Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
“Kultur Organ Tanaman (Pengembangan Tanaman Mini In Vitro)”

Oleh :

NAMA : VARADILLA SULASTRI


NIM : D1B116149
KELAS :A
KELOMPOK : SATU (I)

LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI

UNIT IN VITRO

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2018
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kultur organ merupakan salah satu cara untuk menghasilkan varietas baru

yang lebih unggul. Kultur organ merupakan hal yang berkaitan dengan bahan–

bahan kimia untuk mendukung teknologi pemuliaan. Ada bermacam–macam cara

kultur jaringan, salah satunya adalah dengan kultur organ. kultur organ dimulai

dengan bagianyang terorganisir dari suatu tanaman, tetapi yang paling sering

digunakan adalah bagian tunas.

Kultur organ merupakan salah satu cara perbanyakan dalam ilmu

Bioteknologi. kultur organ yang disebut juga dengan perbanyakan mikro dimulai

dengan bagian yang terorganisir dari suatu tanaman, paling sering digunakan

adalah tunas dan proses pengkulturan ini menjaga keadaan terorganisir sambil

mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan kearah perbanyakan dan regenerasi

tanaman baru yang lengkap.

Arah perkembangan eksplan dalam kultur in-vitro dikontrol oleh ratio zat

pengatur tumbuh auksin dan sitokinin. Ratio auksin sitokinin yang relatif tinggi

akan menginduksi pembentukan akar, sementara ratio yang rendah akan memacu

pembentukan tunas. Pembentukan tunas yang di dahului dengan terbentuknya

kalus disebut organogenesis tak langsung. Sedangkan bila pembentukan tanpa

kalus disebut organogenesis langsung. Organogenesis dalam kalus diinisiasi

dengan pembentukan kelompok sel-sel meristematik yang mampu merespon

faktor-faktor yang dapat menghasilkan primordium. Tergantung pada sifat faktor

internal, stimulus dapat menginisiasi akar, tunas atau embrioid.


Berdasarkan uraian maka perlu dilaksanakannya praktikum ini dalam

mengetahui bahwa kultur organ merupakan salah satu cara perbanyakan dalam

ilmu Bioteknologi untuk menghasilkan varietas baru yang lebih unggul.

1.2. Tujuan Praktikum

Praktikum bertujuan untuk membuat tanaman mini in vitro unik yang

memiliki daya jual dan mahasiswa mengetahui dan dapat melakukan perbanyakan

tanaman Puring, kastuba maupun mawar dan Begonia mawar melalui tekhnik

kulktur organ.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Kultur jaringan merupakan budidaya dengan menggunakan jaringan

tanaman untuk membuat tanaman baru dengan sifat yang sama dengan induknya.

Atau, kita bisa juga mengartikan kultur jaringan sebagai memelihara dan

menumbuhkan organ tanaman seperti tunas, embrio, bunga, dan sebagainya, atau

jaringan tanaman seperti sel, protoplas, dan sel, pada kondisi yang aseptik.Kultur

jaringan telah digunakan secara luas untuk mempelajari diferensiasi sel, terutama

sekali pembentukan elemen-elemen tracheary pada jaringan yang dikulturkan.

Teknik kultur jaringan tanaman telah digunakan secara luas pada perbanyakan

tanaman untuk tujuan komersial. Sebagian besar aplikasi tersebut didasarkan atas

karakteristik sitokinin yang merangsang proliferasi tunas pada pucuk yang

dikulturkan. Penerapan teknik kultur jaringan di dunia industri adalah berupa

kultur suspensi skala besar yang bertujuan mensintesis senyawa-senyawa penting

dalam jumlah besar (Gunawan, 2008).

Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian

tanaman (daun muda, mata tunas, ujung akar, keping biji atau bagian lain yang

bersifat meristematik) serta menumbuhkannya dalam media buatan yang kaya

nutrisi dengan penambahan zat pengatur tumbuh secara aseptic (steril) dalam

wadah in vitro yang tembus cahaya sehingga bagian-bagian tersebut dapat

memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali (Al Haj,

2011).

