Anda di halaman 1dari 15

ARTIKEL ILMIAH

MEMPELAJARI WATAK RHEOLOGI CAMPURAN AIR DAN


KOTORAN SAPI TERHADAP PRODUKSI GAS METANA
PADA SKALA LABORATORIUM DAN LAPANGAN

OLEH
LALU MASTURIADI
C1J010020

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI


UNIVERSITAS MATARAM
2014
MEMPELAJARI WATAK RHEOLOGI CAMPURAN AIR DAN
KOTORAN SAPI TERHADAP PRODUKSI GAS METANA PADA SKALA
LABORATORIUM DAN LAPANGAN

(Study of Character Rheological Water Mixed And Cow Poop On Methane Gas
Production In Laboratory And Field Scale)

Oleh :

Lalu Masturiadi(1) , Cahyawan Catur Edi Margana(2), Asih Priyati(3)

Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pangan Dan


Agroindustri
Universitas Mataram

ABSTRAK

Biogas adalah gas mudah terbakar yang dihasilkan dari aktifitas biologi anaerob
dari bahan-bahan organik seperti sampah organik, limbah rumah tangga, maupun
kotoran ternak, serta bahan-bahan organik yang dapat terurai oleh
mikroorganisme. Viskositas adalah ketahanan suatu cairan untuk mengalir.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk aliran dari
campuran kotoran sapi dengan air. Penelitian ini menggunakan kotoran sapi
sebagai bahan pembuatan biogas yang dicampur dengan air dengan tiga
perbandingan yaitu 1:1, 1:2, dan 2:1 (air dengan kotoran sapi) di Laboratorium
dan di Lapangan. Parameter yang diteliti adalah watak rheologi, yaitu viskositas,
nilai indeks tingkah laku aliran (n) dan koefisien kekentalan (K), serta biogas yang
mencakup massa jenis dari kotoran sapi, total suspended solid (TSS) dan produksi
gas metana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan yang paling kental dari
tiga perbandingan komposisi adalah perbandingan 1:2 dengan nilai kekentalan
4.407 Pa.s pada skala laboratorium dan 3.907 Pa.s pada skala lapangan. Nilai
viskositas paling cair terdapat pada perbandingan 2:1 dengan nilai -2,568 Pa.s
pada skala laboratorium dan -1,897 Pa.s pada skala lapangan. Nilai ideks tingkah
laku aliran (n) dan koefisien kekenalan (K) adalah watak dari rheologi. pada
penelitian ini Nilai n<1 untuk semua perlakuan yang di laboratoriun dan di
lapangan, hal ini menunjukkan bahwa sifat aliran dari larutan kotoran sapi bersifat
pseudoplastis. sedangkan nilai K yang paling besar pada perlakuan 1:2 yaitu
29,108 Pa. s n skala laboratorium dan 16,21 Pa. sn skala lapangan. Massa jenis dan
total suspended solit (TSS) mengalami penurunan dengan bertambahnya waktu.
Nilai gas metana yang paling tinggi terdapat pada perbandingan 1:2 dengan nilai
15,112 ft 3 /12 jam dan yang paling rendah adalah pada perbandingan 2:1 dengan
nilai 0.813 ft 3 /12 jam.

Kata kunci: Viskositas, air , kotoran sapi, gas metana (𝐶𝐻4 ).


ABSTRACT

Biogas is a combustible gas produced from anaerobic biological activity of


organic materials such as organic waste, household waste, or manure, and organic
materials that can be decomposed by microorganisms. Viscosity is the resistance
of a fluid to flow. The aim of this study was to determine how the shape the flow
of a mixture of cow dung by water. This study uses cow dung as a material for
making biogas is mixed with water to three ratio is 1:1, 1:2 and 2:1 (water with
cow dung) in the laboratory and in the field. The parameters studied were the
rheological characters viscosity, flow behavior index (n) and consistency
coefficient (K), and which includes biogas from cow dung density, total
suspended solids (TSS) and the production of methane gas. The results showed
that the most viscous solution of three composition ratio is a ratio of 1:2 with a
viscosity value of 4,407 Pa.s at the laboratory scale and 3,907 Pa.s at the field
scale. Most dilute viscosity values contained in the ratio of 2:1 with a value of -
2.568 Pa.s at the laboratory scale and -1.897 Pa.sat the field scale. Value of the
flow behavior index (n) and coefficient viscosity (K) is the character of
rheological. in this study value n<1 for all treatments in laboratory and in the
field, it indicates that the flow properties of a solution of cow dung is
pseoudoplastic. while the value of K is greatest in treatment 1:2 is 29,108 Pa. sn
laboratory scale and field scale 16,21 Pa. sn . The density and total suspended solit
(TSS) decreased with increasing time. The value of the highest methane gas
contained in the ratio of 1:2 with 15,112ft 3 /12 hour and the lowest value was in
the ratio of 2:1 with a value of 0.813ft 3 /12 hour.

Keywords: Viscosity, water, cow dung, methane (CH4 ).

PENDAHULUAN aktifitas biologi anaerob atau


fermentasi dari bahan-bahan organik
Ketergantungan manusia
termasuk kotoran manusia, sampah
terhadap bahan bakar fosil
organik, limbah rumah tangga,
menyebabkan cadangan sumber
maupun kotoran ternak, serta bahan-
energi tersebut semakin lama
bahan organik yang dapat terurai
semakin berkurang, selain itu
oleh mikroorganisme. Kandungan
berdampak pula pada lingkungan,
utama dari biogas adalah
seperti pencemaran udara. Hal ini
Metana (CH4 ) dan carbondioksida
membuat banyak kalangan sadar
(CO2 ). Selain itu terdapat juga
bahwa ketergantungan terhadap
senyawa-senyawa lain seperti
bahan bakar fosil harus segera
nitrogen (N2 ), oksigen (O2 ),
dikurangi. Untuk mengatasi masalah
tersebut diperlukan adanya bahan Hidrogen (H2 ) dan hidrogen sulfida
bakar alternatif yang murah dan (H2 S), namun jumlah senyawa ini
mudah didapatkan. Salah satu bahan terbentuk dengan jumlah yang
bakar alternatif tersebut adalah sedikit. Kandungan dari biogas yang
biogas (Hamidi, dkk.,2011). dibutuhkan menjadi bahan bakar
Biogas adalah gas mudah adalah metana (CH4 ). Biogas dapat
terbakar yang dihasilkan dari
terbentuk pada lingkungan yang perombakan senyawa kimia oleh
tertutup yang biasa disebut digester. bakteri pembusuk yang
Digester continue biasanya menghasilkan biogas. Pemberian air
menggunakan kotoran sapi menjadi yang berbeda dapat memberikan
salah satu bahan yang digunakan pengaruh terhadap viskositas dan
untuk membentuk gas metana atau massa jenis dari kotoran sapi serta
biogas. Hal tersebut karena tingkat gas metana yang akan
kesesuaian bahan dengan bentuk terbentuk di dalam pembentukan
digester yang bersifat tertutup dan biogas.
yang membentuk pola pemasukan
(inlet) dan pengeluaran (outlet) Tujuan Penelitian
kotoran sapi yang teratur yang Tujuan dari penelitian ini adalah :
memudahkan bahan (kotoran sapi) 1. Mempelajari watak rheologi dari
yang sudah dimanfaatkan gasnya perbandingan campuran air
(slurry) dapat diolah secara dengan kotoran sapi terhadap
sempurna menjadi hal-hal yang pembentukan gas metana.
bernamfaat seperti menjadi pupuk 2. Mempelajari perubahan sifat
cair dan sebagainya. Potensi kekentalan berdasarkan
pemanfaan kotoran sapi menjadi perbedaan perlakuan dari waktu
biogas didukung dengan ke waktu.
berkembangnya sektor peternakan 3. Mengetahui pembentukan gas
yang teresebar luas disetiap wilayah metana dari perbandingan
Indonesia. Kotoran sapi mempunyai kotoran sapi dengan jumlah air
kadar air yang sedikit dalam arti yang berbeda.
sangat kental. Sehingga perlu
penambahan pelarut untuk Manfaat Penelitian
mengurangi kekentalan dari kotoran 1. Dapat menambah ilmu dan
sapi tersebut. Air adalah salah satu wawasan mahasiswa tentang
pelarut yanga digunakan untuk bagaimana pengaruh viskositas
melarutkan dan menurunkan terhadap gas metana yang
kekentalan dari kotoran sapi. dihasilkan di lapangan maupun di
Pencampuran ini berfungsi untuk laboratorium.
memaksimalkan biogas yang akan 2. Dapat dijadikan sebagai bahan
dihasilkan, memudahkan pengaliran, bacaan untuk menambah
serta menghindari terbentuknya wawasan tentang watak rheologi
endapan pada saluran masuk. pada pembentukan gas metana.
Selain menjadi sumber air 3. Dari hasil penelitian ini
minum, air juga berfungsi sebagai masyarakat mengetahui
habitat dari mikroorganisme komposisi air yang digunakan
pembusuk di mana mokroorganisme sebagai pelarut kotoran sapi
hidup pada daerah yang banyak untuk menghasilkan gas yang
kandungan air dengan suhu yang tinggi.
tinggi. Air banyak memberikan
pengaruh dalam proses pembentukan
biogas. Baik dalam memudahkan
proses secara teknis, maupun
METODE PENELITIAN 2. 1:2 yaitu 1 liter air dengan 2 liter
kotoran sapi
Waktu Penelitian 3. 2:1 yaitu 2 liter air dengan 1 liter
