Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori


Sejak semula kosmetologi merupakan salah satu ilmu pengobatan atau ilmu
kesehatan, sehingga para pakar kosmetik dahulu adalah juga pakar kesehatan; seperti
para tabib, dukun, bahkan penasehat keluarga istana. Dalam perkembangannya
kemudian, terjadi pemisahan antara kosmetik dan obat, baik dalam hal jenis, efek, efek
samping, dan lainnya (Wasitaatmadja, 1997).
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada
bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga mulut antara
lain untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi
supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan
untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono dan Latifah, 2007).
Penggolongan kosmetik terbagi atas beberapa golongan, yaitu:
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibagi ke dalam 13 preparat
(Tranggono dan Latifah, 2007) :
1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dan lain-lain.
2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dan lain- lain.
3. Preparat untuk mata, misalnya maskara, eye-shadow, dan lain-lain.
4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dan lain-lain.
5. Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dan lain-lain.
6. Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut, dan lain-lain.
7. Preparat make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstik, dan lain-lain.
8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, dan lain-lain.
9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dan lain-lain.
10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, losion kuku, dan lain-lain.
11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, pelindung, dan lain-lain.
12. Preparat cukur, misalnya sabun cukur, dan lain-lain.
13. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dan lain-lain.
Penggolongan kosmetik menurut cara pembuatan (Tranggono dan Latifah, 2007)
sebagai berikut:
1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern (termasuk di
antaranya adalah cosmedic).
2. Kosmetik tradisional:
 Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam
dan diolah menurut resep dan cara yang turun- temurun.
 Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan
lama.
 Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar- benar
tradisional dan diberi warna yang menyerupai bahan tradisional.
Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit:
1. Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetic) Jenis ini digunakan untuk merawat
kebersihan dan kesehatan kulit. termasuk di dalamnya:
a. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing cream, cleansing
milk, dan penyegar kulit (freshener).
b. Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizer cream,
night cream, anti wrinkel cream.
c. Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen foundation,
sun block cream/lotion.
d. Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling), misalnya scrub
cream yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai pengamplas
(abrasiver).
2. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga
menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang
baik, seperti percaya diri (self confident). Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan
pewangi sangat besar. Kosmetik dekoratif terbagi menjadi 2 golongan (Tranggono
dan Latifah, 2007).
Berdasarkan bahan dan penggunaannya serta maksud evaluasi produk kosmetik
dibagi menjadi 2 golongan (Ditjen POM, 1985) :
1. Kosmetik golongan I adalah:
a. Kosmetik yang digunakan untuk bayi
b. Kosmetik yang digunakan di sekitar mata, rongga mulut dan mukosa lainnya
c. Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan kadar dan penandaan
d. Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta belum
diketahui keamanan dan kemanfaatannya.
2. Kosmetik golongan II adalah kosmetik yang tidak termasuk ke dalam golongan I.

1.2 Tujuan Percobaan


 Mengetahui cara pembuatan kosmetik maskara.
 Melakukan pengujian sediaan kosmetik maskara yang telah jadi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


Maskara adalah sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk memperindah
penampilan mata dengan cara mengoleskannya pada bulu mata. Bahan yang digunakan
meliputi zat utama dan zat tambahan, zat utama merupakan zat warna. Pembuatan
umumnya dibuat menurut bentuk sediaannya, yaitu krayon, krim, suspensi.

Persyaratan maskara harus memenuhi persyaratan yaitu :

 Mudah dioleskan dan tidak mudah luntur


 Tidak lengket sehingga tidak mengakibatkan bulu mata dan atau alis mata melekat
satu sama lain
 Tidak boleh segera mengering sehingga menyukarkan pengolesan, harus mudah
diratakan, cepat kering dan permanen

Fungsi maskara adalah :

 Melentikkan bulu mata


 Memberi efek mata yang terlihat lebih besar
 Menghitamkan bulu mata

Ada dua formula maskara :

a. Non-waterproof mascara, mengandung formula yang tidak tahan air dan mudah
luntur keuntungan : dapat dibersihkan dengan air hangat saja
b. Waterproof mengandung formula tahan air, untuk menghapus tersedia pembersih
khusus riasan wajah (eye make up remover) atau baby oil.
Bentuk maskara terdiri dari 4 macam, yaitu :

a. Cake mascara
Preparat jenis ini terdiri dari campuran zat pewarna, lemak-lemak, waxes, serta
bahan-bahan emulgator oil in water. Sabun-sabun kalium dan natrium, yang sewaktu-
waktu pernah digunakan sebagai emulgator, menyebabkan iritasi pada mata.
Sekarang triethanolamine stearat adalah yang paling umum dipakai. Preparat ini
digunakan dengan menggunakan sikat basah. Air pada sikat itu menyebabkan
terbentuknya emulsi oil in water di permukaan maskara cake yang lalu diangkat
dengan sikat itu dan dipakaikan pada bulu mata. Berikut dua contoh formulasi dari
dua orang ahli

b. Cream mascara (anhydrous)


Komposisi preparat ini mirip dengan rouges. Berikut satu contoh formulasi dari
harry.
Beeswax 4
Spermaceti 4
Cetyl alcohol 2
Cocoa butter 6
Petroalatum, short fiber 64
Oil soluble dye 20
Antioxidant q.s

c. Cream mascara (emulsified)


