Anda di halaman 1dari 3

filosofi perencanaan

Dengan demikian, menurut Tjokroamidjojo (1992, 14) terdapat 5 (lima) hal pokok yang perlu
diketahui dalam perencanaan ataupun perencanaan pembangunan yakni. Permasalahan-
permasalahan pembangunan suatu negara/masyarakat yang dikaitkan dengan sumber-sumber
pembangunan yang dapat diusahakan, dalam hal ini sumber-sumber daya ekonomi dan sumber-
sumber daya lainnya.

 Tujuan serta sasaran yang ingin dicapai


 Kebijaksanaan dan cara untuk mencapai tujuan dan sasaran rencana dengan melihat
penggunaan sumber-sumbernya dan pemilihan alternatif alternatifnya yang terbaik.
 Penterjemahan dalam program-program atau kegiatan usaha yang konkrit.
 Jangka waktu pencapaian tujuan.

Perencanaan adalah merumuskan tujuan usaha produsen metode dan jawdal pelaksanaannya
di dalamnya termasuk merencanakan tentang kondisi di masa depan dan perkiraan akibat dari
rencana terhadap kondisi tersebut.Jadi hakekat dari pengertian filosofi/filsafat dan perencanaan
diatas maka dengan demikian filsafat perencanaan dapat dirumuskan bahwa filsafat
perencanaan adalah suatu studi tentang prinsip-prinsip dalam proses dan mekanisme
perencanaaan secara radikal mendalam ekspansif luas dan integral menyeluruh berdasarkan
filsafat antologis.

Perencanaan menurut Piran Wiroatmodjo dkk (2001 ; 38) memiliki kedudukan yang sangat
penting di dalam pembangunan daerah. Perencanaan yang baik menjadikan kegiatan
pembangunan daerah.

 Dilaksanakan secara sistematis terarah sesuai dengan tujuan pembangunan dan


berkelanjutan.
 Lebih efisien di dalam penggunaan dana tenaga dan sumber daya yang lain pada setiap
kegiatan.
 Lebih tepat guna bagi peningkatan kesejahteraan daerah dan pemeliharaan lingkungan
serta sumber daya yang lain untuk tetap mendukung kesejahteraan.
 Memiliki dasar-dasar untuk pelaksanaan pengendalian dan pengawasan.
 Memiliki sarana untuk mencatat dan menilai pelaksanaan dan manfaat kegiatan
pembangunan daerah.

Perencanaan tidak berarti hanya pembuatan proyek-proyek atau pengesahan usulan proyek atau
kegiatan dan juga bukan hanya untuk membagi-bagi dana dan sarana yang disediakan untuk
pembangunan daerah.

Secara teknis perencanaan pembangunan daerah menurut piran Wiroatmodjo dkk ( 2001 ; 42 )
terdiri atas kegiatan-kegiatan yang dapat dikelompokkan menjadi unsur-unsur perencanaan
sebagai berikut

 Persiapan perencanaan pengumpulan dan analisis data.


 Penentuan hasil yang diharapkan dari pembangunan daerah secara keseluruhan (visi
pembangunan total).
 Penentuan strategi pembangunan daerah penentuan sasaran-sasaran pada setiap sector
pembangunan.
 Penentuan strategi pelaksanaan untuk mencapai hasil yang diharapkan pada setiap
sasaran pada setiap sector.
 Penentuan tahapan-tahapan pembangunan dan hasil yang ingin dicapai pada setiap
tahapan pelaksanaan (visi temporal) baik secara keseluruhan maupun pada setiap
sector.
 Penentuan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan disertai urutan prioritas
pelaksanaan pada setiap sector.
 Penyusunan rencana pembangunan daerah penetapan rencana pembangunan daerah
dalam peraturan daerah (PERDA) menjadi Program Pembangunan daerah (PROPEDA)
dan penjabaran untuk pelaksanaannya.

2. Perencanaan Partisipatif

Dalam beberapa referensi tentang perencanaan partisipatif terdapat beberapa kesamaan


tahapan dalam proses perencanaan. Secara umum, setidaknya ada 4 (empat) tahapan yang harus
diperhatikan oleh para perencana, yaitu:

 Tahapan Pengkondisian (prepatory action) Tahap awal ini sangat penting untuk
menjamin keberhasilan proses partisipatif. Situasi dan kondisi wilayah atau kota yang
akan direncanakan harus dapat mencerminkan terciptanya suasana yang menceritakan
tentang agenda-agenda kegiatan perencanaan tata ruang di kota/wilayah mereka, seperti
misalnya pembicaraan di warung kopi, pangkalan ojek, tempat gaul anak muda, dan
seterusnya. Contoh masa pengkondisian yang ideal adalah seperti pada saat pemilihan
kepala daerah (pilkada), dimana hampir semua pojok kota dihiasi oleh berbagai
promosi para kandidat. Substansi yang paling penting pada masa ini adalah bahwa
urgensi proses perencanaan sangat penting untuk menentukan masa depan kota/wilayah
mereka pada 20 tahun mendatang.
 Tahapan pembentukan forum stakeholder (key penting untuk dapat menjamin
suksesnya pelaksanaan proses perencanaannya nanti. Menurut friedmann (2001)
setidaknya ada 3 (tiga) aktor yang terlibat, yaitu politisi dan pemerintah (politicians and
bureaucrats) yang mewakili lembaga pemerintahan pada setiap level wilayah dunia
usaha (corporate capital) baik yang bersifat trans-nasional maupun domestik,
 Tahapan pembentukan forum pakar (Expert’s Choice) tahapan ini diperlukan apabila
dalam media partisipasi yang dilaksanakan tidak menghasilkan kesepakatan dalam
waktu yang direncanakan.Untuk dapat memberikan pilihan-pilihan yang lebih
bervariatif obyektif, dan tepat sasaran, maka dibutuhkan pendapat pakar yang memiki
kompetensi dan kapasitas dalam permasalahan atau kebijakan yang akan dipilih. Jadi,
Forum pakar ini dibentuk untuk menghasilkan lebih banyak pilihan dan lebih informatif
(wellinformed choice) kepada para partisipan (stakeholder) dalam proses pengambilan
keputusan nantinya. Oleh karena itu, peran perencana adalah harus mampu
memfasilitasi terciptanya variasi pilihan yang lebih informatif untuk mencegah
kebuntuan dalam proses pengambilan keputusan rencana tata ruang (Siregar, 2009).
Perencana juga harus mampu berperan sebagai koordinator yang akomodatif
(inclusive)

Anda mungkin juga menyukai