Penelitian ini dilaksanakan pada kotoran sapi
bulan Maret sampai dengan bulan Setiap perlakuan akan
April 2014. diulang sebanyak 3 kali ulangan
dengan mengambil data setiap 12
Tempat Penelitian jam sekali selama 2 hari serta
Penelitian ini dilaksanakan di dua mengukur parameter-parameter yang
sudah ditentukan dan total unit
tempat yaitu di Laboratorium Teknik
percobaan sebanyak 18 unit
Bioproses Fakultas Teknologi percobaan.
Pangan Dan Agroindustri Universitas
Mataram dan di Lapangan yaitu Cara Pengamatan dan Parameter
Gerung Lombok Barat dan Sukarara Pengukuran
Jonggat Lombok Tengah. Rheologi
Rheologi mempelajari hubungan
Alat-alat Penelitian
antara tekanan gesek (shearing
Alat yang digunakan pada
stress) dengan kecepatan geser
penelitian ini berupa viskometer
(shearing rate) pada cairan, atau
brookfield, spindle, thermometer,
hubungan antara strain dan stress
erlenmeyer, tabung kaca, timbangan
pada benda padat. Rheologi berkaitan
manual, timbangan analitik, gelas
sangat erat dengan Viskositas.
ukur, satu alat digester, pipa
Viskositas fluida merupakan
penyedot manual, ember karet,
ukuran ketahanan sebuah fluida
penggaris, masker, sarung tangan terhadap deformasi atau perubahan
dan alat-alat tulis bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh
temperatur, tekanan, kohesi dan laju
Bahan-bahan Penelitian perpindahan momentum
Bahan yang digunakan pada molekularnya. Viskositas zat cair
penelitian ini berupa kotoran sapi cenderung menurun dengan seiring
yang dilarutkan dengan air dengan bertambahnya kenaikan temperatur
tiga perlakuan yaitu 1:1, 1:2, dan 2:1. hal ini disebabkan gaya-gaya kohesi
pada zat cair bila dipanaskan akan
Metodologi Penelitian mengalami penurunan yang
Penelitian ini dilaksanakan` menyebabkan menurunnya viskositas
dengan metode eksperimental dari zat cair tersebut (Anonim,
dengan percobaan di Laboratorium. 2013). Berdasarkan tekanan geser
Rancangan yang digunakan dalam dan kecepatan gesernya sehingga
penelitian ini adalah Rancangan viskositas dikaitkan sangat penting
Acak Kelompok (RAK) dengan dengan rheologi. Selain itu viskositas
menggunakan tiga perlakuan yaitu : juga digolongkan menjadi dua jenis
1. 1:1 yaitu 1 liter air dengan 1 liter dilihat dari hubungan antara
kotoran sapi. tegangan geser dan tegangan
putarnya. Yaitu viskositas newtonian (TSS (mg/l)) = (a-b) X 1000/V
dan non-newtonian. Viskositas Dimana :
newtonian didapatkan dari
perbandingan antara tegangan geser a = berat kertas saring sebelum di
dengan tegangan putarnya dimana oven (gr)
pada newtonian ini grafik b = berat kertas saring setelah di
viskositasnya berbentuk linier. oven (gr)
Sedangkan pada non-newtonian V = volume sampel (mL)
bentuknya tidak teratur. Berikut
rumus yang digunakan unutuk Pembentukan Gas Metana (G)
mengukur viskositas mencari nilai k (𝐟𝐭 𝟑 )/hari
dan n dari watak dari reologi: Pengukuran produksi gas metana
dapat ditentukan dengan persamaan
lnη = lnK - n lnn + (n-1) ln[4πN] hubungan
η = viskositas (pa.s) G = 5,62 (eF - 1.42A)
N = Putaran (rps)
K = koifisien kekentalan Dimana :
n = indeks tingkah laku aliran G = Produksi CH4, ft3/hari
e = Efisiensi Penyisihan BOD
Biogas F = Peningkatan BOD, lb/hari
A = Total Suspended Solid (TSS),
Massa Jenis (ρ)(𝒌𝒈/𝒎𝟑 lb/hari
Diartikan sebagai massa dibagi
dengan volume. Dimana massa suatu Analisis Data
benda berbanding lurus dengan Data yang telah didapatkan akan
volumenya artinya adalah bahwa dianalisis dengan pendekatan
semakin besar massa suatu benda matematis. Menggunakan program
maka volume benda tersebut juga komputer yaitu mikrosoft exel dan
semakin besar. Massa jenis statgraf, untuk menentukan bentuk
dirumuskan sebagai: grafik dari fiskositas serta
menghitung dengan cara manual
ρ = m/v menggunakan rumus-rumus yang
telah ditentukan sebelumnya untuk
