dapat dilewati oleh semua sinar/cahaya yang
dipancarkan oleh matahari. Akan tetapi ketika memantul dipermukaan bumi dan kembali
keatmosfer, sinar tertentu akan tertahan dan terperangkap kemudian dipantulkan lagi ke
bumi. Fenomena ini persis seperti sebuah rumah yang terbuat dari kaca, dimana suhu
didalamnya sangat panas. Dua faktor tersebut yang setiap hari kita hadapi. Segala hal
yang dapat mengganggu Kesehatan, sedikit demi sedikit kita investasikan di dalam tubuh
kita semenjak kita lahir sampai dengan sekarang. Semakin banyak pula orang yang
mengalami sakit kritis, seperti kanker, serangan jantung, stroke, diabetes, kolesterol,
gagal ginjal, dan lain sebagainya.
Bentuk keluarga yang paling sederhana adalah keluarga inti yang terdiri atas suami istri dan
anak-anak yang biasanya hidup bersama dalam suatu tempat tinggal. Namun demikian
menurut Abdul Al ‘Ati pengertian keluarga tidaklah dibatasi oleh kerangka tempat tinggal.
Sebab anggota sebuah keluarga tidaklah selalu menempati tempat tinggal yang sama. Adanya
18
rasa saling harap sebagai unsur dalam perikatan keluarga itu lebih penting dari unsur tempat
tinggal.
Pentingnya Keharmonisan Keluarga Yang paling berpengaruh buat pribadi dan masyarakat
adalah pembentukan keluarga dan komitmennya pada kebenaran. Alloh dengan hikmahNya
telah mempersiapkan tempat yang mulia buat manusia untuk menetap dan tinggal dengan
tentram di dalamnya. FirmanNya: "dan diantara tanda-tanda kekuasanNya adalah Dia
mencipatakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa
tentram kepadanya dan diajadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sungguh pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar Ruum [30]: 21)
Tugas Suami
Seorang suami dituntut untuk lebih bisa bersabar ketimbang istrinya, dimana istri itu lemah
secara fisik atau pribadinya. Jika ia dituntut untuk melakukan segala sesuatu maka ia akan
buntu. Terlalu berlebih dalam meluruskannya berarti membengkokkannya dan
membengkokkannya berarti menceraikannya. Rasululloh bersabda: "Nasehatilah wanita
dengan baik. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang bengkok
dari rusuk adalah bagian atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti akan
mematahkannya. Dan seandainya kamu biarkan maka akan terus saja bengkok, untuk itu
nasehatilah dengan baik." (HR. Bukhari, Muslim). Seorang suami seyogyanya tidak terus-
menerus mengingat apa yang menjadi bahan kesempitan keluarganya, alihkan pada beberapa
sisi kekurangan mereka. Dan perhatikan sisi kebaikan niscaya akan banyak sekali. Dalam hal
ini maka berperilakulah lemah lembut. Sebab jika ia sudah melihat sebagian yang dibencinya
maka tidak tahu lagi dimana sumber-sumber kebahagiaan itu berada. Alloh berfirman; "Dan
bergaullah bersama mereka dengan patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka
bersabarlah Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Aloh menjadikannya
kebaikan yang banyak." (An Nisa' [4]: 19)
Tugas Istri
Kebahagiaan, cinta dan kasih sayang tidaklah sempurna kecuali ketika istri mengetahui
kewajiban dan tiada melalaikannya. Berbakti kepada suami sebagai pemimpin, pelindung,
penjaga dan pemberi nafkah. Taat kepadanya, menjaga dirinya sebagi istri dan harta suami.
Demikian pula menguasai tugas istri dan mengerjakannya serta memperhatikan diri dan
rumahnya. Inilah istri shalihah sekaligus ibu yang penuh kasih sayang, pemimpin di rumah
suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Juga mengakui kecakapan
suami dan tiada mengingkari kebaikannya. Untuk itu seyogyanya memaafkan kekeliruan dan
mangabaikan kekhilafan. Jangan berperilaku jelek ketika suami hadir dan jangan
mengkhianati ketika ia pergi. Dalam hadits: "Perempuan mana yang meninggal dan suaminya
ridha kepadanya maka ia masuk surga." (HR. Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah)
19
Ada juga yang mengungkapkan beberapa karakteristik yang harus terwujud dalam sebuah
keluarga yang menjadikannya layak disebut sebagai model keluarga muslim. Karakteristik
tersebut adalah:
1. Keluarga yang dibangun oleh pasangan suami-istri yang shalih.
2. Keluarga yang anggotanya punya kesadaran untuk menjaga prinsip dan norma Islam.
3. Keluarga yang mendorong seluruh anggotanya untuk mengikuti fikrah islami.
4. Keluarga yang anggota keluarganya terlibat dalam aktivitas ibadah dan dakwah, dalam
bentuk dan skala apapun.
5. Keluarga yang menjaga adab-adab Islam dalam semua sisi kehidupan rumah tangga.
6. Keluarga yang anggotanya melaksanakan kewajiban dan hak masing-masing.
7. Keluarga yang baik dalam melaksanakan tarbiyatul aulad (proses mendidik anak-anak).
8. Keluarga yang baik dalam mentarbiyah khadimah (mendidik pembantu).
LI 4. Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban dalam Merawat Orang Sakit
Ada dua hak orang sakit yang harus dipenuhi oleh anggota masyarakat atau keluarganya. Hak
orang sakit yang pertama dan utama adalah bebas dari segala tanggung jawab social yang
normal. Artinya orang yang sedang sakit mempunyai hak untuk tidak melakukan pekerjaan
sehari-hari yang biasa dia lakukan. Hal ini boleh dituntut, namun tidaklah selalu mutlak,
tergantung tingkat keparahan atau tingkat persepsi dari penyakit tersebut. Apabila tingkat
keparahan sakitnya rendah maka orang tersebut mungkin saja tidak perlu menuntut haknya.
Dan seandainya menuntut haknya harus tidak secara penuh. Maksudnya, ia tetap dalam
posisinya tetapi perannya dikurangi, dalam arti volume dan frekuensi kerjanya dikurangi.
Tetapi bila tingkat keparahannya tinggi maka hak tersebut harus dituntutnya, misalnya
menderita penyakit menular. Hak tersebut haruslah dituntut karena bila tidak akan dapat
menimbulkan konsekuensi ganda, yaitu disamping produktivitas kerja menurun atau bahkan
dapat menambah beratnya penyakit.
Hak yang kedua adalah hak untuk menuntut bantuan atau perawatan kepada orang lain.
Didalam masyarakat yang sedang sakit berada dalam posisi yang lemah, lebih-lebih bila
sakitnya berada dalam derajat keparahan yang tinggi. Anggota keluarga dan anggota
masyarakat berkewajiban untuk membantu dan merawatnya. Oleh karena tugas penyembuhan
dan perawatan memerlukan keahlian tertentu, maka tugas ini didelegasikan kelpada lembaga-
lembaga masyarakat atau individu tertentui seperti dokter, perawat, bidan dan petugas
lainnya.
Kewajiban keluarga merawat orang sakit :
1. Mengenal gangguan kesehatan setiap anggotanya. Keluarga mempunyai peranan yang
amat penting dalam mengembangkan, mengenal, dan menemukan masalah kesehatan
dalam keluarga sebagai antisipasi menjaga kesehatan dalam keluarganya
20
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat. Keluarga merupakan pusat
pengambilan keputusan terpenting, termasuk membuat keputusan tentang masalah
kesehatan keluarga. Keluarga dalam tugasnya mengambil keputusan bagi anggota
keluarga disebut sebagai pelayanan rujukan kesehatan primer
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda
5. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga kesehatan, yang
menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada
Mati adalah kata yang tidak disukai oleh kebanyakan orang. Banyak yang menghindar
darinya. Kematian itu sendiri tentunya lebih ditakuti dari sekadar kata mati. Tidak hanya oleh
manusia, binatang pun takut mati. Seakan tidak ada yang sudi mati. Hal ini wajar bagi
makhluk yang bernyawa, karena mati merupakan sebab berpisahnya seorang dari hal yang ia
senangi, berpisah dari dunia dan segala isinya. Sementara manusia memang mencintai dunia
dan seisinya. Sebagaimana firman Allah Subhaanahu Wata'ala, yang artinya;
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-
binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah
tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Al-Imran: 14)
Di sisi lain, ada yang menyangka bahwa kematian menjanjikan ketenangan. Karenanya, kita
sering mendengar kasus bunuh diri. Orang itu mengira kematian merupakan solusi ampuh
untuk mengatasi semua masalah. Ada juga golongan manusia yang sepanjang harinya
bermaksiat, seakan-akan maut tidak akan menjemputnya.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. http://blog.ilmukeperawatan.com/konsep-keluarga.html
2. http://puskesmassungkai.wordpress.com/2009/08/27/hak-orang-sakit/
3. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/10/pengertian-keluarga.html
4. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_a0251_0608824_chapter2.pdf
5. http://eprints.uny.ac.id.pdf
6. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/.pdf
22