Disini bahan dasar biasanya adalah krim oil in water dari tipe sterat atau glyceryl
monosterat. Berikut contoh formulasi dari keithler :
Stearyl alcohol 15
Lanolin 3
Polyethylene Glycol 400 distearate 10
Diglycol stearate 8
Triethanolamine lauryl 54.5
Air ad 100
d. Liquid mascara.
Formulasi dasar pada aqueous mucilages dari gum tragacanth, quince seed, dan
muncin-muncin lainnya. Formulasi ini tidak begitu bermanfaat karena mudah larut
dalam air sehingga mudah terhapus oleh prespirasi atau air mata. Mascara yang
didasarkan pada alcohol yang berisi resin, resin-resin lain atau ethyl cellulose,
membentuk sejenis cat pada bulu mata yang tahan air, tetapi karena mengandung
alcohol, mascara ini dapat mengiritasi mata jika sampai masuk ke dalam mata. Satu
contoh formulasi sederhana dari keithler adalah
Castor oil 87
Span 80 4
Lampblack 9

2.2 Preformulasi
1. Alkohol
- Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan
menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap meskipun
pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78ºC dan mudah
terbakar.
- Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua
pelarut organik.
- Penyimpanan : Wadah tertutup rapat jauh dari api.
- Khasiat : Anti mikroba, desinfektan, pelarut, penetrasi kulit.
2. Aquadest
- Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai
rasa.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
3. Metil Paraben
- Pemerian : Serbuk hablur putih, hamper tidak berbau, tidak mempunyai rasa,
kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.
- Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, 20 bagian air mendidih, dalam 3,5
bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut
dalam eter P.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
- Khasiat : Sebagai pengawet.
4. Tragacanth
- Pemerian : Tidak berbau, hamper tidak berasa.
- Kelarutan : Dalam air agak sukar larut dalam air, tetapi mengembang menjadi
massa homogen, lengket dan seperti gelatin.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
- Khasiat : Zat tambahan.
BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan

 Alat : Bahan :
- Ayakan Mesh 100 - Alkohol
- Batang pengaduk - Aquadest
- Beaker glass 100 ml - Carbon black
- Kertas perkamen - Metil paraben
- Kertas saring Whatmann - Tragacanth
- Mortar
- Pot selai
- Stamper
3.2 Cara Kerja
1. Dalam mortat, larutkan metil paraben ke dalam 10 ml alkohol.
2. Dalam beaker glass 100 ml, campur tragacanth dengan sisa alkohol. Aduk sampai
semua tragacanth terbasahi semuanya.
3. Campurkan isi mortar da nisi beaker glass. Lakukan pengadukan sampai tercampur
dengan rata dan halus.
4. Tambahkan kemudian: carbon black sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan mortar
sampai merata.
5. Tambahkan air suling dari formula sedikit demi sedikit sambil terus diaduk. Jumlah air
suling yang ditambahkan disesuaikan dengan kekentalan yang diharapkan.
6. Produk yang terjadi adalah bentuk suspense, kental. Bila ingin produk yang lebih
encer, dapat ditambahkan air.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Formulasi (dibuat ½ resep)

 Alkohol : 20 ml x ½ = 10 ml
 Aquadest : 100 ml x ½ = 50 ml
 Carbon black : 20 gram x ½ = 10 gram
 Metil paraben : 0,5 gram x ½ = 0,25 gram
 Tragacanth : 2 gram x ½ = 1 gram

4.2 Hasil Pengamatan

Pengujian Hasil Pengamatan


Warna +++
Kekentalan ++
Kerataan +++
Uji Aplikasi +++

4.3 Pembahasan

Pada praktikum kosmetologi II mengenai pembuatan sediaan maskara suspensi


yang mempunyai tujuan diantaranya yaitu untuk mengetahui cara pembuatan sediaan
maskara yang baik dan benar serta untuk mengetahui bahan yang digunakan dan formulasi
yang benar dan tepat dalam pembuatan sediaan maskara.

Dalam pembuatan sediaan maskara digunakan beberapa bahan yang sesuai antara
lain bahan pewarna hitam yaitu carbon black. Dan bahan lain seperti tragacanth, alkohol,
aquadest dan metil paraben. Bahan – bahan tersebut berperan untuk bahan tambahan dan
bahan pengawet yang berperan mencegah kerusakan dan menghindari kontaminasi dari
jamur dan bakteri pada sediaan maskara yang telah dibuat. Semua bahan yang telah
disebutkan diatas digunakan untuk meningkatkan kualitas produk yang dibuat, sehingga
dapat menarik konsumen untuk menggunakannya.
Berdasarkan hasil pengujian dari organoleptik sediaan maskara kelompok kami
didapatkan hasil pengamatan warna yang sangat baik, karena untuk mempengaruhi atau
menarik minat konsumen pada umumnya warna merupakan faktor utama, dari segi
kerataannya sangat baik, dilakukan uji terhadap pengaplikasiannya pada kulit hasilnya
sangat bagus, tetapi kekentalannya cukup bagus karena maskara yang telah jadi sedikit
encer. Hal ini dikarenakan kami sedikit berlebih saat menambahkan air.
BAB V

KESIMPULAN

Dari Percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

 Maskara adalah kosmetik yang lazimnya dipakai oleh kaum wanita untuk
menyempurnakan penampilan cantik dengan aplikasi pada mata yang membuat tampilan
volume, warna, dan tekstur yang berbeda pada mata.

 Sediaan maskara ini mempunyai manfaat atau khasiat untuk menambahkan volume bulu
mata dan melentikkan bulu mata, sehingga sediaan maskara ini dapat memperbaiki
penampilan pada mata.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Susilo, Haryanto.2015. Buku Penuntun Praktikum Kosmetologi II.. Bogor: Universitas
Pakuan.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia.Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Hal.33.

Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Hal. 83-86, 195-197.

Retno I.S.Tranggono, 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai