Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PERCOBAAN EKSPERIMEN FISIKA 3

EKIPOTENSIAL

Disusun Oleh :

Nama : Rusdiana Fa’afuza Laili

Nim : M0217067

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2018
I. LATAR BELAKANG

Semua zat terbentuk dari atom atom, setiap atom mempunyai inti atom yang terdiri dari proton
dan elektron yang mengelilinginya. Proton mempunyai energi listrik (muatan listrik) positif dan
elektron mempunyai muatan listrik negatif. Dari perbedaan muatan ini, akan membentuk potensial
listrik. Ketika potensial listrik tidak berubah sama sekali dari satu titik ke titik yang lain, maka
medan listrik tidak dapat menunjukan ke arah perpindahan tersebut, ini merupakan gagasan dari
garis ekipotensial. Secara spesifik, garis yang menghubungkan semua titik-titik yang berbeda pada
potensial listrik yang sama dikenal sebagai garis ekipotensial. Pada percobaan ini akan dilihat
bagaimana benda bermuatan mempengaruhi ruang disekitarnya. Untuk melakukannya,akan dibuat
gambar yang mengilustrasikan semua informasi yang tersedia tentang muatan dan ruang
disekitarnya. Dimana garis-garis medan saling berdekatan jika medan listrik kuat dan garis medan
terpisah jauh jika medan listrik relatif lemah. Jadi, banyak informasi yang dapat disampaikan
hanya dengan menunjukan lokasi muatan dan menggambar beberapa garis-garis medan di
sekitarnya. Juga bisa digambar garis ekipotensial di sekitar muatan. Oleh karena itu dilakukan
praktikum pemetaan potensial dan medan listrik ini untuk menyelidiki potensial listrik disekitar
dua konduktor yang sama dan bermuatan listrik, untuk mengidentifikasi permukaan atau garis
ekipotensial serta untuk menunjukan keterkaitan antara medan listrik dan potensial listrik.

II. TUJUAN
1. Mengetahui potensial listrik disekitar dua konduktor yang bermuatan listrik
2. Mengidentifikasi permukaan atau garis ekipotensial dalam 2D
3. Mengidentifikasi arah garis medan listrik disekitar dua konduktor yang bermuatan listrik
4. Menunjukkan keterkaitan antara medan listrik dan potensial listrik

III. DASAR TEORI


Permukaan Ekipotensial adalah permukaan dimana semua titik berada pada potensial yang
sama. Dengan kata lain, beda potensial antara dua titik yang manapun pada permukaan tersebut
akan nol dan tidak ada kerja yang dibutuhkan untuk memidahkan sebuaha muatan dari satu
titik, ke titik yang lain. Permukaan ekipotensial harus tegak lurus terhadap medan listrik pada
semua titik. Jika tidak demikian yaitu jika ada komponen E sejajar terhadap permukaan akan
dibutuhkan kerja untuk memindahkan muatan sepanjang permukaan terhadap komponen E ini.
Dan hal ini akan berlawanan dengan ketentuan bahwa permukaan tersebut ekipotensial.
Kenyataan bahwa garis-garis medan listrik dan permukaan ekipotensial saling tegak lurus,
membantu untuk mencari ekipotensial jika garis-garis medan listrik diketahui (Sutrisno, 1983).
Gejala kelistrikan dapat dijelaskan dengan konsep medan magnet listrik dimana medan
listrik (E) adalah daerah disekitar muatan dimana pengaruh listrik masih berpengaruh pada
muatan lain. Medan listrik sebagai gaya per satuan muatan pada suatu titik dalam ruang
tertentu. Pada setiap titik P dalam ruang, kita dapat mengukur gaya pada muatan uji kemudian
mendefinisikan medan listrik menjadi gaya yang bekerja pada muatan uji dibagi q0
(Hayt,2006).
𝐹
E = 𝑞 ……(1)
0

Dalam konsep medan listrik pengertian potensial listrik (V) merupakan energi potensial
listrik (Ep) per satuan muatan, hubungan antara gaya dengan energi potensial dapat dijelaskan
dengan persamaan :
𝛥𝑉
E = − 𝛥𝑠 ….(2)

Menunjukkan bahwa medan listrik berhubungan dengan laju potensial dari suatu titik
ketitik yang lain dalam ruang, semakin besar perubahan potensial listrik maka akan semakin
besar medan listrik pointing sepanjang perpindahan, begitu juga sebaliknya jika potensial
listrik konstan maka medan listrik tidak dapat menunjukan arah perpindahan tersebut (Paul,
1982).
Daerah diantara dua konduktor tertentu dengan potensial listrik masing-masing permukaan
diketahui sebagai syarat batas maka akan diperoleh garis-garis medan atau juga dinamai gaya
garis listrik dari bidang-bidang ekipotensialnya. Bidang ekipotensial adalah suatu bidang yang
potensial listriknya sama disemua titik pada bidang itu. Garis-garis medan listrik dengan
bidang ekipotensial adalah saling tegak lurus satu sama lain. Untuk mendapatkan distribusi
potensial dititik-titik yang tersebar diantara dua permukaan konduktor menggunakan metode
pemetaan (Efendi,2007).
Garis ekipotensial didefinisikan sebagai garis yang menghubungkan semua titik-titik yang
berbeda pada potensial listrik yang sama, karena energi potensial tidak berubah saat muatan
uji bergerak pada permukaan ekipotensial. E harus tegak lurus terhadap permukaan pada setiap
titik. Jadi, gaya listrik q0.E selalu tegak lurus terhadap perpindahan muatan yang bergerak
diatas permukaan garis medan dan permukaan ekipotensial selalu tegak lurus. Pada umumnya
garis medan berupa kurva, dan ekipotensial merupakan permukaaan kurva. Untuk kasus
khusus dari medan seragam yang mana garis medan lurus, sejajar dan memenuhi ruang,
ekipotensial sejajar bidang, tegak lurus terhadap garis medan (Giancolli,2001).

IV. METODE PENELITIAN


4.1 Alat dan Bahan
a. Baterai yang berfungsi sebagai sumber daya atau tegangan yang mengalirkan listrik ke
konduktor
b. Elektroda sebanyak 4 buah yang berupa 2 buah baut, lempengan, dan lingkaran besi
yang berfungsi sebagai konduktor yang mengalirkan arus dari baterai ke medium air
c. Nampan berisi air secukupnya dimana air di sini berfungsi sebagai medium perambatan
d. Multimeter yang berfungsi untuk mengukur potensial listrik
e. Kabel Penjepit berfungsi untuk untuk menghubungkan rangkaian
f. Millimeter block berfungsi sebagai pengukur titik koordinat
4.2 Gambar Rangkaian Alat

(Gambar 1. Rangkaian percobaan Ekuipotensial)


4.3 Langkah Kerja

(Gambar 2. Diagram alir percobaan Ekuipotensial)

V. DATA PERCOBAAN
Vout = 9.2 Volt
5.1 Tabel Data Variasi Elektroda Titik dengan Titik
x\y (x10-2 m) 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
2 3.7 V 3.7 V 3.7 V 3.7 V 3.7 V 3.7 V 3.8 V 3.9 V 3.9 V 3.9 V
4 3.7 V 3.7 V 3.6 V 3.6 V 3.7 V 3.7 V 3.8 V 3.9 V 4V 4V
6 3.8 V 3.7 V 3.6 V 3.5 V 3.5 V 3.6 V 3.8 V 4V 4V 4V
8 3.9 V 3.7 V 3.5 V 3.3 V 3.3 V 3.6 V 3.8 V 4V 4.1 V 4.2 V
10 4.1 V 3.8 V 3.5 V 2.9 V 2.9 V 3.6 V 4V 4.2 V 4.3 V 4.3 V
12 4.4 V 3.9 V 3.9 V 3.2 V 3.3 V 3.9 V 4.3 V 4.5 V 4.4 V 4.5 V
14 4.7 V 4.2 V 4.6 V 4.5 V 4.6 V 4.6 V 4.7 V 4.8 V 4.6 V 4.8 V
16 5V 4.7 V 5.3 V 5.7 V 5.7 V 5.3 V 5.2 V 5.1 V 4.9 V 5V
18 5.3 V 5.2 V 6V 7V 6.9 V 5.8 V 5.5 V 5.4 V 5.1 V 5.2 V
20 5.6 V 5.6 V 6.1 V 6.6 V 6.6 V 6V 5.8 V 5.6 V 5.4 V 5.4 V
22 5.7 V 5.8 V 6.1 V 6.3 V 6.2 V 6V 5.8 V 5.7 V 5.5 V 5.5 V
24 5.7 V 5.8 V 6V 6.1 V 6V 5.9 V 5.8 V 5.7 V 5.6 V 5.6 V
26 5.8 V 5.8 V 5.9 V 6V 5.9 V 5.8 V 5.8 V 5.7 V 5.7 V 5.6 V
28 5.8 V 5.8 V 5.9 V 5.9 V 5.8 V 5.8 V 5.8 V 5.7 V 5.7 V 5.6 V
30 5.8 V 5.8 V 5.8 V 5.9 V 5.8 V 5.8 V 5.8 V 5.7 V 5.7 V 5.6 V

5.2 Tabel Data Variasi Elektroda Lingkaran dan Lempengan


x\y (x10-2 m) 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
2 1.5 V 1.4 V 1.4 V 1.3 V 1.3 V 1.4 V 1.4 V 1.5 V 1.5 V 1.6 V
4 1.6 V 1.5 V 1.4 V 1.3 V 1.3 V 1.3 V 1.4 V 1.5 V 1.6 V 1.7 V
6 1.7 V 1.5 V 1.3 V 1.2 V 1.1 V 1.2 V 1.3 V 1.5 V 1.7 V 1.8 V
8 1.9 V 1.6 V 1.2 V 1V 1V 1V 1.2 V 1.6 V 1.8 V 2V
10 2.2 V 1.7 V 1.2 V 1.1 V 1.1 V 1.1 V 1.1 V 1.7 V 2.1 V 2.3 V
12 2.6 V 2.1 V 1.4 V 1.2 V 1.2 V 1.2 V 1.1 V 2V 2.6 V 2.8 V
14 3.4 V 2.9 V 2.2 V 1.2 V 1.3 V 1.3 V 2V 2.9 V 3.4 V 3.5 V
16 4.4 V 4.2 V 3.9 V 3.2 V 2.6 V 3V 3.9 V 4.3 V 4.5 V 4.5 V
18 5.4 V 5.6 V 5.9 V 5.8 V 5.7 V 5.9 V 6.1 V 6.1 V 5.6 V 5.5 V
20 6.3 V 7.1 V 7.9 V 8.5 V 8.4 V 8.4 V 8.7 V 7.4 V 6.6 V 6.2 V
22 6.9 V 7.6 V 8.3 V 8.6 V 8.6 V 8.5 V 8.3 V 7.7 V 7.1 V 6.8 V
24 7.2 V 7.6 V 8V 8.2 V 8.3 V 8.2 V 8V 7.7 V 7.4 V 7.2 V
26 7.3 V 7.6 V 7.9 V 8V 8.1 V 8V 7.9 V 7.7 V 7.5 V 7.4 V
28 7.4 V 7.6 V 7.8 V 7.9 V 8V 7.9 V 7.8 V 7.7 V 7.6 V 7.5 V
30 7.5 V 7.6 V 7.7 V 7.8 V 7.9 V 7.8 V 7.8 V 7.7 V 7.6 V 7.5 V
VI. ANALISA DATA

Potensial listrik adalah usaha yang diperlukan untuk memindahkan suatu muatan sebesar
1 satuan dari tak hingga menuju titik tertentu. Percobaan ini dilakukan pada dua konduktor yang
bermuatan listrik untuk mencari besar potensial listrik dan arah medan listriknya. Daerah diantara
dua konduktor tertentu dengan potensial listrik masing-masing permukaan diketahui sebagai syarat
batas maka akan diperoleh garis-garis medan dari bidang ekipotensial. Bidang ekipotensial adalah
suatu bidang yang potensial listriknya sama disetiap titik pada bidang tertentu. Sedangkan garis
ekipotensial yaitu garis yang menghubungkan titik-titik yang memiliki potensial yang sama.

Prinsip percobaan ini adalah dengan menginjeksikan arus listrik kedalam air dari batu
baterai dengan tegangan 9,2 Volt. Digunakannya media air yaitu karena bersifat homogen dan
isotropis sehingga jika diinjeksikan arus (I) melalui sebuah elektroda tunggal, maka arus listrik
tersebut akan menyebar ke segala arah dalam permukaan-permukaan ekuipotensial. Elektroda
dimasukkan dalam air dengan posisi tetap kemudian elektroda yang satunya dihubungkan dengan
probe positif pada multimeter dengan catatan elektroda ini dapat dipindah-pindah bagian yang
telah ditentukan. Kemudian probe negatif multimeter diletakkan satu tempat dengan probe negatif
dari batu baterai. Ketika elektroda geser dimasukkan dalam air maka beda potensial akan terbaca
multimeter.

Pada percobaan pertama, elektroda yang digunakan adalah titik dengan titik yang
diletakkan pada titik positif (18,9) dan titik negatif (11,9). Pengambilan data beda potensial
dimulai dari titik (2,2) sampai dengan titik (30,20), sehingga diperoleh 150 titik potensial yang
beragam. Dari data tersebut, diperoleh grafik kontur sebagai berikut:
(Gambar 6.1 Kontur Ekipotensial Titik dengan (Gambar 6.2 Kontur Ekipotensial Titik
Titik Menggunakan Suffer) dengan Titik Menggunakan Origin)
Dari kedua gambar diatas, dapat kita lihat bahwa gambar kontur menggunakan suffer terdapat garis
medan listrik, sedangkan pada gambar kontur menggunakan origin tidak ada sehingga dibuat
secara manual dengan cara menggaris dibagian pinggir lapisan dan memberi panah dengan arah
tegak lurus garis disetiap lapisan bidang. Dari gambar kontur yang diperoleh terlihat bahwa garis
medan listrik keluar dari muatan positif dan masuk ke muatan negatif.

Pada percobaan kedua digunakan elektroda berbentuk lempengan dan lingkaran yang
diletakkan pada titik positif (20,5) dan titik negatif (11,14). Pengambilan data beda potensial
dimulai dari titik (2,2) sampai dengan titik (30,20), sehingga diperoleh 150 titik potensial yang
beragam. Dari data tersebut, diperoleh grafik kontur sebagai berikut:

(Gambar 6.3 Kontur Ekipotensial Lempengan (Gambar 6.4 Kontur Ekipotensial Lempengan
dengan Lingkaran Menggunakan Suffer) dengan Lingkaran Menggunakan Origin)
Dari kedua gambar diatas, dapat kita lihat bahwa gambar kontur menggunakan suffer terdapat garis
medan listrik, sedangkan pada gambar kontur menggunakan origin tidak ada sehingga dibuat
secara manual dengan cara menggaris arah tegak lurus disetiap bidang. Dari gambar kontur yang
diperoleh terlihat bahwa garis medan listrik keluar dari muatan positif dan masuk kedalam muatan
negatif.

Berdasarkan kedua percobaan diatas dapat diketahui bahwa terdapat dua titik yaitu positif
dan negatif, yang mana garis medan listriknya mengarah keluar dari muatan positif menuju muatan
negatif. Bidang ekipotensial semakin sempit ketika kedua muatan tersebut didekatkan dan semakin
meluas hanya jika satu muatan yang mempengaruhi medan. Hal ini karena dua muatan yang
berbeda saling didekatkan maka beda potensialnya sangat jauh sehingga ketika digambarkan setiap
beda potensial pada daerah ekipotensial akan semakin sempit dan begitu pula sebaliknya. Selain
itu diketahui juga jika probe positif multimeter didekatkan pada elektroda positif maka nilai
tegangannya juga semakin tinggi dan jika didekatkan dengan elektroda negatif nilai tegangannya
semakin rendah. Hal ini disebabkan medan listrik disekitar elektroda positif lebih besar daripada
medan listrik disekitar elektroda negatif sehingga dapat diketahui bahwa medan listrik memiliki
hubungan dengan beda potensial listrik, yaitu semakin besar medan listrik maka akan semakin
besar pula beda potensial listriknya yang sesuai dengan persamaan :

𝛥𝑉
E = − 𝛥𝑠

VII. KESIMPULAN
7.1 Potensial listrik di sekitar dua konduktor yang sama dan bermuatan listrik akan membentuk
suatu wilayah tertentu yang memiliki nilai potensial listrik yang sama.
7.2 Garis ekuipotensial adalah garis yang menghubungkan titik-titik berbeda pada potensial
yang sama. Semakin besar medan listrik maka beda potensialnya juga semakin besar
sehingga bidang ekipotensialnya semakin sempit.

20

18 7.000

6.488

16 5.975

5.463

14 4.950

4.438

12 3.925

3.412
B1

10 2.900

2
5 10 15 20 25 30
A1

(Gambar 7.2.1 Contur Bidang Ekipotensial Titik dengan Titik)


20

18 8.700

7.738

16 6.775

5.813

14 4.850

3.887

12 2.925

1.962

B1
10 1.000

2
5 10 15 20 25 30
A1

(Gambar 7.2.2 Contur Bidang Ekipotensial Lempengan dan Lingkaran)

7.3 Garis ekuipotensial tegak lurus dengan arah medan listrik yang ditentukan dari perbedaan
muatan.
7.4 Medan listrik dan beda potensial listrik memiliki hubungan yang berbanding lurus,
sehingga jika beda potensial listrik pada suatu titik semakin besar, maka medan listriknya
juga semakin besar. Dimana sesuai dengan persamaan :
∆𝑉
𝐸=
𝑠
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Rustom. 2007. Medan Elektromagnetik Terapan. Jakarta: Erlangga.
Giancolli, Douglas C. 2001. Fisika. Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kanata, Bulkus dan Teti Zubaidah.2008. Aplikasi Metode Geolistrik Jenis Konfigurasi
Wenner. Jakarta:Erlangga.
Paul, Clinton. 1982. Introduction to Electromagenic Fields. New York: Mc Graw-Hill inc.
Sutrisno.1983.Fisika Dasar (Listrik, Magnet dan Thermofisika).Bandung:ITB.

Mengetahui, Surakarta, 15 Desember 2018


Asisten Praktikum Praktikan

Mela Budiani Septianingsih Rusdiana Fa’afuza Laili


IX. LAMPIRAN
9.1 Gambar Rangkaina Alat Percobaan

(Gambar 9.1 Rangkaian Alat Percobaan Ekipotensial Titik dengan Titik)

(Gambar 9.2 Rangkaian Alat Percobaan Ekipotensial Lempengan dengan Lingkaran)

Anda mungkin juga menyukai