Dimana : menetukan nilai n, dan K yang
m = massa (kg atau g), merupakan nilai dari watak rheologi
V = volume (m3 atau cm3), dan tersebut. Hasil dari penelitian yang
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3). telah didapatkan akan ditampilkan
dalam bentuk grafik dan tabel yang
TSS (Total Suspended Solid)
menujukkan hubungan-hubungan
Selama Produksi Gas Metana
dari beberapa parameter yang sudah
(𝐦𝐠/𝐥)
ada.
TSS (total suspended solid)
adalah residu dari padatan total yang
tertahan oleh saringan dengan ukuran
partikel maksimal 2 μm atau lebih
besar dari ukuran partikel koloid.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sedangkan bila torque 0 %, berarti
spindle tersebut dalam keadaan diam.
Hubungan Viskositas dengan Nilai viskositas dapat dihitung
Tegangan Putar (Shear Rate) dengan hasil persentasi torque yang
Kekentalan atau viskositas adalah terbaca pada alat dikalikan dengan
gaya hambat atau friksi internal yang faktor konversi yang sudah
mempengaruhi kemampuan mengalir ditentukan pada alat tersebut
suatu fluida. Alat yang digunakan (Kusnandar, 2003).
untuk mencari nilai viskositas suatu
cairan disebut viskometer. Terdapat
beberapa jenis viskometer yang
dapat digunakan untuk mengukur
viskositas, diantaranya adalah rotary
viskometer atau viskometer
Brookfield dan capillary viskometer.
Pada penelitian ini, alat yang
digunakan untuk mengukur
kekentalan adalah viskometer Gambar 1. Grafik Hubungan
Brookfield atau disebut juga rotary viskositas dengan Tegangan
viscometer. Viskometer Brookfield Putar 1:1 Skala Laboratorium.
didasarkan pada gaya rotasi oleh
spindle yang dapat berputar yang
dapat menyebabkan pergerakan dari
cairan dan dapat diatur kecepatan
putarnya. Spindle mempunyai dua
bentuk yaitu ada yang berbentuk
silinder dan lempeng. Spindle
silinder biasanya digunakan untuk
menentukan cairan yang encer
sedangkan spindle bentuk lempeng Gambar 2. Grafik Hubungan
digunakan untuk cairan yang lebih Kekentalan dengan Tegangan
kental. Penelitian ini menggunakan Putar (Shear Rate) 1:2 Sekala
spindle bentuk lempeng dengan Laboratorium.
ukuran spindle 0,5. Spindle yang
digunakan pada viskometer
Brookfield mempunyai nilai konversi
ke viskositas untuk kecepatan rotasi
tertentu. Di dalam viskometer
Brookfield dikenal dengan istilah
torque dengan satuan dyne-cm.
torque juga dapat dinyatakan sebagai
persen terhadap maksimum Gambar 3. Grafik Hubungan
kecepatan rotasi dari spindle. Bila Kekentalan dengan Tegangan
torque A menunjukkan nilai 100 %, Putar (Shear Rate) 2:1 Skala
berarti kecepatan spindle berputar Laboratorium
pada kecepatan maksimumnya.
Grafik di atas menunjukkan deformasi dari zat padat. Hubungan
perbandingan kekentalan antara tegangan geser (Shear stress)
(viskositas) dengan tegangan putar dengan tegangan putar (shear rate)
(shear rate) pada tiga perlakuan akan menentukan nilai viskositas.
yaitu 1:1, 1:2, dan 2:1 air dengan Pada alat viskometer Brookfield,
kotoran sapi di mana air sebagai viskositas dapat ditentukan dari hasil
faktor pengencernya. Pada gambar 6 yang ditunjukkan oleh alat
grafik 1:1 skala laboratorium berdasarkan penentuan nomor
menunjukkan bahwa perbandingan spindle yang digunakan dan
viskositas dengan tegangan putar kecepatan, kemudian hasil
berdasarkan tingkat kecepatan maka pengukuran dikalikan dengan faktor
dapat dikatakan bahwa semakin pengali dari nomor spindle yang
cepat gaya putaran yang diberikan sudah ditentukan pada alat tersebut.
maka kekentalan dari larutan kotoran Faktor-faktor yang menentukan sifat
sapi tersebut akan semakin menurun rheologi dari suatu zat cair adalah
(Kusnandar, 2003). Hal itu juga nilai n (indeks tingkah laku aliran)
terjadi pada perlakuan 1:2 dan 2:1. dan K (koefisien kekentalan). Jika
Viskositas larutan kotoran sapi nilai n>1 maka sifat aliran tersebut
dalam proses pembentukan biogas dikatakan bersifat dilatan sedangkan
akan mengalami penurunan. Pada jika nilai n<1 maka disebut aliran
grafik perbandingan 1:1, 1:2 dan 2:1 pseudoplastik serta n=1 maka sifat
didapat dari kotoran sapi dengan air, aliran dari cairan tersebut adalah
mengalami penurunan viskositas. Newtonian (Suhargo, 2003).
Hal ini diduga disebabkan karena Grafik perbandingan 1:1, 1:2 dan
serat-serat yang semula terbentuk 2:1 nilai n untuk setiap perlakuan
sempurna, kemudian terurai oleh dengan waktu pengamatan adalah
mikrobia pembusuk sehingga larutan kurang dari 1. Sehingga dapat
kotoran sapi akan mengalami dikatakan bahwa sifat aliran dari
penurunan viskositas. Pada gambar 8 cairan kotoran sapi adalah
grafik perlakuan 2:1 antara kotoran pseudoplastis. Nilai n yang paling
sapi dengan air, memiliki nilai kecil adalah pada grafik
viskositas paling kecil. Karena perbandingan 1:2 (air dengan
perbandingan air lebih banyak kotoran sapi). Hal tersebut
dibandingkan dengan kotoran sapi. menunjukkan bahwa semakin kental
Sehingga semakin banyak jumlah air suatu larutan maka nilai indeks
yang diberikan pada kotoran sapi tingkah laku aliran (n) akan semakin
maka nilai kekentalan dari campuran kecil. Sedangkan nilai K
tersebut akan semakin kecil. menunjukkan banyaknya zat padatan
Rheologi adalah ilmu yang yang terkandung dalam bahan
mempelajari sifat aliran zat cair dan tersebut. Pada grafik di atas terlihat
bahwa perlakuan 2:1 mempunyai
nilai K yang paling besar.
Analisis menggunakan
statgraphis pada sampel 1:1 waktu
ke-0 dengan persamaan y = -0,755x
+ 1,483 dan R² = 0,998. Output
menunjukkan bahwa model linier
untuk menggambarkan hubungan Gambar 5. Grafik Hubungan
Kekentalan dengan Tegangan
antara viskositas dan tegangan putar
Putar (Shear Rate) 1:2 Skala
dengan nilai P pada tabel ANOVA Lapangan
kurang dari 0,01 artinya ada
hubungan yang signifikan secara
statistik antara viskositas dan
tegangan putar pada tingkat
kepercayaan 99%. Sedangkan R-
Squared secara statistik
menunjukkan bahwa nilai 99,8665%
dari variabilitas dalam viskositas
dengan koefisien korelasi adalah - Gambar 6. Grafik Hubungan
0,999332, menunjukkan adanya Kekentalan dengan Tegangan
Putar (Shear Rate) 2:1 Skala
hubungan yang kuat pula terhadap Lapangan
variabel relatif dengan standar error
0,04707. Hal ini juga menujukkan Grafik hubungan antara
hal yang sama dengan semua viskositas dengan tegangan putar
perlakuan dengan setiap waktunya dari ketiga perlakuan yaitu 1:1, 1:2
yaitu memiliki hubungan yang kuat dan 2:1 yang di lapangan tidak jauh
dan adanya signifikan antara berbeda dengan yang ada di
viskositas dengan kecepatan putar. laboratorium. Laju viskositas pada
lapangan akan menurun dengan
semakin tingginya kecepatan
putaran. Yang berbeda dari data
lapangan dengan data laboratorium
adalah perbedaan jarak garis linear
yang ditunjukkan pada grafik. Hal
tersebut disebabkan karena nilai
Gambar 4. Grafik Hubungan yang diperoleh berbeda namun, hal
Kekentalan dengan Tegangan tersebut tidak mempengaruhi
Putar (Shear Rate) 1:1 Skala perubahan bentuk dari tingkah laku
Lapangan aliran (n). Di dalam penelitian ini
tidak terjadi perubahan nilai tingkah
laku aliran (n) sehingga dari semua
perlakuan yaitu 1:1, 1:2 dan 2:1 baik
skala laboratorium maupun lapangan
nilai n<1 sehingga watak dari laju
alirannya tetap yaitu pseudoplasik.
Gambar 9. Grafik Hubungan Nilai n
Perbandingan Nilai K dan n dan K Terhadap Waktu 1:1
Terhadap Waktu Skala Lapangan
Nilai koefisien kekentalan (K)
dan indeks tingkah laku aliran (n)
adalah parameter-parameter dari
rheologi. Untuk menentukan
bagaimana dari watak rheologi suatu
bahan maka harus ditentukan terlebih
Gambar 10. Grafik Hubungan Nilai n
dahulu nilai koefisien kekentalan dan
indeks tingkah laku alirannya. dan K Terhadap Waktu 1:2
Skala Lapangan

Gambar 12. Grafik Hubungan Nilai n


dan K Terhadap Waktu 1:1 Gambar 11. Grafik Hubungan Nilai n
Skala Laboratorium dan K Terhadap Waktu 2:1
Skala Lapangan

Grafik tersebut adalah grafik


yang menunjukkan hubungan antara
indeks tingkah laku aliran (n) dan
koefisien kekentalan (K) terhadap
Gambar 7. Grafik Hubungan Nilai n waktu dengan tiga jenis campuran
dan K Terhadap Waktu 1:2 yaitu 1:1, 1:2 dan 2:1.
Skala Laboratorium
Pada perlakauan 1:1 skala
Lapangan dan Laboratorium terlihat
bahwa nilai n dan K memiliki laju
yang berbanding terbalik. Pada nilai
n akan mengalami kenaikan
berdasarkan waktu sedangkan nilai K
Gambar 8. Grafik Hubungan Nilai n akan mengalami penurunan dengan
dan K Terhadap Waktu 2:1 semakin bertambahnya waktu.
Skala Laboratorium Kotoran sapi tersebut akan
mengalami penurunan viskositas
sehingga dengan bertambahnya
waktu indeks tingkah laku aliran
akan mengalami kenaikan, berbeda
dengan koefisien kekentalan, dengan
bertambahnya waktu maka larutan
kotoran sapi tersebut akan
mengalami menuruna bahan padat
sehingga koefisien kekentalannya Gambar 12. Grafik Hubungan Massa
akan mengalami penurunan. Hal ini Jenis Terhadap Waktu (Jam) di
Laboratorium.
diduga bahwa semakin
bertambahnya waktu maka sejumlah
mikrobia dekomposisi akan
mengurai larutan kotoran sapi
tersebut sehingga semakin lama
serat-serat atau bahan lain yang yang
ada pada kotoran sapi tersebut akan
terurai. Hubungannya dengan
pembentukan biogas adalah ketika Gambar 13. Grafik Hubungan Massa
Jenis Terhadap Waktu (Jam) di
gas terbentuk maka viskositas akan
Lapangan.
mengalami penurunan sehingga
dengan penurunan viskositas tersebut Grafik di atas adalah grafik laju
maka nilai indeks tingkah laku aliran penurunan massa jenis berdasarkan
akan mengalami kenaikan pada saat waktu pembentukan dari biogas
itu juga koefisien kekentalan akan kotoran sapi dengan tiga
mengalami penurunan dengan perbandingan yaitu 1:1, 1:2 dan 2:1
semakin meningkatnya nilai indeks skala laboratorium dan lapangan.
tingkah laku aliran. Dari dua grafik di atas terlihat bahwa
perlakuan 1:2 mempunyai massa
Massa Jenis jenis paling besar yaitu 1.54 g/ml dan
Massa jenis diartikan sebagai
1.38 g/ml sebelum dimasukkan ke
massa dibagi dengan volume.
Dimana massa suatu benda dalam tabung reaktor dengan volume
berbanding lurus dengan volumenya pengukuran 5 ml. Faktor yang
artinya adalah bahwa semakin besar mempengaruhi massa jenis dari
massa suatu benda maka volume kotoran sapi adalah jumlah air yang
benda tersebut juga semakin besar. ditambahkan sebagai pelarut kotoran
sapi tersebut. Semakin banyak air
yang dicampurkan maka massa jenis
dari larutan kotoran sapi tersebut
akan semakin kecil. Sedangkan
semakin sedikit jumlah air yang
campurkan maka massa jenis dari
kotoran sapi tersebut akan semakin
besar. Pada proses pembentukan
biogas larutan kotoran sapi akan
mengalami penguraian sehingga
biogas akan terbentuk, pembentukan
biogas tersebut akan mengurangi
massa jenis dari larutan kotoran sapi, Gambar 14. Grafik Hubungan TSS
sehingga terlihat pada grafik bahwa dengan Waktu Perlakuan 1:1
semakin lama waktu pembentukan
gas maka massa jenis dari larutan
tersebut akan mengalami penurunan.
Reaktor juga mempengaruhi massa
jenis dimana semakin lama kotoran
sapi berada di dalam reaktor maka
pembentukan gas akan semakin
banyak sehingga massa jenis akan Gambar 15. Grafik Hubungan TSS
menurun. dengan Waktu Perlakuan 2:1

Sotal Suspended Solid (TSS) Pada ketiga perlakuan di atas


Total suspended solid atau grafik menunjukkan bahwa nilai total
padatan tersuspensi total (TSS) suspended solid (TSS) mengalami
adalah residu dari padatan total yang penurunan dengan bertambahnya
tertahan oleh saringan dengan ukuran
waktu dengan nilai tss yang paling
partikel maksimal 2 μm atau lebih
besar dari ukuran partikel koloid. tinggi adalah pada perlakuan 1:2 dan
Yang termasuk TSS adalah lumpur, nilai TSS yang paling kecil adalah
tanah liat, logam oksida, sulfida, perlakuan 2:1 hal ini disebabkan
ganggang, bakteri dan jamur. karena jumlah perbandingn yang
Kotoran sapi termasuk ke dalam berbeda. Semakin banyak jumlah air
lumpur, sehingga mempunyai yang digunakan sebagai pelarut
keterkaitan yang erat terhadap
kotoran sapi maka nilai TSS akan
roduksi gas metana yang akan
dihasilkan. Untuk mengetahui semakin sedikit. nilai TSS
bagaimana pengaruh total suspended mempunyai hubungan dengan
solid (TSS) terhadap prosuksi gas pembentukan gas metana. Hal ini
metana maka perlu diketahui dapat ditunjukkan bahwa ketika gas
bagaimana keadaan TSSnya disetiap metana terbentuk semakin banyak
waktu apakah mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya
ataukah mengalami kenaikan.
waktu maka nilai TSS akan
menglami penurunan dengan
semakin bertambahnya waktu hal ini
diduga disebabkan karena larutan
kotoran sapi akan mengalami proses oleh bakteri biogas yang
dekomposisi yang disebabkan oleh mengandung bahan organik sehingga
mikrobia yang terdapat pada kotoran terbentuk gas metana (CH4 ) yang
sapi tersebut. Selain itu TSS juga apabila dibakar dapat mengasilkan
mempunyai hubungan erat dengan energi panas (Rahman, 2005).
viskositas. dimana ketika viskositas
mengalami penurunan dengan
semakin bertambahnya waktu maka
nilai koefisien kekentalan akan
mengalami penuruna hal ini akan
menunjukkan bahwa dengan
berkurangnya nilai dari koefisien
kekentalan maka total suspended
solid juga akan mengalami Gambar 22. Grafik Perbandingan
Produksi Gas Metana Pada
penurunan sehingga dapat dikatakan
Sampel 1:1, 1:2, dan 2:1.
bahwa TSS memiliki hubungan yang
erat dengan viskositas dan juga Grafik di atas menunjukkan
proses pembentukan biogas. pembentukan gas metana dari waktu
ke waktu terlihat pada grafik bahwa
Produksi Gas Metana semakin lama larutan kotoran sapi
Menurut Simamora (2006),
berada di dalam reaktor selama
bahwa biogas adalah adanya
proses pembentukan gas metana
dekomposer bahan organik secara
maka gas yang akan terbentuk
anaerobik (tertutup dari udara bebas)
semakin banyak. Dari ketiga
untuk menghasilkan suatu gas yang
perlakuan yaitu 1:1, 1:2 dan 2:1 nilai
sebagian besar merupakan metana
gas terbentuk paling tinggi terdapat
dan karboniokasida dan proses
pada perlakuan 1:2. Dengan jumlah
dekomposer anaerobik dibantu oleh
gas 15.112 ft3/12 Jam. Hal ini
sejumlah mikroorganisme, terutama
menunjukkan bahwa proses
bakteri metana. Gas metana (CH4 )
penguraian bahan organik di dalam
adalah komponen penting dan utama
reaktor berlangsung kurang
dari biogas karena merupakan bahan
sempurna. Berbeda halnya dengan
bakar yang digunkan dan memiliki perbandingan 2:1, air lebih banyak
nilai kalor yang cukup tinggi, sehingga penguraian bahan organik
mempunyai sifat yang tidak berbau di dalam reaktor berlangsung secara
dan tidak berwarna. Jika gas yang
sempurna sehingga produksi gas
dihasilkan dari proses dekomposisi metana menjadi sedikit. Sehingga
ini dapat terbakar, berarti dapat dikatakan bahwa pembentukan
mengandung 45% gas metana. Gas gas dipengaruhi oleh jumlah air
metana (CH4 ) terbentuk karena dalam bahan. Dikaitkan dengan
proses dekomposisi secara anaerobik
viskositas, produksi gas metana DAFTAR PUSTAKA
berbanding lurus dengan viskositas
hal ini ditunjukkan pada grafik Anonim, 2008.Produksi Biogas Dari
Limbah Ternak.Pusat
viskositas terhadap waktu dengan
Penelitian Dan Kakao
grafik produksi gas metana. Pada Indonesia.
grafik produksi gas metana, gas
terbentuk paling banyak adalah Anonim, 2013. Fisika.
perbandingan 1:2, pada perlakuan ini http//:fisikadedek.blogspot.co
nilai viskositas paling besar. m201305fluida-statik-dan-
dinamis.html.html. diakses 07
KESIMPULAN mei 2013.
Berdasarkan hasil analisa dan Haryati, T., 2006. Biogas: Limbah
pembahasan maka dapat ditarik Peternakan Yang Menjadi
beberapa kesimpulan sebagai Sumber Energi Alternatif.
berikut: Balai Penelitian Terna/ PO
Box 221, Bogor 16002
1. Sifat aliran dari campuran WARTAZOA Vol. 16 No . 3
kotoran sapi dari tiga perlakuan Th. 2006
yaitu 1:1, 1:2, dan 2:1 adalah
Hamidi, N., ING. Wardana,
bersifat pseudopastis dengan
Widhiyanuriyawan D.,
nilai n<1 dan nilai K paling besar 2011.Peningkatan Kualitas
29.108 pada campuran 1:2. Bahan Bakar Biogas Melalui
2. Dengan semakin bertambahnya Proses Pemurnian Dengan
waktu, kekentalan akan Zeolit Alam.Jurusan Teknik
mengalami penuruan selama Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya,
proses pembentukan gas metana.
Malang.
3. Gas terbentuk paling tinggi
adalah pada perbandingan 1:2Kusnandar, F., Hariyadi, P., dan Syamir, E.,
(air : kotoran sapi) yaitu 15,112 2003. Aliran
3 Fluida.http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstr
ft /12 jam karena sedikit
mengandung air menyebabkan eam/123456789/43419/3/feri%20kus
nandar%20-%20003.pdf.
penguraian bahan oleh mikrobia
tidak sempurna dan perbandinganLewis.1978.Kimia Fisika Jilid 2.Jakarta :
2:1 terbentuk gas yang sedikit Erlangga.
3
yaitu 1.803 ft /12 jam akibat
penguraian yang terjadi secara Lusty, 2011.Meknika Fluida Serta
Istilah Pentingnya.
sempurna.
Lustyyahulfa.blokspot.com/20
11/02/mekanika-fluida-serta-
istilah.html. diakses 04
februari 2014.
Ludfia Windyasmara et al.,2012. Skala Rumah Tangga Di
Pengaruh Jenis Kotoran Karang Tal Desa Kayangan
Ternak Sebagai Substrat Kecamatan Kayangan
Dengan Penambahan Serasah Kabupaten Lombok
Daun Jati (Tectona Grandis) Utara.Fakultas Teknologi
Terhadap Karakteristik Pangan dan Agroindustri
Biogas Pada Proses Universitas Mataram.
Fermentasi.Fakultas
Peternakan, Universitas Satiawan, A. I., 2007. Manfaat
Gadjah Mada Yogyakarta. kotoran ternak.penebar
http://Buletin Peternakan Vol. swadaya: Jakarta.
36(1): 40-47, Februari 2012-
ISSN 0126-4400 Suyitno.1988.Kimia Fisika.Jakarta :
Bumi Pustaka.
Martin, A., James, S., dan Arthur, C.,
1993.Farmasi Fisik (Dasar-
Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu
Farmasetik Edisi ke-3)
universitas Indonesia perss.

Rudolf, V., 1994.Buku Pelajaran


Teknolologi Faramasi.
Universitas gasjah mada press.

Rahman.AN., 2005. “Pembuatan


Biogas Dari Sampah Buah-
Buahan Melalui Fermentasi
Aerobik Dan Anaerobik”.
Sikripsi. Fakultas Teknologi
Pertanian. IPB. Bogor.

Rahayu, S., Dyah P., Pujianto,


2009.Pemanfaatan Kotoran
Ternak Sapi sebagai Sumber
Energi Alternatif Ramah
Lingkungan beserta Aspek
Sosio Kulturalnya.FISE
Universitas Negeri
Yogyakarta Inotek, Volume
13, Nomor 2, Agustus 2009.

Simamora, s., dkk, 2006.Membuat


Biogas Pengganti Bahan
Bakar Minyak Dan Gas Dari
Kotoran Ternak. (dalam
rahaidi) Analisis Nilai Kalor
Biogas Dari Kotoran Sapi

Anda mungkin juga menyukai