Faktor-faktor yang menyebabkan ekplan terkontaminasi adalah faktor lingkungan

yang kurang mendukung,seperti kelembaban, suhu dan cahaya, alat yang digunakan
tidak steril, media yang tidak steril serta teknik pada saat pembuatan media yang kurang

menjaga keberhasilan. Pengambilan meristem sebagai eksplan harus dilakukan dalam

ruang steril (aseptik) agar tidak terkontaminasi

Salah satu teknik perbanyakan tanaman adalah dengan teknik kultur jaringan.

Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti

protoplasma, sel, jaringan, organ serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik

sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi

tanaman utuh kembali

Dalam budidaya tanaman secara in - vitro , atau sering disebut juga kultur

jaringan tanaman, kloning tanaman dapat dilakukan dengan cara mengisolasi bagian

tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau organ tanaman yang kemudian

ditumbuhkan dalam kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat

memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap.

Kontaminasi pada eksplan sering terjadi pada proses inisiasi, hal ini disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu keadaan eksplan Ekspan yang akan ditanam harus bebas dari

hama, penyakit maupun mikroorganisme lain yang kurang menguntungkan untuk

tanaman. Umur tanaman juga mempengaruhi dalam pertumbuhan tanaman.Tanaman

atau eksplan yang digunakan untuk kultur jaringan sebaiknya berada pada umur rata-rata

dimana tanaman tersebut tidak terlalu muda dan juga tidak terlalu tua. Hal ini disebabkan

apabila tanaman berumur terlalu muda maka kemungkinan untuk tumbuh dan

berkembang sangat sulit karena tanaman yang masih muda mengandung senyawa fenol

yang sangat tinggi sehingga akan mengakibatkan browning dan pada akhirnya eksplan

akan mati.

Untuk kondisi eksplan Pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur jaringan

sangat dipengaruhi oleh keadaan jaringan tanaman yang digunakan sebagai eksplan.

Selain faktor genetis eksplan yang telah disebutkan di atas, kondisi eksplan yang

mempengaruhi keberhasilan kultur adalah jenis eksplan, ukuran, umur dan fase fisiologis

jaringan yang digunakan sebagai eksplan (Noveriza et all., 2012).


Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukan kalus, syarat –

syarat tumbuhan eksplan Jaringan tersebut sedang aktif

pertumbuhanya,diharapkan masih terdapat zat tumbuh yang masih aktif

sehingga m (embantu perkembangan jaringan, eksplan yang diambil berasal dari

bagian akar, mata tunas, kuncup, ujung batang dan umbi (Novita et all., 2010).

4.2 Pembahasan

Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari

tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta

menumbuhkan dalam kondisi aseptik sehingga bagian-bagian tersebut dapat

memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.

Perbanyakan tanaman secara in vitro antara lain dapat dilakukan melalui

embryogenesis somatik, regenerasi organ adventif, pembentukan cabang aksilar

dan kultur buku tunggal.

Berdasarkan praktikum ini, pembuatan larutan stok bertujuan untuk

memudahkan pekerjaan dalam membuat media. Larutan stok dibuat sesuai dengan

komposisi media MS yang diaduk dalam erlenmeyer dengan konsentrasi yang

lebih pekat. Setelah membuat larutan stok gram-gram, perlu dibuat stok zat

pengatur tumbuh biasanya dalam 100 ml. Stok harus disimpan di dalam lemari es.

Larutan stok makro adalah larutan yang konsentrasinya dipekatkan atau

ditinggikan dari konsentrasi media. Pada praktikum ini pembuatan larutan stok

dibuat sebanyak 200 ml untuk 20 konsentrasi. Tujuan pembuatan larutan

stok adalah untuk menghindari penimbangan yang berulang-ulang setiap kali

membuat media. Disamping itu kadang-kadang timbangan untuk menimbang


bahan-bahan dalam jumlah yang sangat kecil tidak tersedia di laboratorium.

Larutan stok sebaiknya disimpan di tempat yang bersuhu rendah dan gelap.

Pembuatan larutan stok didasarkan pada pengelompokan-pengelompokan

yaitu : stok makro, stok mikro, stok Fe (besi), stok vitamin, stok hormone

terutama bila larutan stok tidak disimpan terlalu lama (segera habis

digunakan). Stok hormone dapat disimpan 2 – 4 minggu, sedangkan hara dapat

disimpan 4 – 8 minggu. Dengan adanya larutan stok pembuatan media

selanjutnya tinggal mengencerkan larutan stok saja.

Media dasar MS (Murashige dan Skoog) yang merupakan salah media

yang paling banyak digunakan dalam kultur jaringan. Saat ini sudah banyak

penelitian dengan menggunakan media MS yang dimodifikasi. Modifikasi media

dimaksudkan untuk mengetahui kebutuhan hara yang tepat bagi eksplan untuk

tumbuh dan berkembang pada media kultur jaringan dan terbebas dari

kontaminasi.

Pada praktikum terdapat pula Iron yang termasuk ke dalam unsur besi

yang merupakan suatu senyawa besi oksida dimana didalam banyak hal

merupakan campuran antara FeO (wustite), Fe3O4 (magnetite) dan Fe2O3

(hematite) serta beberapa senyawa oksida lainnya seperti Al2O3, MgO, SiO2 dll

sebagai komponen minor. Oleh karenanya iron ore telah lama digunakan manusia

sebagai bahan baku untuk memproduksi pig iron yaitu suatu senyawa besi-karbon

yang kaya dengan besi (Fe) dapat mencapai kemurnian.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pembuatan larutan stok bertujuan untuk memudahkan pekerjaan dalam

membuat media. Larutan stok dibuat sesuai dengan komposisi media MS yang

diaduk dalam erlenmeyer dengan konsentrasi yang lebih pekat. Setelah membuat

larutan stok gram-gram, perlu dibuat stok zat pengatur tumbuh biasanya dalam

100 ml. Stok harus disimpan di dalam lemari es. Larutan stok makro adalah

larutan yang konsentrasinya dipekatkan atau ditinggikan dari konsentrasi

media. Pada praktikum larutan stok yang dibuat sebanyak 200 ml untuk 20 kali

konsentrasi. Tujuan pembuatan larutan stok adalah untuk menghindari

penimbangan yang berulang-ulang setiap kali membuat media. Disamping itu

kadang-kadang timbangan untuk menimbang bahan-bahan dalam jumlah yang

sangat kecil tidak tersedia di laboratorium. Larutan stok sebaiknya disimpan di

tempat yang bersuhu rendah dan gelap.

5.2.Saran

Saran saya sebagai praktikan yaitu sebaiknya praktikan yang lainnya

jangan gaduh saat berlangsungnya praktikum agar dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Al Haj. 2011. Dasar Dasar Radioisotop dan Radiasi dalam Biologi. Pusat Antar
Universitas Institut Pertanian Bogor.

Erizka Fauzy, Mansyur dan Ali Husni. 2016. Pengaruh Penggunaan Media
Murashige Dan Skoog (Ms) Dan Vitamin Terhadap Tekstur, Warna Dan
Berat Kalus Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum) Cv. Hawaii Pasca
Radiasi Sinar Gamma Pada Dosis Ld50 (In Vitro). Jurnal AgroBiogen
16(1) :34-35.

Gunawan, L. W. 2008. Teknik Kultur Jaringan. Laboratorium Kultur Jaringan


Tanaman, Pusat Antar Universitas (PAU) Bioteknologi, Institut Pertanian
Bogor.

Hendaryono dan Ir Ari Wijayani, 2007. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius,


Yogyakarta.

Iswanto H. 2010. Petunjuk Pembuatan Media Dalam Kultur Jaringan. Penerbit PT


Agromedia Pustaka. Jakarta.

John H. Dodds dan Lorin W. Robberts 2011. Percobaan Kultur Jaringan


Tanaman. Edisi II. Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

Lawalata, Imelda Jeanette.2011. Pemberian Beberapa Kombinasi ZPT


Terhadap Regenerasi Tanaman Gloxinia (Siningia speciosa) dari
Eksplan Batangdan Daun Secara In Vitr. J.Exp. Life Sci 1(2). :130-144.

Mardin Bayasi. 2009. Multiplikasi Empat Varietas Krisan Melalui Tekhnik


Kultur Jaringan. Jurnal Agroland.15(4): 271-277.

Marlin, dkk. 2012. Penuntun Praktikum Kultur Jaringan. Fakultas Pertanian


Universitas Bengkulu, Bengkulu.
Yuniastuti. 2012. Air Kelapa Sebagai Bahan Substitusi Media MS Pada Kultur
Jaringan Krisan. Jurusan Agroteknologi. 1(1): 1-11.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai